Masa Lalu Asin

CHAPTER 06

FUCKIN' FLASHBACKS

P

reviously in Chapter 05

"S line! Yatuhan aku bisa gila!"

"Silahkan masuk Tuan Park."

"Kau pasti tidak biasa melihat orang tampan kan?"

"Aku sudah biasa. Berulang kali aku bercermin."

"Sayangnya, yang cocok dimasuki lobang pantatnya adalah kau Nona Byun."

Foolish Boss and Perfect Secretary

17.30

Baekhyun tengah berdiri cantik di depan cermin. Memutar-mutar tubuhnya, memeriksa apakah pakaian yang ia gunakan sudah cukup rapi dan pastelicious.

"Ah, sepertinya sudah. Aku perlu memoles wajah sedikit." Ujarnya.

Mengambil kotak make-up-nya di lemari dan berjalan ke arah meja rias. Duduk disana, lantas membuka kotak berwarna peach itu dan terpampang lah senjata wanita-yang juga dimilikinya-dengan bentuk dan warna yang beragam.

Baekhyun mengambil foundation dan mengaplikasikannya ke beberapa bagian saja, dilanjut dengan concealer, lalu eye make-up, dan terakhir menggunakan liptint.

Kegiatan kewanitaan itu tak luput dari netra Chanyeol-yang sedang mengancingi bajunya-itu.

"Aku tak tahu kau pandai menggunakan alat itu." Kata Chanyeol.

Baekhyun mendelik ke arah Chanyeol bermediakan cermin, "Aku memang pandai." Katanya.

"Seingatku, kau adalah bocah tunafashion saat itu."

Pemuda sekretaris mendengus mendengar ucapan frontal Chanyeol itu. Sementara Chanyeol malah terkekeh kecil, menggemaskan-pikirnya.

Final sudah, mereka pun berjalan seiring menuju Hall yang dijadikan ruang rapat dan pertemuan kali ini. Hall terletak di bagian paling ujung dari hotel dan terletak di lantai yang cukup tinggi.

"I'm nervous, you know?" Wah, Baekhyun belajar bahasa inggris rupanya.

"Calm down, boy. You must be worried about your english, right?" balas Chanyeol tak kalah fasihnya.

"Did you read my mind, huh?"

"It's not true."

"But yeah, i feel unconfident with my english skill."

"Hey, your english deserves high score."

"You must be fuckin' kidding Mr.Park!"

Chanyeol menyeringai dan mengulur tangan kirinya ke bahu kiri Baekhyun, "Feel better, hm?" tanya Chanyeol.

Dasar bodoh! Kalau begini, yang ada jantungku akan terkena gempa heartonic!-kata Baekhyun dalam hati.

"Yeah." Balas Baekhyun. Mereka berdiri di sebuah pintu besar berdaun dua yang terbuat dari kayu jati. Chanyeol melepas rangkulannya dan mengambil tangan kanan Baekhyun, lalu mengaitkan lengan mereka.

Baekhyun seketika flashback ketika acara malam keluarga Kim dulu.

Mereka duduk di meja yang sudah ditentukan. Chanyeol duduk di samping kiri, sedangkan Baekhyun di kanannya. Butuh waktu sekitar 15 menit hingga acara dimulai. Pria berjas hitam berjalan ke atas panggung sembari menggenggap mikrofon.

"Selamat malam, Tuan dan Nyonya." Ucap pria itu. Baekhyun kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara.

"Saya perwakilan dari SunSuna Corporation, Jung Daehyun. Saya akan menjadi juru bicara dalam pertemuan kali ini."

Chanyeol melirik Baekhyun yang mematung dan berkeringat dingin. "Hei, kau kenapa?" tanya Chanyeol. Baekhyun masih terpatung dengan mata melotot menatap si juru bicara itu.

Daehyun tak sengaja bersitatap dengan Baekhyun dan malah tidak sengaja terucap kalimat suci yang tidak pernah ia sebut selama beberapa tahun, "Baek-Baekhyun?"

Si Pemuda Sekretaris pingsan kemudian. Ruang pertemuan langsung ricuh saat itu juga. Ditambah lagi, Tuan Daehyun terlihat duduk lemas di atas panggung dengan mata yang masih menatap pemuda sekretaris Loeymonade.

