•; 𝔻𝕒𝕪 04

Mutual Pining | ̶F̶̶l̶̶o̶̶w̶̶e̶̶r̶
Genshin Impact © Hoyoverse
Scaramouche x Mona
Lokal!AU

.
.
.
.

"AH ANJING, LO BISA GA SIH SEHARI DIEM?!"

"Gabisa, soalnya gue diciptakan punya mulut, napa? Ga seneng lo?"

Gadis twintail itu mencebik kesal, namun pada akhirnya dia memilih untuk diam karna merasa jika tidak ada gunanya dia melawan pemuda dihadapannya itu. Gadis itu beralih kembali berfokus dengan kertas-kertas ujiannya yang tercetak angka merah.

"Napa diem lo Mon? Kalah lo?"

Iye, serah lu deh Scar."

Mona tak menatap Scara yang kini mengerutkan keningnya, pemuda bersurai biru gelap itu mendekat, mengintip kertas ujian Mona lalu menatap Mona yang menghela nafas frustasi. Scara tahu, gadis itu tengah pusing memikirkan nilai-nilai ujiannya yang merah, karna ini bisa berdampak pada beasiswa yang dia miliki.

Mona adalah murid dengan ekonomi rendah dan berhasil masuk ke Narukami High School berkat kerja kerasnya dalam belajar hingga mendapat beasiswa, karna itu nilainya harus tetap bagus agar beasiswa-nya tidak ditarik. Tapi, belakangan ini, gadis itu sibuk dengan kerja part time-nya hingga sering tidur di kelas.

"Gausah dibikin pusing, sekali doang pasti ga akan berpengaruh."

"Ah diem lu! Lu mah anak kepala sekolah, mana paham sama gue! Udah gitu lu orkay juga, masuk kampus mana aja mah enak, ga lolos UTBK tinggal bayar."

Scara mendecih, "jadi anak kepala sekolah juga gaenak, ga greget."

"gi inik gi grigit, alah bacod."

Scara terkekeh lalu menepuk pelan kepala Mona, "yaudah, biar gue ga terkesan sombong, lo mau gue bantuin kagak?"

"Apaan? Gue gamau ye lo bayarin sekolah, gue gamau utang budi sama lo."

"Kagakk, tapi iya sih, bantuan gue bakal bikin lo utang budi."

"Nahkan, jinglah, lo tu ga membantu sama sekali."

Scara tertawa. "Dengerin dulu gue mau nawarin apa, lo ngapa sih trust issue banget sama gue anjir, gue emang pernah bohong sama lo?"

Mona mencibir, yah, walau tampang Scara terlihat tidak bisa dipercaya, tapi Scara tidak pernah berbohong padanya. Mona mengerutkan alisnya tanda bertanya, Scara tersenyum sambil berkacak pinggang.

"Gue bakal jadi tutor belajar lo, gimana? Bentar lagi kan ada ujian kelulusan tuh, lo pasti mau dapet beasiswa lagi 'kan buat kuliah?"

Mona membulatkan matanya, belajar dengan Scaramouche? Teman sebangku sekaligus rivalnya dalam ranking pararel? Scara mungkin terlihat seperti anak pemalas, tapi nyatanya, Scara selalu berhasil menduduki peringkat pertama pararel dan Mona hanya berhasil berada dibawahnya. Ini adalah kesempatan emas bukan? Mona bisa mengorek cara Scara belajar hingga dia selalu berhasil menduduki peringkat pertama.

"Oke, gue terima, kita mulai kapan?"

Scara membulatkan matanya tidak percaya, "Eh? Serius lu?"

"Yaiya, emang kenapa sih?"

"Y-Ya gapapa sih, tapi ada syaratnya, sebagai bayaran gue jadi tutor lo."

"Hahh udah gue duga, yaudah, apaan?"

Scara tersenyum penuh kemenangan, "Lo harus jadi pacar gue sampe kelulusan."

"HAH ANJING, OGAH GUE!"

"Hohoho, terserah elu juga sih, toh kalo lo ga dapet beasiswa buat kuliah karna lu ga ada biaya buat les sih gapapa~"

Mona mencebik kesal, apa-apaan pemuda ini? Kenapa dari sekian syarat, harus berpacaran dengannya? Memang, apa untungnya jika Mona menjadi pacar seorang Scaramouche?

"Yaudah, gue terima tawaran lo."

Scara tersenyum penuh kemenangan lalu menepuk pelan kepala Mona, "mohon bantuannya ya nona Megistus~"

-- 0 --

Sudah 4 bulan lamanya, Mona menjadi pacar pura-pura Scara dan mereka selalu belajar bersama setiap pulang sekolah, bahkan saat akhir pekan, Scara juga mampir ke kosan Mona dengan alasan belajar. Pernah suatu ketika, Scara menunggui Mona bekerja di kafe karna Mona tidak sempat pulang untuk belajar, jadilah mereka belajar di sela-sela jam kerja Mona.

