24. Bad Kai!
Chapter 24 ~
Mata Seulgi berbinar begitu melihat panggilan masuk diponselnya. Dia berusaha melepaskan diri, dan terus bergerak. Namun sayangnya, setiap pergerakkan yang dia lakukan akan semakin membuatnya kesakitan.
Pikiran dan tubuhnya tidak sejalan. Dia berpikir dia harus segera membebaskan diri dan mencari bantuan untuk menyelamatkan Hyera. Dia tidak tau bagaimana nasib Hyera jika terlalu lama bersama Kai.
Seulgi menggerakkan kakinya lalu menjawab panggilan masuk dari Jungkook dengan jempol kakinya.
"Ya! Kang Seulgi, kau dimana? Kenapa aku tidak menemukanmu disini?"
"J-jungkook, tolong aku..."
"Tolong? Tolong apa maksudmu? Kau sedang berada dimana?"
"Kumohon jangan terlalu banyak bertanya. Ini sangat sakit..."
"Arra. Kirimkan dimana lokasimu sekarang!"
Pip.
Seulgi mematikan sambungan panggilan tersebut dan langsung mengirim lokasinya saat ini pada Jungkook. Dia berharap Jungkook dapat menolongnya.
.
Ditempat yang berbeda, namun tidak terlalu jauh, terlihat seorang pemuda bersurai maroon baru tersadar dari tidur panjangnya. Dia memandangi tempat disekitarnya. Dan sejurus kemudian, dia dapat menyadari bahwa dia sedang disandra.
"Apa ini?"
Yoongi berusaha melepaskan diri dari sana dengan segenap tenaga yang dia punya. Untungnya beberapa saat kemudian dia berhasil. Dia juga baru teringat pada Hyera. Seharusnya sekarang dia sedang bersama Hyera. Lalu kemana dia?
Yoongi mencari jalan keluar dari tempat ini sambil menghubungi Hyera. Yoongi heran, kenapa sekarang dia malah berada disebuah rooftop?
Bugh!
Yoongi kaget. Ketika dia berbalik, malah dihadiahi sebuah pukulan. Apalagi pukulan tersebut dari Taehyung.
Yoongi terdiam tidak bergerak. Masih diposisi yang sama begitu pukulan tersebut telak di pipinya.
Merasa tidak ada tanggapan dari Yoongi, Taehyung kembali melanjutkan aksinya untuk menghabisi Yoongi.
Pada awalnya Yoongi diam tidak membalas. Karena dia mengerti mungkin saja Taehyung melakukan ini sebagai ajang pelampiasan amarahnya padanya mengingat Taehyung telah kalah untuk yang kedua kalinya. Sesuai dengan apa yang pernah dia ucapkan.
Tetapi Yoongi tidak dapat menahannya lebih lama. Akhirnya dia membalas serangan Taehyung dan berhasil membuat pria tersebut terlempar. Nara yang melihat pertunjukkan itu pun tersenyum penuh kemenangan.
"Kau kenapa lagi?!"
"Tidak perlu bertingkah bodoh, berengsek. Kau juga harus mati hari ini." Taehyung melemparkan sebuah kursi yang bertumpukkan disana. Untung saja Yoongi berhasil mengelak. Sebenarnya Yoongi tidak mengerti ini. Kenapa Taehyung menyerangnya, sementara dia sendiri tidak sedang bersama Hyera.
"Nara, Hyera, dan sekarang Jimin. Kau berurusan denganku, tapi kenapa kau menjadikan Jimin sebagai kambing hitam?! Keparat!"
Lagi-lagi Taehyung lepas kendali. Matanya berkilat marah. Emosinya tidak dapat terkontrol. Sepertinya dia sangat ingin membunuh Yoongi sekarang juga. Yoongi yang tentu saja tidak merasa bersalah pun mengelak dan membalas pukulan Taehyung.
Namun sepertinya dewi fortuna tidak berpihak pada Yoongi. Dia kewalahan menghadapi Taehyung dan amarahnya itu. Sekarang nyawa Yoongi berada diujung tanduk. Jika tidak berpegangan pada lantai, dia akan jatuh dan mati.
"Menjadikan Jimin sebagai kambing hitam apa maksudmu?!"
"Kau membunuh Jimin, bajingan!" Taehyung menginjak kedua tangan Yoongi. Yoongi mengerang namun mencoba bertahan pada pegangannya.
"Berengsek! Aku tidak melakukannya! Kenapa kau jadi me-"
"Hentikan itu Taehyung!"
"Seulgi?"
Seulgi berjalan pincang dibantu oleh Jungkook. Dia datang menghampiri Taehyung, Yoongi, dan juga Nara disana. Jungkook juga sempat heran kenapa ada Nara disana. Yoongi dan Taehyung juga kaget begitu melihat keadaan fisik Seulgi yang miris.
