DWC 21 - Perempuan Bermulut Emas
Kali ini mimpi kami lumayan spesial, ini terkait dengan legenda di tempat kami sekarang.
Pada jaman dahulu, hidup seorang janda dengan seorang anak perempuan, janda tersebut dilamar oleh seorang duda yang juga memiliki anak tunggal. Untuk menyetujui lamaran tersebut, pihak perempuan memberikan syarat pada pihak pria, bahwa anaknya nanti akan mencuci dan minum dengan air, sementara anak dari pihak pria akan mencuci dengan susu dan minum dengan anggur.
Namun, persyaratan tersebut tentu saja hanya untuk melihat apakah pria beranak tunggal itu mampu mengumpulkan susu dan anggur untuk hidup mereka, dan ternyata, persyaratan tersebut terbukti dan mereka menikah.
Hanya saja, yang tidak pria itu ketahui, pada hari pertama, kedua anak perempuannha mencuci dan minum menggunakan air, sementara pada hari kedua, si anak dari istrinya sekarang mencuci menggunakan susu dan minum anggur, begitu pula pada hari ketiga dan seterusnya.
Suatu hari, sang ibu tiri memberikan anak tirinya sebuah pakaian yang terbuat dari kertas koran dan memerintahkannya untuk membeli buah stroberi. Tentu saja, itu adalah permintaan yang mustahil, karena di luar sedang musim dingin, tidak mungkin stroberi bisa tumbuh. Namun, karena takut ibunya akan lebih marah lagi, ia tetap memutuskan untuk pergi.
Saat itu ia hampir saja mati kedinginan jika tidak ditolong oleh pria-pria bertubuh pendek yang memiliki pondok di pinggir hutan, tak jauh dari rute perjalanan si gadis itu. Gadis tersebut tersentuh oleh kebaikan para pria yang menolongnya, jadi ia membalas budi dengan membersihkan rumah, bahkan juga memasak di dalam pondok mereka.
Di saat-saat mereka bersama, sang gadis menceritakan bahwa ia hidup susah karena kasih sayang ibu tirinya yang tidak seimbang. Saat itu ia hampir mati karena mencari stroberi di tengah musim dingin dengan pakaian yang terbuat dari kertas koran.
Para pria bertumbuh pendek merasa bersimpati, hingga mereka memberikan masing-masing sebuah hadiah pada gadis itu: pertama, gadis itu akan tumbuh semakin cantik setiap harinya, kedua, dari mulut si gadis akan keluar satu keping emas di setiap kata yang ia ucapkan, ketiga, ia akan dinikahi seorang pangeran dan menjadi ratu. Ditambah lagi, para pria itu juga memberinya sekeranjang stroberi untuk dibawa pulang.
Saat tiba di rumah, saudari dan ibu tirinya menjadi sangat iri dengan gadis itu. Ibu tirinya pun memberi perintah yang sangat tidak masuk akal lagi, yakni mencuci dengan air sungai, sementara anaknya ia kirim untuk menemui para pria bertubuh pendek di tengah hutan.
Kontras dengan yang gadis itu kenakan, saudari tirinya itu memakai jaket tebal dan panjang untuk pergi di tengah musim dingin. Setibanya di sungai yang tentu saja membeku, si saudari tiri mendorong gadis itu dan membiarkannya terjatuh di atas es, sementara ia terus berjalan menuju pondok yang disebut.
Saat itu lah, seorang pangeran menolongnya dan membawanya ke istana, tak lama mereka menikah dan dikaruniai seorang anak. Kini, semua hadiah telah didapatkan oleh gadis itu, bagaimana dengan saudari tirinya?
Saudari tirinya tidak dapat menemukan pondok itu dan tersesat selamanya di tengah hutan tanpa pernah bisa keluar rumah dan tanpa pernah bisa melepas jaketnya, bahkan di musim panas sekalipun.
Sementara si ibu tirinya terserang penyakit aneh di mana ia menua dengan cepat setiap harinya dan kemudian mengeluarkan katak dari mulutnya. Atas keadaan tersebut, suaminya menceraikan dirinya.
Diselimuti dendam yang sangat tebal, ia bergerak menuju istana dan berdalih ingin mengunjungi sang ratu yang merupakan anak tirinya. Kunjungan itu diterima oleh sang ratu yang memang baik hati, tetapi, dalam sekejap tubuhnya didorong oleh sang ibu dari jendela kastel dan jatuh ke danau.
Ia pun menyamar menjadi sang ratu palsu dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, berkilah bahwa ia sedang sakit, hingga mulutnya mengeluarkan katak tiap saat, bukan emas.
Panglima kerajaan yang merasa aneh dengan hal tersebut tiba-tiba saja bertemu dengan seorang angsa yang misterius yang tidak pernah ada di danau kerajaan sebelumnya. Angsa itu mengaku bahwa ia adalah sang ratu asli, dan memerintahkan bahwa ia harus segera menangkap sang ratu palsu dan menghukumnya.
Panglima menyampaikan itu ke Raja, dan menurut pertimbangannya, ia menanyakan sesuatu pada sang ratu palsu.
“Apa hukuman bagi musuh yang mendorong seorang ratu ke dalam danau?”
Ratu palsu menjawab, bahwa hukumannya adalah dikubur hidup-hidup di dalam peti yang tutup petinya ditanami paku. Di saat bersamaan, sang Panglima membuka selimut dan membuktikan bahwa perempuan yang terbaring di kasur itu bukanlah sang ratu yang asli.
Ia pun dihukum sesuai dengan “permintaannya”. Perempuan serakah itu dibaringkan dalam peti tanpa bisa bergerak lagi, kemudian di tutup peti dipasangi ratusan paku tajam. Sesampainya di sungai, peti berisi manusia hidup itu diputar balik dan ditenggelamkan ke dalam sungai.
Begitulah, akhir kisah manusia-manusia yang tak pernah merasa cukup dan selalu memiliki niatan yang buruk.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top