2. Remember you?

Chapter 2~

"KU BILANG KELUAR YA KELUAR!"

Astaga, Hyera sempat tak percaya bahwa bentakkan itu keluar dari mulut namja dingin ini. Hei, ada apa sebenarnya? Apa ia ada masalah? Ia bahkan tampak tak menyukai Hyera. Huh.

"Kenapa kau masih berdiam disana,huh? Apakah kau tak mempunyai telinga?" Suara Yoongi perlahan mengecil berubah menjadi suara yang terdengar serak dan lemah. Karna Hyera tak mau menambah - nambah masalah, Hyera lebih memilih mengerti dan keluar.

"Ne, a-arra." Dan benar saja, Hyera benar-benar meninggalkan Yoongi sendiri di kamar itu masih dalam keadaan terluka. Namja itu sendiri tampak tak masalah dengan lukanya itu. Hanya saja, sepertinya ada sesuatu hal yang ia pikirkan.

Namja itu menggontaikan langkahnya menuju wastafel di kamar mandi nya, berniat untuk mencucikan lukanya secara langsung.

"Argh!" Ia mengerang sesekali merasa ngilu terhadap tancapan kaca yang tadinya menyemak di telapak tangannya.

"Jika aku akan tinggal seatap bersamanya, lalu bagaimana caranya aku untuk meneruskan dunia malamku? Argh, shit!" Yoongi kembali tampak kacau dengan mengacak acak rambutnya sendiri. Dan yang lebih anehnya, beberapa saat kemudian senyuman setan tercetak jelas di bibirnya. Sepertinya ia tengah memikirkan sesuatu yang ekstrim untuk ke depannya.

"Jangan salahkan aku, jika kau akan menjadi salah satu mangsaku, Kim Hyera!"

[ *** ]

Tanpa ada izin sama sekali, sinar itu memasuki kamar Hyera melalui celah jendelanya. Bahkan sekalipun ia menarik selimutnya kembali, sang surya itu belum juga menghilang dari sana. Deringan berisik dari jam bekernya pun telah berbunyi tiga kali. Tetapi hasilnya nihil. Gadis ini sama sekali tidak menunjukkan tanda - tanda ia akan hidup kembali dari alam mimpinya. Kebiasaan lama. Dasar gadis beruang!

Sunyi. Hanya suara merdu kicauan burung bernyanyi yang tertangkap oleh indera pendengarannya. Hening sesaat. Sama sekali tak ada yang mengganggu, gadis itu terhentak sendiri menyingkirkan selimut tebal yang menghangatkannya dengan sekali kibasan. Ia berusaha untuk duduk, lalu menyambar sang jam beker yang gagal membanguni nya tadi.

"ASTAGA! SUDAH JAM 9." Hyera membelalakkan kedua matanya ketika melihat jarum jam itu menunjukkan ke angka 9.

"Aku harus membantu eomma!"
Dan benar saja, tanpa ada niat sama sekali untuk kembali tidur, Hyera pun segera berlalu dari ranjang barunya itu.

" Mandi sudah. Ganti baju sudah. Tata rias penampilan seperti biasanya juga sudah. Lalu apa lagi? Sarapan. Ahaha, sepertinya kita melupakan sebuah kegiatan. " Hyera bermonolog ria didalam hati nya sendiri seperti orang gila. Dan benar saja, beberapa saat kemudian dia berjalan cepat menuju dapur.

Hyera menuruni anak tangga dengan pergerakkan yang amat cepat mengingat ia telah kesiangan hari ini. Namun, sesuatu berhasil menghentikkan pergerakkannya. Ia mematung berdiam diri untuk beberapa saat.

"Astaga, kenapa harus dia orang yang pertama kali kutemui pagi ini?"

Dan ternyata, orang yang dimaksud Hyera adalah Min Yoongi, pria yang akan menjadi kakak tirinya. Namja yang telah membentak dan menolak pertolongan Hyera semalam. Mengingat itu semua, berhasil membuat Hyera membulatkan bola matanya untuk beberapa saat, lalu mengedipkan matanya beberapa detik kemudian menyerupai orang bodoh. Ya memang bodoh, kalau tidak bodoh bukan Kim Hyera namanya.

Hyera masih terpaku disana. Mengamati setiap pergerakkan oleh kakak tirinya itu. Bagaimana kedua tangan itu bergerak lincah memotong-motong sandwich keju yang telah tersedia disana. Bagaimana bibir tipis itu terbuka sedikit, lalu potongan sandwich itupun memasukinya. Hyera mengamati secara jelas seluruh pergerakkan oppa nya itu dan berhasil membuat ia menjilat bibirnya sendiri. Ntah apa yang dipikirkan oleh gadis ini.

