For My Heart : Chapter 11
Kamis
Sore ini, Boboiboy sudah tiba didepan rumah Gopal, ia menekan bel rumah Gopal.
Ceklek
"Ye Boboiboy?" Yang keluar ternyata Pakcik Kumar, ayah Gopal.
"Pakcik, Gopal ada?" Tanya Boboiboy.
"Ada, kejap ye."
Pakcik Kumar kembali masuk ke rumahnya, beberpa saat kemudian ia kembali keluar. "Ayoyo, dia tak nak jumpa dengan kamu lah."
"Dia cakap, kepala banyak sakit. Sebab tu tak berangkat sekolah." Sambung Pakcik Kumar.
"Sakit kepala? Tak pelah Pakcik, salamkan saja pada Gopal."
.
.
.
Setelah pergi dari rumah Gopal, Boboiboy pergi menuju rumah Fang.
Boboiboy mengetuk pintu rumah Fang dengan kuat. Rumah Fang itu sangat besar, kemungkinan besar Fang tidak akan mendengarnya jika mengetuknya dengan perlahan.
"Fang! Ada ke tak kau ni?" Teriak Boboiboy.
"Aku tak de kat rumah!" Sahut seseorang dari dalam rumah, memang itu suara Fang.
Boboiboy menatap malas pada Jendela kamar Fang yang tertutup. Terdengar suara musik dan petikan gitar dari arah sana.
"Apalah Fang ni."
.
.
.
Walaupun semakin sore, tapi kedai Tok Aba selalu laris dan banyak pengunjung seperti biasa. Bahkan sampai Ochobot kewalahan melayani pelanggan Tok Aba.
Ochobot : "Hish, mana Boboiboy ni?!"
Pakcik Mat : "Ochobot!"
Ochobot mendekat pada Pakcik Mat yang baru sampai dan ingin memesan makanan. Tok Aba yang sedang membuat banyak special hot chocolate juga menatap sekitarnya, ia mencari cucunya yang biasanya sudah sampai di kedainya. Terlihat Boboiboy yang berjalan menuju kedainya dengan wajah murung.
Tok Aba : "Ha, sampai pun."
Tok Aba : "Boboiboy! Meh sini tolong Atok!"
Boboiboy langsung berlari mendekat pada Tok Aba, ia menghilangkan wajah murungnya yang diganti dengan wajah gembiranya.
.
.
.
Jum'at
Boboiboy menatap langit - langit rumahnya. Sejak tadi malam ia tidak bisa tidur, Boboiboy memikirkan Bagaimana sikapnya di sekolah nanti. Apa ia harus seharian bersama teman - temannya dan mengabaikan Hana agar teman - temannya senang? Tapi mengabaikan seseorang bukanlah sifat Boboiboy, dia tidak bisa seperti itu.
Ceklek
"Nah, hot chocolate. Kau ni dah tak tidur semalaman, pergi bersiap. Aku nak tolong Atok kejap." Ucap Ochobot yang muncul dari balik pintu dan meletakkan secangkir hot chocolate diatas nakas Boboiboy.
Boboiboy langsung meminumnya tanpa meniupnya lebih dulu. "Aduh! Panas! Panas! Panas!"
Boboiboy menatap cangir hot chocolate-nya. "Panas?... Aha!"
Laki - laki berkaos putih itu meletakkan cangkir hot chocolate-nya di atas nakas lagi dan ia membaringkan badannya.
Ceklek
Ochobot masuk ke kamarnya lagi sambil berdecak pinggang, "Masih tak bersiap lagi? Nanti lambat baru tahu rasa."
"Ochobot, aku rasa aku demamlah. Uhuk - uhuk."
"Lah? Iye ke?"
Ochobot mendekati Boboiboy dan memegang dahinya dengan punggung tangannya. "Tak panas pun."
"Cuba kau periksa dengan termometer, aku rasa tak enak badan ni." Ujar Boboiboy, Ochobot mengangguk dan keluar dari kamar Boboiboy. Ia kembali lagi dengan membawa benda kecil nan panjang itu dan memberikannya pada Boboiboy.
"Ochobot, tenggorokanku sakit. Boleh buatkan aku teh hangat?" Ucap Boboiboy lagi. Ochobot menghela nafas, "Manja sangat."
Ochobot kembali keluar dari kamar Boboiboy. Padahal yang diminum Boboiboy tadi juga hangat, tapi ya sudahlah. Ochobot hanya mengiyakan saja.
Boboiboy tersenyum miring kemudian ia menyelupkan termometer itu ke dalam cangkir hot chocolate-nya. Suhunya mencapai 40°C saat benda itu masuk ke air hot chocolate.
Ceklek
Boboiboy langsung menempelkan ujung termometer pada telinganya, Ochobot datang dengan secangkir teh ditangannya.
Ia meletakkannnya dinakas dan mengambil termometer yang terpasang ditelinga Boboiboy. Boboiboy yang tadinya memejamkan matanya, sekarang membuka matanya.
"Eh? 40°? Panasnya."
.
.
.
Boboiboy menghela nafas kesal, sendirian dirumah juga sangat bosan. Tadi, Tok Aba langsung memberinya vitamin dan obat demam setelah mendengarnya demam dari Ochobot. Jadi, Boboiboy terpaksa meminum obat demam.
Sejak tadi, dia hanya bermain game diponselnya, menonton tv, menghabiskan sarapannya dan meminum hot chocolate tentunya.
Tok
Tok
Tok
Boboiboy mengernyitkan dahinya sambil menoleh kearah pintu.
Ceklek
Boboiboy melihat ke depan, tidak ada siapapun. Ia menoleh kebawah saat mendengar sebuah suara. "Eh? Cattus?"
