Sarang Milik Chanyeol
CHAPTER 03
COMPANY'S ESTIMATE
Previously in Fbps Chapter 02
"Bukan begitu. Aku benar-benar menolaknya, aku sudah memiliki kekasih."
"Dia sekretarisku, Byun Baekhyun."
"Maaf aku belum memperkenalkan diriku, namaku Byun Baekhyun. Sekretaris Tuan Park."
"Aku tidak pernah menyukai mu. Aku terlalu sempurna untuk diberikan kepada siapapun, bahkan apabila Aphrodite menginginkanku. Aku takkan memberikan diriku padanya."
.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
Hari rabu, hari dimana Baekhyun akana mewakili perusahaan untuk melakukan kerja sama dengan Perusahaan Sirkuw. Baekhyun sempat mencari tau di situs web, apa sebenarnya perusahaan ini?
Dan akhirnya Ia tau, perusahaan ini mengeluarkan produk-produk yang terbuat dari karet dan bahan kimia buatan. Bisa dibilang furniture, dan mereka membuka toko sejenis MINISO.
Mungkin seperti itu.
Nama produk mereka adalah ECEPTRA.
Baekhyun memasuki restaurant yang sudah ditentukan oleh rekan bisnisnya. Restaurant yang sama saat bertemu Wendy Son. Mengingat hal itu membuat Baekhyun merasa ingin muntah. Bagaiman wanita itu menggoda Chanyeol dengan sok bersikap anggun. Tapi dipancing sedikit, perilaku buruknya terekspos detik itu juga.
Baekhyun duduk di salah satu meja, nomor 20 bangunan tunggal, sejenis gazebo. Sudah dipesan oleh pihak Sirkuw. Tanpa menunggu lama, pihak Sirkuw pun datang, seketika Baekhyun memperbaiki penampilannya, lalu berdiri dan membungkuk hormat-pada pimpinan perusahaan Sirkuw.
Kris Wu.
Pemuda dengan kalsium overdosis itu membungkuk juga dan mengambil tempat tepat di hadapan Baekhyun.
Mereka hanya berdua omong-omong.
"Jadi, apa sebaiknya kita menikmati hidangan dulu-"
"Baekhyun-ssi?" Kata Kris sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Tentu Tuan Wu."
Hidangan pun datang, itu hidangan yang sama dengan waktu itu, waktu Wendy Son menggoda Chanyeol. Ah! Kenapa Ia malah mengingat hal menjijikan itu?
Steak pun habis dan diganti milkshake menemani mereka sebagai dessert.
Sambil mengaduk-ngaduk milkshakenya, Kris membuka pembicaraan. "Sekretaris Byun, mengenai rencana kerja sama ini. Aku ingin menjelaskannya padamu. Kami ingin melakukan kerja sama dengan pihak Fortuniture Loey, perusahaan interiormu. Aku sebagai pihak yang memproduksi bahan baku, ingin memberikan beberapa bahan baku untuk furniture-mu. Harga yang kami berikan bisa tergolong sangat murah, dimana biasanya produk mentah kami dijual dengan harga 150.000.000 won per kilonya, kami akan memberikan harga hanya 50.000.000 won per kilonya." Jelas Kris.
"Kau memberi kami potongan harga 100.000.000 untuk produk mentahmu begitu? Aku yakin kau tidak akan memberikan potongan harga itu secara cuma-cuma." Kata Baekhyun dengan tetap mempertahankan senyumnya.
Seringaian Kris mengembang. "Park Chanyeol pernah berkata padaku, bahwa dia akan mengirim sekretaris ke 47 ke perusahaan ku dan menjadi istriku."
Baekhyun's Pov
Perjanjian macam apa itu? Aku tidak tau kalau perusahaan bisa bermain sangat kotor seperti ini. Sama saja bahwa Chanyeol menjual sekretarisnya sendiri dengan harga 100 juta! Apa yang ada di otak pria 30an itu?
Siapa pula sekretaris ke 47?
