Special Chapter : Bayi Yang Kuliah

Baby Gyeong kini sudah berumur enam bulan. Pipinya masih sangat lucu seperti bakso dicampur borax.

Pertumbuhannya pun dinilai sangat pesat. Baby Gyeong sudah bisa lancar berjalan.

Dengan kedua tangannya.

Tidak, dia masih tertatih-tatih. Baekhyun agak khawatir kalau anaknya nanti malah jadi terlalu cerdas. Apalagi kalau melebihi kecerdasan ayahnya.

Omong-omong, Chanyeol sebenarnya tidak bodoh. Ia tergolong anak yang sangat genius, mungkin karena saking genius, dia malah menjadi bodoh. Sering terjadi eror di otaknya itu.

"Aduh, anakku. Tolong jangan terlalu pintar." Gumam Baekhyun sembari melihat anaknya bermain menyusun balok.

"Ah! Kau mau jadi arsitektur, ya? Jangan, lebih baik jadi kuli bangunan saja!"

Tiba-tiba Baby Gyeong menghancurkan bangunan yang ia susun. "Sudah kuduga kau harus masuk teknik sipil."

Baekhyun sejujurnya bosan sekali diam di rumah. Semenjak melahirkan ia terpaksa cuti karena harus mengurus Gyeong. Walau terpaksa, ia sedikit menerimanya. Namun, untuk sekarang ia sangat jenuh.

Apalagi melihat tingkah Gyeong yang berputar pada aktivitas struktur bangunan walau hanya bermodal balok kayu lucu.

"Baby Gyeongi!" Panggil Baekhyun.

Seketika Baby Gyeong menoleh ke arah papa nya. "Ung?"

"Kau mau ikut, tidak? Ayo ke kantor Daddy!" Baby Gyeong berbinar begitu mendengar kata Daddy. Walau ia masih belum paham apa yang diucapkan papa nya.

Sepasang papa dan anak itu pun bersiap-siap. Baekhyun menggunakan oversized tee juga oversized cardigan berwarna hijau. Nampak sangat menyegarkan. Ditambah celana panjang nude juga sepatu putih Nike Airdila.

Babyu Gyeong juga menggunakan cardigan yang sama. Hingg membuat sepasang papa dan anak ini terlihat cocok dan serasi.

Bersama supir mereka, Baekhyun dan Baby Gyeong pun menginjakan kaki di kantor. Jujur saja, ia sangat merindukan kondisi kantor terutama berisiknya Eunha.

Entah kemana gadis itu. Sudah lama tidak ia lihat wajahnya.

"Astaga! Sekretaris Byun!"

"Bodoh! Sekretaris Park!"

"Ah! Iya benar! Selamat siang, Sekretaris Park!"

Baekhyun pun membalasnya sambil mendorong kereta Baby Gyeong. "Selamat siang. Hehe." lantas melengos mencari lift untuk keruangan suaminya.

"Mari kita lihat, apa kebodohan yang Daddymu lakukan kali ini, Gyeongi."

"Awokawokawok." Baby Gyeong tertawa.

Mereka berdua pun sampai pada lantai 10. Ruangan Chanyeol. Baekhyun mendoronh kereta Gyeongi keluar dan menyapa karyawan lain yang mengenalinya.

Tok tok ...

"Siapa?" Sahutan dari dalam.

Baekhyun pun jawab. "Permisi. Paket!"

Tak lama pintu pun dibuka dengan tergesa-gesa, menampilkan Chanyeol dan Baby Gyeong langsung senang melihat bayi bayinya.

Yang satu hasil sperma, yang satu disemprot sperma.

"Baby!" Chanyeol langsung meraih anaknya dan menggendongnya. Hal itu tak luput dari pengelihatan karyawan-karyawannya. Mereka tumben melihat adegan ini.

"Kau pasti bosan di rumah, 'kan?"

Baekhyun menghela napas, "Benar. Aku sudah melakukan banyak hal dengan Baby Gyeongi. Seperti memancing pari, memasak rendang, bahkan menemani Pak Lee membetulkan antena."

Chanyeol terkejut mendengar semua aktivitas ekstrem suaminya itu, "Apa itu rendang?"

"Makanan. Kau tahu? Aku bahkan tidak bisa membedakan mana lengkuas mana daging."

Chanyeol semakin tidak paham. Suaminya ini mulai ngelantur. Ia pun mengajaknya untuk makan siang di luar.

"Baby, kita makan di luar, bagaimana? Ada yang ingin kau makan?"

"Aku sudah trauma dengan lengkuas, kau saja yang makan, Chan. Aku akan membeli camilan saja nanti."

"Baiklah."

Akhirnya mereka pun makan siang di sebuah restoran yang Baekhyun sangat ingat. Sangat sangat benar benar ingat.

"La Vie En Rose. Cih, kau mau menjualku disini, bukan?"

