For My Heart 2 : Chapter 20
DIALOG BAHASA MELAYU
Ulang! Ulang!
Awalnya semua berjalan dengan lancar, Fang dan Ying yang berada dipaling depan pun masih ceria. Mereka saling berpegangan tangan, Ying bahkan tertawa karena hampir terpeleset namun Fang berhasil menarik tangannya sehingga badannya ikut tertarik dan tak jadi jatuh.
Melihat Fang dan Ying yang terlihat bahagia, Kristél juga ingin merasakan hal yang sama. Ia mengangkat tangannya tepat didepan wajah Kaizo, reflek laki-laki itu menoleh dengan wajah datar.
"Apa?" tanyanya singkat, sedangkan Kristél hanya memain-mainkan jarinya didepan wajah datar Kaizo. Laki-laki itu cukup peka namun ia pura-pura tidak peka saja.
"Jari kau gatal ke?" tanyanya.
Gadis berambut coklat yang kini surainya sudah lebih panjang hanya menatapa lawan jenisnya dengan wajah bad mood.
"Hish, Kapten Kaizo ni tak perasanlah..." gumam Ochobot sambil menyilangkan kedua tangannya, ia ikut kesal karena Kristél adalah idolanya.
"Ying!"
Semuanya menoleh pada Fang, "Apa... Apa dah jadi?" tanya Kaizo panik.
"Ada benda bawa Ying kesana!" Fang menunjuk sebuah hutan disamping kanan, mimik wajahnya sangat mewakilkan perasaannya.
"Apakah benda tu?! Hantu ke?!" sahut Gopal takut, semua benda yang belum pasti ia anggap hantu. "A- aku tak pasti, benda tu lari laju sangat." jawab Fang gagap.
Yaya langsung terbang dengan kekuatan yang ia miliki, tanpa mengatakan sepatah kata pun ia terbang menuju tempat yang ditunjuk Fang.
"Ikut Yaya!" Seru Boboiboy berlari lebih awal, semua mengikutinya.
.
.
.
Yaya melihat ada danau beku ditengah-tengah hutan tadi, dan ia melihat benda yang tampak kabur tadi membawa Ying ke masuk kesebuah danau beku itu. Dengan cepat Yaya turun dan mencegah hal itu. Ia ikut menceburkan diri kedalam danau itu dengan memasuki lubang es yang dibuat oleh sosok kabur tadi.
Tanpa suara, Yaya meninju sosok itu sampai melepaskan Ying. Sehingg ia dapat dengan mudah melepaskan Ying dan mereka berenang bersama ke permukaan lubang es yang memiliki lebar sekitar 2 meter.
Mereka berdua muncul dipermukaan dengan nafas yang terengah-engah. Tangan kanan mereka terangkat untuk mengusap wajah agar air yang ikut turun tersingkir dari wajah. Jiwa seorang kakaknya muncul, dengan senang hati Yaya membantu Ying naik ke permukaan danau beku. Ying pun berhasil naik ke permukaan dengan tubuh menggigil.
Yaya naik ke udara dengan kekuatan gravitasinya, begitu juga dengan Ying yang ia angkat dengan gravitasi peringannya. Namun baru saja kakinya lepas dari air dingin itu, tiba-tiba ada tangan berbulu putih yang menarik kakinya. Ying semakin panik namun Yaya tetap berusaha melarikan diri.
"Cepat Yaya, kau mesti boleh!" seru Ying menyemangati, Yaya semakin kuat mengendalikkan kekuatannya. Tapi sosok itu terlalu kuat dan menarik Yaya. Ying pun terjatuh tepat disamping lubang itu. Yaya masih bertahan, walau hanya menampakkan wajah dan kedua tangannya yang memegangi ujung lubang agar tak tenggelam.
"Pegang tangan aku Yaya!"
Ying menarik tangan Yaya agar gadis itu bisa melarikin diri bersamanya.
"Tak boleh..."
Perlahan tautan tangan Yaya dan Ying terlepas dan...
"Ying!"
Yaya tertarik ke dasar danau, saat itu juga Boboiboy dkk baru saja sampai. Fang reflek memeluk gadisnya yang sudah basah kuyub, bibirnya pucat, badannya menggigil. Fang bahkan rela melepaskan jaketnya dan menyisakan sweater baby gray yang ia kenakan, jaket tebalnya untuk Ying agar gadis itu menghangat walaupun hanya sedikit.
"Ying, mana Yaya?" tanya Boboiboy, nadanya tegas namun wajahnya terlihat sangat khawatir. Ying tidak mampu berkata-kata, ia hanya menunjuk lubang danau disampingnya yang membeku kembali.
