23. Bitter suprise

Chapter 23 ~
.

Author's pov.

Hyera dan Yoongi telah sampai dirumah Seulgi. Hyera sempat heran kenapa pintu rumah Seulgi terbuka dan terlihat berantakan. Namun dia mencoba untuk tidak peduli akan hal itu. Langsung saja Hyera berlari masuk ke rumah tersebut meninggalkan Yoongi dibelakangnya.
Tanpa Hyera sadari, ada seseorang memukul punggung Yoongi dan berhasil membuat pria itu ambruk tidak sadarkan diri.

"Seulgi, kau dimana? Ayo kita mencari Jimin bersama-sama!"

"Seulgi?"

Hyera berjalan menelusuri setiap tempat dirumah tersebut. Sudah sepuluh menit lamanya dia tidak juga menemukan Seulgi. Dia juga baru menyadari Yoongi tidak lagi ada dibelakangnya.

Yoongi :
Kau duluan saja. Aku sedang ke apartemen karena ada sesuatu hal yang tertinggal. Nanti aku akan menyusulmu.

Hyera berdecak sebal begitu selesai membaca pesan dari Yoongi barusan. Dia kesal karena bisa-bisanya Yoongi meninggalkannya dalam keadaan darurat begini. Dan sampai sekarang dia belum juga menemukan keberadaan Seulgi.

Beberapa saat kemudian, ponsel Hyera berdering. Senyum lega tersungging dibibir Hyera begitu melihat panggilan video masuk dari Seulgi.

Hal yang pertama Hyera lihat adalah Seulgi temannya tengah tersiksa. Hyera membelalakkan matanya begitu melihat pukulan demi pukulan telak mengenai pipi Seulgi. Tubuh Hyera bergetar hebat melihat semua itu. Suhu tubuhnya memanas menadakan emosinya mulai meluap.
"Apa kau menikmati pertunjukkannya, sayang? Hahaha."

"Berengsek! Apa yang kau lakukan pada Seulgiku, hah?"

"Hm? Tidak melakukan apa-apa. Hanya ini saja,"

"Ahk!"

Hyera benar-benar tidak dapat membiarkan ini semua berlangsung lama. Dadanya terasa sangat sesak ketika melihat pemandangan diponselnya. Dimana wajah dan seluruh tubuh temannya telah terluka. Belum lagi tangan besar itu masih belum lepas dari rambut panjang Seulgi.

"Sebenarnya kau mau apa, hah?!" Pemuda itu malah terkekeh keras membuat Hyera semakin geram, ingin segera membunuh pria kejam ituㅡKim Kai.

"Ssttt ... tidak perlu terburu-buru. Aku akan mengirimimu alamatnya. Hahaha."

Pip.

"KEPARAT KAU KIM KAI!"

Hyera berlari cepat hendak menyusul Seulgi. Jarinya juga cekatan untuk menghubungi Yoongi. Dia sangat membutuhkan Yoongi sekarang.

Number your calling is not active. Please wait and call again after few minutes.

"Shit!"
.

"Jika sebelumnya kau mau memenuhi permintaanku, maka aku tidak akan perlu melakukan ini padamu. Maafkan aku sayang."

Gadis ituㅡJung Nara tengah mengelus pelan wajah pria yang sedang dia sandra. Pria itu masih tidak sadarkan karena pengaruh bius yang diberikan Nara beberapa saat yang lalu.

Gadis gila itu kembali mendekat, lebih tepatnya mendekatkan wajahnya. Sejurus kemudian, dia berhasil mengecup bibir tipis pria ituㅡYoongi. Setelah puas, dia melepaskan tautannya dan tertawa penuh kemenangan.

"Kau dimana? Apa kau sudah mengurus Yoongi dan Taehyung?"

Nara berdecak sebal karena merasa terganggu akan panggilan dari Kai.

"Yoongi, sudah ku tangani."

"Lalu Taehyung? Kau jangan lalai! Atau tidak rencanaku akan gagal!"

