21. Crying in the rain
Chapter 21 ~
.
Author's pov.
Sudah berjam-jam lamanya pemuda itu masih setia berdiri di depan rumah tersebut. Guyuran hujan tidak ia pedulikan. Pemuda ituㅡKim Taehyung yang sudah berkali kali mencoba menghubungi gadisnya. Tetapi hasilnya nihil.
Taehyung tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia tidak tahu keberadaan Hyera. Sementara dia amat merindui gadisnya itu dan sangat merasa bersalah juga telah reflek memukulnya. Berdiam diri, menunggui Hyera di depan rumah lamanya ternyata tidak membuahkan hasil.
"ARGH! SEKARANG AKU HARUS BAGAIMANA LAGI? OH GOD!" Lelaki itu mengerang kuat dan sekarang ban mobilnya menjadi pelampiasannya.
Dia mengeluarkan ponselnya, berniat untuk menghubungi Seulgi. Barang kali Seulgi tau dimana keberadaan Hyera. Tidak dijawab. Bisa dipastikan dia sedang menghabiskan waktunya bersama Jimin.
Akhirnya, Taehyung memutuskan masuk ke mobilnya. Ya, mencari Hyera. Apalagi disaat bayangan wajah Hyera bersama Yoongi terbesik dibenaknya.
.
Taehyung masih setia menghubungi Hyera, disaat sedang menyetir sekalipun. Titik fokusnya terbagi dua ketika melihat seorang gadis tengah berhujan-hujanan diseberang sana. Dia mengerutkan keningnya, menghentikan aktivitasnya menghubungi Hyera, dan keluar dari mobil.
"Kau jahat Yoongi! Aku rela mengorbankan segalanya demi kau! Dan kau dengan mudahnya meninggalkan dan mencampakkanku! Kau jahat! Hiks hiks..."
Isak tangis gadis itu masih terdengar jelas ditelinga Taehyung, di sela-sela hujan sekalipun. Gadis itu terlihat rapuh, putus asa. Dia terus berjalan menerjang ditengah hujan dengan pandangan kosong.
Gadis itu, Jung Nara. Ya, Taehyung yakin itu sekalipun dia tidak melihat jelas. Ada sedikit rasa iba dihatinya melihat kerapuhan Nara. Entah kenapa, hujan ini mengingatkan Taehyung pada masa lalunya. Dimana saat itu dia masih bersama dengan Nara. Dulu, dia juga sering menghilangkan rasa penat pada dirinya bersama Nara ditengah hujan. Membiarkan air hujan tersebut menerpa wajah keduanya.
Namun sayangnya semua itu hanyalah tinggal kenangan. Kemanisan tersebut tergantikan dengan luka semenjak Yoongi menghancurkan segalanya. Dia tidak pernah mengetahui bahwa mainan yang dimaksud Yoongi saat itu adalah kekasihnya sendiri, Jung Nara.
Berkat penghianatan tersebut, Taehyung bisa kembali memantapkan hatinya untuk tetap berlabuh pada Hyera.
Tin! Tin! Tin!
Suara klakson mobil dari seberang sana membuyarkan lamunan Taehyung. Sekarang Taehyung dapat tersadarkan kembali dan melihat saat ini Nara sedang berada dalam bahaya. Taehyung heran kenapa Nara masih saja diam, tidak menghiraukan suara klakson tersebut.
"Dasar yeoja gila!" Sejurus kemudian, Taehyung berlari sekuat tenaga. Dan untungnya dia berhasil menyelamatkan gadis itu.
"Apa kau sudah gila?!" Gadis itu menoleh, dan menatap orang yang menyelamatkannya dengan tatapan sendu.
"Wae? Kenapa kau mau menyelamatkanku? Harusnya kau membiarkan aku ditabrak oleh mobil tadi! Peduli apa kau padaku?!"
Gadis ituㅡNara, bukannya berterimakasih malah membentak Taehyung. Sementara Taehyung hanya bisa menatap Nara dengan tajam dibawah derasnya hujan tanpa melepaskan pegangannya, sangat dekat.
"Bukankah kau juga menginginkan aku mati? Kau bahkan sangat membenciku kan? Aku tidak mempunyai alasan untuk hidup sekarang, hiks..." Tangisan Nara semakin menjadi-jadi. Diluar kesadaran, Taehyung malah membawa gadis itu ke pelukannya dan membiarkan gadis itu memecahkan tangisannya di dalam pelukannya.
Dua menit masih diposisi yang sama. Sepertinya Taehyung lupa akan niatnya untuk mencari keberadaan Hyera. Dan tanpa mereka sadari, untuk yang kedua kalinya, gadis yang sama tengah mengamati mereka berpelukan dari kejauhan dengan perasaan yang sangat sesak.
.
Hyera's pov.
