Rutinitas Baru

Previously on Chapter 09

"Aku yang salah, seharusnya aku menjadi dewasa."

"Kau mengataiku bocah?"

"Ingat! Pulang nanti, kau akan tinggal di rumahku!"

"Selamat malam, Nyonya Park?"

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.
Enjoy!

"Hentikan itu, Chan!"

Dia malah menyeringai, ini sangat menyebalkan. "Kenapa, hm?"

"Jangan memanggilku seperti itu!"

"Mengapa? Kau akan jadi salah satu 'Park' suatu saat nanti, Baek."

Nye nye nye

Aku menggeser kursi di seberangnya, lalu duduk dengan keanggunan seperti biasa. Chanyeol sepertinya menungguku, ia bahkan belum menyentuh makanannya.

"Makan lah, Baek."

"Iya."

Malam-malam begini, aku makan makanan mewah. Steak yang asapnya masih mengepul terlihat lezat dari atas sini.

Aku memperhatikan Chanyeol yang sedari tadi memotong-motong daging di piringnya dengan telaten. Ah, dia terlihat gagah kalau sedang serius begini.

You know, dia jarang terlihat serius jadi dia jarang terlihat gagah. I-itu maksudku, hehe!

"Ambil." Ucapnya secara tiba-tiba. Sembari menyodorkan piring berisi daging yang sudah dipotong.

"Terimakasih."

Chanyeol, entah kenapa di satu sisi dia terlihat bodoh, konyol, narsis, dan menjengkelkan. Tapi, di sisi lain dia menjadi pria yang-benar-benar pria!

Aku sangat kagum!

"Jangan memperhatikanku, Baek."

"Ah, maaf."

Sialan. Kenapa mataku tidak bisa dikontrol!?

"Selamat makan, Baekhyunnie~"

Blushh

'CHANYEOL SIALAN!'

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.

Chanyeol's POV

Aku bingung kenapa aku merepotkan diri dengan memotong kan daging untuknya. Tapi, aku merasa tidak terbebani

Menurut kalian aku ini kenapa?

Apa aku punya anugerah Hercules?

Ah, tidak itu terlalu konyol. Aku bahkan tidak pernah memotong kan daging untuk Irene dulu. Walaupun kami ini pasangan suami istri.

Baekhyun sudah pergi ke kamarnya sejak sejam yang lalu. Dengan pakaian rumahannya, ia terlihat sangat menggemaskan!

Aku ingin memakannya, huhu!

"Aku belum mandi." Gumam ku pada diri sendiri. Lalu aku beranjak ke kamar mandi. Tidak ada niat berendam untuk sekarang, hanya perlu berdiri di shower sambil membayangkan Baekhyun.

Seperti biasa.

Srass srass

Ini sangat nyaman, tidak ada yang lebih nyaman daripada berdiri telanjang di bawah shower sambil diguyur air hangat. Ini bisa merelaksasi kan otak ku yang terlalu cerdas ini

Narsis.

"Kira-kira, Baekhyun mengerti ya cara menggunakan kamar mandi?-

-ah, tapi dia tadi sepertinya sedang mencoba mandi."

Hm, apa harus aku periksa?

Tidak!tidak! Aku yakin jika aku ke kamar Baekhyun sekarang, aku tidak akan bisa tidur lelap!

Kira-kira apa yang dilakukan Baekhyun, ya?

Suara-suara gaib, sedang mencoba menggoda ku, heh?

Tentu saja-

AKU AKAN KE KAMAR BAEKHYUN!

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.

Author's POV

Chanyeol benar-benar seperti anak kecil kali ini. Ah, biasanya dia seperti orang tua yang kaku, sekarang anak kecil.

Otak kecilnya entah memikirkan apa sejak tadi. Ia kini mengendap-ngendap ke kamar Baekhyun sambil bergumam lagu khas mata-mata.

If you know what i mean.

"Ah, tidak dikunci." Ucapnya dengan volume kecil, hampir tidak terdengar.

Ia membuka sedikit daun pintu sebelah kanan, dan mengintip. Menampakkan Baekhyun yang tengah duduk di depan meja riasnya. "Cih, dasar. Perawatan tiap saat." Ujarnya.

Sementara Baekhyun disana sedang fokus mengoleskan dan meratakan moisturizer nya. Ia menggunakan moisturizer yang diproduksi Loeymonade.

"Harus kah aku meminta lebih pada gajiku? Aku mengiklankan produk Chanyeol pada diriku sendiri di depan cermin."

