•; 𝔻𝕒𝕪 02
Sickness | ̶D̶̶o̶̶m̶̶e̶̶s̶̶t̶̶i̶̶c̶
Genshin Impact © Hoyoverse
Xiao x Hu Tao
Modern!AU
.
.
.
.
Dia tidak datang.
Xiao mengerutkan alisnya, tidak biasanya gadis energik itu terlambat berangkat kerja begini. Biasanya gadis itu sudah berisik mengusilinya atau sang manajer sekaligus ayah Xiao, yaitu Zhongli.
"Mencari seseorang Xiao?"
Suara lembut kakak perempuannya— Ganyu, mengejutkan Xiao, pemuda itu menghela nafas lalu memalingkan wajah sambil menyambar pelnya, "tidak, aku hanya melamunkan ujian besok."
Ganyu terkekeh kecil, dia tahu betul adik laki-lakinya ini mencari Hu Tao, tapi dia selalu mengelak karna sikap tsundere-nya. Terkadang, Ganyu merasa kasihan pada Hu Tao yang harus mati-matian memberi kode pada Xiao agar pemuda itu menembaknya.
"Kenapa kau tidak coba menghubunginya jika khawatir?"
"Huh? Untuk apa aku khawatir pada Hu Tao?"
"Oh, kakak tidak bilang jika orang itu Hu Tao~?"
Xiao merona malu lalu mendengus, sedikit menjauh kakak perempuannya itu, "ck, b-berhenti menggodaku kak!"
"Haha maaf, maaf, habisnya kau ini denial sekali, kau tidak kasihan pada Hu Tao yang terus mengejarmu itu hm?"
"Aku tidak denial !"
"Ya ya ya, terserah kau! Intinya, aku cuma mau bilang jika hari ini Hu Tao ijin sakit kepadaku."
Xiao langsung membulatkan matanya, mendadak rasa khawatir memenuhinya, Ganyu tertawa kecil melihat ekspresi adiknya itu, "aku akan mengirimkan alamat kostnya, kau bisa menjenguk nanti setelah jam shift-mu selesai."
"Tch, siapa juga yang mau menjenguk si biang onar itu."
— 👻 —
Dan, disinilah Xiao— Kost Guili Plains tepat di depan kamar Hu Tao dengan sekantung plastik berisi makanan serta buah-buahan. Tapi, apa yang pemuda itu lakukan?
Hanya mondar-mandir, selayaknya setrika didepan kamar gadis itu karna bimbang ingin mengetuk atau tidak.
"Kak Xiao? Kakak mencari siapa?"
Suara seseorang sekali lagi mengejutkan Xiao, nyaris saja Xiao melemparkan kantung belanjaannya, tapi begitu melihat yang memanggilnya ternyata adik kelasnya— Chongyun, pemuda itu pun urung dan segera berdehem.
"Um, kemarilah." Ucap Xiao memberi isyarat pada Chongyun agar mendekatkan telinganya, Chongyun mengerutkan alisnya tapi pada akhirnya tetap menuruti perintah Xiao.
"A-Apa benar ini kamar Hu Tao?"
"Ah, Kak Xiao cari kamar Kak Hu Tao? Aduh Kak, ini kamar Kak Yanfei, kamar Kak Hu Tao bukan nomer 01 tapi 10."
Sial, lagi-lagi Xiao harus merona malu karna kebodohannya sendiri. Lalu, untuk apa sejak tadi dia gugup di kamar yang salah?
"Ah uh, b-baiklah terima kasih, aku pergi dulu."
Chongyun mengangguk dan tersenyum polos mengacungkan jempolnya, "sama-sama kak! Semoga ngga kena usil Kak Hu Tao ya!"
Xiao tidak menjawab dan langsung mempercepat langkahnya menuju kamar Hu Tao, untung saja dia bertemu dengan Chongyun yang polos, kalau dia bertemu Xingqiu, mungkin dia harus merasakan malu yang lebih buruk lagi. Xingqiu adalah sahabat Hu Tao yang seringkali menjadi partner usilnya, mereka memang tidak satu kelas, tapi mereka satu klub literature karna sama-sama hobi menulis puisi.
Sejujurnya, Xiao tidak suka melihat Xingqiu dan Hu Tao terlihat sangat akrab dan Hu Tao terlihat nyaman mengobrol dengan Xingqiu yang satu frekuensi dengannya. Ah, kalau diingat, Xiao jadi kesal sendiri pada Xingqiu, hingga tak jarang Xiao sering menghadiahkan tatapan sinis pada Xingqiu di sekolah. Padahal, jika dipikir-pikir, untuk apa Xiao bersikap seperti itu?
sibuk dengan lamunannya, tak sadar sampailah Xiao didepan pintu kamar nomor 10, dimana Hu Tao tinggal. Xiao menarik nafas dalam-dalam berusaha untuk tidak bersikap gugup, dengan sedikit gemetar pemuda itu mengetuk pintu kamar Hu Tao.
Tok Tok Tok
Tak berapa lama seseorang membukakan pintu, tapi bukan Hu Tao, pemuda setinggi dirinya dengan potongan rambut tidak simetris menyambutnya dengan senyuman, namun begitu tahu yang mengetuk adalah Xiao senyumnya berubah menjadi senyuman panik, "A-Ah Kak Xiao, silahkan masuk! Hu Tao sedang di kamar mandi barusan aha-ha-ha."
