For My Heart 2 : Chapter 35
Pagi ini terasa sedikit dingin, tapi matahari menyinari dengan hangatnya. Embun-embun membasahi tanaman, menetes ketika daun sudah tidak kuat menopangnya.
Orang-orang di rumah sakit mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Para suster memberikan makanan kepada pasien masing-masing, sedangkan keluarga yang menunggu mereka juga membeli sarapan di kantin rumah sakit.
Seorang suster memberikan nampan berisi makanan kepada laki-laki berseragam sekolah menengah atas. Laki-laki itu menerima dengan senang hati, "Terimakasih suster..." ucapnya sebelum suster itu pergi.
"Boboiboy, kau dah makan ke belum?" tanya Yaya. Boboiboy mengangguk, "Dahlah, sekarang kau yang sarapan ya..."
Boboiboy menyuapkan nasi ke Yaya, gadis itu melahapnya, "Aku makan sendiri je ye... Nanti kalau kau lambat, kau kena hukum." protes Yaya, Boboiboy malah terkekeh. "Kena hukum ngan siapa? Hm? Kan yang sering menghukum kat sini."
Yaya menatap laki-laki itu dengan tatapan malas. "Apalah! Besok hukumannya berganda-ganda!!" gadis itu menyilangkan kedua tangannya seperti sedang ngambek, tapi wajah merahnya tidak bisa menutupi bahwa ia sedang malu.
Boboiboy terkekeh, ia menyuapkan sesendok nasi dan sayur pada Yaya. "Sedap tak?" tanyanya setelah Yaya melahap makanan itu.
Yaya menggeleng, "Hambar."
"Kalau macam tu, cepatlah sembuh. Nanti kita makan bebbek bakar..." laki-laki itu membersihkan sudut bibir Yaya yang ada nasinya.
"Berarti kalau aku sembuh, kau nak ajak aku makan bebek bakar?"
Boboiboy mengangguk.
"Baiklah!! Aku akan sembuh esok!! Besok kita makan bebek bakar ye!!" Yaya mengulurkan jari kelingkingnya, dengan senang hati Boboiboy membalas uluran itu. "Janji!!"
"Boboiboy... Dah pukul tujuh..." sahut Ochobot yang sedari tadi dipojok ruangan memperhatikan mereka dengan wajah malas. Setelah sekian saat dia tidak diajak bicara akhirnya bersuara.
"Okeylah, kau kat sini je jaga Yaya ya... Jangan lupa ubatnya diminum...." Boboiboy memberikan nampan makanan Yaya oafa Ochobot, ia mengusap puncak kepala robot itu sebelum bersalaman dengan Yaya.
"Suami pergi dulu ye sayang... Assalamualaikum istriku..." ujar Boboiboy dengan meledek.
Yaya membalas dengan ledekan juga, bedanya wajahnya semerah kepiting rebus, "Wa'alaikumussalam, hati-hati suamiku..."
Ochobot yang berada ditengah-tengah mereka hanya menatap dengan tatapan malas, seandainya dia manusia pasti tidak akan lama berada disituasi ini. Dia pasti akan muntah-muntah mendengar pasutri baru itu sayang-sayangan. Huh dasar anak muda.
.
.
.
Singkat cerita, Yaya sudah boleh dipulangkan karena kondisinya yang sudah cepat membaik. Malam itu Boboiboy menatap jendela kammar Yaya dari jendela kamarnya, gadis itu juga ada disana.
Tawa kecil Yaya ketika sedang berbicara dengannya lewat telfon membuat Boboiboy merasa lebih baik, walaupun ketika berada di rumah itu Bayangan Tok Aba selalu ada disisinya.
Boboiboy yakin Tok Aba sudah tenang di sisi Allah, Boboiboy yakin Tok Aba juga tidak ingin melihat cucunya terus-terusan bersedih dan ingin melihatnya bahagia.
Sambil melirik foto muda Tok Aba dan istrinya, Boboiboy tersenyum kecil dengan mata berkaca-kaca. "Atok pasti dah bahagia jumpa dengan Nenek." gumam Boboiboy. Ochobot tiba-tiba merangkul bahunya, laki-laki itu menoleh dan tersenyum. Tak lupa gadis diseberang sana juga tersenyum.
"Bagaimana kalau malam ni Yaya tidur kat sini?" tanya Boboiboy, senyum jahilnya membuat Yaya membelalakkan mata.
Gadis itu reflek berdiri, "Tak boleh!"
Masih dengan senyum jahilnya, Boboiboy bertanya, "Kenapa pula tak boleh?"
"Tak boleh lah!"
"Kau takut eh?"
"Apa pula aku takut?" Yaya marah, tapi Boboiboy tau gadis itu sebenarnya sedang panik, Boboiboy semakin senang menjahilinya.
"Kalau macam tu kenapa tak nak? Aku sorang-sorang kat rumah kau tak kasihan ke?" Boboiboy menaik-naikkan alisnya.
Yaya mengepalkan tangannya, "Ochobot kan ada."