Entah apa yang ada dipikiran Boboiboy, otaknya seperti ter-reset, Boboiboy melupakan apa yang ia punya dan mengejar apa yang ia belum punya tanpa memperalat apa yang ia punya. Dengan cepat Boboiboy berlutut dan memukul serta meninju bekas lubang tadi yang sudah membeku kembali.
Namanya juga es pasti keras, alhasil jari-jarinya berdarah banyak. Tapi Boboiboy tidak peduli, prioritasnya saat ini adalah Yaya. Gopal tak tega melihat teman seperjuangannya yang berusaha terlalu keras sampai melupakan kekuatan yang sudah tuhan anugrahkan padanya.
Bugh!
Bugh!
Gopal pun menarik Boboiboy sampai laki-laki itu terduduk lemas dengan air mata yang sudah mengalir deras.
"Sabar Boboiboy, sabar." ucap Gopal mengusap-usap bahu temannya itu. Boboiboy menoleh pada Gopal dengan isak tersedu-sedu, telunjuknya yang terbungkus sarung tangan hangat terarah pada permukaan es bekas ia pukuli yang berceceran darahnya.
"Gopal, tukarkan ais ni jadi benda kenyal." pinta Kristél, anak lelaki Kumaran itu mengangguk tegas. Dengan cepat ia memenuhi perintah Kristél.
"Ying, apa yang kau nampak sebelum Yaya tenggelam?" sahut Kaizo.
"Tangan besar berbulu putih, macam binatang buas." jawab Ying, ia ikut menangis. Ya bagaimana tidak, Yaya adalah sahabat terbaiknya yang selalu bersamanya dalam suka dan duka.
Tiba-tiba seseorang teringat sesuatu...
"Itu Beruang Vokana!" seru Kristél, semua menoleh padanya dengan wajah heran. "Beruang Vokana?" gumam Boboiboy.
Kristél menoleh pada laki-laki yang mengenakan topi rajut berwarna merah brick dengan wajah tegas, ia melepas kelung warisan ibunya dan memberikannya pada Boboiboy. "Jemput Yaya dengan kuasa Ice dan bagi benda ni pada makhluk tu." sambung Kristél.
Boboiboy mengusap matanya dengan tangan, ia beranjak berdiri dan menyahut kalung Kristél. Ia melompat ke permukaan es yang sudah diubah menjadi jelly oleh Gopal. Saat melewati lapisan jelly itu, Boboiboy berubah menjadi Boboiboy Ice.
Kedua tangannya lurus kemudian terayun kesamping, kedua kakiya juga lurus dan terus mengayun kedepan belakang untuk mendorongnya kebawah.
Boboiboy melihat sesuatu yang bersinar, ia mempercepat ayunan tangan dan kakinya. Dan benar saja itu makhluk besar berwarna putih yang membawa Yaya. Sesuatu yang bersinar itu ialah sebuah tanda dikening makhluk itu yang berbentuk seperti ini °•.•° serta kristal biru dari kalung ditangannya pun menyala.
Makhluk itu mendekatinya ketika ia menyodorkan kalung itu dan menyerahkan Yaya sebagai gantinya. Ia mengangguk sambil memejamkan mata dengan maksud untuk berterimakasih dan memberi hormat pada Boboiboy.
Boboiboy pun mengangguk senang, sekarang waktunya ia kembali ke udara sebelum nafasnya habis.
.
.
.
Setelah lama tak kunjung muncul ke permukaan, akhirnya Boboiboy dan Yaya menampakkan batang hidungnya. Semua langsung merapat.
"Yaya, bangunlah..." gumam Boboiboy sambil mengguncang-guncangkan bahu Yaya dipangkuannya. Gadis itu terlihat tak sadarkan diri, bibirnya pucat seperti orang mati.
Boboiboy mendekap Yaya kedalam dadanya, ia kembali menangis tersedu-sedi seperti sebelumnya. "Jangan mati..." gumamnya.
Tiba-tiba ia merasa ada pergerakan, ternyata Yaya memukul-mukul dadanya. Boboiboy langsung melepas dekapannya dan menatap Yaya dengan wajah terkejut. "Kau... Kau hidup lagi?" tanyanya.
"Siapa cakap aku mati lagi?" Yaya malah bertanya balik. Semuanya kemvali seperti semula, mereka senang tidak ada yang terluka.
Singkatnya, cuaca berubah drastis. Awan terlihat gelap seadan sedang marah. "Sepertinya akan ada badai salju, baik kita cari tempat aman!" tegasnya, semua mengangguk. Boboiboy menggendong Yaya dipunggungnya, begitu juga dengan Fang yang menggendong Ying.
