Tiga
Ya ampun! Tampan sekali....
Dapat Mikaila rasakan dadanya bergemuruh tak wajar.
"Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf. Aku jalan cukup terburu-buru tadi, dan barang-barangmu jatuh semua." Laki-laki itu langsung berjongkok dan memunguti belanjaan Mikaila yang keluar dari plastik membuat gadis itu tersadar, dengan gelagapan ia ikut melakukan hal yang sama.
"Ta-tadi aku juga jalan sambil melihat ponsel. Salahku juga...." Mikaila menerima kantung belanjaannya dengan malu-malu ketika lelaki itu menyerahkan kantongnya dengan senyum lembut yang terkembang.
Kenapa senyumnya begitu lembut?
"Aku lebih merasa bersalah membuat barang-barangmu jatuh, dan ponselmu juga. Kuharap tak ada yang pecah." Tak sengaja tangan mereka bersentuhan memberikan sensasi tersetrum di tubuh Mikaila.
"A ...ku yakin tak ada pecah, semuanya baik. Begitupun ponsel ...ku." Mikaila menjawab dengan buru-buru namun agak tersendat juga, lelaki di depannya terkekeh karena itu.
"Baiklah, kuharap kau tak akan menaruh dendam apa pun padaku. Ah, Maaf, kurasa aku harus pergi sekarang. Kuharap kita bertemu lagi, sampai jumpa."
Dengan wajah memerah Mikaila menjawab, "Sampai jumpa...." Ia menatap punggung pria itu dari kejauhan.
Terlihat tegap dan kokoh. Sayang sekali dia tak menoleh ke belakang lagi.
Aku tak mungkin dendam padanya....
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top