For My Heart 2 : Chapter 18

Typo harap diingatkan...
Dialog versi 2 bahasa, monggo yang lebih suka pake bhs indo ataupun melayu boleh baca di bagian masing2. Tapi maaf kalo bhs melayunya kurang bagus. Because saya orang jawa.

Dialog bhs indo scroll sampe tengah ya...

Kalo dah baca harap vote-nya...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DIALOG : BAHASA MELAYU

Sesuai dengan janjinya, malam ini Boboiboy akan ke rumah Yaya. Entah mau disuruh apa yang jelas Boboiboy ingin menebus kesalahannya sesuai permintaan Yaya.

Didalam rumah berwarna baby purple itu, Yaya sedang menata rapi biskuit-biskuit buatannya kedalam toples kaca transparan.

Di ruang tengah, tepatnya tempat Totoitoy dan Pipi Zola sedang mengerjakkan tugas liburan sekolah. Tiba-tiba Pipi Zola teringat sesuatu, ia meletakkan pencilnya dan mengambil sesuatu didalam tasnya. "Nah, aku ada bawa makanan. Sedaaaaaaaaap." Pipi Zola menyodorlan kotak makanan berisi jamur krispi.

"Wah, sedapnya bau." gumam anak laki-laki itu setelah Pipi Zola membuka kotak makannya.

Ting tong

"Assalamualaikum, Yaya..."

Totoitoy dan Pipi Zola langsung menoleh ke ruang utama, anak laki-laki itu langsung berlari menuju pintu utama.
Ceklek

"Ai? Abang Boboiboy?"

"Kenapa kemari, Bang?" tanya anak laki-laki itu heran, tidak biasanya Boboiboy kesini malam-malam.

"Akak Yaya ada tak?" tanya Boboiboy.

"Ada, kejap ye."

Anak laki-laki itu langsung berlari semakin ke dalam rumah itu sambil berteriak. "Akak! Ada Abang Boboiboy!" serunya.

Yaya yang tadinya sedang duduk di meja makan sambil menata biskuit langsung berdiri, kebetulan ia sudah selesai. Dengan senang hati, ia membawa beberapa toples biskuit ke ruang tamu.

Melihat Yaya yang berjalan melewati ruang tengah menuju ruang tamu, Pipi Zola jadi heran. "Kenapa Kak Yaya bawa biskut dia ke depan? Ada orang nak beli ke?" tanya Pipi Zola lalu memakan jamur krispi buatan ibunya.

Totoitoy menaikkan bahunya, "Ada Abang Boboiboy kat depan, suruh coba rasa kot." jawab Totoitoy, "Tak pengsan?" sambung Pipi Zola.

Di ruang tamu, Boboiboy menelan salivanya dengan susah setelah melihat Yaya membawa biskuit-biskuitnya. Gadis itu baru saja membuka penutup-penutup toples biskuitnya. "Makanlah Boboiboy, sedaaaaaaaaap." ucap Yaya sambil menaik-naikkan alisnya.

Panik ga? Panik ga? Ya paniklah, masa engga.

Ditengah-tengah kepanikkannya, ia melihat dua anak yang sedang mengintip di ambang pintu penghubung ruang tamu dengan ruang tengah. Mereka berdua menertawakannya, seakan senang kalau ia memakan biskuit Yaya. Emang adek laknat.

"Nak aku suapkan?" tanya Yaya, Boboiboy masih diam. Ya emang apa aja bakal dia lakuin biar Yaya maafin dia, tapi ga naruhin nyawa juga, yekan?

Dengan cepat Yaya mengambil salah satu biskuit coklat berbentuk hati dengan toping caramel merah senada dengan bentuk biskuitnya. "Aaaaaaa" pinta Yaya yang bermaksud agar Boboiboy membuka mulutnya.

Laki-laki itu membuka mulutnya dengan wajah yang sudah sangat pasrah. Perlahan ia kunyah dan menelannya secara paksa. Kata orang-orang, biskuitnya Yaya udah 11/12 sama sianida.

.
.
.

Yang benar saja, paginya Ochobot sangat kewalahan. Dia rumah cuma ada dua orang tapi sakit semua, cuma dia yang sehat. Ih parah ya makhluk Bumi, pikir Ochobot. Dari pagi sampe sore yang nyuci, nyapu, ngepel, nyiram bunga, ngelipat baju, masak siapa? Ya Ochobot lah. Di luar angkasa dah kayak berlian 500 ton, giliran di Bumi dah kayak babu. Canda.