Baekhyun kemudian memandangi wajahnya sendiri di depan cermin, dan itu tidak luput dari pengelihatan Bosnya-yang tidak ia sadari, tengah berdiri di belakang pintu.

"Aku, menggemaskan sendiri-"

"-sialan! Apa aku tertular narsisme pria tua itu?" Kata Baekhyun.

"Apa dia membicarakan ku?"

Lelaki Byun itupun bangun dari kursinya, berjalan menuju kasur. Begitu matanya bersiborok dengan mata 'konyol' seseorang di belakang pintu, ia berteriak kaget.

"Chanyeol!? Apa yang kau lakukan!?"

Baekhyun berjalan cepat dengan horror menuju tempat Chanyeol berdiri. Chanyeol tidak bisa kabur, jadi yang ia lakukan adalah-

Berperilaku seolah tidak bersalah.

"Apa yang kau lakukan malam-malam begini? Mencoba mengintip ku!?" Tanya Baekhyun sambil menunjuk wajah yang lebih tinggi.

"Ti-tidak! Aku hanya ingin, memberi suprise!"

"Tapi aku tidak ulang tahun."

"Hanya suprise biasa."

"Untuk apa?"

"Bukan apa-apa."

Lalu Baekhyun menghela napas jengah, lelah dengan perilaku aneh juga ajaib atasannya ini. "Kalau begitu, selamat malam." Ucapnya lalu mengunci pintu.

Kita bisa lihat, si jangkung Park kini sedang menaik turunkan dadanya seraya bernapas guna menghilangkan rasa kagetnya tadi.

Ayolah, siapa yang tidak kaget ketika ketahuan tengah mengintip?

Sementara Baekhyun di dalam masih terheran-heran dengan kegiatan konyol yang dilakukan atasannya tadi.

"Ya Tuhan, ternyata dia selain narsis juga tukang intip." Ujarnya kesal.

Untung saja Baekhyun mandi lebih cepat, sebelumnya ia punya rencana untuk menunda hingga sehabis makan malam. Bayangkan saja Chanyeol tengah mengintipnya ketika ia sedang mencoba memakai celana. Hiii~

"Tuhan masih mencintaiku."

Chanyeol berjalan ke arah kamarnya dengan langkah cepat, sesekali ia menengok ke arah belakang apa ia sedang diikuti atau tidak.

Kejadian mengintip tapi tiba-tiba saja membekas di kepalanya. Dia sama sekali belum pernah mengintip seseorang dalam 30 tahunnya!

"Aku merendahkan harga diriku! Ini sangat buruk!" Ucapnya sambil gemetaran.

Begitu kakinya sampai ke keramik terakhir di dekat kamarnya, ia membuka pintu yang ada dihadapannya. Membanting tubuh bongsornya lalu membungkus diri dengan selimut.

Ah dia sangat malu!

"Bagaimana aku akan berbicara dengannya besok? Ia pasti akan mencincang tubuhku!"

Ia bergumam dan berteriak sendirian. Jika seseorang melihatnya, ia bisa dilarikan langsung ke Rumah Sakit Jiwa.

"Chanyeol, tenang. Pria tampan tidak pernah menjadi gila." Ucapnya menenangkan diri.

Kembali lagi ke sifat narsistik akutnya. Ia kini malah berdiri di depan cermin full body miliknya sambil bergaya seperti binaragawan. "Tentu saja Baekhyun tidak mungkin mencincang ku! Ia akan tunduk setelah melihat tubuh seksi ini."

Okay, mulai terdengar menjijikan.

Chanyeol mulai waras kembali, ia mendekati ranjangnya. Menjatuhkan tubuh bongsornya dan menarik selimut.

Berharap esok ia tidak akan dicincang si kecil Byun.

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.

Baekhyun sudah siap dengan pakaian kantornya, ia menjadi semakin waspada ketika satu rumah dengan Chanyeol. Kalau saja ia tidak bangun lebih pagi darinya, bisa saja Chanyeol mengintipnya lagi.

Itu menyeramkan.

Tangan lentiknya membuka lemari pendingin dan terkejut melihat betapa lengkapnya bahan makanan disana. Beberapa ada yang Baekhyun tidak mengerti fungsinya. "Oregano? Apa ini?"

"Entahlah ini terlihat seperti teh hijau." Lanjutnya lalu mengembalikan toples berisi daun hijau kering tersebut.