"Hei, bodoh! Apa kau belum puas menyiksaku? Sudah cukup. Ini sangat berat." Aku tidak memerdulikan keluhan Yoongi disampingku. Aku masih tetap memilih bahan makanan mentah dan beberapa perlengkapan untuk kami diapartemen baru. Ya, aku memutuskan untuk mengambil jalan aman. Menghindari Kai, dan Yoongi menyetujuinya.
"Kau tidak mendengarkanku? Sudah cukup, ini berat." Aku memutar bola mataku dengan malas, lalu berbalik dan menatapnya. Apa-apaan dia? Begini saja dia bilang berat? Lagipula dia hanya perlu mendorong keranjangnya.
"Omo? Berat? Yasudah, biar aku saja yang mendorong." Aku mengambil alih dorongan keranjangnya, namun Yoongi malah menahanku.
"Kau ini hanyalah seorang gadis lemah. Jadi tidak perlu sok kuat. Aku ini lelaki. Sudah pasti tenagaku berkali-kali lipat jauh lebih besar daripada tenagamu." Astaga pria ini. Ingin sekali aku memukulkan botol susu ditanganku ke kepalanya. Tadi dia mengatakan semua ini berat. Dan sekarang dia malah meremehkanku lagi ketika aku ingin mendorong keranjang ini? Ck, terserah.
"Oh? Kalian? Apa yang kalian lakukan disini?" Jungkook. Dia menghampiri kami. Kurasa dia juga sedang berbelanja.
"Sedang latihan fitness," Sela Yoongi malas.
"Kau latihan fitness menggunakan keranjang dorong supermarket? Waw fantastic." Dasar bodoh. Sekarang Jungkook malah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil bertepuk tangan kecil. Sedangkan Yoongi, seperti biasa, melemparkan ekspresi datar.
"Jungkook jangan konyol. Apa kau tidak lihat kami sedang berbelanja juga sepertimu?" Jelasku. Jungkook tersenyum dan memamerkan gigi kelincinya.
"Arra, arra. Kenapa kau malah bersama Yoongi? Tidak bersama Taehyung? Apa kau tahu, Taehyung sedang panik mencarimu dari beberapa hari yang lalu."
Aku tertegun sebentar. Taehyung. Bagaimana bisa aku melupakannya setiap aku bersama Yoongi? Ya walaupun Yoongi menyuruhku menjaga jarak darinya dan aku masih sedikit kecewa. Tidak dapat ku bohongi, aku merindukannya. Apalagi mengingat dia masih menyandang status sebagai kekasihku.
Tetapi kenapa dia tidak menghubungiku? Jungkook mengatakan dia mencariku? Astaga, aku baru ingat. Aku sengaja mengganti seluruh akun dan juga nomorku semenjak insiden dua minggu yang lalu. Aku bahkan kehilangan komunikasi dengan Taehyung dari beberapa hari yang lalu semenjak kejadian dilapangan basket waktu itu.
Aku meraba saku celanaku. Ah sial, ponselku tertinggal diapartemen. Yasudah nanti saja. Untung saja aku masih mengingat ID nya.
"Hyera?"
"Kau tidak perlu menyampaikan hal itu padanya."
"Kenapa? Memangnya kau siapa? Taehyung adalah kekasih Hyera, dan juga temanku. Kurasa aku pantas mengatakannya."
"Kau mau mati sekarang juga?" Aku menghentikan niat Yoongi yang tadinya ingin memulai perkelahian disini. Ini ditempat umum, dan aku tidak mau hal itu terjadi. Untung saja Yoongi menghentikan pergerakannya.
"Hm, begitukah? Terimakasih sudah memberitahuku, Jungkook. Nanti aku akan menghubunginya lagi. Yoongi, ayo ke meja kasir. Aku mau pulang."
"Kalian tinggal bersama?" Dengan cepat aku menarik tangan Yoongi ke meja kasir sebelum Jungkook kembali melempariku pertanyaan yang sama.
Pembayaran telah selesai. Tentu saja Yoongi yang melakukannya. Dengan segera aku menarik ujung jaketnya, tidak sabar hendak pulang dan kembali menghubungi Taehyung. Sedikit perasaan bersalah menyelimutiku.
Kulihat diluar sana ternyata hujan. Aku bahkan baru menyadarinya. Dan entah kenapa tiba-tiba perasaanku sangat tidak enak. Feelingku seakaan berkata akan terjadi sesuatu hal yang buruk. Tidak, tidak. Aku berusaha menepis firasat burukku.
"Kau yakin mau pulang? Diluar sana masih hujan. Dan seperti yang kau tahu, kita kemari menggunakan motor."
"Ani. Gwaenchana. Kita lanjut pulang saja. Nanti kita bisa mandi lagi di apartemen."