Keadaan yang semulanya stabil bertransisi menjadi lebih ricuh. Banyak orang panik hingga wanita bergaun merah menjuntai datang sembari berlari menuju Daehyun. "Daehyun, a-apa yang terjadi?"

"Ah, aku tidak apa-apa."

"Syukurlah."

Wanita itu pun membantu mengangkat Daehyun dengan merangkul pinggangnya. "Kita ke kamar dulu."
"Ayo, Sunbin."

Foolish Boss and Perfect Secretary

Chanyeol menggendong Baekhyun menuju klinik hotel. Keadaan di sekitar mereka menjadi ricuh. Melihat seorang pria digendong pria lain membuat beberapa wanita cekikikan.

Hei, ini masih masa orde kegentingan, kenapa justru cekikikan? Heran.

Pria tinggi itu berlari cukup kencang, wajahnya terlihat panik 100%. "Umh, dia baru saja pingsan."

"Ah, kemari Tuan." Kata si perawat yang kebetulan berjaga.

Chanyeol berjalan mengikuti suster. Si suster pun sepertinya tertular rasa panik dan resahnya. Hingga ke sebuah pintu, menunjukkan bahwa dokter tengah mengerjakan sesuatu disana.

"Park Chanyeol?" Kata si dokter muda.

"Bibi Seo? Kebetulan sekali. Tolong." Kata Chanyeol.

Mereka pun meletakkan Baekhyun di brankard khusus dan Dokter Seo mulai mengambil beberapa peralatan dan senjatanya. Setiap gerak gerik gesit yang divisualkan oleh Dokter Seo sama sekali tidak ada yang terlewat dari pengelitahatn Chanyeol.

Wajahnya begitu khawatir. Baekhyun, sekretarisnya pingsan tanpa sebab tadi saat di ruang rapat. "Mungkin dia hanya shock."

"Shock?"

"Iya. Coba kau ingat-ingat apa yang terjadi tadi?" tanya Dokter Seo.

Chanyeol terlihat berfikir, lalu mengangguk. "Tadi saat salah satu perwakilan perusahaan lain muncul, mereka sempat berpandangan sebentar dan Baekhyun jatuh pingsan."

"Mungkin mereka berdua ada sesuatu."

"Sesuatu?" Chanyeol dongo sekali. Dokter Seo terlihat mencebik kesal mendengar kebodohan keponakannya. "Dasar bodoh! Pasti mereka punya-umh, entah. Kejadian tidak menyenangkan mungkin?"

"Aku bahkan baru kenal Baekhyun beberapa hari." Kata Chanyeol.

Dokter Seo kembali mencebik. Chanyeol memang sungguh menyebalkan. "Kau kan sudah biasa memata-matai sekretarismu. Seperti yang dulu-dulu."

"Bibi, itu aku lakukan jika aku tidak percaya pada mereka. Tapi, untuk Baekhyun-"

"-omongannya begitu frontal. Dia selalu bersikap jujur, jadi aku tidak mungkin mencurigainya."

Apa mereka membicarakanku?

"Wah, apa jangan jangan, kau-"

"ngh.."

Seketika dua manusia berbeda tinggi itu menoleh ke sumber suara. Baekhyun terlihat mengerjap-ngerjapkan mata segarisnya, menyesuaikan binar cahaya lampu yang masuk. "Baekhyun? Bagaimana? Apa kau sakit?"

"Tenanglah Chanyeol. Jangan terburu-buru."

Baekhyun memegang lengan Chanyeol yang kebetulan menyangga tubuh bongsor itu. Sekretaris pun terduduk dengan wajah lesu nya yang agak merah. Terlihat menyedihkan dan lucu dalam satu waktu.

"Ini lumayan menyakitkan." Kata Baekhyun sambil memegang dahinya.
"Acara malam ini batal. Kemungkinan dilanjutkan besok."

Baekhyun menoleh ke arah bosnya dengan pandangan heran. "Kenapa?"
"Tadi salah satu perwakilan juga shock sepertimu. Hingga acaranya di tunda."
Daehyun.

Baekhyun mengangguk-nganguk kecil lalu berucap, "Baiklah. Aku pastikan aku akan bugar besok." Baekhyun pun turun dari brankard dan berjalan menuju pintu. "Ah!"