Tim sudah berjalan kesana dan kemari, yang mereka jumpai hanya hutan dan hutan. Sampai pada waktunya mereka lelah dan merasa putus asa, badaipun turun dengan kencang, suhu semakin dingin.
"Ayoyo... Macam mana kita nak rehat ni!" keluh Gopal setelah mendudukkan tubuhnya dibawah pohon.
"Ochobot, kau tak boleh akses tempat aman dalam planet ni ke?" tanya Kapten Kaizo. "Maaf Kapten, saya dah tengah akses sejak tadi. Tapi sinyal susah sangat- Ha! Dah boleh!" balas Ochobot dengan senang hati.
Layar hologram didepannya menunjukkan sebuah tempat tak jauh dari tempat merek. Yaitu sebuah mansion bergaya american classic disebelah barat. Tanpa ragu, Boboiboy dkk berlari kesana.
.
.
.
Mansion itu terlihat masih rapi seakan berpenghuni. Lantainya terbuat dari batu alam yang mengkilap, dindingnya berwarna putih bersih. Berbagai pajangan ada disepanjang ruangan, mulai dari lukisan hingga guci kristal.
Gadis berambut coklat sebahu itu melihat foto yang paling besar diantara yang lain, ia berjalan mendekatinya. Foto itu menggambarkan sosok perempuan yang memiliki kulit cerah, bermata biru dan berambut putih. Perempuan itu tampak mirip dengannya.
(cover elsa frozen)
"Kenapa Letnan?" tanya Boboiboy heran melihat Kristél yng berhenti sambil menatap lekat foto didepannya.
"Ini...-"
Cssssssssss
Muncul asap yang keluar dari setiap sudut ruangan, asap itu berwarna hijau. Ochobot berhasil mensken dan segera memberi tau yang lain. "Tutup hidung semua! Asap ini ialah gas tidur!" seru Ochobot, namun ia terlambat karena semua teman-temannya sudah pingsan tertidur.
Tiba-tiba ada sorotan cahaya dari belakangnya, ia membalikkan badannya dengan gelagap dan mendapati sosok-sosok yang kemudian menangkapnya serta membawa teman-temannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
DIALOG BAHASA INDONESIA
Ulang! Ulang!
Awalnya semua berjalan dengan lancar, Fang dan Ying yang berada dipaling depan pun masih ceria. Mereka saling berpegangan tangan, Ying bahkan tertawa karena hampir terpeleset namun Fang berhasil menarik tangannya sehingga badannya ikut tertarik dan tak jadi jatuh.
Melihat Fang dan Ying yang terlihat bahagia, Kristél juga ingin merasakan hal yang sama. Ia mengangkat tangannya tepat didepan wajah Kaizo, reflek laki-laki itu menoleh dengan wajah datar.
"Apa?" tanyanya singkat, sedangkan Kristél hanya memain-mainkan jarinya didepan wajah datar Kaizo. Laki-laki itu cukup peka namun ia pura-pura tidak peka saja.
"Jarimu gatal ya?" tanyanya.
Gadis berambut coklat yang kini surainya sudah lebih panjang hanya menatapa lawan jenisnya dengan wajah bad mood.
"Hiiih, Kapten Kaizo ngga peka banget..." gumam Ochobot sambil menyilangkan kedua tangannya, ia ikut kesal karena Kristél adalah idolanya.
"Ying!"
Semuanya menoleh pada Fang, "Apa... Apa yang terjadi?" tanya Kaizo panik.
"Ada sesuatu yang membawa Ying kesana!" Fang menunjuk sebuah hutan disamping kanan, mimik wajahnya sangat mewakilkan perasaannya.
"Apa itu?! Hantu ya?!" sahut Gopal takut, semua benda yang belum pasti ia anggap hantu. "A- aku ngga tau, sosok itu berlari sangat kencang." jawab Fang gagap.
Yaya langsung terbang dengan kekuatan yang ia miliki, tanpa mengatakan sepatah kata pun ia terbang menuju tempat yang ditunjuk Fang.
"Ikuti Yaya!" Seru Boboiboy berlari lebih awal, semua mengikutinya.
.
.
.
Yaya melihat ada danau beku ditengah-tengah hutan tadi, dan ia melihat benda yang tampak kabur tadi membawa Ying ke masuk kesebuah danau beku itu. Dengan cepat Yaya turun dan mencegah hal itu. Ia ikut menceburkan diri kedalam danau itu dengan memasuki lubang es yang dibuat oleh sosok kabur tadi.