Chanyeol tiba-tiba panik. Ia ingat saat itu walau sudah begitu lama. "Ba .. Baby, aku–"

"Sstt. Lupakan. Lagipula, aku yang akan menjualmu dan merubahmu menjadi Wagyu." Ucap Baekhyun sembari mendorong kereta Baby Gyeong ke dalam.

Karena mereka makan dengan tenang dan tidak terjadi kericuhan. Mari kita skip hingga ke adegan lucu selanjutnya.

Begitu sampai di rumah, keluarga kecil ini pun berkumpul dan bermain santai. Lagi-lagi Baby Gyeongi memainkan susun menyusun balok. Baekhyun yakin anaknya akan masuk sekolah arsitek.

Chanyeol juga memutuskan untuk pulang dan tak melanjutkan pekerjaannya. Bukan karena ingin meluangkan waktu untuk Baby Gyeong, ia hanya malas belerja.

Kenapa? lagipula itu perusahaan miliknya, seandai ia tidak pernah datang ke kantor pun bukan masalah.

Pemgangguran can not relate.

Chanyeol datang dengan hanya menggunakan sweatpants menghampiri anak serta suami kecil nakal berisik tukang rusuhnya itu. "Wah, Baby Gyeong suka menyusun balok, ya?"

Baekhyun pun membalas, "Benar sayang! Sepertinya aku akan memasukkan dia ke UPIN nanti!"

"UPIN? Kau mau membuatnya botak abadi?"

"Apa maksudmu? UPIN itu adalah Universitas Pintar, kampus impian ayahku namun ia terlalu bodoh untuk lolos ujian masuknya!"

Chanyeol pun terheran, "Kenapa tidak memasukkan ia ke UPIL saja?"

"CHANYEOL JOROK!"

Chanyeol tertawa sedikit. Sok ganteng. "Universitas Pilihan Nusantara, sayang. Kau pikir di Korea tidak ada nusantara?"

"Omonganmu mulai aneh, Chan."

Kedua orang tua yang sibuk mendebatkan universitas mana yang harus dimasuki oleh Baby Gyeong pun tidak sadar kalau kini Baby Gyeong tengah mencoba berjalan.

"CHANYEOL! BABY GYEONG BERJALAN!"

Chanyeol pun terekjut dan merasa senang, "Pintar sekali anakku! Nah, sekarang ayo coba lari estafet!"

Bugh!

Baekhyun melempar Chanyeol dengan balok mainan Baby Gyeong. Setelahnya, ia pun mengambil Ifawn 13 Pro Memex nya itu guna merekam Baby Gyeong.

"Wah, Baby Gyeong sudah pintar! Bisa berjalan dengan lancar! Ini adalah prestasi pertama—eh, prestasi pertamanya adalah menyusu tanpa menggigit pentilku! Ah! Sudahlah!"

Chanyeol tersenyum melihat pemandangan di depan matanya itu. Ia tidak menyangka kalau kondom robeknya itu akan membawa berkah seperti ini. Rasanya, ia semakin semangat bekerja agar bisa memuaskan keluarga kecilnya itu.

"Kalau tahu hidupku akan bahagia ini, seharusnya kondom itu aku pajang di ruang keluarga supaya semua keluargaku tahu!" gumamnya.

Baekhyun pun memeluk Baby Gyeong karena gemas, "Muach! Muach! pintar sekali anak Papa!"

"Awokwokwokwok." Baby Gyeong tertawa.

Beberapa tahun kemudian

"Selamat untuk Park Gyeongree karena telah lolos di UDUD! Universitas Dua Dunia! Selamat!" Ucap seorang guru yang memanggil Gyeongree karena telah lolos tes ujian masuk UDUD sehingga mengharumkan nama SMA-nya.

Dengan disaksikan oleh Baekhyun dan Chanyeol, Baby Gyeongree yang sudah SMA itu pun naik ke atas panggung dan berfoto bersama kepala sekolah dan ketua yayasannya.

"Daddy, jangan berpose menjijikan, ya," Ucap Gyeongree.

Chanyeol yang merupakan ketua yayasan SMA itu pun hanya mengangguk kesal. Sepertinya anaknya itu malu memiliki ayah sepertinya.

Sesi foto pun usai, Chanyeol merangkul anaknya dan akhirnya turun panggung.

"Bagaimana ospekmu, sayang?"

Gyeongree pun menjawab dengan datar, "Dad, ujian masuknya saja baru selesai kemarin!"

"Wah, jaman Daddy dulu, sebelum tes masuk kita sudah mulai Ospek!"

Anaknya itu pun nampak terkejut, "Sungguh? Daddy dulu kuliahnya dimana?"

"UPIL."

End of Special Chapter 3

Kangen w g, btw kelen kalo ada twitter mending follow akun w yh @lukadultery w jual manhwa ngewe mksi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top