"Aku tidak tau kalau Tuan Park berkata hal seperti itu. Bisakah anda menjelaskannya padaku?" Tanya Baekhyun.
"Saat itu Chanyeol kekurangan bahan produksi interiornya. Itu membuatnya cukup stres. Dia pun datang pada kami dan membuat perjanjian. Aku berkata bahwa aku akan memberikan potongan sebesar 100 juta won apabila Ia mau memberikan salah satu sekretarinys untuk menjadi istriku. Ah bukan, tapi lebih ke budak nafsuku."
Kurasa dia harus mengkhawatirkan giginya. Tanganku mengepal dibawah sini dan siap untuk menerjang habis giginya. Mungkin aku akan memberikan gigi motor nanti kalau giginya sudah aku cabut paksa semua.
"Menjijikan." Kata itu tak sengaja keluar dari mulutku. Refleks aku menutup mulutku dan memukul-mukulnya sambil melirih 'bodoh!'
"Kau tau, dia akan memberikan sekretarisnya ke 47. Dan itu adalah dirimu Byun Baekhyun."
AKU? CHANYEOL BERNIAT MENJUAL KU?
"Aku tolak." Finalku. Aku bisa melihat seringaian Kris luntur bersamaan alisnya menukik tajam.
"Aku menolak kerja sama kotor ini. Perusahaanku adalah perusahaan yang bersih, kedatangan kau kesini hanya akan memberinya noda. Aku menolaknya. Sebesar apapun tawaranmu, aku tidak akan menerima kerja sama ini. Kau sungguh manusia yang menjijikan Kris Wu."
Aku pun pergi tanpa menoleh ke belakang, tidak peduli wajah Kris saat ini.
Aku masuk ke mobil diikuti beberapa bodyguard perusahaan. Duduk di kursi belakang dan termenung.
Kata-kata kotor Tuan Wu berputar seperti komedi putar di kepalaku. Terulang-ulang dan itu membuatku ingin menangis.
"Kau tau, dia akan memberikan sekretarisnya ke 47. Dan itu adalah dirimu Byun Baekhyun."
"Chanyeol. Aku akan membunuhmu setelah ini."
Mobil melaju menuju kantor dan aku yakin ajal Chanyeol akan semakin dekat.
.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
Author's Pov
Chanyeol yang baru saja kembali ke kantor dikejutkan dengan keberadaan Baekhyun di ruangannya. Sambil bersedekap dada dan memberikan tatapan tajam dan terkesan datar.
Chanyeol mendekat dengan dahi yang mengernyit. "Apa yang kau lakukan di ruangan ku Sekretaris Byun?"
PLAKKK
Wajah Chanyeol berpaling ke kanan, setelah menerima sambutan 'hangat' dari sekretarinys. Baekhyun menatapnya dengan nafas yang terengah-engah dengan mata merah menahan tangis.
"Brengsek."
"Apa yang kau lakukan hah!?" Bentak Chanyeol.
Namun itu tidak membuat nyali Baekhyun menciut, mengingat perjanjian bodoh yang dilakukan Chanyeol dengan Tuan Wu yang mesum.
"Perjanjian apa yang kau buat dengan Tuan Wu?"
Tuan Wu? Ah, Chanyeol ingat pria mesum itu.
"Apa? Aku tidak mengerti." Kata Chanyeol.
"Berniat menjual sekretaris ke 47 untuk mendapatkan potongan harga bahan baku heh? Menjijikan sekali." Kata Baekhyun.
Chanyeol masih berdiam diri, tak ada keinginan untuk membalas ucapan Baekhyun.
"Tidak ada pembelaan? Jadi itu benar ya? Kau menjualku untuk mendapat potongan harga bahan baku. Benarkan?" Baekhyun mulai menangis.
Lama-lama tangisan itu menjadi semakin deras disertai isakan-isakan kecil yang Baekhyun lakukan.
"Aku berhenti Chanyeol."