Baekhyun menengok ke arah suara, tepatnya Dokter Seo. "Kau harus merilekskan pikiranmu. Entah dengan berendam, minum air putih, atau lakukan aktifitas yang kau sukai." Kata Dokter Seo.

"Terimakasih sarannya, Dokter.. um?" tanya Baekhyun.

"Panggil saja Bibi Seo. Chanyeol juga memanggilku begitu."

Baekhyun menoleh ke arah Chanyeol yang sedang menggaruk leher belakangnya. Lalu, Baekhyun tersenyum geli melihat tingkah bos nya ini. Terlihat konyol dan kekanak-kanakan.

"Kalau begitu, kami permisi Bibi." Kata Chanyeol lalu menggaet tangan Baekhyun. Baekhyun tersenyum sekilas lalu mereka menghilang dari pintu.

"KYAAAAA!!"

Wanita gila.

Foolish Boss and Perfect Secretary

Baekhyun langsung merebahkan tubuhnya-yang masih terbalut pakaian-ke kasur mereka. Menghela nafas setelahnya. Lalu, memulai pembicaraan.

"Maafkan aku atas kekacauan tadi, Chan."

"Santai. Kau tiba-tiba pingsan, seharusnya kau memikirkan keadaanmu."

"Aku hanya shock."

Chanyeol melepas jasnya dan menaruhnya di sandaran kursi, lalu berjalan ke arah Baekhyun dan duduk di pinggiran kasur. Sementara Baekhyun berbaring dengan kaki-kaki menggantung di kasur.

"Mau bercerita, hm?"

"Aku tidak yakin. Apa aku bisa mempercayaimu?"

"Well, aku bukan tukang gosip."
Baekhyun tertawa setelahnya, lalu bangun dan mensejajarkan dirinya.

"Perwakilan perusahaan itu, mantan pacarku."

"Ohhh. A-APA BARUSAN!?"

Heran dengan tingkah Chanyeol, Baekhyun memasang wajah dengan alis naik sebelah. "Kenapa kau terlihat panik?"

"Ah tidak. Lanjutkan."

"Kami putus secara tidak baik-baik."

"Apa yang terjadi?"

Baekhyun menghela nafas. "Huh. Well, aku menangkap basah dirinya sedang bersetubuh dengan temanku."

Chanyeol melotot mendengar ujaran Baekhyun barusan. "Kau serius?"

"Tentu saja. Dan saat itu juga, kami berpisah."

"Kau pasti sangat shock saat itu." Entah hanya pencarian kesempatan dalam kesempitan atau ketulusan, Chanyeol menggenggam tangan kanan Baekhyun dengan kedua tangannya. Membekapnya hingga terasa agak hangat.

"Lee Sunbin. Nama wanita itu."

"Aku seperti pernah mendengar namanya. Tapi tidak dengan marganya."
Baekhyun teringat. "Jung Sunbin, ia istri mantan pacarku dan seseorang yang merebut Daehyun dariku."

"Aku tidak tahu pasti siapa dia. Namun, dia tega."

"Mungkin ini memang salahku karena aku tidak menarik. Lalu, Daehyun memilih orang lain."

Pundak Baekhyun kembali bergetar. Chanyeol dengan sigap memeluknya dan membawa wajah mungil bersandar di pundak kirinya. "Terkadang kita tidaklah harus menyalahkan diri."

"Menyalahkan diri dan introspeksi memang hal yang bagus dan dewasa. Tapi tidak selalu, Baek. Kau menarik, bahkan aku tertarik. Daehyun saja yang tidak kuat iman."

Basah. Ya ampun, sekretaris kecil ini sepertinya lupa sedang berhadapan dengan siapa. Malah membuat pakaian bos nya basah. Berat, sungguh berat.

"Itu terlalu menyakitkan. Mengingat aku dan Sunbin bersahabat dengan sangat dekat. Tapi-"

"Sudahlah. Kau tak perlu memikirkannya lagi. Mereka hanya masa lalu." Ucap Chanyeol menenangkan.

"Tadi kau menyuruhku untuk bercerita. Tapi, sekarang kau menyuruhku untuk melupakan. Aku tidak mengerti jalan otakmu. Lagipula, kurasa kau tidak punya otak."