"Yoongi tidak bersalah. Semua ini karena jalang sialan ini dan pria gila, Kim Kai!"
"Maksudmu?"
"Seperti yang kau ketahui, Kim Kai bukanlah orang baik. Dia dan jalang inilah yang telah melakukan ini semua! Kai yang telah membunuh Jiminku, hiks hiks." Jungkook yang berada disamping Seulgi langsung menenangkan gadis itu.
"Taehyung, ayo selamatkan Yoongi dari sana sebelum pertahanannya berakhir. Ini bisa berbahaya!"
Jika bukan Seulgi yang mengatakan bukan Yoongi si pembunuh Jimin, maka Taehyung tidak akan percaya. Tidak mungkin Seulgi berbohong padanya perihal pembunuh kekasihnya.
Sekarang tatapan Taehyung beralih ke Yoongi yang berada dibawah sana. Sesungguhnya dia sangat tidak ingin menolong Yoongi. Setiap hari kebenciannya pada Yoongi semakin bertambah.
"Taehyung, dengarkan aku. Kau tidak bisa terus-terusan begini. Jika Hyera memutuskan hubungannya denganmu, kau tidak bisa menyalahkan Yoongi. Sepenuhnya itu adalah keputusan dari Hyera sendiri. Kau tidak bisa memaksakan perasaan seseorang. Pasal kau dan Nara, bukankah Yoongi juga tidak mengetahui Nara adalah kekasihmu saat itu? Taehyung kumohon, Yoongi adalah temanmu. Sahabatmu. Dan selamanya akan begitu." Kalimat panjang dari kakaknya beberapa hari yang lalu kembali terngiang-ngiang ditelinganya.
"Yak! Berhati-hatilah jika sedang berjalan. Kau bisa terjatuh nantinya." Memori singkat saat Yoongi menolongnya pun kembali terbesik dibenaknya. Suatu keajaiban, tangan Taehyung tergerak untuk menolong Yoongi.
Semuanya menghembuskan napas lega begitu melihat Yoongi selamat dan dibantu oleh Taehyung sendiri. Terkecuali Nara. Dia tampak risau dan khawatir akan rencananya yang gagal. Dengan segera dia mengeluarkan ponselnya untuk memberi kabar pada Kai.
"Kalian berdua, sekarang selamatkan Hyera! Hyera dalam bahaya! Dia sedang bersama Kai!" Yoongi dan Taehyung mengumpat kasar secara bersamaan. Betapa bodohnya mereka baru menyadari hal itu.
"Kemana dia membawa Hyera?"
"Aku juga tidak tahu. Mungkin kalian bisa menemukan keberadaan Hyera menggunakan GPS." Tidak mau membuang waktu terlalu lama, Taehyung dan Yoongi pun berlari keluar segera menyelamatkan Hyera dari kukuhan pria setan tidak berotak, Kim Kai.
Nara mendesis pelan karena sedari tadi panggilannya tidak dijawab Kai. Seulgi yang menyadari hal tersebut pun kembali emosi.
Plak!
"Kau kenapa?!"
"Kau licik! Dasar jalang!"
"Ya, aku memang jalang. Lalu kenapa? Kau ingin menyalahkanku atas kematian kekasih tercintamu itu?"
"Berengsek!" Diluar kendali, Seulgi menjambak rambut Nara sekuat tenaga. Ia bermaksud untuk segera mengakhiri hidup Nara. Jungkook yang menyaksikan hal tersebut kewalahan untuk melerainya.
Tanpa Jungkook sadari, Nara dan Seulgi telah berada diperbatasan. Jika dibiarkan, mereka berdua akan terjatuh.
"Seulgi, Nara hentikan!"
Seulgi benar-benar tidak dapat menahannya lagi. Dia merasa hidupnya telah hancur karena kematian Jimin. Apalagi mengingat Nara dan Kai lah pembunuhnya. Seulgi sangat dendam pada mereka berdua. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong Nara dari rooftop dan terjatuh.
Jung Nara tewas dibawah sana dalam keadaan yang cukup mengenaskan.
.
Hyera's pov.
Tubuhku terasa melayang dan bergerak diluar kesadaranku. Apakah aku sedang berada diroket? Bukan. Tidak mungkin aku berada diroket, sementara kedua telingaku menangkap suara bising. Dentuman keras musik kekinian, dan kekehan dari banyak orang. Sejak kapan dibulan ada club? Sepertinya seseorang sedang menggendongku.