Tangannya meraih dua butir telur dengan ukuran yang biasa saja, juga susu dan garam. Bumbu sedikit seperti ini bisa menghasilkan masakan yang menendang usus hingga keluar perut. Baekhyun yakin.

Sementara Baekhyun berkutat dengan alat masak itu, Chanyeol kini tengah duduk dan mengumpulkan nyawanya untuk mandi.

Kemarin malam ia tidak bisa tidur.

"Ugh, apa sudah pagi?" Ucapnya lalu melirik ke arah jendela dengan pantulan sinar matahari.

Mentari tertawa mendengar ujaran pemilik rumah itu. Sudah tau pagi, masih saja bertanya. Aneh.

Chanyeol dengan piyama biru gelapnya turun begitu mendengar suara dentingan alat masak juga aroma yang menggoda untuk dihirup lebih lama. Matanya memicing begitu sampai di dapur. "Baekhyun? Apa yang ia lakukan disana"

Tentu saja memasak, bodoh.

Baekhyun menyadari eksistensi Bosnya itu lantas menoleh dan tersenyum. "Selamat pagi, Tuan Park."

Yang diberi ucapan hanya mengangguk sebagai respon sambil memperhatikan dua piring berisi omelette lembut. Wajar saja, Chanyeol masih mengantuk.

"Kita sarapan dulu, Tuan. Maaf aku hanya bisa menyajikan ini." Kata yang paling kecil.

Terlintas sebentar kejadian kemarin malam yang membuatnya emosi setengah mati. Tapi lebih baik lupakan saja, daripada ia merusak hari ini.

"Tentu. Terimakasih, Baek."

Mereka duduk berhadapan dengan Chanyeol yang matanya tiba-tiba berubah segar setelah telur itu masuk ke dalam rongga mulutnya. "Kau ahlinya menggoreng telur, Baek."

"Terimakasih atas pujianmu, Tuan Park."

Chanyeol tersenyum lalu membalas, "Santai saja, Baek. Kita masih belum di kantor." Sekretarisnya lantas mengangguk sebagai respon.

Mereka makan dalam suasana hening, hanya ada bunyi dentingan sendok yang bertemu dengan piring putih. "Aku akan mandi setelah ini. Tolong siapkan bajuku."

"Baju-bajumu ada dimana?"

"Di kamarku, ada pintu di dekat kamar mandi. Itu closetku." Kata Chanyeol.

Baekhyun membayangkan seluas apa lemari Chanyeol itu. Mengingat lemarinya sendiri masih bisa dibilang sepi. Dia kan buta fashion.

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.

Baekhyun dilanda bencana kebingungan sekarang. Ia sudah berdiri menatap deretan jas aneka warna yang digantung sejak lima menit yang lalu. Pengetahuannya baru saja menetas, jadi wajar ia kebingungan. "Chanyeol betul-betul membuatku migrain."

Setelah Chanyeol memasuki kamar mandi tadi, Baekhyun juga masuk ke ruangan seperti lemari yang berisi pakaian juga aksesoris bosnya itu.

Matanya bergulir ke setelan jas berwarna biru gelap yang terlihat mewah di matanya. Padahal biasa saja. "Kita pakai jas ini, celana ini. Lalu-" Baekhyun mengalihkan perhatiannya ke kemeja ungu muda yang digantung di sisi ruangan. "Ini akan menjadi setelan yang cocok."

Ia mendekatkan benda-benda tersebut seperti mencoba menggabungkannya, apakah cocok atau tidak. "Wah, Perfect!"

"Aku seperti melupakan sesuatu? Aku belum tua seharusnya aku belum pikun. Tapi apa, ya?" Tak sengaja netranya menangkap objek gulungan berwarna hitam dengan aksen garis putih di bawah meja kaca.

"Ah iya, dia memakai dasi. Aku lupa."

Suara langkah kaki telanjang mengalihkan atensinya, menatap bosnya yang baru saja selesai mandi. Dengan rambut yang sedikit basah, juga hanya memakai handuk di pinggangnya.

"Apa iblis ini berniat pamer lagi, huh?"

"Baekhyun, kau keluarlah sebentar." Baekhyun mengerti bosnya butuh privasi. Lalu ia melangkah keluar sambil menahan makian dari mulut cantiknya.

Sementara di dalam Chanyeol tengah mengenakan kemejanya dengan dramatis. Seolah ada efek slowmotion hingga kemeja itu berkibar salah satu sisinya. "Aku cocok menjadi protagonis sebuah drama."

