Ular Berkaki Dan Bertangan?

CHAPTER 04

LEE SUNBIN ?

“Rumah ini sungguh-sungguh-sangat-sangat besar dan sejuk. Bagaimana jika setiap pagi aku akan pergi kesini. AH! Membayangkannya saja membuat perutku tergelitik. Hahahahaha.”

“Tuan Park. Ini aku Sekretaris Byun.”

“Masuk saja.”

“Mau bermain dengan daddy?”

.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.

“Aku akan menyumpal mulutmu Tuan.”

“Tsk. Tidak sopan sekali.”

Chanyeol pun berjalan menuju meja rias yang terletak di dalam Walk-in Closet miliknya. Sementara Baekhyun mengekorinya seperti anak anjing.

“Pilihkan aku pakaian untuk hari ini. Lalu ambillah dasi yang ada di laci, juga pilihkan jam tangannya juga.” Kata Chanyeol tampa menoleh ke arah Baekhyun.

Ia sibuk mengolesi berbagai skincare untuk menjaga wajahnya agar tetap tampan. Baekhyun mengangguk dan berjalan ke arah gantungan baju. Melihat beberapa kemeja putih yang terlihat sama saja. Entahlah.

Kemudian Ia berjalan ke gantungan baju yang menampakkan setelan jas juga celananya. Ide brilian muncul di kepala Baekhyun.

Ia mengambil sebuah kemeja hitam dan jas merah magenta juga celana yang warnanya sama. Tidak lupa sepatu yang warnanya merah pula. Ia juga mengambil sebuah pomade temporer yang akan memberikan aksen pirang. Baekhyun mengambil sebuah jam berwarna hitam, juga dasi yang berwarna hitam.

Chanyeol mengernyit. “Kau memilihkan pakaian ini?” Baekhyun mengangguk yakin.

“Aku yakin kau tidak pernah menggunakan jas ini ke kantor, benar kan?”Tanya Baekhyun.

“Kau tau saja.”

Chanyeol pun mengambil kemeja putih dan memakainya. Ia tak ragu melepas lilitan handuk dan itu membuat wajah Baekhyun memanas. Baekhyun memalingkan wajahnya.

“He, kenapa kau malu-malu begitu. Kita ini sama-sama lelaki Baek.” Chanyeol terkekeh.

Kemudian Ia memakai celana panjangnya dan menyuruh Baekhyun untuk memakaikan jas tersebut.
Jas bertema ‘Merah Merekah’ itu kini sudah menempel dengan nyaman di tubuh atletis Chanyeol. Baekhyun pun memasangkan dasi. Mendekat ke arah Chanyeol dengan agak sedikit mendongak.

“Kau sangat pandai. Menutupi mata panda dengan concealer dan eyeliner.”

“Ah ini. Aku kemarin tidak bisa tidur karena berlatih memasang dasi.”

“Benarkah? Wah, kau profesional sekali Baek.”

“Haha. Terimakasih Tuan Pa—“

“Profesional sepertiku.” Seketika senyuman Baekhyun luntur mendengar ocehan-bualan Chanyeol.

“Lalu apa yang akan kau lakukan dengan pomade itu?” Tanya Chanyeol.

Baekhyun pun menuntun Chanyeol untuk duduk di depan cermin dan Ia mulai membuka toples pomade itu. Menggosokannya di telapak tangan dan kemudian mengaplikasikannya di rambut atasannya.

“Apa yang kau la-“

“Banyak bicara.”

Dengan lihai jari-jari Baekhyun menata rambut Chanyeol yang kini warnanya agak pink. Campuran pirang dengan surai merah Chanyeol membuat rambutnya terlihat seperti es krim kopior.

Chanyeol tercengang dengan kemajuan Baekhyun. Belum genap setahun Ia bekerja dengannya, tapi Baekhyun telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Tatanan rambut Chanyeol yang sebelumnya terlihat seperti batok kelapa, kini sudah bertransformasi menjadi comma hair. Bayangkan saja bagaimana tampannya CEO Loeymonade dengan rambut comma hair  yang berwarna merah muda. Juga dengan jas merah memeluk tubuhnya.

“Ayo berangkat.” Baekhyun pun mengangguk.

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.

Pukul 15:30

Waktu bekerja akan selesai sebentar lagi, dan kini Baekhyun tengah membereskan mejanya dan memasukkan beberapa barangnya ke tas kecil yang dibawanya.
Tiba-tiba saja Tuan Park keluar dan berhenti tepat di meja Baekhyun.
“Apa ada yang kau butuhkan Tuan?” Tanya Baekhyun.

