20* I Want to Help Him
[Menarik! Bagaimana kau bisa telepati denganku, Momoki-san? Aku tahu kekuatanmu tidak bekerja seperti itu.]
Tadi aku minta bantuan Komu sebelum dia pulang ke kapsul lalipopanya. Bukan hanya Kuni yang bisa telepati.
"Panggil aku Verdandi. Kita lagi di dunia lain, bukan di Jepang. Bikin kesal saja."
Aku teringat lagi dengan kejadian teror tadi sore. Araganal, seekor monster mirip manusia dengan satu tanduk dan ekor di bokong mirip succubus tapi bukan succubus. Alam sekitar memberitahuku kalau kekuatan Araganal wanita tadi adalah kabut ilusi yang mampu membuat seseorang terhipnotis untuk bunuh diri.
Gila sih. Kekuatan macam apa itu? Lebih kejam dari kekuatan Hayno.
[Aku sudah menelusurinya dan aku tahu buku apa yang kau temukan waktu itu, Dandi. Itu adalah Judrah, salah satu senjata pusaka Sang Dewa.]
Aku beranjak bangun dari posisi rebahan, tertarik. Jadi buku kuno itu salah satu benda pusaka milik Dewa Asfalis?
[Halaman berapa yang kau baca?]
"Umm..." Aku mengingat-ingat. "167?"
[Akan segera kucari tahu. Sudah dulu.]
Aku baru tahu Kuni dendaman orangnya, langsung menutup panggilan membalas perbuatanku padanya tadi sore. Aish! Kan yang tadi itu aku kepepet ada Kala.
TOK! TOK! TOK!
Aku berhenti mendumal, beralih membukakan pintu. "Ah, Sebille. Ada apa?"
"Mau jalan-jalan malam denganku?"
*
Aku merasa ada yang ganjil dengan Sebille. Dia kan kekuatannya bukan lagi 'membagi rasa sedih', namun kenapa dia murung? Aduh... aku menepuk dahi pelan. Kenapa aku lupa kalau kawanku satu ini super sensitif dan baperan.
"Apa yang membuatmu muram, Sebille?" tanyaku gemas dengan keheningan.
"Aku... tidak tahu bagaimana cara menghibur Parnox. Aku rasa suasana hatinya tidak baik akhir-akhir ini. Aku sangat khawatir padanya."
Oalah, curhat tentang doi ternyata. Aku menghela napas panjang. "Dia kenapa?"
"Kau tahu kan, Dandi, musuh baru kita Klan Araganal memiliki kemampuan kuat. Tetapi Parnox... bersikeras enggan memakai kekuatan aslinya. Dia jadi sering terluka untuk melindungi akademi. Aku ingin membantu meringankan bebannya. Tetapi Parnox tidak membutuhkanku. Apa aku hanya beban di matanya? Aku hanya tidak mau dia kenapa-kenapa. Entah kenapa hatiku sakit setiap melihatnya terluka. Araganal bukanlah lawan yang mudah. Mereka sangat ulet."
Aku mengerjap, menatap Sebille yang bercerita dengan ekspresi sedih. "Kau... kau betulan sesuka itu dengan Parnox? Kau tahu bagaimana sikap si angkuh itu, kan? Bossy! Aku geram padanya."
"Dandi, kita tidak boleh menilai seseorang dari tingkahnya saja. Parnox memang sombong selangit, tapi dia itu baik!"
Aku menyengir. Tentu aku tahu tahu pepatah itu, kerap kali kudengar di sekolah. Mama pun juga sering menegurku pakai peribahasa itu.
"Parnox sangat membenci kekuatannya."
"Aih, sampai sekarang dia masih tidak mau mendemonstrasikan kekuatan aslinya?" Wah, lebih kepala batu dari Kala sekaligus berhasil membuatku ingin tahu. Apa kekuatan Parnox? Kenapa dia lebih menyukai bakat teleportasi dibanding kekuatan asli pemberian patung?
Apakah seberbahaya itu? Aku penasaran.
"Ngomong-ngomong kekuatanku telah berkembang lho, Dandi! Aku bisa meminjam kekuatan seseorang tanpa harus tahu siapa pemiliknya." Sebille menukar topik, berhenti sedih. "Buku LOAP bermanfaat."
"Aku tahu kok. Kalau tidak, siapa yang bisa menumbuhkan hutan dan pohon masuk ke dunia duplikat kecuali kau?"
"Itu semua karenamu, Dandi. Terima kasih! Berkatmu aku jadi berguna.."
"Jangan sungkan. Apa gunanya teman—"
"Dandi! Ada serangan dari arah jam 10!"