Mata Chanyeol membola, nafasnya tercekat. Saat itu juga Baekhyun keluar ruangannya dan kembali ke meja sekretari, lalu mengemasi barang-barangnya.
Chanyeol bahkan masih mematung mendengar setiap kata yang dilontarkan sekretarisnya tadi, ah apa sekarang mantan sekretaris?
Chanyeol berbalik dan melihat meja sekretaris yang kosong, berjalan keluar dan saat itu juga Ia mendapat tatapan dari beberapa karyawannya. Tentu, mereka mendengarnya. Walaupun ruangan Chanyeol kedap suara, namun saat itu pintu dalam keadaan terbuka.
"Aku bodoh!"
Chanyeol berlari menuju lift untuk mengejar Baekhyun. Merutuki lift yang turunnya lama sekali. Setelah lift terbuka, Ia berlari menuju pintu depan perusahaan dan mendapati Baekhyun yang hendak memasuki taksi.
Dengan tenaga yang tersisa, Chanyeol berlari ke arah Baekhyun, mengabaikan tatapan aneh dan keheranan dari karyawannya. Chanyeol berhasil menggenggam tangan Baekhyun.
Baekhyun kaget dan sontak membalikkan tubuhnya. Menemukan Chanyeol yang tengah menggenggam tangannya dengan pandangan yang sulit diartikan. Memanfaatkan keadaan mereka yang menjadi pusat perhatian, Baekhyun menghempas kasar tangan Chanyeol.
PLAKK!
Tamparan itu lagi. Entah kenapa membuat bagian kiri Chanyeol terasa sangat menyakitkan. Begitu juga dengan Baekhyun. Rasanya sangat sesak, bernafaspun terasa sulit.
"Dasar menjijikan!" Baekhyun masuk ke dalam taksi dan detik berikutnya, taksi itu meninggalkan Chanyeol yang mematung bersamaan dengan air mata bergulir dengan perlahan.
.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
HMMC Apartement, 7:30
"Tenang lah oppa"
Baekhyun masih saja menangis sambil memeluk bantal strawberrynya. Itu membuat adik kecilnya kewalahan. Apalagi adiknya baru saja menyelesaikan kelas tambahan. Salahkan saja nilai matematikanya yang dibawah standar.
"Ta-tapi dia berniat m-menjualku hiks."
"Hei dengar, apa oppa sudah mendengar penjelasannya?" Baekhyun menggeleng. Seketika emosi Byun Jisoo membuncah.
"DASAR BODOH! KAU BAHKAN BELUM MENDENGAR PENJELASANNYA TAPI KAU SUDAH MENANGIS SEPERTI GADIS YANG HABIS DIPERKOSA!!" Teriak adiknya tepat di telinganya.
"HUAAAA AKU TIDAK TAUU, PIKIRANKU KACAU SAAT ITU!" Baekhyun balas berteriak, dengan diiringi air mata.
"Kau seharusnya mendengarkan penjelasannya dulu. Kau bahkan terlihat lebih bodoh darinya sekarang!"
"K-kau benar. Yatuhan, bagaimana kalau aku benar-benar dipecat? Apa yang harus aku lakukan Jideukkie? Hiks apa hiks?"
Jisoo segera memeluk kakaknya, memberinya ketenangan sekaligus agar pikiran kakaknya tidak sepanas lava seperti tadi.
TING NONG
"Ah, aku akan membukanya oppa."
Jisoo berlari kecil menuju pintu apartemen kakak laki-lakinya. Pintu terbuka dan Jisoo mengernyit melihat orang yang sedang berdiri di depannya.
Tinggi, berjas, telinganya besar, dan sedikit ehm-tampan?
"Apa benar ini apartemen Byun Baekhyun?" Tanya pria tinggi.
"Benar." Kata Jisoo sambil mengangguk.
"Aku ingin bertemu dengannya."
"Ah, silahkan masuk dulu."
Jisoo berlari kecil untuk memanggil kakak laki-lakinya, diikuti oleh pria tinggi berjas dan bersurai merah di belakangnya. Seketika yang lebih mungil membolakan matanya.
