DWC 14 - Penyihir Salju
Wilhelm dan aku bangun bersama-sama, dan hanya dengan tatapan mata, ia paham bahwa ini saatnya ia yang menulis mimpi kami.
Kali ini kami bermimpi tentang sebuah mimpi yang romantis, tentang kisah cinta yang abadi dan sebuah perasaan yang harus direlakan karena takdir.
*
Suatu hari seorang pemburu bertemu dengan seorang gadis yang tinggal di sebuah pondok di tengah hutan. Awalnya mereka tidak saling bertegur sapa, tapi entah kenapa, takdir seperti selalu mempertemukan mereka.
Gadis itu ternyata juga pintar berburu seperti dirinya, dan juga, ia tidak tinggal sendirian. Ia tinggal di pondok tersebut dengan tujuh kurcaci yang mengajarinya tentang sihir untuk membantu kehidupan sehari-hari.
Jika pemburu itu berburu dengan anak panah dan tombak, gadis tersebut berburu dengan sihir yang ia kuasai. Lama-lama mereka justru berburu bersama-sama, kemudian memasak dan makan bersama ketujuh kurcaci di pondok sederhana di tengah hutan. Lama-kelamaan, mereka jadi sering bertemu setiap hari, dan si pemburu akan menemani kegiatan si gadis itu, baik berburu atau mengolah hasil buruan, atau membantu mengurus pondok—meski hanya dibayar dengan makan malam.
Lama-kelamaan, rasanya si pemburu menyadari bahwa ada sesuatu yang menyelinap di dalam hatinya, tiap kali ia bertemu dan bersama si penyihir, tapi, apakah ia bisa mengungkapkannya? Gadis penyihir itu berambut panjang tergerai, pada saat tertentu, rambutnya akan tergelung ke atas, memperlihatkan lehernya yang putih mempesona.
Di suatu kesempatan, seorang dari ketujuh kurcaci menghampirinya ketika ia sedang menyiapkan kayu bakar untuk disimpan. Kurcaci itu mengatakan sesuatu padanya yang membuatnya tercengang.
Gadis penyihir itu adalah seorang putri yang diusir dari kerajaan, dan hidupnya sedang dalam bahaya karena sudah beberapa kali, sepertinya ia sedang diincar untuk dibunuh, untuk itu, para kurcaci mengajarkannya sihir untuk melindungi hidupnya. Si pemburu itu makin tidak enak hati karena kurcaci tersebut meminta bantuannya untuk apapun yang terjadi pada gadis itu nantinya.
Kenyataan bahwa gadis itu adalah seorang putri mengurungkan niatnya untuk meluapkan perasaannya yang sebenarnya, tapi ia bertekad akan melindungi dan membantu mereka jika terjadi sesuatu pada gadis tersebut.
Keesokan harinya, pemburu itu tidak menemukan sang gadis di belantara hutan. Tiba-tiba ia merasa gelisah, hingga akhirnya ia beranjak dan pergi ke arah pondok, satu-satunya pondok di tengah hutan. Di sana ia menemui ketujuh kurcaci sedang menangis di depan sebuah peti yang terbuat dari kaca, di dalam peti tersebut telah tertidur si putri penyihir di atas kasur bunga yang semerbak.
Karena penyesalan dan kekecewaan, pemburu itu pun menangis, seketika ia meraih wajah si putri penyihir dan menciumnya. Dingin pun menyergap tubuhnya, ia pun tiba-tiba dapat mendengar suara sang putri seperti sedang berada di sisinya, suara tersebut mengantarkannya untuk membuat sebuah kudeta dan membunuh sang ratu, yang merupakan pembunuh dari sang putri.
Saat dendam itu terbalaskan, saat sang ratu benar-benar mati, salju turun pertama kalinya di kerajaan tersebut.
*
“Selesai.” Wilhelm mengetikkannya.
*
Ditulis ulang dari Schneewittchen karya Grimm Bersaudara.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top