Tubuhku bergerak sendiri. Aku menarik tangan Sebille, membuka sayap, kemudian melesat pergi dari sana. Sebuah es mengkilap menancap ke tanah, berkilau oleh pantulan lampu dari tonggak-tonggak kapsul lalipopa. Udara hangat berubah dingin seketika. Apa itu barusan?
"Akhirnya ada yang berhasil menghindari esmu. Insting bertarungnya boleh juga."
Aku dan Sebille menoleh. A-Araganal!
.
.
AUTHOR PoV
Sementara itu, di FLY Academy...
Amaras memimpin rapat itu. Di sana ada Parnox, Kahina, Cleon, Flamex, Kala, Linda, dan Hayno. Para petarung pro.
"Araganal semakin agresif belakangan ini. Mereka semakin aktif menyerang akademi. Untungnya kekuatan pendeteksi milik Guardine bisa membuat kita sigap atas penyerangan mereka, tapi ini mulai menyebalkan juga lama-lama. Apalagi perlombaan Bunga Pelindung akan segera dilaksanakan seminggu lagi. Kita butuh banyak peri pengawal agar Newbie tidak ketakutan dan bisa fokus pada kontes."
Festivities Bunga Pelindung.
Sebelum pergi, Utusan Halca memberikan sesuatu pada Fairyda yaitu kekuatannya yang telah dipadatkan ke setangkai bunga menjadi sebuah artefak. Benda ini dapat melindungi orang yang memakainya.
Hanya saja artefak Bunga Pelindung hanya bisa dipakai satu orang saja. Dan rasanya tidak pantas veteran seperti Parnox, Hayno, dan yang lainnya memakai itu. Amaras juga tidak membutuhkan itu karena dia percaya diri dengan kekuatan serta segudang pengalamannya.
Nah! Amaras mendapatkan ide untuk memberikan artefak tersebut ke Newbie. Tapi, tidak adil dong jika diberikan cuma-cuma? Maka dari itu dia menggelar kontes Festivities Bunga Pelindung dimana peri-peri Newbie akan berlomba memperebutkan artefak-artefak langka dan hadiah utamanya ialah Bunga Pelindung.
Tapi mereka takkan bisa melakukan acara ini dengan bebas. Araganal pasti memanfaatkan Festivities Bunga Pelindung untuk berulah dan mengacaukan FA.
"Bagaimana laporan Houri?"
Cleon menggeleng. "Tidak ada kemajuan."
"Bagaimana dengan perkembangan Raibi?" Kali ini Amaras menoleh ke Linda.
Linda juga menggeleng. "Raibi belum bisa mencapai tingkat tertinggi dari kekuatan menghilang, Nona Amaras. Raibi belum cukup kuat menghilangkan FA dari radar Araganal. Tapi seperti kata Verdandi, mereka kelihatannya mencari sesuatu."
"Apa sesuatu ini ada di FA?" tanya Kahina.
"Bisa jadi," jawab Hayno, menghela napas panjang. "Tapi kita tidak tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan. Tidak ada benda spesial di FLY Academy."
"Takut apa kalian?" dengus Flamex. "Kita hanya perlu membakar mereka semua!"
Amaras berdiri di sebelah Flamex membuat nyali cowok api itu menciut. Beliau pun menjitak kepalanya. "Jangan terlalu bersemangat, Flamex. Kau lupa kau dibuat terluka parah terakhir kali oleh Mista? Si Araganal berkekuatan kabut."
"I-itu karena ada Aquara, Nyonya Amaras! Aku jadi tidak fokus bertarung karena juga harus melindunginya!"
Kahina dan Hayno manyun. Flamex selalu begitu di depan Amaras. Dia selalu menjadi lembek dan manja di dekat beliau.
Parnox tersenyum miring. "Siapa yang melindungi siapa. Aquara itu kuat asal dia tahu. Aquara bahkan mengimbangi Sebille."
Linda mendengus. "Kau jangan menambah minyak ke dalam api deh, Ketua."
Di sela-sela rapat, Guardine menerobos masuk ke ruangan. Amaras bersedekap. "Ada apa? Bukankah aku melarang siapa pun masuk selagi rapat belum selesai?"
"Araganal... Araganal menyerang daratan!"
Semua orang di ruangan refleks bersiap bertarung, lebih-lebih Parnox. Dia tinggal menjentikkan jari untuk berteleport.
"Di mana koordinatnya?"
"Di kapsul lalipopa V112 dan S177! Ada dua araganal terdeteksi di sana."
Kala dan Parnox saling tatap tegang.
Itu kan dekat kamar Verdandi dan Sebille!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top