Lalu ia meraih beberapa skincare satu seri yang ia beli sebulan yang lalu. Chanyeol tipe yang selalu restock, btw.

"Ketampanan ini membunuhku."

Pandangannya ia alihkan ke pintu yang tertutup, "Baekhyun masuk lah." Lalu Baekhyun masuk dan menghampiri bosnya itu. Membantu memasangkan dasi.

Baekhyun tidak gugup sama sekali. Untung saja ia tahu cara mengikat dasi. Sejak SMP dia menjadi duta ikat dasi di kelasnya, membantu teman-teman prianya mengikat dasi. Seketika Baekhyun merasa menjadi istri dengan suami terbanyak.

"Aku memilihkan dasi ini, menggunakan sepenuh hati." Chanyeol mengernyit heran mendengarnya.

"Itu menjijikan sekali. Apa kau mencoba merayuku?"

"Siapa yang mau merayu pria membosankan sepertimu." Balasnya. Dengan sengaja ia menarik kencang dasi itu hingga membuat yang lebih tinggi tercekik.

"Astaga." Kata Chanyeol melihat Baekhyun pergi mengambil jam tangan.

"Aku tidak tahu jam tangan yang kau sukai, kau punya terlalu banyak. Pakai ini saja." Kata Baekhyun sambil menyodorkan jam tangan hitam model digital berwarna hitam. Terlihat keren dan modern.

Chanyeol menghela nafas puas sambil tersenyum menang, "Kau tahu? Sangat sempurna." Ucapnya sambil menatap ke arah kaca besar yang menampilkan suasana pagi. "Iya, pagi ini terlihat-"

"Bukan." Kata Chanyeol.

Baekhyun mengerutkan alisnya tanda kesal dan tidak mengerti. "Lalu?"

"Terlihat sempurna-" yang lebih tinggi merentangkan tangannya ke atas. "Aura yang kupancarkan!"

"Tuan Park, kau harus segera bertemu Tuhan untuk bertanya betapa menyebalkannya dirimu."

Chanyeol terkekeh dengan kualitas, "Hahaha, lucu sekali, hm?" Sementara Baekhyun mencebikkan bibir indahnya.

.
.
.
.
Foolish Boss and Perfect Secretary
.
.
.
.

"Kau tahu? Sekretaris Byun kini serumah dengan Tuan Park!"

Temannya yang lain yang memakai baju ala vintage terlihat tidak tercengang, "It's obvious!"

Sementara temannya yang paling pertama berujar mulai merasa heran, "Apa maksudmu?"

"Jelas sekali Sekretaris baru itu menggunakan pesona dan wajah cantiknya untuk menggoda Tuan Park. Dia menjijikan." Katanya.

"Kau benar! Dia pernah melewatiku dengan jalannya yang sok cantik!"

Wanita berdandan vintage memasang wajah remeh, "Tidak ada kualitas yang ia miliki. Suatu hari nanti ia akan menikahi Tuan Park dan mengambil hartanya."

"APA MAKSUD KALIAN BERKATA BEGITU, HAH!?"

Dua wanita itu kaget ketika pintu kamar mandi di buka oleh seseorang. Ia terlihat menggunakan pakaian formal bertema kuning. Agak tidak sopan sih masuk ke kamar mandi wanita, tapi apa boleh buat.

"Hey, kemari! Katakan lagi di depan wajahku! Ayo!" Ucap Baekhyun.

Ia gondok mendengar omongan dua makhluk kurang bersyukur ini sejak tadi ia berdiri hendak pipis. "Kalian bergunjing tapi tidak mengerti posisiku! Apa kalian pernah dimakan serigala sebelumnya? Mau?"

Sementara dua wanita itu terlihat menunduk dan merasa takut.

"Maafkan kami, Sekretaris Byun."

"Enak saja! Aku beri tahu yah-"

"Chanyeol adalah pria narsis yang ingin ku jauhi tapi aku malah terjebak! Paham!?"

Tanpa ia tahu, Chanyeol menoleh begitu mendengar suara menggelegarnya. Dengan Baekhyun yang masih memaki dua wanita itu, Chanyeol berdehem.

Baekhyun merasa terkejut mendengar itu. Ia kenal suara ini. "Tu-Tuan Park?"

"Bisa kau ulangi apa yang kau katakan tadi di depan wajahku?" Ucapnya.

Argh, Baekhyun merasa posisinya diputar balik sekarang. Sementara dua ular betina sudah beranjak meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol yang berdiri di depan pintu masuk toilet. "Ke ruanganku."