Apa yang Ia lakukan disini?
Baekhyun melepas bantal yang sedaritadi dipeluknya dan menghapus jejak air mata di matanya. Berjalan ke arah Jisoo dan Chanyeol yang berdiri di depan sekat wilayah pribadinya.
"Duduk dulu." Baekhyun pergi ke arah dapur untuk mengambil minuman. Sementar Chanyeol dan adiknya tengah duduk berhadapan di sofa.
Baekhyun pun datang dengan nampan berisi dua air putih, untuknya dan untuk Chanyeol.
"Minumlah, tidak usah sungkan." Kata Baekhyun lengkap dengan ekspresi datarnya. Jangan lupa suaranya yang agak serak karena habis menangis.
Baekhyun pun duduk di disebelah Chanyeol. Merapatkan kakinya, karena saat ini Baekhyun hanya menggunakan celana olahraga sebatas paha. Otomatis benda itu mengekspos kaki putih yang bersih bulu miliknya.
Jisoo yang mengerti situasi pun mulai berbicara. "A-ah, aku harus pulang, ini sudah malam. Aku tidak mau pulang lebih malam lagi. Sampai jumpa oppa-oppa." Jisoo pun pergi meninggalkan sepasang Bos dan Sekretaris itu.
"Jadi, untuk apa kau datang kesini?" Terdengar sangat dingin.
"Aku harus menjelaskannya padamu. Tentang Kris dan potongan har-"
"Aku akan dengarkan." Kata Baekhyun memotong ucapan Chanyeol.
Chanyeol menghela nafas kecil.
"Aku tidak pernah membuat janji seperti itu padanya. Bohong kalau aku bilang saat itu aku tidak kekurangan bahan baku. Tapi janji seperti itu bahkan tidak pernah terpikirkan di otakku. Kalaupun Kris memang ingin menjadikan sekretarisku sebagai objeknya, dia seharusnya tidak perlu menunggu yang ke-47. Bisa saja dia meminta sekretaris ku saat itu, sekretaris ke 36."
"Aku perlu bukti."
"Ya-aku memang tidak bisa membuktikannya. Tapi aku benar-benar jujur, Baek." Tangan Chanyeol terangkat dan meraih dagu Baekhyun. Membawa wajah yang lebih kecil menghadap ke arahnya.
Chanyeol menatap lamat mata Baekhyun "Aku tidak pernah melakukannya."
Baekhyun tidak melihat kebohongan yang ditampilkan oleh tatapan itu. Seolah-olah tatapan itu hanya ada kejujuran, ketulusan, dan penyesalan yang mendominasi. Terasa sangat pekat dan absolut.
"Baik." Baekhyun kembali memalingkan wajahnya.
Baekhyun berdiri dengan wajah datarnya-yang ternyata menyiratkan senyuman tipis, seakan puas dengan jawaban si tinggi. "Ini sudah larut, pulanglah. Aku akan mengantarmu sampai di depan."
Chanyeol hanya bisa mengangguk dan mengikuti Baekhyun keluar area apartemen. Mereka berjalan dan melihat mobil Chanyeol terparkir dengan nyaman di pinggir jalan.
"Terima kasih karena sudah mempercayaiku." Baekhyun mengangguk.
"Besok, kau jangan terlambat ya." Baekhyun kembali mengangguk.
"Karena kau harus mulai sering ke rumahku setiap pagi." Baekhyun mengangg-
APA!?
"KENAPA AKU HARUS KE RUMAHMU?"
"Uhm, itu sudah kewajibanmu sebagai sekretarisku. Menyiapkan aku baju, jam, menyiapkan materi penting, menemani ku sarapan dan-"
Chanyeol mendekat.
"-Memasangkan dasiku, di kamarku."
BLUSH!