"Ochobot tak boleh buat peluk." balas Boboiboy, robot kuning yang ada disampingnya langsung menyilangkan tangan, ia melirik tuannya. "Boleh je."
"Sstt! Diamlah."
"Ochobot cakap boleh je." ujar Yaya merasa menang.
"Eits... Istri kena ikut cakap suami tau." kali ini Boboiboy yang merasa menang.
"E eleh... Pandai pula bercakap." Ochobot ikut lelah melihat tingkah Boboiboy.
Terdengar Yaya menghela nafas kesal, "Esoklah."
"Betul tau?"
"Iyaaa"
"Kalau macam tu, good night!!" Boboiboy melambai-lambaikan tangannya sebelum gadis itu menutup telfon.
Sebelum menutup tirai jendelanya, Yaya sempat menerbangkan ciuman dari tangannya atau yang biasa disebut fly kiss, Boboiboy berpura-pura menangkap hati hati yang diterbangkan dari ciuman yaya dan menyimpannya dihatinya.
Sontak hal itu membuat Ochobot mematung dan terheran-heran. Kali ini ia benar-benar ingin muntah melihat kebucinan kedua manusia itu.
"Dah dah cepat tidur!!"
Ochobot yang tak tahan langsung menutup tirai jendela kamar Boboiboy dan mendorong laki-laki itu ke kasurnya.
"Eishh, kenapa tutup tirai tu Ochobot?!" kesal Boboiboy, Ochobot langsung menyelimuti kakinya dan mematikan lampu kamarnya.
"Tidurlah cepat, esok lambat baru tau." balas Ochobot, robot itu langdung membaringkan tubuhnya di alat pengisi dayanya.
"Tak sabarnya esok Yaya nak tidur sini." gumam laki-laki itu yang masih dapat didengar Ochobot.
Ochobot hanya diam, matanya menyipit sebelum akhirnya memutuskan untuk mematikan daya dan mengistirahatkan tubuhnya.
.
.
.
Pagi ini Ochobot membuatkan Hot Chocolate yang tersisa dan roti selai kacang untuk sarapan Boboiboy, ia juga membuatkan bekal untuknya. Tapi akhir-akhir ini Ochobot merasa semua perhatiannya hanya untuk Yaya, padahal yang selalu ada dan setia disisi Boboiboy adalah Ochobot. Maksudku bukan Yaya tidak selalu ada, tapi Ochobotlah yang selalu lebih awal disisi Boboiboy. Dia yang lebih tau kepribadian Boboiboy karena mereka tinggal bersama.
Boboiboy memakan roti selai itu dengan terburu-buru dan meminum hot chocolate-nya. Padahal Ochobot sudah mengingatkannya agar tidak tersedak, seperti yang sering dilakukan Tok Aba. Ochobot juga selalu ada bersama Tok Aba, dikala Boboiboy sedih karena rindu dengan Ayah Ibu terutama pada Tok Aba, Ochobot berusaha seperti figur mereka agar Boboiboy sedikit terhibur.
Hari ini Ochobot sadar, Boboiboy lebih menyayangi Yaya dari pada dirinya. Bukan, bukan Ochobot menyalahkan Yaya tapi begitulah perasaannya. Bahkan Boboiboy tak lagi memeluknya sebelum berangkat sekolah hingga robot itu keluar rumah untuk melihat apakah laki-laki itu jatuh atau tidak ketika berlari dengan roti di mulutnya. Seperhatian itu Ochobot pada Boboiboy.
Boboiboy menemui Yaya yang sudah menunggu didepan trotoar rumahnya, gadis itu menyadari keberadaan Ochobot pun langsung melambaikan tangannya pada robot itu, membuat Boboiboy tersadar bahwa Ochobot memperhatikan dirinya saat akan berangkat sekolah. Hal itu mengingatkan pada Tok Aba, Ayah dan Ibunya yang selalu memperhatikan langkah Boboiboy saat akan pergi ke sekolah.
"Hati-hati di jalan!" seru Ochobot sambil melambaikan tangannya.
Boboiboy dan Yaya tersenyum pada Ochobot, mereka berangkat menuju sekolah sambil bergandengan tangan. Beberapa kali sempat bercanda dan kemudian Yaya mengalihkan topik.
"Kenapa Ochobot terlihat murung je?" tanya Yaya, Boboiboy mengerutkan dahinya, "Murung?"
Gadis itu mengangguk-angguk, "Mungkin sebab kau tak memperhatikan dia lagi kot, aku sedar selama ni kau macam tak pernah perhatikan dia."
"Iya ke? Itu yang buat dia murung?"
Yaya mengangguk, "Lepas pulang sekolah, peluk dia. Ucapkan terimakasih sebab dah selalu ada selama ni."
.
.
.
Saat di sekolah, semua orang menyambut kehadiran Yaya. Tidak ada yang tau bahwa Boboiboy dan Yaya sudah menikah, hanya beberapa irang yang tau. Semua orang hanya menduka kalau Boboiboy dan Yaya hanya pacaran saja.