Baru tadi aku khawatir, sekarang dia kembali menyebalkan. Aku menyesal-
Chanyeol hanya menghela nafas sabar dan membuka satu persatu kancing baju nya. Meletakkan kemeja dan jas nya di sembarang tempat. Hal itu tak luput dari pengelihatan Baekhyun. Lantas ia berkomentar, "Ck. Kau ini, taruh baju kotor mu di tempat yang rapi atau gantung saja. Jangan dibiarkan seperti itu."

Lalu Baekhyun berdiri dan melipat baju kotor Chanyeol. Memasukkannya ke sebuah tas kain, hendak dibawa ke binatu.

"Kau terlihat seperti seorang istri."

Ucapan Chanyeol lantas membuat Baekhyun terdiam. Keterdiaman sekretarisnya itu entah kenapa membuat Chanyeol ingin tertawa. Lalu, ia ikut menjongkokan badannya sejajar sekretarisnya itu. "Kenapa kau diam, hm?" Tanya Chanyeol.

Chanyeol semakin gemas ketika melihat rona merah muda di pipi pucat Baekhyun. Ah, sangat menggemaskan.

"M-ma-mandi, sana!" Ucap Baek agak sedkit berteriak.

Berada dekat dengan Chanyeol seperti itu membuat Baekhyun merasa agak tidak nyaman dan panas, namun adiktif. Baekhyun bangkit keluar kamar hotel. Sementara Chanyeol hanya geleng-geleng lantas masuk ke kamar mandi.

Menggunakan segaram kerja yang tadi, Baekhyun turun ke lantai paling bawah hendak mencari cemilan di minimarket. Ia butuh coklat untuk saat ini. Eh bukan, maksudnya susu stroberi. Seperti biasa.
Baekhyun tengah memilih susu manakah yang akan dibelinya.

Yah, agak sukar. Karena dia tidak mengenal merk merk susu ini.

"Baekhyun."

Yang dipanggil menoleh. Kaget melihat teman lama nya memanggil.
Sunbin.

"Lepas." Ucap Baekhyun dingin.

Ia tidak suka ini. Tadi Daehyun, sekarang Sunbin, Ah, menyebalkan. Niat membeli susunya jadi hilang seketika. Hanya karena wanita ini memanggil namanya.

Melihat wajah menor wanita ini membuat Baekhyun mual seketika, ingin memuntahkan segala isi perut juga dosa yang lama dipendamnya. "Uhm, bisa kita bicara sebentar?"

"Sekarang kau tengah bicara, Nona Jung."

Sunbin merasa tertohok dengan ucapan Baekhyun tadi, memanggil nama nya seolah mereka manusia yang tidak saling kenal. Yah, begitulah yang diharapkan Baekhyun.

"Maksudku di tempat lain, aku mohon." Ucap Sunbin sambil menunduk lemas.

Baekhyun menghela nafasnya pasrah. Dari dulu Sunbin masih saja keras kepala. "Tunggu di luar, aku ingin membeli susu."

"Baiklah."

Lalu Sunbin berjalan keluar, sementara Baekhyun memandangi Sunbin dengan sinis.

Suara pintu minimarket yang terbuka mengalihkan perhatian Sunbin dari pandangannya ke jalan raya yang entah kenapa terasa lenggang sekali. Baekhyun berjalan ke kursi yang ada di hadapan Sunbin, lalu meletakkan bokongnya disana.

"Jadi apa yang ingin kau katakan?" Ucap Baekhyun dingin.

Oh, suasana ini benar benar membuat Sunbin takut setengah mati. Tatapan mata Baekhyun yang sangat tajam membuatnya merasa tertekan, walaupun Baekhyun tidak menatap ke arahnya.

"Pertama, aku ingin minta maaf."

"Minta maaf? Kenapa?" Tanya Baekhyun yang masih tidak menatap Sunbin.

"Soal yang dulu, maaf aku merebut Daehyun darimu."

Baekhyun menyeringai, "Tenang saja, aku orang yang selalu mengikhlaskan sampah jika diambil orang gila."

"Aku bersungguh-sungguh, Baek! Rasa bersalah selalu menyertai ku semenjak waktu itu." Ucap Sunbin.