“Ah, maaf Baek. Tapi, sekitar jam 10 malam nanti akan ada pesta yang dilakukan oleh pengusaha Kim yang bekerja sama dengan kita. Sangat mendadak, ini semua dikarenakan oleh istrinya baru saja melahirkan. Jadi pengusaha Kim membuat pesta dan mengundang beberapa orang, termasuk aku. Dan aku ingin kau ikut bersamaku malam ini.” Kata Chanyeol.

“Aku mengerti. Jam 10 malam. Aku akan datang ke kediamanmu sebelum jam 10, Tuan.”

“Baiklah. Sekarang kau boleh pulang. Aku kira kau akan terkejut setelah mendengar ajakan tiba-tibaku. Tapi kau bahkan terlihat sangat tenang.” Park Chanyeol pun meninggalkan Baekhyun yang termenung di meja nya.

Baekhyun’s POV

Santai katanya? Bodoh.
Aku bahkan sangat stres. Mendadak sekali. Bukankah kelahiran anak itu bisa diprediksi? Tapi mengapa mereka melakukan acara seperti ini dengan sangat mendadak?

Ah itu tidak penting. Yang penting sekarang adalah mengurus penampilan ku untuk nanti malam. Aku memiliki waktu sekitar 6 jam untuk mempersiapkan semuanya.

Outfit

Rambut

Wajah

Aku bisa gila!

Aku memutuskan untuk berangkat saja ke salah satu mall. Membeli beberapa pakaian yang cocok untuk nanti. Katanya itu seperti pesta kan? Sepertinya aku akan membeli beberapa pakaian baru.
Aku ke Sew-Up Loey saja. Siapa tahu aku menemukan pakaian yang aku suka. Aku berfikir kalau aku akan menggunakan waistcoat dan celana panjang. Rambutku berwarna toska jadi warna yang kira-kira cocok adalah.

Mungkin dirty pinkish-nude?
Waistcoat berwarna nude yang agak pinkish akan sangat cocok dengan rambutku, juga celana dengan warna yang sama. Ditambah sepatu putih yang akan aku pakai. Aku akan terlihat tampan dan manis dalam satu waktu hihi.

Harga waistcoat dan celana panjang di Sew-Up Loey tidak terlalu mahal ternyata. Setidaknya hanya membuat dompet ku menipis hanya 10% saja.
“Ah, sepertinya liptint yang agak pinkish akan lebih baik daripada merah-jingga yang aku punya di rumah.”

Aku pun segera pergi ke area kosmetik. Mencari liptint dengan warna yang aku inginkan. Sebuah liptint menarik perhatianku. Wardah huh?
Seorang SPG datang menghampiriku.

“Kau ingin liptint Nona?”

Bedebah!

“A-ah. Iya, aku ingin yang warnanya agak pink.”

Pelayan tersebut mulai mengangkat satu persatu liptint “Free trial” dan menunjukkan padaku sebuah liptint yang warnanya lumayan pink.
Aku membaca tulisan yang terpampang di tempat Liptint ini berdiri.

03 Pink On Point huh?

Makhluk yang mengataiku nona ini mengambil sesuatu seperti brush kecil. Entahlah, mungkin brush ini sekali pakai. Karena aku melihat tumpukan brush dengan titik merah di tong sampah.
Aku mencelupkan brush itu dan dengan mahir menggoreskan tinta berwarna pink gelap itu ke garis bibirku. Mengecapnya beberapa kali dan lihatlah! Warnanya terlihat sangat cocok untuk kulitku. Mungkin karena kulit putihku yang seakan cocok dengan warna apapun.

Aku membayarnya dan pulang. Semoga acara nanti malam tidak akan kacau.

Pukul 21:00

Aku sudah selesai berpakaian, bahkan wajahku sudah terpoles oleh make-up yang tidak terlalu tebal. Hanya natural-nude-pinkish eyeshadow yang aku tonton tutorialnya di Youtube, aku juga menoreh garisan eyeliner yang berfokus pada bagian bawah mataku, lalu liptint yang dibawahnya terdapat lapisan lipbalm dan foundation jadi bibirku terlihat bergradient, dan yang terakhir adalah blush on dan highlight yang terpampang  jelas di pipiku.
Aku memberhentikan taksi dan menuju kediaman Park Chanyeol.