Tak jarang, Scara mendapati Mona tertidur di mobilnya saat Scara mengantarnya pulang. Scara selalu tersenyum memandangi wajah Mona yang terlelap karna keletihan bekerja. Sejujurnya, baik Scara atau Mona, tidak sadar jika selama ini hubungan mereka palsu, mereka terlalu menikmati peran yang mereka jalani.

Seperti malam itu, Mona baru saja pulang dari kerjanya dan Scara sudah menjemputnya seperti biasa. Mona terlihat letih namun kemudian tersenyum tatkala mendapati Scara yang melambai kearahnya agar segera masuk ke mobil.

"Huftt, akhirnya besok gue dapet cuti seminggu."

"Ciee selamat yak, lo laper ga? Kalo laper, kita mampir ke warung langganan kita."

"Boleh deh, gue baru gajian juga! Duh, gue kangen banget sama sambelnya Teteh Sara."

Scara terkekeh lalu memakaikan sabuk pengaman Mona, gadis itu mengucap 'terima kasih' lalu sedikit memundurkan jok mobilnya agar dia bisa sedikit berbaring.

"Oiya Scar, hari ini kita belajar materi apa?"

"Oh, hari ini free aja, lagian besok kan udah ujian terakhir? Gue yakin kok lo pasti lolos, hari ini kita jalan-jalan aja, mumpung lo pulang awal juga."

"Oh iya ... besok udah ujian terakhir kelulusan ya?"

"Iya, ga sadar anjir, tiba-tiba udah mau lulus aja haha, lo udah ada tujuan ga mau ambil kampus mana?"

"Ahaha gatau, gue belom kepikiran, kalo lo?"

"Gue ngikut kata Mama aja sih, soalnya gue ga ada tujuan juga."

"Ahh gitu."

Sejenak suasana menjadi canggung, mereka sibuk berperang dengan pikiran sendiri karna mengingat seminggu lagi mereka harus menyudahi hubungan palsu ini sesuai janji.

Mona terus berpikir, apa benar Scara menganggap hubungan ini palsu? Rasanya Mona tidak rela jika Scara berpikir demikian, Scara terlihat sungguh-sungguh memperlakukannya sebagai pacar, rasanya terlalu kejam jika semua itu sebatas formalitas.

"Scar, nanti beli makannya dibungkus aja ya?" Celetuk Mona akhirnya setelah sekian lama bungkam, Scara mengerutkan alisnya.

"Lho, kenapa?"

"Gapapa, gue udah capek banget, pengen cepet-cepet rebahan di kamar hehe."

"Ohh, yaudah nanti gue aja yang beli, lo tunggu di mobil."

Mona hanya mengangguk, tak berapa lama sampailah mereka di warung langganan mereka, Scara segera berlari-lari kecil masuk ke warung tersebut untuk membeli makanan favorit Mona. Karna warungnya cukup ramai, Scara harus mengantri cukup lama.

Begitu Scara selesai, Mona sudah terlelap. Scara tersenyum lalu menyelimuti gadis itu menggunakan jaketnya.

Butuh waktu sekitar 20 menit untuk Scara melajukan mobilnya menuju kosan Mona, pemuda itu sedikit menepuk-nepuk pipi Mona agar terbangun, Mona menggerung lalu kembali mendengkur pelan. Scara menghela nafas, lagi-lagi dia harus menggendong Mona.

Dengan hati-hati Scara membaringkan Mona di ranjangnya, Scara tak langsung beranjak, melainkan mengelus surai Mona lembut. "Gue gamau hubungan ini berakhir Mon, karna sejujurnya, gue bikin syarat ini biar gue bisa lebih deket sama lo." bisiknya.

"Maaf gue pengecut, bahkan sampai akhir gue masih ga berani confess dengan benar dan kayaknya gue gagal ya ngeluluhin elu? Haha wajar sih, ini cuma hubungan palsu, apasih yang gue harapin ...."

Scara menghela nafas lalu bangkit dan berbalik, namun sebuah tangan menarik tangannya, "lo ga gagal Scar, lo emang pengecut ga nanya langsung ke gue, harus banget nunggu gue tidur?"

Scara berjengit dengan wajah memerah, Mona bangkit dari tidurnya lalu tersenyum kearah Scara dengan pipi yang memerah pula. "Lo ga gagal Scara, jadi, jangan lo akhiri hubungan ini ya?"

Scara tertegun, namun kemudia terkekeh memeluk erat Mona. Hubungan mereka mungkin berawal dari palsu, tapi sejak awal perasaan mereka murni, namun mereka selalu menolaknya.

— [ L O A D I N G next chapter. . . ] —

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top