Bertemu dengan Gladiolus-Niall Horan

Ah, udara di sekitar pegunungan memang berbeda dengan udara di kota besar, selain udaranya yang berbeda, suasananya juga lebih tenang karena tidak banyak kendaraan bermotor yang lewat di daerah ini. Udara disini sangat menyegarkan dan sejuk, membuatku tergoda ingin kembali ke dalam gelungan selimut yang tebal dengan penghangat ruangan yang dinyalakan. Tapi, melihat Louis dan Harry sudah asyik berenang di lantai bawah(aku bisa mendengar suara tawa mereka dengan cipratan air yang kuyakin sudah menyebar kemana-mana), aku memutuskan untuk tidak melakukan apa yang baru saja kupikirkan. Biar saja Zayn yang menjadi sasaran kejahilan mereka kali ini, toh kemungkinan besar ia juga tidak akan bangun(aku pernah dibangunkan dengan celana renang mereka yang masih basah berada di wajahku, ingat?)sementara aku akan berjalan-jalan di sekitar sini.

Aku mencari Liam di seluruh penjuru villa, untuk memberitahunya kemana aku akan pergi(tentu saja, ia akan sangat marah padaku kalau aku tiba-tiba menghilang, dan aku tidak menginginkan liburan yang mengasyikkan ini menjadi menyebalkan karena Liam mulai mengomeliku, saat dia menyadari aku menghilang, ia bisa menelpon satu armada untuk mencariku. Ok, imajinasiku terlalu liar sekarang) dan aku menemukannya sedang berada di balkon dengan ponselnya. Aku berpamitan dengannya sebelum meninggalkan villa yang kami sewa.

Aku mengeratkan jaket tipisku untuk menghalau dingin. Pemandangan disini sangat indah, masih penuh dengan pepohonan hijau dan banyak bunga, aku yakin kalau sering berkunjung kemari, aku akan mendapatkan inspirasi untuk menulis lagu. Langkahku berhenti pada salah satu rumah yang terletak paling ujung dan sepertinya yang paling besar. Rumah ini memiliki english garden yang sangat luas, sebanding dengan ukuran rumahnya yang juga luar biasa., sepertinya lebih tepat di bilang mansion daripada rumah biasa, ukurannya benar-benar besar. Memang sikapku sekarang terkesan sangat girly atau feminim, tapi english garden ini sangat indah. Semua bunga tersusun rapi dan perpaduan warnanya membuat siapapun yang melihat akan tergoda untuk masuk dan merebahkan tubuh di atas rerumputan hijau itu. Keadaan rumah itu penuh dengan tanaman rambat di sekitar dindingnya membuatku merasakan aura menyeramkan, jadi kusimpulkan kalau rumah itu sudah tidak di tempati lagi.

Dengan langkah ringan dan juga sedikit ketakutan, aku memasuki pekarangan rumah itu. Aku menghirup nafas dalam-dalam menghirup semua udara yang ada di sekitarku, bau manis dari bebungaan yang ada disini membuat perutku berdemo minta diisi. Astaga, aku lupa untuk membawa makanan ringan yang selalu kubawa(ini karena aku terburu-buru keluar sebelum menjadi sasaran empuk kejahilan Louis). Tunggu sebentar, aku mendengar suara, suara apa ini? Seperti suara seorang gadis tengah bersenandung(tentu aku bisa membedakan suara seorang gadis dan suara laki-laki)aku mencoba untuk berjalan tanpa suara, yang kutahu sangat tidak mungkin, karena hanya kucing yang bisa berjalan seenaknya tanpa terdengar(Harry memberitahukan hal ini padaku.)

"Siapa disana?" Suara gesekan rumput dan langkah kaki terdengar olehku. Saat melihat seorang gadis berambut cokelat panjang keluar dari semak-semak aku mengeluarkan nafas yang tanpa kusadari sudah kutahan.