Wajah Baekhyun sukses memanas dan saat itu juga Ia berlari masuk ke apartemennya. Sementara Chanyeol hanya tersenyum kecil lalu kembali ke dalam mobil. Mungkin Baekhyun tidak akan bisa tidur malam ini. Membayangkan dirinya sendiri memasangkan dasi ke leher jenjang atasannya. Dengan jarak yang sempit pula.
.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
Oke, hari ini Baekhyun gugup setengah mati.
Bukan karena pakaiannya yang terlihat tidak modis. Bahkan Ia menggunakan stelan yang mirip dengan kemarin. Kemeja pink dengan sweater toska bergambar bunny dan celana putih juga sepatu putih dengan aksen pink.
Baru saja Chanyeol mengiriminya alamat tempat tinggal Chanyeol. Chanyeol bahkan berkata bahwa Ia baru saja bangun tidur dan akan mandi setelah olahraga pagi. Kira-kira untuk melakukannya membutuhkan waktu 45 menit-pikir Baekhyun. Jadi, Baekhyun harus sampai ke rumah besar itu dalam waktu maksimal 30 menit.
Kepala Baekhyun mendongak kala melihat sebuah bangunan yang lumayan besar. Berwarna putih dan terlihat maskulin sekaligus elegan. Jadi ini rumah Park Chanyeol?
Rumah yang sangat besar, apalagi Chanyeol berkata kalau Ia tinggal sendirian disini. Bukankah terasa sangat sepi? Huu, Baekhyun tidak bisa membayangkan hal seseram itu. Bertemu dan menggosip dengan hantu jauh lebih baik ketimbang hidup sendiri di rumah besar.
Baekhyun turun dari taksi setelah membayar ongkos pada pak supir yang lagi-lagi memandanginya dengan mesum. Baekhyun berjalan dengan perlahan di jalan aspal yang menghubungkan gerbang dengan rumah.
"Rumah ini sungguh-sungguh -sangat -sangat besar dan sejuk. Bagaimana jika setiap pagi aku akan pergi kesini. AH! Membayangkannya saja membuat perutku tergelitik. Hahahahaha."
Tawanya terhenti saat pintu berdaun dua terpampang tepat di depan wajahnya. Ia mengangkat tangan kanannya dan menekan tombol di samping kanan pintu. Hingga sebuah kamera keluar dari tembok.
Kemudian terdengar suara seorang wanita "Perlihatkan wajah jelek anda." Si Kamera berbicara.
"Sifat menjengkelkannya ternyata Ia tularkan pada benda mati." Gumam Baekhyun.
Pria cantik itupun mendekatkan wajahnya pada kamera dan tiba-tiba saja pintu berdaun dua itu terbuka. Kamera kembali bersuara "Kamar Tuan Tampan Chanyeol berada di lantai 2. Pintu berdaun dua dengan tulisan 'Chanyeol'."
Baekhyun pun masuk dan langsung menaiki tangga menuju ruangan pribadi atasannya. Hingga Ia melihat sebuah pintu berwarna hitam yang terbuat dari kayu. Dengan tulisan 'Chanyeol' menggantung di bagian kanan pintu.
TOK TOK TOK
"Tuan Park. Ini aku Sekretaris Byun."
"Masuk saja."
Baekhyun memutar knop pintu dan langsung terbelalak melihat Chanyeol berdiri di sana.
Hanya sebuah handuk memeluk pinggangnya. Sementara tubuh bagian atasnya dibiarkan bebas lepas memperlihatkan enam kotak dan dada bidang yang terlihat seksi. Jangan lupa rambutnya yang agak basah.
"Mau bermain dengan daddy?"
TBC
Hehe :v
Gaes, cerita ini bakal di hiatus beberapa minggu, mungkin (?) Cerita yang hiatus, bukan akunnya, oke?
Kenapa hiatus?
Karena gue mau nyelesaiin sampe final di PC trus nanti gue tinggal update. Biar updatenya lebih terjadwal sih.
Updatenya setiap 2 kali seminggu. Waktunya random, pokoknya satu minggu dari Senin ke Minggu.
bubay
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top