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.


Author’s POV

Chanyeol mondar-mandir di ruang tamunya. Entah apa yang dipikirkannya. Ia sudah melakukan ritual mondar-mandir itu kurang  lebih 30 menit. Bahkan Ia telah menggunakan stelan tuksedo untuk malam ini, penampilannya yang luar biasa bisa saja luntur jika bel pintu rumahnya tidak berbunyi.

“Tenang Chanyeol. Kau adalah pria yang tampan.” Chanyeol berjalan menuju pintu depan dan membukanya segera.
Melihat seorang Byun Baekhyun yang tersenyum tepat di wajah Chanyeol.

Nafas Chanyeol tercekat melihat penampilan Baekhyun hari ini. Waistcoat itu terlihat sangat pas di tubuh rampingnya, menonjolkan s-line yang Ia miliki. Juga celana panjang yang sewarna dengan waistcoat memperlihatkan betapa jenjangnya kaki Baekhyun. Ah, polesan make-up tipis itu juga. Sangat Cantik.

“Aku melihat bidadari.”

“Berhenti membual. Ini sudah setengah 10. Sebaiknya kita berangkat, Tuan Park.” Kata Baekhyun.

Chanyeol berdehem lalu melangkah ke arah garasinya, mengambil mobil mewah yang akan Ia gunakan malam ini.

Black Matic Hyundai Sonata 2019

“Mobil anda sungguh elegan Tuan.”

“Beberapa menit yang lalu kau berbicara padaku tanpa sopan santun, tapi lihatlah sekarang. Apa yang terjadi padamu?”

“Tadi aku hanya kesal padamu, kau terlalu banyak bicara dan selalu mengomentari ku.” Kata Baekhyun menatap Chanyeol tanpa senyum.

Tiba-tiba Baekhyun tersenyum “Mari berangkat Tuan Chanyeol.”

Baekhyun masuk ke kursi penumpang dan Chanyeol kursi pengemudi. Mereka keluar dari wilayah kediaman Park Chanyeol dan menyusuri jalan malam menuju tempat pesta Keluarga Kim.

Sepertinya keluarga Kim sangat pandai memilih tempat, mereka menggunakan villa pribadi mereka. Baekhyun dan Chanyeolpun turun menuju pintu utama.
“Aku gugup sekali.” Gumam Baekhyun yang masih didengar oleh Chanyeol.

“Tenang lah.” Tiba-tiba saja Chanyeol meraih tangan Baekhyun.

Tak diduga, Chanyeol malah mengaitkan lengan Baekhyun ke lengan kirinya. Seperti adegan suami yang istri bergandengan menuju panggung resepsi. Itu sukses membuat pria mungil bersurai toska merona. Bahkan blush on nya tertutupi oleh rona pipinya saat ini.

“Ayo.”

Mereka masuk dan disambut oleh bodyguard yang menjaga di depan. Semakin memasuki lorong dan mereka sampai di taman tengah villa. Banyak sekali pengusaha-pengusaha yang dilihat Baekhyun.

“Baek, coba kau sebutkan siapa saja orang yang ada disini.” Baekhyun mengangguk.

“Pria pendek berjas hitam dengan dasi emas, Kim Jongdae seorang penyanyi. Kemudian di sampingnya berdiri pria yang lebih pendek, Kim Minseok seorang pemilik kafe internasional sekaligus suami Kim Jongdae. Lalu, Kim Junmyeon penyelenggara pesta dan Ia merangkul istrinya yang sedang menggendong bayi, Kim Zhang Yixing. Dan—Nafas Baekhyun tercekat.

Tangannya otomatis mengerat di lengan Chanyeol. Chanyeol yang kebingungan melihat Baekhyun, akhirnya mengikuti arah pandang Baekhyun.

“Kris Wu/Kris Wu.” Ucap keduanya.
Entah kenapa, kehadiran makhluk tinggi aneh bergigi maju itu membuat Baekhyun sedikit ketakutan
.
“Tenanglah Baek. Dia tidak akan berani menyentuhmu. Here’s the plan.”

Chanyeol dan Baekhyun berpisah. Baekhyun menghampiri beberapa wanita yang tengah berbicara. Entahlah, Baekhyun lebih nyaman berbicara wanita daripada laki-laki. Sementara Chanyeol menghampiri beberapa pria yang sepertinya adalah orang penting.

“Selamat malam hyung.”