Sedangkan di taman, Fang dan Ying baru saja pulang dari Planet Gogobugi. Tentu saja Gopal ikut menyambutnya. Awalnya anak lelaki Kumaran itu tidak ada niatan menyambut Fang, hanya sekedar mau minum coklat di Kedai Tok Aba. Tapi Tok Aba belum sembuh.

"Ai? Kenapa kedai Tok Aba tak de?" tanya Ying bingung, "Ck! Tok Aba sakit, belum sehat kot." jawab Gopal.

"Tapi, Boboiboy mana?" sambung Fang. "Entah, ingatkan aku kesini nak jumpa dia juga." balas Gopal.

"Haiya, mesti dia kena jaga Tok Aba loh. Korang tak de otak kah?" sahut Ying ngegas, ia membawa tasnya dan pergi dengan ibunya. Fang yang melihat langsung mengejar, because dia ditinggal.

"Kejam mulut kau, Ying!" seru Gopal.

.
.
.

Malam hari telah tiba, Fang, Ying dan Gopal ke rumah Boboiboy sambil membawa buah-buahan. Terlihat ada mobil merah di halaman rumahnya, mereka juga berpapasan dengan Yaya yang hendak ke rumah Boboiboy juga.

Mereka berempat memang sudah mengadakan janji bahwa mereka akan menjenguk Tok Aba sekaligus Boboiboy. Yaya tidak menceritakan apa yang ia lakukan pada Boboiboy, tapi semua teman-temannya sudah feeling kalo itu ulahnya. Ya kan Boboiboy tuh ga gampang sakit kalo bukan karena biskuit beracun Yaya, ups. Ampun Mbak Jago.

"Siapa agaknya yang bertamu malam-malam?" gumam Fang.

Ting tong

Fang menekan bel rumah Tok Aba, tak lama sosok robot bukat berwarna merah membukakan pintu. "Me- Mechabot?!" kaget Gopal.

"Ha ah, Amato balik sebab khawatir sangat pada Boboiboy dengan Tok Aba." ujar Mechabot lalu mempersilahkan mereka berempat masuk.

Ternyata benar saja, sudah ada Mara yang ikut menyambut kedatangan Fang, Gopal, Ying dan Yaya.

"Hai Yaya..." Sapa Mara sambil merentangkan kedua tangannya kedepan, kode-kode ala cewe kalo ketemu biasanya gitu terus pelukan. "Hai Makcik..." Yaya memeluk Mara, udah kayak temen lama ga pernah ketemu terus ketemu lagi.

"Makcik dah sehat?" tanya Yaya setelah melepas dekapannya, ia menatap Mara dari atas sampai bawah. Wanita itu bahkan sudah bisa berdiri tegak, terlihat bahwa ia sudah sangat sehat.

"Alhamdulillah, Makcik dah tak sakit lagi tapi sekarang malah Boboiboy yang sakit. Yaya tahu kenapa tak?" tanya Mara disertai terkekehan kecil, ia setengah bingung namun Yaya juga ikut terkekeh garing.

"Em... Makcik, keadaan Tok Aba macam mana?" tanya Ying. "Oke je, tengah ditemankan ayah Boboiboy istirahat." jawab Mara. ,,"Kalau macam tu, kita nak tengok Boboiboy lah Makcik." sahut Gopal setelah memberikan buah yang mereka bawa pada Mara.

.
.
.

Di kamar, Ochobot sedang sibuk mengurusi Boboiboy yang makin malem makin banyak comel. Ochobot sudang sangat lelah dengan permintaan-permintaan tuannya itu. Kalo lagi sakit, manjanya minta ampun.

Contohnya kayak tadi siang, bilangnya minta teh hangat maunya coklat panas. Jadinya dibuatin dua-duanya, ngerengek minta nasi goreng pas dibuatin ga dimakan. Suruh minum obat tapi gamau, akhirnya dipaksa minum sama ochobot. Sekarang ribut masalah kipas angin. Antara anginnya kebesaran sama kekecilan.

"Nomor tiga je lah." pinta Boboiboy, tangan kanannya terangkat dan kembali turun diatas dahinya, matanya terpejam. Kepalanya masih pusing, padahal ia sudah minum obat tadi.

"Kau pura-pura sakit eh?" tebak Ochobot, dia benar-benar sudha lelah. Bisa aja Boboiboy lagi nge-prank dia kan? Kayak kemarin-kemarin tuh.

"Kau tak tengok muka aku ni? Dahi aku pun panas, masih kata pura-pura pulak." balas Boboiboy tanpa membuka matanya.