Tanpa suara, Yaya meninju sosok itu sampai melepaskan Ying. Sehingg ia dapat dengan mudah melepaskan Ying dan mereka berenang bersama ke permukaan lubang es yang memiliki lebar sekitar 2 meter.
Mereka berdua muncul dipermukaan dengan nafas yang terengah-engah. Tangan kanan mereka terangkat untuk mengusap wajah agar air yang ikut turun tersingkir dari wajah. Jiwa seorang kakaknya muncul, dengan senang hati Yaya membantu Ying naik ke permukaan danau beku. Ying pun berhasil naik ke permukaan dengan tubuh menggigil.
Yaya naik ke udara dengan kekuatan gravitasinya, begitu juga dengan Ying yang ia angkat dengan gravitasi peringannya. Namun baru saja kakinya lepas dari air dingin itu, tiba-tiba ada tangan berbulu putih yang menarik kakinya. Ying semakin panik namun Yaya tetap berusaha melarikan diri.
"Cepat Yaya, kamu pasti bisa!" seru Ying menyemangati, Yaya semakin kuat mengendalikkan kekuatannya. Tapi sosok itu terlalu kuat dan menarik Yaya. Ying pun terjatuh tepat disamping lubang itu. Yaya masih bertahan, walau hanya menampakkan wajah dan kedua tangannya yang memegangi ujung lubang agar tak tenggelam.
"Pegang tanganku Yaya!"
Ying menarik tangan Yaya agar gadis itu bisa melarikin diri bersamanya.
"ngga bisa..."
Perlahan tautan tangan Yaya dan Ying terlepas dan...
"Ying!"
Yaya tertarik ke dasar danau, saat itu juga Boboiboy dkk baru saja sampai. Fang reflek memeluk gadisnya yang sudah basah kuyub, bibirnya pucat, badannya menggigil. Fang bahkan rela melepaskan jaketnya dan menyisakan sweater baby gray yang ia kenakan, jaket tebalnya untuk Ying agar gadis itu menghangat walaupun hanya sedikit.
"Ying, mana Yaya?" tanya Boboiboy, nadanya tegas namun wajahnya terlihat sangat khawatir. Ying tidak mampu berkata-kata, ia hanya menunjuk lubang danau disampingnya yang membeku kembali.
Entah apa yang ada dipikiran Boboiboy, otaknya seperti ter-reset, Boboiboy melupakan apa yang ia punya dan mengejar apa yang ia belum punya tanpa memperalat apa yang ia punya. Dengan cepat Boboiboy berlutut dan memukul serta meninju bekas lubang tadi yang sudah membeku kembali.
Namanya juga es pasti keras, alhasil jari-jarinya berdarah banyak. Tapi Boboiboy tidak peduli, prioritasnya saat ini adalah Yaya. Gopal tak tega melihat teman seperjuangannya yang berusaha terlalu keras sampai melupakan kekuatan yang sudah tuhan anugrahkan padanya.
Bugh!
Bugh!
Gopal pun menarik Boboiboy sampai laki-laki itu terduduk lemas dengan air mata yang sudah mengalir deras.
"Sabar Boboiboy, sabar." ucap Gopal mengusap-usap bahu temannya itu. Boboiboy menoleh pada Gopal dengan isak tersedu-sedu, telunjuknya yang terbungkus sarung tangan hangat terarah pada permukaan es bekas ia pukuli yang berceceran darahnya.
"Gopal, ubah es ini jadi benda kenyal." pinta Kristél, anak lelaki Kumaran itu mengangguk tegas. Dengan cepat ia memenuhi perintah Kristél.
"Ying, apa yang kamu lihat sebelum Yaya tenggelam?" sahut Kaizo.
"Tangan yang besar dan berbulu putih, seperti binatang buas." jawab Ying, ia ikut menangis. Ya bagaimana tidak, Yaya adalah sahabat terbaiknya yang selalu bersamanya dalam suka dan duka.
Tiba-tiba seseorang teringat sesuatu...
"Itu Beruang Vokana!" seru Kristél, semua menoleh padanya dengan wajah heran. "Beruang Vokana?" gumam Boboiboy.
Kristél menoleh pada laki-laki yang mengenakan topi rajut berwarna merah brick dengan wajah tegas, ia melepas kelung warisan ibunya dan memberikannya pada Boboiboy. "Kejar Yaya dengan kekuatan Ice dan berikan benda ini pada makhluk itu." sambung Kristél.
Boboiboy mengusap matanya dengan tangan, ia beranjak berdiri dan menyahut kalung Kristél. Ia melompat ke permukaan es yang sudah diubah menjadi jelly oleh Gopal. Saat melewati lapisan jelly itu, Boboiboy berubah menjadi Boboiboy Ice.