“Ah-halo Chanyeol! Senang melihatmu.” Kata Kim Junmyeon.

Chanyeol tersenyum pada Junmyeon juga pada istrinya yang sedang menggendong bayi. “Apakah ini anakmu hyung? Manis sekali.”

“Dia manis seperti istriku.” Yixing hanya tersenyum menanggapi Junmyeon.

“Siapa namanya?” Tanya Chanyeol.

“Kim Sejeong.” Chanyeol mengangguk. Tiba-tiba Baekhyun terlintas di pikirannya. Ia melihat Baekhyun tengah berbicara dan bersenda gurau dengan beberapa wanita. Ia tersenyum dan berjalan ke arah Baekhyun.

Di sisi lain. Kwon Yuri menganga ketik tatapannya bersiborok dengan Chanyeol. “Yatuhan tampan sekali.”

Teman-temannya termasuk Baekhyun mengikuti arah pandang Yuri. Dia melihat Chanyeol yang berjalan dengan senyuman ke arahya.

“Ahh! Dia tersenyum ke arahku!” Pekik Yoona.

“Tidak! Dia tersenyum ke arahku!”
Chanyeol semakin mendekat dan berhenti tepat di depan Baekhyun, lalu wajahnya menghadap para wanita di belakang Baekhyun.

“Aku meminjamnya sebentar.” Kata Chanyeol sambir tersenyum.
Chanyeol kembali mengaitkan lengannya dengan lengan Baekhyun. Itu membuat wanita-wanita itu menganga lebar. Mengira bahwa mereka menjadi incaran pria tampan itu, ternyata yang diincar adalah laki-laki.

Chanyeol dan Baekhyun berjalan ke arah Junmyeon dan Yixing.
“Hyung, perkenalkan ini sekretarisku.” Kata Chanyeol.

“Halo, aku Byun Baekhyun.”

“Sekretarismu sangat cantik.” Kata Yixing.

Mata Baekhyun bergulir ke arah bayi kecil yang tengah digendong Yixing. Bayi itu tertidur lelap dan damai. Mengingatkan Baekhyun saat Jisoo baru lahir dulu.

“Apa aku boleh menggendongnya.” Tanya Baekhyun.

Yixing mengangguk “Tentu.” Ia menyerahkan bayinya dan Baekhyun menerimanya sangat perlahan, seakan bayi itu fragile.

Bayi itu mulai menggeliat dan mendengkur dengan nyaman saat berada di pelukan Baekhyun. Chanyeol yang melihat peristiwa itu lantas tersenyum sangat lebar, hatinya pun menghangat.
Setelah sekian menit, Baekhyun kembali menyerahkan bayi itu ke Yixing.

“Dia sangat manis. Aku jadi ingin punya satu.” Kata Baekhyun
.
“Hee, Chan! Baekhyun memberimu kode.” Lantas Baekhyun menunduk dan menyembunyikan rona pipinya.

Sementara Chanyeol. Entah setan apa yang merasukinya, matanya bergulir ke arah bongkahan daging kenyal Baekhyun yang tertutup celana dirty pinkish-nude.

Chanyeol menggeleng berusaha menghilangkan pikiran mesum itu.
“Ah, Baekhyun mari kita berbincang dengan beberapa investorku yang hadir, hitung-hitung agar kau akrab dengan mereka.” Kata Chanyeol dan Baehyun mengangguk.

Mereka hendak berjalan ke kumpulan orang-orang yang diyakini Chanyeol sebagai investornya. Tapi suatu makhluk menghalangi mereka.

“Channieeee~”

“LEE SUNBIN!?”

Baekhyun’s POV

Siapa wanita ini?
Kenapa banyak sekali wanita centil di kehidupan Chanyeol? Apa tidak ada salah satunya adalah wanita yang normal? Maksudku yang tenang dan tidak banyak bicara seperti wanita bergaun merah di depanku.

“Aku merindukanmu Channie.” Kata wanita tidak tahu diri ini sambil tangannya memeluk lengan Chanyeol.

Aku melihat wajah Chanyeol yang memasang ekspresi datar, tapi terdapat kegelisahan disana. Setiap orang pasti risih jika diganggu wanita centil ini.

“Lepaskan tanganku Lee Sunbin.”

Lee Sunbin. Aku seperti pernah melihat nama wanita ini di suatu tempat.
Oh! Sekretaris Chanyeol sebelumku. Ya! Wajahnya pun aku ingat. Tapi di foto tampilannya sangat sederhana, tidak seperti ini.