"Hai, apa ini rumahmu? Maaf kalau aku sudah masuk tanpa permisi," aku berjalan mundur, mencoba menjauhi gadis itu. Tidak ada yang tahu kalau tiba-tiba gadis itu meloncat sambil memegang pisau kearahku, kan?

"Tidak apa-apa, maaf aku mengagetkanmu. Kau bisa duduk disini kalau kau mau," gadis itu duduk di tempat aku berdiri sebelumnya, dia mengeluarkan chips dari dalam tas yang ia bawa lalu menyodorkannya kearahku.

"Kau mau, Niall?" Baru saja aku ingin menghampirinya, langkah kakiku berhenti lagi. Astaga, ia tahu siapa aku, bagaimana kalau dia akan memanggil teman-temannya lalu aku akan terjebak di kerumunan orang? apalagi sekarang tidak ada siapapun yang bisa menolongku, bagaimana ini!?

"Tenang saja, aku tidak akan memanggil siapapun, aku tahu kau sedang istirahat dan aku tidak akan merusaknya, aku hanya menawarimu chips," aku tersenyum lebar. Aku belum mengetahui siapa namanya, tapi aku sudah menyukai dirinya. Ia menyerahkan kantung chips itu padaku lalu kembali menyibukkan dirinya dengan notes yang daritadi ia genggam.

"Ini rumahmu? Kau suka sekali dengan bunga ya?" Tanyaku.

"Bukan, ini rumah ibuku. Ya, aku suka sekali bunga, dulu ayahku membuatkan taman ini untukku dan sekarang aku yang merawat mereka. Bagaimana menurutmu? Tentang taman ini maksudku?" Ia berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari notes.

"Taman ini sangat indah. Kau hebat sekali bisa merawat semuanya dan mereka masih berbunga dengan lebatnya. Omong-omong siapa namamu? Kau sudah mengenalku, tapi aku belum mengetahui siapa namamu, tidak adil, kan?" Dia tertawa pelan lalu meletakkan pensilnya.

"Namaku Calantha Floria, kau bisa memanggilku Cal," aku menjulurkan tanganku untuk menjabat tangannya. Tangannya sangat halus untuk seseorang yang suka berkebun. Aku mengintip sedikit notesnya, eh!? Dia tahu bahasa bunga? Ya, yang ditulis oleh Calantha adalah bahasa bunga.

"Kau tahu bahasa bunga, Cal?" Tanyaku dengan nada tidak percaya. Mungkin banyak orang yang memahami bahasa bunga, tapi ini pertama kalinya aku menemukan orang yang bisa bahasa bunga.

"Ya, beberapa ada juga yang aku tidak tahu. Kau mau aku membuktikannya?"

Aku mengangguk lalu menunjuk secara acak bunga di depanku, "kalau bunga itu artinya apa?"

"Maksudmu bunga berwarna hijau, violet dan merah pucat itu? Itu adalah Gladiolus, artinya cinta pada pandangan pertama," aku terkekeh, kurasa semua bunga memiliki arti yang positif.

"Calantha!! Apa yang kau lakukan di luar? Cepat masuk!!" Aku menatap heran Calantha yang terburu-buru membereskan barang-barangnya, dia terlihat gugup dan ketakutan. Aku bisa melihat hal itu dari wajah dan tangannya yang gemetaran. Dahiku mengerut karena mendengar suara menggelegar dari wanita yang aku tidak tahu siapa.

"Niall, kurasa sampai sini dulu obrolan kita. Kapan-kapan kau bernyanyi untuk bunga-bungaku ya? Mereka sangat suka mendengar suara nyanyian, Sampai jumpa," aku melambaikan tanganku bingung. Hey, sebenarnya aku sudah bangun atau masih berada dalam dunia mimpi, sih?
Maaf kalau mengecewakan ya? Supaya dapet feelnya, coba aja bayangin lagi ada di puncak atau daerah pegunungan, kurang lebih kyk gtu suasananya. another ff, hope ya like it guys!!
Leave the vomments ya..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top