Special Chapter : Kau Mau Pakai Dress?
"Astaga, perutku besar sekali seperti penis Chanyeol."
Chanyeol yang merasa namanya disebut dengan agak ditekan begitu pun menoleh dengan disertai efek suara pedang yang terhempas.
Ia memicing ke arah istr—suami hamilnya itu, "Sebentar lagi anak ini akan keluar dari lubang—"
"Baekhyun."
"Iya, sayang?"
Chanyeol menepuk paha nya, "Kemarilah."
Baekhyun berjalan mendekati kasur dengan lenggak lenggok khas Papa Hamil.
Hei, jangan menghujatnya soal Papa Hamil! Ini hanya Special Chapter!
Pria hamil itu pun duduk di pinggir kasur.
"Tau begitu, aku tidak perlu repot-repot menepuk paha ku."
"Kau ingin memangku kami?"
"Sangat ingin."
"Baiklah."
...
"Kenapa kau diam saja, tidak mendekat?"
"Ah, Maaf. Aku lupa. Hehe."
Sekretarisnya itu pun mendekat dan duduk di pangkuannya. "Apa Baby merepotkan mu?"
"Tentu saja. Kalian semua merepotkan ku. Kau ingin bersetubuh, baby yang selalu mengidam. Apa kau pikir aku tidak tersiksa?"
"Ayolah, sayang. Ini hanya hamil—"
Baekhyun seketika bangkit.
Chanyeol pun melotot takut. Sepertinya ia mengatakan hal yang sangat fatal barusan. Lihatlah, kini suam—istrinya pun mendelik ke arahnya.
"PARK CHANYEOL!?"
"I—Iya, sayang? Hehe."
Baekhyun kemudian lalu setelahnya menghembuskan napas lelah tepat di hidung Chanyeol.
"Kau pikir hamil itu tidak merepotkan apa!? Kalau begitu begini saja."
Gluk
"Untuk program anak kedua, kau saja yang hamil, bagaimana?"
"Tapi by, aku tidak memiliki rahi—"
"Akan kubuat sperma sperma ku membuahi enzim enzim di perutmu! Deal!" Kata Baekhyun yang lalu beranjak dan meninggalkan Chanyeol.
Chanyeol kali ini harus sabar-sabar. Suaminya itu berubah menjadi gila karena ngidam. "Astaga, kenapa mengidam itu ada?"
• Kau Mau Pakai Dress? •
Baekhyun tengah duduk di kursi bantal dekat kolam renang. Di sampingnya berdiri dengan segar es teh manis. Chanyeol baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Sebenarnya ia tidak perlu bekerja di rumah, sih. Memang pria ini terlalu melebih-lebihkan, ia khawatir jika meninggalkan Baekhyun sendiri di rumah karena katanya bisa saja suaminya itu melahirkan.
Astaga, padahal dia masih memasuki tahap perngidaman duniawi.
Chanyeol seketika memicing. Baekhyun tersenyum-senyum sembari jarinya yang kian scrolling di atas layar pad.
"Apa yang dilakukan preggy papa itu?"
"Astaga! Sangat menggemaskan!"
Pasti, pasti suaminya tengah melihat sesuatu yang menggemaskan!
Tentu saja!
"Chanyeol! Sayang!"
Daripada berpikir suaminya itu tengah mencari simpanan pria pria muda, pikiran Chanyeol kini beralih ke hal-hal aneh seputar perngidaman lagi.
"Aku ingin kau pakai dress!"
"APA?!" Chanyeol melotot hebat.
Bahkan, bisa kau copot bola matanya. Baekhyun melihat itu terkekeh geli, suaminya nampak sangat bodoh.
Sekretaris yang juga suaminya itu mengambil lengan kanannya dan memeluknya, kemudian menampilkan wajah memelas seperti seekor—anjing.
"Mau, ya?" Katanya.
"Seharusnya chapter ini ganti judul."
"Memang kenapa?"
"Karena yang ingin memakai dress bukan dirimu, tapi kau justru menyuruhku!"
"Kau tidak mau?" Tanya Baekhyun dengan wajah cemberutnya. Tentunya, yang sangat tidak pantas untuk diabaikan.
Chanyeol berusaha sekuat mungkin mempertahankan benteng anti gemas nya. Walau tak yakin akan bertahan hingga sepuluh detik ke depan.
"Y—ya, sudah! Aku akan melakukannya!"
"BENARKAH!?"
Chanyeol mendesah letih, "Iya ..."
Baekhyun kini melompat riang dan mengabaikan kondisi anak di dalam perutnya itu. Ia hari ini, saat ini sungguh senang! Suaminya itu mau memakai dress.