Yoongi mengangguk menyetujuiku. Kami berjalan menuju parkiran. Pada saat Yoongi sedang mengambil motornya, atensiku tertahankan pada dua orang diseberang sana. Aku menyipitkan kedua mataku sambil terus mendekati mereka tanpa memerdulikan air hujan yang mengenaiku.
Deg!
"Kim Taehyung." Airmataku lolos. Tubuhku bergetar tak berdaya. Seakan ditusuk ribuan jarum, hatiku sangat sakit melihat pemandangan didepanku saat ini.
Kim Taehyung kekasihku tengah berpelukan dibawah derasnya hujan bersama mantan kekasihnya, Jung Nara.
Taehyung yang telah menyadari keberadaanku disini melepaskan pelukannya. Aku tidak dapat menahannya lagi. Dengan segera aku berlari menjauh dari mereka. Namun sialnya Taehyung mengejarku dan berhasil meraih tanganku.
"Hyera, aku bisa-"
PLAK!
Aku menamparnya. Aku tidak percaya Taehyung dengan teganya berkhianat dibelakangku. Disaat aku mulai memafkannya, dia malah kembali menghadiahiku luka yang amat dalam seperti ini. Mataku memerah, airmataku masih saja terus mengalir menyatu dengan guyuran derasnya air hujan.
"Aku tidak percaya kau sejahat ini padaku, Taehyung."
"Hyera tidak seperti yang kau lihat. Ini bisa terjadi karena-"
"Mari kita akhiri saja."
"M-maksudmu?"
"Ya, kita akhiri saja. Kurasa hubungan kita sudah cukup sampai disini. Kau selalu egois melarangku bersama Yoongi, sementara ternyata kau berkhianat dibelakangku!" Aku berteriak tepat diwajahnya, menumpahkan segala sesak amarahku padanya. Dia terlalu kejam. Dan kurasa sudah waktunya untuk mengakhiri ini semua.
"Hyera kumohon, jangan begini..."
"Argh! Shit!"
Aku berlari meninggalkannya, tanpa memerdulikan apapun yang ia katakan. Aku sudah sangat lelah. Dadaku sangat sakit. Tubuhku bergetar hebat. Lututku melemah untuk menopang berat badanku. Airmataku terus berjatuhan. Aku tidak dapat menahan diriku berlama-lama disini.
Kurasa Yoongi sudah melihat dan mengetahui segalanya. Terbukti dari dia diam saja membawaku pulang tanpa menanyai ada apa denganku.
.
Author's pov.
Terlihat sepasang kaki jenjang tengah bergerak menuju suatu tempat yang amat gelap. Gadis itu, Jung Nara tengah menemui teman barunya dibelakang sana. Nara menyunggingkan senyum setannya, lalu menepuk tangan temannya dengan tepukan tunggal tanda keberhasilan permainannya.
Sementara sang temanㅡKim Kai tengah terkekeh lebar. Dia sangat senang karena umpan pertamanya berhasil.
"Usaha yang bagus, nona Jung. Aku tidak salah mengajakmu bekerja sama."
"Tentu saja. Selama aku bisa menjadi salah satu pihak yang diuntungkan."
Lelaki itu, Kai melepaskan jas hujannya, lalu memakaikan benda tersebut pada Nara si partner barunya.
"Kemana perginya mantanmu tadi?" Tanya Kai masih disertai seringaian lebar. Nara menggidikkan bahunya.
"Kurasa dia tengah frustrasi. Dia meninggalkanku begitu saja tadi." Kai mengangguk mengerti. Memegang dagunya dan kembali terkekeh jahat.
"Jaga tubuhmu. Karena aku masih membutuhkanmu untuk menghancurkan mereka, terutama Kim Hyera. Kita akan memulainya dari teman sekitar mereka."
"Park Jimin dan Kang Seulgi? Mereka berdua juga ikut terlibat dalam hal ini. Aku juga ingin membalaskan dendamku pada Jimin, karena dia pernah menghinaku habis-habisan." Kai semakin memecahkan gelak tawanya ketika mendengar penuturan temannya. Tanpa sebab.
"Aku tidak sedang bercanda, Kai. Dan satu lagi, aku tidak mau sampai melihat Yoongi ataupun Taehyung terluka. Jika kau melakukannya, aku tidak akan mau membantumu."
"Kita lihat saja nanti."
Kai menatap lurus ke depan setelah berjalan beberapa langkah membelakangi Nara. Sekarang dia tengah mengeraskan rahangnya dan mengepal kedua tangannya dengan kuat.
"Kim Hyera, aku akan membuat kau merasakan bagaimana yang kurasakan beberapa tahun yang lalu."
.
To be continue ~
Ada yang bisa tebak ff ini sampe chapter berapa? :v. Sampe part berapa pun, tetep setia nyimak gimana kelanjutan ceritanya ya ~
Xoxo, Lilly Chan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top