Kepala dan mataku terasa memberat, membuka mataku saja aku tidak mampu. Bagaimana caranya aku bisa menyadari apa yang telah terjadi padaku? Dan siapa yang sedang menggendongku ini? Dia akan membawaku kemana?
Kurasakan tubuhku berhenti bergerak melayang untuk sesaat, dan sepertinya kami telah menjauhi suara bising tadi. Sepersekon kemudian, aku mendengar suara pintu terbuka. Sebentar, sepertinya aku tau kemana aku dibawa.
Tubuhku mendarat disebuah ranjang lembut nan empuk. Aroma mint ruangan ini menusuk kedalam hidungku. Perasaan resah bertebaran didada ku. Apa yang sedang terjadi?
Aku memberanikan diri membuka kedua kelopak mataku walau sebenarnya terasa amat berat. Aku mengamati setiap sudut ruangan ini. Tidak, maksudku kamar. Kamar yang cukup luas dengan nuansa cukup unik. Namun anehnya, aku tidak mendapati seorang pun disini. Aku sendiri.
Tidak, aku tidak sedang berhalusinasi. Aku merasa bahwa tadi tubuhku melayang, itu nyata. Mataku kembali bergerak menelusuri ruangan ini. Sehingga perhatianku tersita pada stiker kecil yang ada sudut dinding, bertuliskan 'V - Y.K'.
"V - Y.K?" Gumamku pelan.
Aku mencoba mengajak kepalaku berkerja sama untuk berpikir sejenak mengenai stiker ini. Sebentar, sepertinya aku pernah melihat stiker ini. V - Y.K? Bukankah itu nama panggilan Taehyung dan Yoongi saat berada didunia malamnya? Ya, Taehyung pernah memberitahukannya padaku. Itu berarti aku sedang berada di club milik Yoongi dan Taehyung? Dan argh, kepalaku terasa sangat berat untuk memikirkan hal itu.
Tubuhku hampir saja kembali ambruk jikalau seseorang ini tidak menahan tubuhku. Aku mendengar ia terkekeh, dan dapat kucium aroma maskulin dari tubuhnya. Aku memegangi kepalaku yang sakit, namun ia menepis tanganku. Sepersekon kemudian, pandanganku yang tadinya mengabur kembali gelap. Dia menutup mataku dengan penutup mata.
"Kau mau apa? Siapa kau? Kenapa kau membawaku kemari?" Aku berteriak seraya meronta - ronta berharap ia mau melepaskanku dari sini.
Namun hasilnya nihil. Ia kembali terkekeh. Parahnya, ia menempelkan dada bidangnya kepunggungku, memelukku dari belakang. Dapat kupastikan, pria ini tengah bertelanjang dada. Sial, tubuhku bergetar karna dadanya yang terasa hangat.
"Lepaskan aku! Kumohon ahjusshi, lepaskan aku ... " Suaraku terdengar melemah. Aku benar - benar lelah dan kehabisan tenaga. Nyaliku seketika menciut.
Bulu kudukku berdiri begitu merasakan deruan nafasnya tepat didepan telingaku. Tidak lama kemudian, ia mengecupi perpotongan leherku dan menghisapnya.
"nal pul-eo jwo... " Tubuhku bergetar hebat saat pria ini malah semakin gencar melakukan aksinya meraba tubuhku. Aku benar - benar takut. Mendengar cicitan suaraku, ia kembali terkekeh. Lagi dan lagi. Mungkin melihatku menderita begini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri baginya. Layaknya seperti ahjusshi pedofil yang menyetubuhi anak dibawah umur.
"Ahjusshi, kumohon..."
"Ahjusshi, hm? Just call me daddy for tonight. Hahaha." Dia kembali terkekeh. Sial, ini suara Kai. Aku bahkan baru mengingat tadi dia sedang menyiksa Seulgi. Dan sekarang, dia berniat untuk melecehkanku lagi?
"Lepaskan aku, Kai! Kenapa kau selalu berniat melakukan hal kotor padaku?" Aku menangis sambil meronta-ronta berusaha lepas dari kukuhannya. Lagi-lagi dia terkekeh.
"Hei, tidak perlu terburu-buru. Kau boleh memimpin permainan kita malam ini." Dirty talk. Sial.
Dia tidak mengacuhkanku. Dia merobek kerah bajuku dengan kasar dan mulai mengecupi bahuku yang sudah terbuka. Tubuhku bergetar hebat karena saking takutnya. Aku akan benci pada diriku sendiri jika dia berhasil melecehkanku. Yoongi, kau dimana?!
.
To be continue ~
Hadu, ceritanya makin ga jelas ya. Maafkan diriku jikalau tidak ngefeel:)
Aku sangat mengharapkan votement dari kalian :')
Xoxo, Lilly Chan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top