"Biarkan aku yang memilih dan membe—"
"Eits! Kau tidak boleh membelinya sendiri!"
" ... " Baekhyun yang tadinya berteriak riang, kini menatapnya dengan brutal. Matanya memicing tajam hingga membuat Chanyeol terhuyung satu jengkal. "Aku akan belanja sendiri."
"Baik, baiklah, sayang. Setidaknya kau ditemani Yoora saja, ya? Atau ibu."
"Yoora."
"Ok—okay, tentu, sayang."
Satu hari pada jam tiga petang, Baekhyun memijakan kakinya di sebuah butik baju khusus wanita bersama kakak iparnya, Yoora atau Yuyun sebagai panggilan akrab oleh Baekhyun.
"Kira-kira, dress apa yang cocok untuk laki-laki, ya?"
Penjaga toko itu nampak bingung dan nelangsa, pelanggan gila datang lagi. Sudah cukup hidupnya dipijak pelanggan gila dengan keinginan tidak wajar sejak toko ini dibangun, ditambah satu pria hamil gila yang—
PRIA HAMIL!?
"Apa ia mau memakai dress itu untuk dirinya sendiri?" Gumam penjaga toko dalam hati.
Baekhyun menanti penjaga toko itu mengarahkannya pada beberapa setelan baju dengan wajah sumringah.
"Mari, ikut saya, Tuan." Ucapnya.
Kerap mengelus perut bundarnya, Baekhyun berjalan ditemani Yoora yang terus menggandeng tangan kanannya.
Yoora agak khawatir, semakin besar perut adik iparnya itu, maka ia akan bertemu dua penderitaan bersamaan.
Mengurus orang gila sekaligus mengurus pria hamil.
"INI SANGAT COCOK!" Baekhyun mendadak berteriak.
Ia mengelus-elus sebuah dress putih dengan banyak manik-manik pada bagian roknya. Yoora hanya bisa tersenyum pasrah ketika Baekhyun menggosokkan kartu yang mengeluarkan uang—entah apa namanya yang ternyata miliknya itu.
"Tidak apa-apa uang ku habis asal adik iparku mendapatkan kewarasannya kembali."
• Kau Mau Pakai Dress? •
Chanyeol berjalan kesana kemari. Ia menjadi overthinking soal dirinya yang harus mengenakan dress sesuai permintaan suami hamilnya itu.
Begitu mendengar bunyi klakson, Chanyeol memejamkan mata dan berdoa.
"Ya Tuhan, tolong kembalikanlah kewarasan suamiku." Katanya.
Baekhyun berteriak ketika masuk ke ruang tengah hingga beberapa maid melompat terkejut. "Chanyeol! Aku sudah membelinya! Cepat turun!"
Yoora meringis membayangkan nasib adiknya setelah ini.
Bos besar perusahaan yang juga besar itu pun turun dengan terpaksa. Mata Baekhyun mengikuti arahnya berjalan seolah ia adalah santapan.
"Menyeramkan." Ujar Chanyeol.
"Kau sudah pulang, sayang? Wah! Bagaimana perjalananmu?"
Baekhyun membalas, "Itu tidak penting! Sekarang, cepat gunakan dress ini!"
Para maid, Yoora, Chanyeol, bahkan penulis pun hanya bisa pasrah. Chanyeol mengambil tas yang diulurkan suaminya itu kemudian pergi ke kamarnya dan mengenakan—benda terkutuk itu.
"Ah! Aku tidak sabar!" Ujar Baekhyun.
Begitu lama Baekhyun menanti hingga air matanya mengalir deras. Ia tidak suka dibuat menunggu! Bisa menangis hanya karena menunggu lima menit, ditambah ia sedang mengandung. Perasaannya pasti semakin rapuh.
Seperti wanita tidak berprinsip, rapuh.
Tapi dia laki-laki, terserah.
Chanyeol pun turun dari kamarnya dengan dress yang sudah melekat sempurna pada tubuhnya. Baekhyun berhenti menangis.
"Sayang? Aku sudah memakainya, boleh aku lepas sekarang?"
Baekhyun rasanya ingin tertawa, otot otot lengan Chanyeol itu seolah menertawakan pemiliknya karena menggunakan dress mewah tanpa lengan.
"AHAHAHAHA! KAU TAMPAK SEPERTI LAMPU GANTUNG! AHAHAHA."
Chanyeol sungguh malu saat ini, tapi apa boleh buat?
Kebahagiaan Baekhyun adalah prioritasnya.
End of Special Chapter 1
Gais doain ye gua baru daptar snm kemarin. Ya Allah gua pengen kabur dari pulau ini hiks.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top