Malam ini setelah rencananya Fang, Ying dan Gopal akan datang ke rumah Boboiboy untuk merayakan kesembuhan Yaya. Jadi mereka akan membeli daging sapi dan bumbu barbeque, sedangkan Boboiboy dan Yaya cukup menyiapkan alat-alatnya saja.
Sore itu, Boboiboy dan Yaya menyiapkan tikar juga karena mereka akan duduk di depan rumah Boboiboy. Yaya sempat menyikut Boboiboy untuk berbicara dengan Ochobot sementara dirinya akan mengambil beberapa barang untuk menginap. Dia tidak membutuhkan banyak barang karena besok hari minggu.
"Ochobot..." panggil Boboiboy, Ochobot menoleh.
Boboiboy langsung memeluk robotnya, "Terimakasih sebab dah selalu ada kat samping aku."
Boboiboy melepaskan dekapannya, "Terimakasih sebab dah gantikan figur Tok Aba, Ayah dan Mama. Aku sangat bersyukur sebab dah jumpa kau." mendengar ucapan Boboiboy, dia sangat terharu dan langsung memeluk Boboiboy sambil menangis.
"Aku pun berterimakasih sebab kau masih ingat aku huhuhu."
Boboiboy menepuk-nepuk kepala Ochobot, "Dahlah tu..."
Dari kejauhan, Yaya tersenyum melihat keduanya sedang berpelukan. Dari belakangnya juga ada Fang, Ying dan Gopal yang melihat momen itu. Mereka bingung ada apa dengan Ochobot. Yaya mengatakan bahwa Ochobot itu sangat baik, dia hebat dan akan selalu hebat karena berhasil memerankan tiga orang yang sangat berarti dalam hidup Boboiboy. Dan itulah Ochobot, robot baik yang juga sangat berarti bagi Boboiboy.
.
.
.
Sudah tengah hari, akhirnya pesta sudah selesai. Fang, Ying dan Gopal pamit pulang. Ochobot sejak tadi juga sudah beristirahat di kamar setelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah. Ternyata itu lebih melelahkan dari pada membantu Tok Aba di kedai.
Yaya sudah selesai mencuci muka dan kakinya. Ia melihat ke ruang tamu yang sudah kosong, sepertinya Boboiboy sudah naik ke kamar, jadinya ia mematikan lampu ruangan. Yaya naik ke kamar Boboibou dan melihat laki-laki itu sudah tiduran di ranjang sambil menyandarkan tangannya di kepala. Ia menggoda Yaya sambil menepuk-nepuk kasur disampingnya yang sudah ia sediakan untuk Yaya.
Dengan malu-malu Yaya membaringkan tubuhnya disana, Boboiboy menyelimuti tubuh gadis itu sengan selimut yang sama dengannya. Ini pertama kali Boboiboy tidur dengan Yaya, dan pertama kali Boboiboy melihat rambut Yaya. Ternyata gadis itu berambut coklat dan sedikit ikal.
Gadis itu langsung pura-pura tidur membelakanginya. Boboiboy tersenyum sambil mengusap surai halusnya. "Sayang..."
Yaya hanya menjawabnya dengan deheman saja, "Kenapa tidurnya hadap situ?"
"Dah terbiasa." guman Yaya namun masih bisa didengar Boboiboy, ia bersikap seperti bodoamat padahal wajahnya sudah semerah kepiting rebus.
"Jangan malu-malu." Boboiboy membalikkan tubuh Yaya agar menghadap padanya, Yaya terus berpura-pura memejamkan mata tapi tangannya tidak bisa berbohong bahwa dia langsung memeluk pinggang Boboiboy.
Boboiboy tertawa melihat tingkah menggemaskan Yaya, ia membalas dekapannya sambil mengusap surai Yaya.
"Sayang, tau tak?" ucap Yaya tiba-tiba.
"Apa Sayang?"
"Jantung aku berdetak kencang sangat, nanti kalau meleup macam mana?"
Boboiboy tertawa lagi mendengar ucapan Yaya, ternyata gadis itu juga pandai menggoda, entah belajar dari mana dia. Tapi sepertinya itu memang naluri perempuan.
"Coba dengat jantung aku, berdetak kencang juga." Boboiboy menarik gadis itu lebih dekat ke dadanya, Yaya dapat mendengar dengan jelas bahwa jantung Boboiboy berdetak dengan kencang. Yaya mengukai suara detak jantung Boboiboy, sampai ia tertidur lelap dipelukan pria itu.
Malam itu Boboiboy benar-benar bersyukur, setelah banyak hal yang menimpanya dan Yaya tapi mereka bisa saling menguatkan. Mereka berjanji akan saling menjaga dan melindungi, mereka berjanji akan selalu bersama bagaimanapun keadaannya, meskipun dalam bahaya dan maut sekalipun yang ingin memisahkan.
Dari kisah ini Boboiboy yang sudah kehilangan kakeknya dan Yaya yang sudah kehilangan ayahnya sama-sama merasa terpukul. Tapi akhirnya mereka sama-sama mendapatkan kebahagiaan yang sepadan dengan kesedihan mereka.
"Yaya, terimakasih tetap bertahan selama ini... untuk hatiku."
THE END
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top