Boboiboy menggendong kucing hijau berekor tiga yang sekarang sudah beranjak menjadi kucing dewasa. "Kenapa kau sampai sini? Cikgu Papa tak kandangkan kau ke?"
Cattus hanya menatapnya dengan mata berbinar. Boboiboy langsung menutup pintu rumahnya dan menduduki sofa, tapi Cattus masih mengeong - ngeong.
"Kau lapar ye? Tapi tak de rotan kat sinilah."
Boboiboy terlihat berpikir, "Em... Kejap ye."
Boboiboy berlari menaiki kamarnya dan keluar lagi dengan menggunakan jaket orange-nya yang panjang. Dia masih menggunakan topi orange-nya, kos putih polos dan celana kolor panjang berwarna biru dengan motif kotak - kotak.
"Jom Cattus, kita cari bakul."
.
.
.
Seorang gadis berambut hitam sebahu dengan bando hijau yang tertempel dikepalanya, ia menggendong tas biru yang ada dibahunya sambil menatap secarik kertas yang ada ditangannya.
"Betul ke alamat ni?" Gumamnya.
Boboiboy menutup pintu rumahnya sambil menggendong Cattus, ia tak lupa mengunci pintu rumahnya. Saat beranjak kehalaman rumahnya, ia melihat seorang gadis berambut pendek sedang berdiri didepan rumah Yaya disampingnya ada kucing berwarna abu - abu keputihan.
Gadis itu juga melihat Boboiboy, ia melambaikan tangannya dan meminta untuk mendekat. "Eh, Kamu! Mari kejap."
Boboiboy langsung berlari dan mendekat. "Ada yang boleh saya tolong?"
"Saya Alicia. Em... Betul ke ini alamat rumah Yaya?" Tanya gadis bernama Alicia itu.
"Ha, ye betul."
"Oh ye, terimakasih." Balas gadis itu disertai senyumannya.
Tok
Tok
Tok
"Yaya! Oh Yaya!" Seru gadis itu.
Ceklek
Pintu utama rumah Yaya terbuka menampakkan seorang berjaket hijau, Alicia langsung berdecak pinggang dengan tatapan tajam. "Ha! Kat sinipun! Kenapa Comot tak kau bawa sekali?!"
Kucing abu - abu tadi langsung melompat dari tangan Alicia ke Ali, seperti ingin menghabisi laki - laki itu.
"Jom balik!" Seru Alicia, ia langsung menarik tangan Ali.
"Apa ni?! Lepas!" Tolak Ali, ia menghempaskan tangan Alicia.
Ali : "Kenapa kau boleh tahu aku kat sini?" Tanya Ali.
Alicia : "Sebab Ayah kau yang bagi tahu."
Ali : "Oh... Kau rindu aku ye?" Ali menggoda Alicia yang membuat pipi Alicia merah.
Alicia langsung menyilangkan tangannya didepan dada dan memalingkan wajahnya.
Alicia : "Tak de siapa yang rindu kau."
Boboiboy : "Kejap - kejap, sorry mengacau. Tapi saya pergi dulu ye, bye!"
Boboiboy langsung pergi meninggalkan Ali dan Alicia yang terus melanjutkan perdebatan mereka.
.
.
.
Boboiboy berjalan sambil mengelusi Cattus yang ada ditangannya, dia mencari benda yang terbuat dari rotan. Bukan karena dia tidak menemukannya, bahkan dia selalu menemukan benda yang terbuat dari rotan sepanjang jalan. Tapi benda itu tidak dijual dan masih digunakan.
Boboiboy terus menatap kesekitarnya, dia sedang ada ditaman yang menuju ke pantai. Ia menghela nafas, "Huh, kat mana boleh jumpa rotan ni?"
Cattus langsung mengeong, pertanda bahwa ia setuju dengan kata - kata Boboiboy.
Didepan, terlihat seorang nenek tua yang memegang keranjang. Mata Cattus langsung berbinar saat melihatnya, ia meloncat dari tangan Boboiboy dan berlari kesana.
"Eh, kejap Cattus!" Boboiboy mengejar Cattus yang sudah meloncat kekeranjang nenek itu dan memakannya.
"Apa ni?! Ku- kucing ni makan bakul?!" Seru Nenek itu setelah melempar keranjangnya yang sedang dimana Cattus.
"Minta maaf Nenek, saya akan ganti bakul Nenek." Ucap Boboiboy lalu menatap keranjang rotan yang sedang dimakan Cattus, disana ada sebungkus makanan yang tersisa.
"Dengan isinya sekali." Sambung Boboiboy.
.
.
.
Boboiboy sedang memakan nasi lemak sambil duduk diatas tikar yang digelar dibawah pohon kelapa yang rindang. Dia menyeruput air kepala yang dia petik dari pohon kepala diatasnya. Sesekali matanya menatap pemandangan disekitarnya, disampingnya ada Cattus yang sedang tertidur setelah memakan rotan.
"Hm... Ochobot kata aku kena tebus kesalahanku dan bahagiakan diorang."
"Apa kata besok ajak diorang ke pantai je? Mesti diorang suka, best juga pemandangan kat sini."
Sekarang sudah hampir pukul sebelas siang, sebaiknya Boboiboy harus segera pulang. Kan sebentar lagi akan memasuki waktu Shalat Jum'at.
"Ha! Kat sini pun kau!" Seru seseorang yang membuat Boboiboy terkejut dan menjatuhkan nasi lemaknya. Cattus bahkan sampai melompat ke atas topi Boboiboy karena terkejut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BoBoiBoy hanya milik Monsta. Author hanya meminjam beberapa karakternya saja.
Ejen Ali hanya milik Wau Animasi. Author hanya meminjam beberapa karakternya saja.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top