Xiao mengerutkan alisnya, menatap Xingqiu tidak suka, "kenapa kau disini?" Tanya Xiao dengan nada sinis.
"S-Saya hanya mengantarkan obat serta makanan untuk Hu Tao kok Kak, karna saya kebetulan tetangga kamarnya."
"Kau— tetangganya?"
Xingqiu mengangguk lalu menunjuk pintu kamar 09 yang berada tepat disamping kamar Hu Tao, "Tenang saja kak! Saya tidak aneh-aneh kok, s-saya juga baru saja berniat untuk pulang, jadi saya pamit dulu ya kak! Permisi."
Dengan cepat Xingqiu menyambar tasnya lalu mempercepat langkahnya untuk masuk ke kamarnya sendiri, Xiao mengerutkan alisnya heran, 'ada apa dengan anak itu?'. Tapi, Xiao tidak peduli, sudah bagus sekarang tidak si bocah rambut aneh itu.
Ceklek
"Xingqiu ... kenapa kau berisik se ... kali ...."
"H-hey."
"Kak Xiao?! Sejak kapan Kakak ada disini?! Dimana Xingqiu?!"
"Dia? Baru saja kembali ke kamarnya."
"K-Kak Xiao duduklah dulu, biarkan aku—" baru saja Hu Tao akan melesat mengambilkan minuman, dia lupa jika dirinya tengah sakit dan tubuhnya sedikit terhuyung jatuh, namun dengan cepat Xiao menangkapnya dan membantu Hu Tao untuk duduk di tepi ranjangnya.
"Kau ini sedang sakit, jangan pedulikan aku dan istirahatlah dengan benar." Tegur Xiao yang kini membantu Hu Tao berbaring dan membenarkan selimut gadis itu, "apa demammu masih parah? atau mungkin ada bagian tubuhmu yang sakit lagi?"
Hu Tao menggeleng namun kemudian tertawa kecil melihat sikap Xiao yang tidak dingin seperti biasanya, "Aiya, tidak kusangka Kak Xiao bisa khawatir begini."
Xiao merona malu lalu membuang muka, menyibukkan diri dengan mengubek-ubek isi kantung plastiknya dan mengeluarkan sebuah apel, "d-dimana pisaumu?"
"Ada disana, laci nomer 2."
Xiao membuka isi laci yang ditunjuk oleh Hu tao, lalu mengambil mangkuk kecil sebagai wadah apelnya setelah dikupas nanti, "Xingqiu sering kesini?"
"Huh? Yah lumayan, kami sering membahas puisi bersama atau membahas kegiatan klub, memangnya kenapa?"
"Tidak baik berduaan dengan lelaki di kamar kost begini."
"Aiya, memangnya sekarang Kak Xiao perempuan?"
"B-Bukan begitu, kan kalau aku sedang menjengukmu sebagai senior di tempat kerjamu, jelas sekali berbeda."
"Huh dasar! Banyak alasan sekali. Xingqiu kesini juga karna urusan klub, kenapa tidak boleh?"
"Y-Ya tidak boleh."
"Kenapa?"
"Karna dia Xingqiu."
"Hah? Memangnya kenapa dengan Xingqiu? Kena—hmp"
Xiao buru-buru menyuap Hu Tao dengan sepotong apel yang baru saja dikupasnya lalu mendengus sebal, kenapa Hu Tao malah membela Xingqiu sih?
"Habiskan apelmu dan segera minum obatmu."
Hu Tao menggerutu sebal karna Xiao tiba-tiba menyuapinya dengan sepotong apel, ekspresi sebal Hu Tao terlihat lucu hingga tanpa sadar Xiao menyunggingkan senyuman tipis, "makanlah dengan benar, nanti kau tersedak." lanjut Xiao.
"Kak Xiao belum menjawab pertanyaanku tadi."
"Yang mana?"
"Aiya, Kak Xiao! kau ini jangan pelupa seperti Paman Zhongli."
"Hu Tao."
"MAAF!"
Xiao menghela nafas, "kau benar-benar ingin tahu?"
"Tentu saja! Karna itu aku bertanya."
Xiao melirik pintu kamar Hu Tao yang masih sedikit terbuka, takut-takut jika seseorang tiba-tiba masuk kedalam kamar, barulah Xiao menatap Hu Tao lekat-lekat. "tanggal berapa sekarang?"
"Huh? 9 april, memangnya kenapa?"
Xiao tersenyum, "pejamkan matamu dan ingat tanggal ini."
"Uh, okay."
Hu Tao memejamkan matanya, tiba-tiba sesuatu yang lembut menyentuh kening Hu Tao. Gadis itu menahan nafas, sampai akhirnya Xiao berbisik, "karna aku menyukaimu, itulah alasannya."
Sesaat kemudian, Hu Tao merasa wajahnya terasa sangat panas, kali ini bukan karna demamnya, melainkan kecupan singkat Xiao dan suara lembutnya yang kini menggema di tiap rongga telinganya.
— [ L O A D I N G next chapter. . . ] —
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top