Menor.

“Oh apa kau Sekretaris Channie?”

Perkataannya membuyarkan imajinasiku, imajinasiku tentang wajah Nona Lee yang menggunakan make-up badut, pasti lebih lucu dari kostum satin kuningku.

“Iya, Selamat malam. Aku Byun Baekhyun, sekretaris Tuan Channie. Hihi.”

Aku terkikik. Mengingat panggilan ‘manis’ yang diberikan wanita ini untuk Tuan Park.

“Ahahah, kau punya selera humor yang sama denganku rupanya.”

Percaya diri sekali.

“Ah tidak, selera humor ku berbeda denganmu Nona Lee.” Kataku sambil menunjukkan wajah manis. Bisa kulihat dia memasang wajah kecut.

“Channieee~ ayo kita pergi dari sini. Aku ingin ke bar.”

“Tidak bisa Nona Lee.” Kata Chanyeol.

Yah, tertolak hihihi.

“Kalau begitu temani aku menonton film.”

“Aku sibuk Nona Lee.”

“Sibuk apanya? Kau kan hanya berdiam mematung dengan waria ini disini.”

Waria?

Tahan Baek. Kau harus profesional. Jangan terpengaruh dengan penggalan kalimat seekor monyet!

“Aku bahkan tidak melihat waria disini.” Kata Chanyeol.

Chanyeol bodoh! Dia menyindirku dasar manusia mesum yang tidak peka!

“Hei, waria itu ada di dekatmu! Sekretarismu!”

“Baekhyun? Apa benar kau waria?”

AKU BENCI KALIAN!!

Aku menarik nafas dan tersenyum. Bola meriam ku akan keluar sebentar lagi.
“Maaf sebelumnya Nona Lee Sunbin, mantan sekretaris Park Chanyeol bodoh ke 46. Ini adalah acara resmi dan aku harap wanita beredukasi rendah sepertimu tidak mengganggu ketengan acara ini dengan memancing emosiku. Aku bisa saja membunuhmu bahkan menelanjangimu disini. Tapi sayang sekali ternyata kau adalah wanita, aku tidak bisa menyakitimu. Jadi tolong perhatikan kata-kata yang akan keluar dari mulut dekilmu itu, pikirkan pula penggalan kalimat yang akan kau katakan. Jangan sampai kalimat itu menjadi penyebab kau dikebumikan.

Untuk kau Tuan Park. Beruntung aku masih menghormatimu sebagai atasanku. Jika tidak, mungkin mayatmu akan ditemukan di sela-sela saluran pipa pembuangan faeses. Ah, lagi satu, apabila kau masih berfikir lambat seperti tadi. Aku tidak akan segan-segan berteriak kalau kau menjual sekretarismu sendiri demi bahan baku yang tidak apa-apanya! Kau mengerti Tuan?”

Aku pun pergi dengan senyuman manis namun mematikan.

Lee Sunbin dan Park Chanyeol, cocok sekali. Sama-sama bodoh dan tidak berpendidikan!

Aku berdiri di pinggir jalan mencoba mencari-cari taksi yang lewat.

DRAP DRAP DRAP DRAP

Chanyeol.

“Baek.” Chanyeol menggenggam pergelangan tanganku.

“Apa lagi yang kau ingin kan?” Tanyaku dengan nada dingin.

“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud.”

“Diamlah. Aku tidak ingin mendengarkan omong kosongmu.”

“Tapi aku benar-benar merasa bersalah Baek. Tolong maafkan aku!”

“Aku akan memaafkanmu, hanya jika kau berhenti menjadi Foolish Boss!”

Aku pergi menghempaskan tangannya dan berjalan menjauh. Tidak peduli malam ini dingin, yang penting aku bisa pergi dari Chanyeol.

Boleh aku bercerita sedikit?

Aku sadar memang tingkah lakuku tidak seperti pejantan lainnya. Penampilanku bahkan terlihat tidak laki-laki sama sekali. Tapi jika ada orang yang mengataiku seperiti itu, aku tidak terima!
Mengatai ku waria karena penampilanku heh? Manusia konyol.

Pikirkan, lebih terhormat mana antara pria dengan fisik kekar yang kasar dan pengecut dengan pria feminim tapi memiliki tingkah laku yang baik? Chanyeol contohnya.

TBC

Yaampon maap gais kelamaan 😭

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top