Merasa seperti diperhatikan, pria diseberang sana pun menyadari bahwa ia tengah diamati oleh adik tirinya. Seperti biasa. Lagi-lagi tatapan datar, bahkan lebih datar dari biasanya.

"Dasar gadis bodoh."

Yoongi kembali melanjutkan aktivitasnya. Tidak mau berlama-lama bertingkah seperti orang bodoh, Hyera pun melangkahkan kaki nya menuju meja makan walau sedikit canggung. Akan tetapi, ia teringat akan sesuatu hal. Hei, kemana semua orang? Appa dan eomma nya? Kemana mereka?

Karna penasaran, Hyera pun memberanikan diri untuk membuka mulut bermaksud untuk menanyai kemana perginya orang tua mereka kepada Yoongi. Dan sebelumnya, Hyera berdehem kecil bermaksud untuk menutupi kecanggungannya.

"Kemana perginya appa dan eomma?"

Diam. Yoongi sama sekali tidak meresponds pertanyaan Hyera. Hyera mengurut dadanya pelan. "Huh, sabar Kim Hyera!"

"Apa kau melihat appa dan eomma?"

Hening. Lagi lagi tidak ada jawaban. Hyera melihat kearah kedua telinga milik namja ini. "Dia sedang tidak memakai headset. Lalu kenapa ia masih saja tidak menjawab pertanyaanku? Apakah ia memiliki gangguan pendengaran pada telinganya?" Lagi lagi Hyera bertanya pada dirinya sendiri karna saking kesalnya terhadap namja ini.

"MAAF TUAN MIN YOONGI, AKU SEDANG BERBICARA PADAMU. APAKAH KAU TAU KEMANA PERGINYA ORANG-ORANG?"

Hyera sengaja membesarkan volume suaranya untuk bertanya yang ketiga kalinya. Dan ya, usaha yang membuahkan hasil. Kini Yoongi telah mengangkat kepalanya dan tengah menatap Hyera.

"Tak bisakah kau berbicara pelan sedikit? Apakah kau memiliki ganguan pada pita suaramu?"

Astaga! Ingin rasanya Hyera menjambak rambut pria ini sekarang juga sampai botak karna saking geramnya. "Apa katanya? Aku memiliki gangguan pada pita suaraku? Aishh benar-benar."

"Maaf, bahkan aku telah bertanya dua kali padamu sebelumnya. Dan ku pikir kau tidak mendengarnya, makanya aku sedikit membesarkan volume suaraku."

"Aku mendengarnya." Yoongi kembali melanjutkan aktivitas mengisi perutnya.

"Lalu kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?!"

"Dan kupikir kau sedang tak berbicara padaku."

Astaga, demi Tuhan dan demi dewa Neptunus, Hyera benar - benar ingin bunuh diri sekarang juga. Sudah jelas bahwa mereka hanya berdua berada dirumah ini sekarang. Lalu kepada siapa lagi ia bertanya kalau bukan kepadanya? Astaga, kuatkan hatimu Kim Hyera. Jangan karna oppa tirimu ini membuat umurmu menjadi pendek.

"Uh, benar-benar sangat menyebalkan!"

"Tetapi disini tidak ada orang lain selain kita berdua. Jadi wajar saja kalau aku hanya bertanya padamu"

Lagi - lagi kacang. Yoongi tak menghiraukan omongan Hyera.

"Dan yang untuk keempat kalinya aku bertanya padamu oppa---" Hyera memberi jeda pada pembicaraannya. Mendengar Hyera memanggilnya dengan sebutan oppa berhasil menarik perhatiannya lalu kembali menatap Hyera berbicara.

"Apakah kau mengetahui kemana perginya appa bersama eomma?" Hyera berharap, pertanyaannya kali ini mendapatkan jawaban.

"Pergi kesuatu tempat, dan melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh pengantin baru. mengerti?"

"Huh?"

"Kenapa? Kau mau juga?"

Hyera membesarkan kedua hazel matanya dan mencoba untuk mencerna setiap kalimat yang diucapkan oleh Yoongi barusan kepadanya.

"Dasar bodoh."

Yoongi beranjak dari kursinya, lalu menyambar tas punggungnya. Hyera yang melihat pergerakkan Yoongi pun kembali bertanya.

"Y-yak! Kau mau kemana?" Hyera berjalan menyusul Yoongi. Tetapi langkahnya tertunda karna ponselnya tiba-tiba bergetar menandakan panggilan masuk dari eomma nya.