"Ha, yelah-yelah. Tapi kenapa kau boleh sampai sakit macam ni?" tanya Ochobot, kini ia sudah mulai mengisi daya karena Boboiboy sudah berhenti menyuruhnya.

"Aku kena makan biskut Yaya supaya dia maafkan aku." gumam Boboiboy tak jelas, Ochobot juga samar-samar mendengarnya. Kebiasaan kalo orang lagi sakit ngomongnya samar-samar.

Tok tok tok

Boboiboy melirik ke arah pintu kamarnya walauoun ke halang dinding. Namun ia langsung memalingkan badannya ke arah tembok sambil memejamkan matanya.

"Ochobot, tolong bukakan pintu." pinta Boboiboy, robot itu menghela kesal. Ia geroaksa bangun lagi dan membukakan pintu.

Terlihat Fang, Gopal, Ying dan Yaya. "Ha, masuklah." sapa Ochobot. Mereka berempat langsung masuk ke dalam kamar. Mendengar Ochobot menyapa orang disana, Boboiboy semakin mengeratkan selimutnya.

"Alah, dah tidur?" ujar Gopal, laki-laki itu menyilangkan kedua yangannya didepan dada. "Tak pe lah, kita boleh bincangkan masalah Planet Vokana tu besok." Sambung Fang.

"Tapi kalau Boboiboy masih sakit macam mana?" tanya Ying, semua mengangguk-angguk kecuali Fang. "Korang berangkat jelah." balas Ochobot.

"Kau kena ikut, Ochobot." sahut Gopal, "Kalau TAPOPS yang bagi arahan, aku ikutlah." balas robot itu lalu duduk di alat isi daya miliknya.

Sedari tadi Boboiboy menyimak perbincangan teman-temannya, dia tidak sepenuhnya ingin tidur. Namun alasannya pura-pura tidur hanya karena tidak ingin waktu istirahatnya diganggu.

"Kalau macam tu kitaorang balik dulu ye, Ochobot." ucap Yaya tiba-tiba. Boboiboy langsung membuka matanya kaget, ia langsung menegakkan tubuhnya setelah mendengar suara Yaya.

Fang, Gopal dan Ying yang mengangguki ucapan Yaya ikut terkejut. Sedangkan Boboiboy langsung merasa pusing pada bagian kepalanya seperti orang terkena darah rendah, ia reflek memegang kepalanya. Tapi itu hal yang wajar bagi orang yang sedang demam.

"Ko- korang datang?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DIALOG : BAHASA INDONESIA

Sesuai dengan janjinya, malam ini Boboiboy akan ke rumah Yaya. Entah mau disuruh apa yang jelas Boboiboy ingin menebus kesalahannya sesuai permintaan Yaya.

Didalam rumah berwarna baby purple itu, Yaya sedang menata rapi biskuit-biskuit buatannya kedalam toples kaca transparan.

Di ruang tengah, tepatnya tempat Totoitoy dan Pipi Zola sedang mengerjakkan tugas liburan sekolah. Tiba-tiba Pipi Zola teringat sesuatu, ia meletakkan pencilnya dan mengambil sesuatu didalam tasnya. "Nih, aku bawa makanan. Enaaaaaaaaak." Pipi Zola menyodorlan kotak makanan berisi jamur krispi.

"Wah, enak banget baunya." gumam anak laki-laki itu setelah Pipi Zola membuka kotak makannya.

Ting tong

"Assalamualaikum, Yaya..."

Totoitoy dan Pipi Zola langsung menoleh ke ruang utama, anak laki-laki itu langsung berlari menuju pintu utama.
Ceklek

"Hah? Kak Boboiboy?"

"Kenapa kesini, Kak?" tanya anak laki-laki itu heran, tidak biasanya Boboiboy kesini malam-malam.

"Kak Yaya ada ngga?" tanya Boboiboy.

"Ada, bentar ya."

Anak laki-laki itu langsung berlari semakin ke dalam rumah itu sambil berteriak. "Kak! Ada Kak Boboiboy!" serunya.

Yaya yang tadinya sedang duduk di meja makan sambil menata biskuit langsung berdiri, kebetulan ia sudah selesai. Dengan senang hati, ia membawa beberapa toples biskuit ke ruang tamu.

Melihat Yaya yang berjalan melewati ruang tengah menuju ruang tamu, Pipi Zola jadi heran. "Kenapa Kak Yaya bawa biskutnya ke depan? Ada yang mau beli ya?" tanya Pipi Zola lalu memakan jamur krispi buatan ibunya.