"Itu urusanku! Lalu bagaimana dengan si jalang murahan itu? Kau sudah mengamankannya?"

"Kau tidak perlu meragukanku. Sebentar lagi, segala yang ku inginkan selama ini akan terwujud.

"Excellent!"

Pip.

Senyum menyeringai tercetak jelas dibibirnya. Sepersekon kemudian, dia melangkah pergi meninggalkan Yoongi yang terduduk tak sadarkan diri dengan keadaan tubuh terikat.
.

"Hentikan! Ahk, sakit..." Seulgi menjerit kesakitan karena Kai masih saja menyiksanya menggunakan ikat pinggang pria itu. Kai menghentikan aksinya, kembali menarik kasar rambut gadis itu agar bisa menoleh padanya.

"Dimana kau menyembunyikan J-jiminku?" Kai tertawa miring, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Seulgi lalu berkata,

"Aku telah mengirimnya ke neraka." Gelak tawa Kai kembali menggelegar. Sementara Seulgi yang mendengar langsung meronta-ronta agar dapat melepaskan diri dari sana.

"Ahk..."

"Kenapa hm? Sakit? Salahkan temanmu Kim Hyera."

Plak!

Satu tamparan telak mengenai pipi gadis itu. Dia kembali menangis kesakitan. Kai yang melihat itu semakin memperbesar tawanya. Namun tawanya terhentikan saat mendengar sebuah suara dari luar tempat itu.

"Seulgi? Kau dimana?" Suara Hyera dari luar sana menghentikan pergerakkan Kai. Langsung saja dia berlari bersembunyi dari sana.

"Seulgi!" Hyera membesarkan kedua bola matanya karena sangat terkejut mendapati keadaan temannya sangat buruk.

"Seulgi, kenapa bisa sampai begini? Apa yang terjadi? Hiks." Langsung saja Hyera berusaha untuk membebaskan temannya tersebut. Seulgi menggeleng lemah mencoba untuk menyuruh Hyera pergi.

"Hyera, kau harus pergi dari sini. Sebelum terlambat. Aku tidak apa-apa..."

"Tidak Seulgi, sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Aku sudah datang kemari dan tidak mungkin aku pergi begitu saja. Yang benar saja."

"Kau bersama dengan Yoongi, bukan?" Hyera menggeleng. Tangannya sangat cekatan namun juga bergetar ketika membuka tali yang meliliti Seulgi. Dia sangat tidak tega membiarkan sahabatnya tersiksa begini.

"Aku sendiri, nanti dia datang menyusul untuk me-"

Plok. Plok. Plok.

Suara tepuk tangan tersebut menghentikan pergerakkan Hyera. Seulgi yang kembali melihat Kai langsung menunjukkan ekspresi layaknya orang trauma.

"Gadis yang cukup berani." Pria itu lanjut bertepuk tangan. Hyera menatap sini pada Kai, lalu kembali berusaha melepaskan ikatan tali yang meliliti Seulgi. Kai yang melihat itu tanpa ragu menepis Hyera dengan kasar, sampai gadis itu terpelanting jauh.

"Akh!" Kai kembali tertawa penuh kemenangan, menghampiri Hyera yang kesakitan diseberang sana. Hyera mendongak begitu melihat sepasang kaki telah berdiri didepannya.

"Hyera, kumohon larilah!" Lirih Seulgi lemah.

Prang!

Sebatang besi yang dilemparkan Kai barusan tepat mengenai lutut Seulgi. Tangisan Seulgi semakin menjadi-jadi karena saking kesakitannya. Lututnya mengeluarkan darah. Hyera benar-benar geram melihat tindakan Kai. Berusaha dia bangkit untuk melawan pria kejam itu.

"Sebebarnya apa yang kau inginkan?! Bukankah awalnya kau berurusan hanya denganku? Kenapa sekarang kau membawa temanku juga?! Kau-"

Plak!

Hyera terdiam. Dengan spontan dia mengeluarkan cairan bening tersebut dari kelopak matanya. Dia sangat tidak habis pikir, pria ini sangat kejam. Dia bahkan tidak pernah mengenal pria ini, tetapi kenapa dia tampak memiliki dendam yang terselubung padanya?

