DWC 2 - Hans dan Greta
Aku terbangun bersamaan dengan saudara kembarku, Wilhelm. Kali ini ia mengambil inisiatif untuk mengambil mesin tik.
Hari ini kami baru saja bermimpi tentang sebuah keluarga yang memutuskan untuk berlibur ke tepi pantai, semuanya menyenangkan sampai kedua anak mereka hilang.
Jari-jari Wilhelm mulai menari di mesin tik, memulai kisah yang diawali dari sebuah keingintahuan.
Pepatah menyebutkan, keingintahuan membunuh seekor kucing, benarkah?
*
Sebuah keluarga terdiri sepasang ibu dan ayah dan dua orang anak sampai di sebuah pantai yang dilindungi oleh tebing-tebing tinggi di sekeliling mereka. Di musim panas yang cerah itu, mereka larut dalam kegembiraan.
Termasuk Hans dan Greta, sepasang kakak dan adik, yang memutuskan untuk iseng pergi menjauh dari pantai, dari keluarga mereka.
Diam-diam mereka masuk ke belantara hutan yang rimbun. Yang mereka tidak sadari, keingintahuan itu membawa mereka masuk lebih dalam hingga mereka tak menemukan lagi jalan untuk keluar.
Mereka tersesat sampai senja tiba. Aroma manis yang menguar di udara lah yang menuntun mereka sampai di sebuah pondok di tengah hutan, pondoknya terbuat dari kue jahe, dan aroma manis itu keluar dari cerobong asap.
Tak lama, seorang nenek-nenek gendut keluar dari dalam pondok itu dan menawarkan mereka makanan, atau lebih tepatnya, nenek-nenek itu menjebak mereka.
Perempuan tua dengan hidung bengkok itu merapal mantra agar mereka berdua terperangkap dalam sebuah kurungan. Dengan telaten, ditambah kekuatan ajaibnya, nenek itu memasak berbagai makanan dalam kualinya dan memberikannya hanya pada Hans, sementara Greta dibiarkan dalam kurungan lainnya.
Hanya butuh enam kali matahari terbenam, Greta menyaksikan tubuh Hans mekar. Nenek itu menyentuh lengan Hans dan menelan air liurnya, seperti tahu bahwa ia mendapatkan mangsa dengan daging dan lemak yang banyak hari ini.
Greta melihat nenek tersebut menyiapkan kuali dan merebus air. Saat airnya matang, Greta segera berteriak bahwa ada tikus di lantai dapur pondok.
Nenek gemuk itu segera panik, dan tanpa sengaja menyentuh kuali dan terperosok masuk ke dalamnya. Bersamaan dengan ajal yang menjemput nenek itu, kekuatan sihirnya hilang, sehingga penjara yg mengurung mereka berubah menjadi debu.
Hans dan Greta segera berpelukan, kemudian melihat ke arah kuali. Greta sudah enam hari tidak makan maupun minum, sementara Hans sudah terbiasa diberi makan terus—terbiasa menjadi rakus.
Aroma sedap dari kuali mampir ke hidung bocah-bocah itu, sesaat mereka saling pandang, mengangguk, lalu mengeluarkan piring atau mangkuk, menyantap makan malam mereka malam itu.
*
“Kalau kamu yang bercerita, entah kenapa tidak ada dialognya.” Wilhelm protes.
“Kalau tidak ditulis begitu, nanti aku bisa cepat lupa. Tapi, apa mimpi kita kali ini sama persis?” tanyaku.
Saudara kembarku itu mengangguk. Dengan ini, berakhirlah cerita tentang keingintahuan yang … membunuh kucing? Atau justru menghadapkannya pada dunia yang baru?
*
Ditulis ulang dari Hänsel und Gretel oleh Grimm Bersaudara.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top