Totoitoy menaikkan bahunya, "Ada Kak Boboiboy di depan, mungkin disuruh menyicipi." jawab Totoitoy, "Ngga pingsan?" sambung Pipi Zola.

Di ruang tamu, Boboiboy menelan salivanya dengan susah setelah melihat Yaya membawa biskuit-biskuitnya. Gadis itu baru saja membuka penutup-penutup toples biskuitnya. "Ayo dimakan, enaaaaaaaaak." ucap Yaya sambil menaik-naikkan alisnya.

Panik ga? Panik ga? Ya paniklah, masa engga.

Ditengah-tengah kepanikkannya, ia melihat dua anak yang sedang mengintip di ambang pintu penghubung ruang tamu dengan ruang tengah. Mereka berdua menertawakannya, seakan senang kalau ia memakan biskuit Yaya. Emang adek laknat.

"Mau aku suapi?" tanya Yaya, Boboiboy masih diam. Ya memang apa aja bakal dia lakuin biar Yaya maafin dia, tapi ga naruhin nyawa juga, yekan?

Dengan cepat Yaya mengambil salah satu biskut coklat berbentuk hati dengan toping caramel merah senada dengan bentuk biskuitnya. "Aaaaaaa" pinta Yaya yang bermaksud agar Boboiboy membuka mulutnya.

Laki-laki itu membuka mulutnya dengan wajah yang sudah sangat pasrah. Perlahan ia kunyah dan menelannya secara paksa. Kata orang-orang, biskuitnya Yaya udah 11/12 sama sianida.

.
.
.

Yang benar saja, paginya Ochobot sangat kewalahan. Dia rumah cuma ada dua orang tapi sakit semua, cuma dia yang sehat. Ih parah ya makhluk Bumi, pikir Ochobot. Dari pagi sampe sore yang nyuci, nyapu, ngepel, nyiram bunga, ngelipat baju, masak siapa? Ya Ochobot lah. Di luar angkasa dah kayak berlian 500 ton, giliran di Bumi dah kayak babu. Canda.

Sedangkan di taman, Fang dan Ying baru saja pulang dari Planet Gogobugi. Tentu saja Gopal ikut menyambutnya. Awalnya anak lelaki Kumaran itu tidak ada niatan menyambut Fang, hanya sekedar mau minum coklat di Kedai Tok Aba. Tapi Tok Aba belum sembuh.

"Hah? Kenapa kedai Tok Aba ngga ada?" tanya Ying bingung, "Ck! Tok Aba lagi sakit, mungkin belum sembuh." jawab Gopal.

"Tapi, Boboiboy mana?" sambung Fang. "Ngga tau, tadinya gue kesini mau ketemu dia." balas Gopal.

"Kayaknya dia harus nemenin Tok Aba. Kalian ngga punya otak ya?" sahut Ying ngegas, ia membawa tasnya dan pergi dengan ibunya. Fang yang melihat langsung mengejar, because dia ditinggal.

"Mulut lo, Ying!" seru Gopal.

.
.
.

Malam hari telah tiba, Fang, Ying dan Gopal ke rumah Boboiboy sambil membawa buah-buahan. Terlihat ada mobil merah di halaman rumahnya, mereka juga berpapasan dengan Yaya yang hendak ke rumah Boboiboy juga.

Mereka berempat memang sudah mengadakan janji bahwa mereka akan menjenguk Tok Aba sekaligus Boboiboy. Yaya tidak menceritakan apa yang ia lakukan pada Boboiboy, tapi semua teman-temannya sudah feeling kalo itu ulahnya. Ya kan Boboiboy tuh ga gampang sakit kalo bukan karena biskuit beracun Yaya, ups. Ampun Mbak Jago.

"Siapa yang menamu malem-malem gini?" gumam Fang.

Ting tong

Fang menekan bel rumah Tok Aba, tak lama sosok robot bukat berwarna merah membukakan pintu. "Me- Mechabot?!" kaget Gopal.

"Iya, Amato pulang karena khawatir banget sama Boboiboy dan Tok Aba." ujar Mechabot lalu mempersilahkan mereka berempat masuk.

Ternyata benar saja, sudah ada Mara yang ikut menyambut kedatangan Fang, Gopal, Ying dan Yaya.

"Halo Yaya..." Sapa Mara sambil merentangkan kedua tangannya kedepan, kode-kode ala cewe kalo ketemu biasanya gitu terus pelukan. "Halo Tante..." Yaya memeluk Mara, udah kayak temen lama ga pernah ketemu terus ketemu lagi.