Kedua tangannya lurus kemudian terayun kesamping, kedua kakiya juga lurus dan terus mengayun kedepan belakang untuk mendorongnya kebawah.
Boboiboy melihat sesuatu yang bersinar, ia mempercepat ayunan tangan dan kakinya. Dan benar saja itu makhluk besar berwarna putih yang membawa Yaya. Sesuatu yang bersinar itu ialah sebuah tanda dikening makhluk itu yang berbentuk seperti ini °•.•° serta kristal biru dari kalung ditangannya pun menyala.
Makhluk itu mendekatinya ketika ia menyodorkan kalung itu dan menyerahkan Yaya sebagai gantinya. Ia mengangguk sambil memejamkan mata dengan maksud untuk berterimakasih dan memberi hormat pada Boboiboy.
Boboiboy pun mengangguk senang, sekarang waktunya ia kembali ke udara sebelum nafasnya habis.
.
.
.
Setelah lama tak kunjung muncul ke permukaan, akhirnya Boboiboy dan Yaya menampakkan batang hidungnya. Semua langsung merapat.
"Yaya, bangun..." gumam Boboiboy sambil mengguncang-guncangkan bahu Yaya dipangkuannya. Gadis itu terlihat tak sadarkan diri, bibirnya pucat seperti orang mati.
Boboiboy mendekap Yaya kedalam dadanya, ia kembali menangis tersedu-sedi seperti sebelumnya. "Jangan mati..." gumamnya.
Tiba-tiba ia merasa ada pergerakan, ternyata Yaya memukul-mukul dadanya. Boboiboy langsung melepas dekapannya dan menatap Yaya dengan wajah terkejut. "Kamu... Kamu hidup lagi?" tanyanya.
"Siapa yang bilang aku mati?" Yaya malah bertanya balik. Semuanya kembali seperti semula, mereka senang tidak ada yang terluka.
Singkatnya, cuaca berubah drastis. Awan terlihat gelap seadan sedang marah. "Sepertinya akan ada badai salju, lebih baik kita cari tempat aman!" tegasnya, semua mengangguk. Boboiboy menggendong Yaya dipunggungnya, begitu juga dengan Fang yang menggendong Ying.
Tim sudah berjalan kesana dan kemari, yang mereka jumpai hanya hutan dan hutan. Sampai pada waktunya mereka lelah dan merasa putus asa, badaipun turun dengan kencang, suhu semakin dingin.
"Ayoyo... Gimana kita mau istirahat!" keluh Gopal setelah mendudukkan tubuhnya dibawah pohon.
"Ochobot, ngga bisa akses tempat aman di planet ini?" tanya Kapten Kaizo. "Maaf Kapten, saya sedang akses sejak tadi. Tapi sinyalnya susah- Ha! Sudah bisa!" balas Ochobot dengan senang hati.
Layar hologram didepannya menunjukkan sebuah tempat tak jauh dari tempat merek. Yaitu sebuah mansion bergaya american classic disebelah barat. Tanpa ragu, Boboiboy dkk berlari kesana.
.
.
.
Mansion itu terlihat masih rapi seakan berpenghuni. Lantainya terbuat dari batu alam yang mengkilap, dindingnya berwarna putih bersih. Berbagai pajangan ada disepanjang ruangan, mulai dari lukisan hingga guci kristal.
Gadis berambut coklat sebahu itu melihat foto yang paling besar diantara yang lain, ia berjalan mendekatinya. Foto itu menggambarkan sosok perempuan yang memiliki kulit cerah, bermata biru dan berambut putih. Perempuan itu tampak mirip dengannya.
(cover elsa frozen)
"Kenapa Letnan?" tanya Boboiboy heran melihat Kristél yng berhenti sambil menatap lekat foto didepannya.
"Ini...-"
Cssssssssss
Muncul asap yang keluar dari setiap sudut ruangan, asap itu berwarna hijau. Ochobot berhasil mensken dan segera memberi tau yang lain. "Semuanya! Tutup hidung kalian! Asap ini adalah gas tidur!" seru Ochobot, namun ia terlambat karena semua teman-temannya sudah pingsan tertidur.
Tiba-tiba ada sorotan cahaya dari belakangnya, ia membalikkan badannya dengan gelagap dan mendapati sosok-sosok yang kemudian menangkapnya serta membawa teman-temannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BOBOIBOY HANYA MILIK MONSTA, AUTHOR HANYA MEMINJAM KARAKTERNYA SAJA.
mon maap kalo typo atau penggunaan kata dan bahasa yang salah ya gais..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top