"Ne, yeobsseo?"

"Hyera! Kau sudah bangun? Kemana oppa mu?"

"Dia sepertinya hendak pergi."

"Astaga, kejar dia!"

"Eomma! Lalu bagaimana dengan kuliahku?"

"Karna itu makanya kejar cepat oppa mu! Dia yang akan mendaftarkan kuliahmu, dan kalian akan belajar di ruangan yang sama. Hurry up baby!"

"Ah, ne eomma. Arrasseo."

Pip. Hyera mematikan sambungan telephonenya dan kembali mengejar Yoongi. Dan beruntung saja, Yoongi masih belum pergi meninggalkan nya. Setelah mengunci pintu utama, ia berlari dan masuk ke dalam mobil tanpa seizin orang yang empunya nya terlebih dahulu.

Yoongi terkejut karna melihat Hyera yang seenak jidatnya memasuki mobilnya.

"Kenapa kau masuk?" Yoongi bertanya dengan nada yang sedikit kurang bersahabat.

"Eomma dan appa menyuruhku agar ikut bersamamu. Kau mau ke kampus bukan?" Hyera memiringkan kepalanya sedikit agar dapat melihat wajah namja secara jelas.

"Tidak, aku tidak mau ke kampus."

"Lalu kemana?"

"Aku mau ke club."

Hening seketika. Tidak ada yang berbicara.

"Apa? Mau ke club? Hahahaha, tidak usah bercanda Min Yoongi. Ayo cepat ke kampus, sebelum kita terlambat."

"Argh, shit gadis ini."

Yoongi menggaruk kasar kepalanya yang tidak gatal, lalu memukul keras stir mobilnya. Hyera yang melihat itu sempat terkejut karna mengingat tangan namja itu masih dalam keadaan terluka. Tak lama kemudian, pria itu melajukan mobilnya dengan kelajuan yang sangat cepat.

[ *** ]

"Oppa, tunggukan aku aishh. Aku bahkan belum sarapan karna mu."
Hyera berlari mengejar Yoongi di depan sana. Sungguh, langkah kaki pria itu besar sekali. Bahkan tadi mereka berjalan bersama.

Hyera tetap saja berusaha membesarkan langkahnya agar tidak tertinggal jauh oleh Yoongi. Karna jujur saja, ia baru pertama kali ini menginjakkan kakinya di universitas ini sekalipun dia penduduk asli dari korea. Tinggal selama 5 tahun di Kanada membuat Hyera melupakan perubahan yang ada di negeri ginseng ini.

Sementara Yoongi sama sekali tidak menghiraukan panggilan dari Hyera. Ia tetap saja melangkah cepat ke ruang direktur di universitas ini. Dan berhasil, sebelum dia sampai ditujuan, sudah ada saja yang mengutusnya agar segera menemui direktur universitas ini.

Yoongi pun masuk kedalam ruangan dan di susul oleh Hyera beberapa saat kemudian.

"Apakah anda yang bernama Min Yoongi?" Direktur itu bertanya sambil membaca beberapa lembar kertas yang ada ditangannya. Sepertinya kertas itu merupakan data diri dari Yoongi.

"Ya, saya sendiri." Jawab Yoongi dengan enteng. Sementara Hyera yang sedari tadi berdiam diri disana pun membuka mulutnya dengan lebar begitu mengetahui bahwa mereka memiliki jurusan yang sama.

"Yey, kita akan berada difakultas yang sama~"

Seperti biasanya. Yoongi sama sekali tidak mengubris ucapan Hyera.

"Lalu dimana yang namanya Kim Hyera?" Direktur itu pun kembali bertanya. Hyera yang mendengar namanya disebut pun mengangkat tangannya.

"A-aku! Aku yang bernama Kim Hyera."

"Okay baiklah, karna kalian sudah datang mari saya antarkan ke ruangan kalian."

Setelah berkata demikian, lelaki paruh baya itu pun mengajak Yoongi dan Hyera menuju ruangannya. Dan setelah sampai, mereka pun masuk dan disambut hangat oleh dosen yang berada disana.

Setelah berbasa-basi, mereka berdua disuruh memperkenalkan diri. Begitu Yoongi hendak memperkenalkan diri, matanya berhasil membulat ketika menemukan sosok itu disana yang cukup familiar itu membuatnya kembali melayang ke setiap peristiwa yang mereka lewati bersama. Terkhusus di dunia malamnya.

.

To be continue~

.

.

Next chapter diprivate. So, follow me!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top