Pandangan Baekhyun kini teralih ke arah Sunbin, "He? Aku kira kau tidak punya rasa bersalah, Nona Jung." Balas Baekhyun sarkastik.

"Kemudian melihatmu lagi, kembali membuat rasa nyaman ku terusik-"

"Kau menyalahkan ku, huh?"

Nyali Sunbin lebih menciut, kata-kata Baekhyun terasa sangat sarkas di telinganya, ini membuatnya tidak nyaman. Namun, Baekhyun mana peduli.

"Ti-tidak seperti itu. Uhm, hanya saja-aku ingin minta maf padamu."

"Sudahlah, itu sudah lama berlalu."

"Tapi tetap saja ini membuatku sangat tidak nyaman, aku dihantui rasa bersalah, diperparah lagi dengan fakta bahwa kau adalah teman baikku, Baek."

"......"

"A-aku sangat bingung, apa yang harus aku lakukan ketika melihatmu, aku sungguh merasa tidak nyaman, aku merasa ber-bersal-lah, hiks." Huft, Sunbin mulai menangis.

Baekhyun tersenyum kecil melihat ini. Ia sangat tahu, kalau Sunbin adalah sosok yang cengeng dibalik sosok angkuhnya.

Sunbin adalah orang yang gampang menangis terutama di saat saat seperti ini. Saat Sunbin tertekan, ia akan menangis. Walaupun sebenarnya ia tidak ditekan oleh siapapun, ia tetap menangis bila merasa tidak nyaman.

Baekhyun mengerti. Lalu ia berdiri dan berjalan ke arah Sunbin, memeluknya dari samping. Sunbin kemudian bangun dan membalas pelukan Baekhyun.

"Sudahlah, aku memaafkan mu. Lagipula itu sudah lama terjadi, Sunbin."

Sunbin menangis di dada Baekhyun, sedangkan Baekhyun tersenyum manis. Sangat tulus. Entahlah, sekarang ia berpikir memaafkan sesuatu akan membuat hidupnya lebih tenang.

Ia juga berpikir, hubungan pertemanan eratnya dengan Sunbin lebih berharga dari dendam dan egonya. Jadi, lebih baik buang saja rasa itu, dan kembali merajut.

Foolish Boss and Perfect Secretary

Baekhyun memasuki kamarnya. Retinanya menangkap keberadaan atasannya yang telanjang dada dengan masih menggunakan celana bahan. Terlihat, gagah.

"Kau lama sekali." Ucap Chanyeol.

"Aku tadi bertemu Sunbin." Balas Baekhyun.

Dahi Chanyeol mengkerut lalu berbalik menghadap pria mungil yang berdiri di depan pintu. "Lalu? Apa kau-baik baik saja?"

"Kau pikir aku apa? Tentu aku baik-baik saja."

Chanyeol berjalan mendekat, meletakkan tangan kirinya di meja pantry sementara tubuhnya shirtless-nya condong ke arah Baekhyun. "Apa saja yang terjadi."

"Kami berbaikan."

"Wow, sungguh? Kau tangguh juga ternyata."

"Aku merasa, hubungan pertemanan ku yang erat dengan Sunbin dulu lebih berharga dari pada dendam dan egoku. Lalu aku memutuskan untuk memaafkannya saja."

Chanyeol terkagum dengan kemampuan Baekhyun ini. Ia senang Baekhyun belajar mengikhlaskan. Refleks Chanyeol memeluk Baekhyun. Baekhyun sendiri kaget, tiba-tiba saja pipinya berciuman dengan dada telanjang Chanyeol.

"K-apa yang kau lakukan, Chan?"

"Hm? Entahlah, terbesit rasa bangga di hatiku mendengar ceritamu barusan."
Chanyeol bodoh! Baekhyun sekarang malah jadi tersipu karenamu! Hebat sekali.

"Besok kita akan kembali ke Korea, dan mulai besok kau akan tinggal di rumahku."

"HAH!?"

Tbc

Yawlah telat banget gue anjir. Maav ya ges, entah knp lgi malas malasnya, tapi ya usaha:")

Btw semangatin gue kek, lgi PKL nih 6 bulan ngahaha.

By the way, HAPPY BIRTHDAY DADDY!!!!

#HappySemeofTheWorldDay
Ngehe.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top