"Tante udah sehat?" tanya Yaya setelah melepas dekapannya, ia menatap Mara dari atas sampai bawah. Wanita itu bahkan sudah bisa berdiri tegak, terlihat bahwa ia sudah sangat sehat.

"Alhamdulillah, Tante udah ngga sakit lagi tapi sekarang malah Boboiboy yang sakit. Yaya tau ngga kenapa?" tanya Mara disertai terkekehan kecil, ia setengah bingung namun Yaya juga ikut terkekeh garing.

"Em... Tante, keadaan Tok Aba gimana?" tanya Ying. "Baik-baik aja, lagi ditemani ayahnya Boboiboy buat istirahat." jawab Mara. "Kalo gitu, kita mau liat Boboiboy aja Tante." sahut Gopal setelah memberikan buah yang mereka bawa pada Mara.

.
.
.

Di kamar, Ochobot sedang sibuk mengurusi Boboiboy yang makin malem makin banyak comel. Ochobot sudang sangat lelah dengan permintaan-permintaan tuannya itu. Kalo lagi sakit, manjanya minta ampun.

Contohnya kayak tadi siang, bilangnya minta teh hangat maunya coklat panas. Jadinya dibuatin dua-duanya, ngerengek minta nasi goreng pas dibuatin ga dimakan. Suruh minum obat tapi gamau, akhirnya dipaksa minum sama ochobot. Sekarang ribut masalah kipas angin. Antara anginnya kebesaran sama kekecilan.

"Nomor tiga aja deh." pinta Boboiboy, tangan kanannya terangkat dan kembali turun diatas dahinya, matanya terpejam. Kepalanya masih pusing, padahal ia sudah minum obat tadi.

"Kamu pura-pura sakit ya?" tebak Ochobot, dia benar-benar sudha lelah. Bisa aja Boboiboy lagi nge-prank dia kan? Kayak kemarin-kemarin tuh.

"Kamu ngga liat muka aku gini? Dahi aku juga panas, masih dibilang pura-pura." balas Boboiboy tanpa membuka matanya.

"Huh, iya-iya. Tapi kenapa kamu bisa sampai sakit kayak gini?" tanya Ochobot, kini ia sudah mulai mengisi daya karena Boboiboy sudah berhenti menyuruhnya.

"Aku makan biskuit Yaya biar dia maafin aku." gumam Boboiboy tak jelas, Ochobot juga samar-samar mendengarnya. Kebiasaan kalo orang lagi sakit ngomongnya samar-samar.

Tok tok tok

Boboiboy melirik ke arah pintu kamarnya walauoun ke halang dinding. Namun ia langsung memalingkan badannya ke arah tembok sambil memejamkan matanya.

"Ochobot, tolong bukain pintu." pinta Boboiboy, robot itu menghela kesal. Ia geroaksa bangun lagi dan membukakan pintu.

Terlihat Fang, Gopal, Ying dan Yaya. "Masuk saja." sapa Ochobot. Mereka berempat langsung masuk ke dalam kamar. Mendengar Ochobot menyapa orang disana, Boboiboy semakin mengeratkan selimutnya.

"Halah, udah tidur?" ujar Gopal, laki-laki itu menyilangkan kedua yangannya didepan dada. "Ngga papa deh, kita bisa bicarakan masalah Planet Vokana besok." Sambung Fang.

"Tapi kalau Boboiboy masih sakit gimana?" tanya Ying, semua mengangguk-angguk kecuali Fang. "Kalian berangkat aja deh." balas Ochobot.

"Kamu harus ikut, Ochobot." sahut Gopal, "Kalau TAPOPS yang meminta, aku ikut." balas robot itu lalu duduk di alat isi daya miliknya.

Sedari tadi Boboiboy menyimak perbincangan teman-temannya, dia tidak sepenuhnya ingin tidur. Namun alasannya pura-pura tidur hanya karena tidak ingin waktu istirahatnya diganggu.

"Kalau gitu kita pulang dulu ya, Ochobot." ucap Yaya tiba-tiba. Boboiboy langsung membuka matanya kaget, ia langsung menegakkan tubuhnya setelah mendengar suara Yaya.

Fang, Gopal dan Ying yang mengangguki ucapan Yaya ikut terkejut. Sedangkan Boboiboy langsung merasa pusing pada bagian kepalanya seperti orang terkena darah rendah, ia reflek memegang kepalanya. Tapi itu hal yang wajar bagi orang yang sedang demam.

"Ka- kalian datang?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Boboiboy hanya milik MONSTA, Author hanya meminjam karakternya saja.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top