Chanyeol berjalan di depannya dan ia mengekori. Tak henti-henti merutuki ucapan bar-barnya barusan. Ia hanya merasa tak terima digunjingkan seperti tadi.

Darimana wanita itu bisa berpikir kalau ia menggunakan wajahnya untuk menggoda Park Menyebalkan ini? Yang benar saja!

Chanyeol kini sudah duduk di sofa dengan kaki yang disilang juga wajah yang tegas, terlihat dibuat-buat. Sementara, Baekhyun duduk tegang di hadapannya. "Ayo katakan."

"Maaf, Tuan Park. Aku tidak bermaksud mengataimu."

Yang lebih tua mengernyit heran, bukan ini yang dia maksud. "Bukan itu, ada apa tadi?"

"Eh? Um. Tadi aku mendengar dua wanita itu bergunjing soal aku."

"Apa yang mereka bicarakan?"

"Mereka mengatakan kalau aku selama ini tengah menggodamu dengan wajahku."

Chanyeol yang mendengar itu tertawa menggelegar. Baekhyun sampai terkejut dibuatnya. Ia heran, tertawa Chanyeol keras dan lantang seperti bapak-bapak. Namun, terdengar garing.

"Mereka konyol sekali. Aku tergoda pada mu bukan karena wajahmu, Baek!"

Uh-oh

Alis yang lebih muda menukik setajam silet, "Apa maksudmu?" Menyadari kebodohan mulutnya, Chanyeol memberikan reaksi tamparan kecil sambil bergumam 'mulut bodoh'.

"Kau tergoda pada ku? Tuan Park?"

Chanyeol gugup hingga mematung. Sementara Baekhyun disana masih memandanginya sembari menelisik mencari kebenaran lewat reaksi konyol atasannya itu. "Ah, ti-tidak. Hei! Kau tidak boleh berkata seperti itu?"

"Kenapa tidak boleh?"

Yang lebih tua kini mengambil posisi 'tampan'. Ia mengapit dahinya dengan jari telunjuk dan jari tengah seperti sedang berpose migrain. "Orang-orang tengah berpuasa bulan ini. Mereka tidak boleh membaca kalimat mu yang intim itu." Katanya.

"Tapi kau juga mengatakannya!" Balas yang lebih kecil.

"Aku kan cuma membalasmu. Kau harusnya menghargai mereka yang puasa, Baek."

Baekhyun menjadi emosi seketika karena tidak terima. Lagian orang puasa bukan urusannya. "Kenapa malah menyalahkan ku? Itu karena kau yang memancingku, Tuan!"

"Memancing bagaimana? Kau saja yang sangat intim padaku."

"Siapa yang mau intim padamu, hah? Tidak usah terlalu percaya diri!"

Kenapa bertengkar?

"Sudahlah, Baek. Akui saja. Aku akan menerima dengan lapang dada." Kata Chanyeol.

Ugh, rasanya Baekhyun ingin memukul wajah pria ini dengan sendok sayur milik ibunya. Ia dulu pernah dipukul menggunakan benda legendaris itu karena tidak sengaja mencubit kaki ibunya. Random sekali.

"Huft! Aku ingin kembali bekerja. Selamat tinggal!" Ucapnya lalu pergi dengan menutup kencang pintu ruangan Chanyeol.

Tuan Park yang aneh itu kini tertawa terbahak-bahak melihat kejadian barusan. Reaksi sekretarisnya itu sangat menggemaskan menurutnya. Ingin terkam!

Sementara Baekhyun di luar tengah berjalan ke mejanya dengan kaki yang dihentak-hentakkan. "Kau mau jadi tentara?" Tegur seseorang.

Baekhyun melirik asal suara itu. Berasal dari wanita cantik mengenakan setelan jas kasual yang terlihat cocok di badannya. "Ah maaf. Apa kau ada urusan dengan Tuan Park?"

Irene hanya melirik rendah Baekhyun. Baekhyun yang dilirik seperti itu merasa biasa saja, lirikan Irene terlihat kampungan.

"Aku ada urusan memang. Itu juga bukan urusanmu!" Ucapnya lalu melenggang pergi. Masuk ke ruangan Tuan Park tanpa ketuk.

"Bisa-bisanya Chanyeol menikah dengan seonggok dosa seperti dia! Cuih!"

TBC
Gua lagi PAS nih semangatin dong 😘
Oiya,
Ada yang punya tweet? Mutualan skuy!


sipi tiw idi ying miw picirin simi iki xixixixi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top