Ingin sekali rasanya dia melawan dan menampar balik pria setan di depannya ini. Tetapi dia tidak mau membuang-buang waktu. Dia harus segera menyelamatkan Seulgi.

Namun sayangnya usahanya gagal. Belum sampai dia meraih temannya, dia sudah terkapar pingsan akibat perbuatan Kai. Biusnya bekerja dengan cepat. Kai menyeringai lebar lalu terkekeh besar. Semuanya berjalan dengan lancar.

.

Tampak sepasang kaki dan seorang pria berperawakan tinggi tengah terdiam. Dia terdiam membiarkan semilir angin menerpa wajah tampannya. Dia memandang sendu pada aliran sungai han yang tenang. Memorinya ketika bersama Hyera kembali terputar.

"Terima ini!"

"Yak hentikan! Aku bisa basah."

"Omo? Basah? Lalu kau pikir aku akan berhenti begitu saja setelah kau yang memulai menyiramku? Terima ini, rasakan!"

"Astaga Hyera, hahaha. Percikan air itu membuatku geli."

"Kau bilang apa? Aku tidak dengar!"

"Hyera, hentikan sebelum aku menerkammu karena melihat tubuhmu yang sangat seksi itu."

"Yak! Kim byuntae!"

Pria tersebut yang tidak lain adalah Taehyung tertawa kecil begitu kembali mengingat kenangan manisnya dengan Hyera. Namun sejurus kemudian, tatapannya kembali sendu saat mengingat bagaimana hubungannya dengan Hyera.

"T-taehyung!" Merasa terpanggil, sang empunya nama pun berbalik.

"Nara? Ada apa?" Nara menangis sambil menggigit kecil jari telunjuknya. Bersandiwara di depan Taehyung. Sama berbahayanya dengan Kai.

"J-jimin..."

"Jimin? Kenapa dia? Kau mengenalnya?"

"Ah itu ... Yoongi..." Taehyung heran seolah bertanya ada apa dengan gadis ini? Barusan dia menyebut nama Jimin, dan sekarang Yoongi?

"Ada apa?! Berbicaralah dengan jelas!"

"Mereka..."

Drrttt... Drrttt... Drrttt...

"Ya, kenapa Jungkook?"

"Taehyung! Ini gawat! Apa kau sudah mendengar beritanya?!"

"Berita apa?"

"Jimin ditemukan meninggal dunia di salah satu kamar mandi di kampus. Terdapat banyak tusukkan diperutnya. Benar-benar sangat mengerikan!" Seakan dilempari granat, amarah Taehyung lepas kandas meluap hingga ubun-ubun. Dia kaget bukan main begitu mendengar berita buruk tentang temannya.

"Bicara apa kau berengsek?!"

"Aku tidak sedang berbohong. Jika kau tidak percaya, sekarang datanglah ke kampus. Disini masih banyak orang. Kau akan melihatnya sendiri. Tapi anehnya, aku tidak menemukan Seulgi disini."

"Jika kau sedang berbohong padaku, bisa kupastikan kau akan tinggal nama besok."

"Yak, kenapa kau jadi berkata seperti itu pada-"

Pip.

"Kenapa? Dia bilang apa?" Nara sempat terkejut melihat kedua mata Taehyung yang sangat memerah. Taehyung juga tampak stress.

"Jimin meninggal."

"Itu dia- hiks, yang ingin kuberi tahu padamu. Jimin meninggal, dan Yoongilah yang melakukannya. Hiks." Taehyung berbalik, matanya berkilat marah.

"Apa?!"

.

To be continue ~

Yolo yolo apa ini? Udah singkat, gaje lagi :). Maafkan diriku. Akhir-akhir ini aku kebanyakan mentok idenya dalam menulis :').

Walaupun begitu, bolehkah aku tetap mendapatkan votement dari kalian? Itung-itung lagi nyemangatin gitu :').

Xoxo, Lilly Chan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top