05. Selamat tinggal [END]
"Hei, dandelionku..
Kepergian (Name) membawa luka bagi orang terdekatnya termasuk Mitsuya, apalagi Mikey yang baru saja kenal dan masuk dalam hidupnya.
Hei, kenapa Tuhan begitu kejam pada gadis yang masih berusia 14 tahun ini?
Tidak, Tuhan tidaklah kejam. Tuhan sangat menyayangi gadis itu. Dia tidak akan merasakan sakit lagi.
Dan luka yang ditimbulkannya pasti akan sembuh dengan seiringan waktu yang berputar.
"Mikey!"
Mitsuya menghampiri Mikey yang duduk termenung dikursi taman bersama dengan Draken.
Penampilan mereka berdua sama, mata yang sembab dan hidung yang memerah, suara serak khas seperti suara orang yang usai menangis.
"Mikey aku─"
"Gomen, Mitsuya." Potong Mikey, sekalipun hanya itu kata yang dapat keluar dari bibir Mikey. Dia masih belum sanggup berbicara.
"Dengarkan aku dulu bodoh!" Teriak Mitsuya, Mikey otomatis menatapnya.
"Aku.. aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Kau telah menjaga dan menghiburnya saat keadaannya makin parah."
Mitsuya menatap Mikey yang memasang ekspresi kaget.
"Dia berbohong soal kondisinya Mikey." Mikey tersentak kaget, jadi itu semua bohong.
"Kondisinya belum pulih selama dua bulan operasi. Bahkan dia sampai memaksaku agar menjauh sebab dia tahu apa yang akan terjadi nantinya, aku.. aku benar-benar marah padanya. Dia seolah tidak menganggapku lagi." Mitsuya menunduk lesu, dia teringat saat dirinya meninggalkan (Name) secara tiba-tiba.
"Tapi, alih-alih bersedihnya tergantikan semenjak dia pergi denganmu. Dia tampak bahagia. Makanya.."
"Aku ingin berterima kasih padamu, Mikey."
Tidak, justru Mikey juga ikut bahagia atas kehadirannya. Dimana dia merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Yaitu rasa suka dan rasa terselamatkan.
Mikey menyodorkan sebuah bingkisan kecil yang mana isinya adalah kalung dandelion yang sama seperti miliknya dan (Name).
"Dia memberimu ini.." Mitsuya menerimanya dan melihat isinya.
"(Name) sangat menyayangimu." Mendengar itu, air mata Mitsuya jatuh kembali. Ia memegang erat kalung tersebut.
"Hora Mitsuya, aku tidak menyangka kau se cengeng ini." Setelah Draken berkata seperti itu dia terpaksa menerima pukulan dari Mikey, bukannya Mitsuya.
Namun tiba-tiba ada sebuah benda yang menarik perhatian Mikey. Selembar kertas yang jatuh, pikirnya mungkin jatuh saat mengeluarkan kalungnya tadi.
Ada sebuah coretan disana yang bertuliskan,
"Gomenne, Manjirou."
Dada Mikey kembali sesak setelah mengingatnya, apa mungkin bajunya kekecilan?
"G-gadis bodoh, jangan semakin membuatku tak rela melepaskanmu."
Mikey ikutan menangis bersama Mitsuya, Draken kelabakan bingung. Teman-temannya pada nangis, jadinya dia juga ikut nangis.
Yah, (Name) memberi pengaruh besar pada mereka.
"Hei Mitsuya, bahkan aku.. belum sempat mengutarakan perasaanku padanya."
"Haha, salahmu sendiri."
"Apa dia bakal tahu nantinya."
"Ya, dia pasti tahu."
***
Mikey memberi sebuket bunga krisan putih dan meletakkannya dimakam (Name). Lelaki itu berdoa dengan tulus.
Mikey memutuskan untuk berjalan pulang menggunakan jalur yang dulunya pernah ia lalui saat jalan-jalan dengan (Name). Huh, nostalgia sekali.
Netranya teralihkan dengan sekumpulan dandelion yang tumbuh liar di taman. Mikey mencabutnya sebiji.
Ia mengucapkan harapannya dalam hati sebelum meniup bunga liar itu.
Bunga-bunga dandelion terhempas jauh mengikuti alur angin yang membawanya.
Sesekali Mikey juga menyunggingkan senyum singkat.
Kring kring...!!
Ditengah-tengah kegiatan keramatnya, tiba-tiba ada yang berteriak padanya.
Mikey melihatnya seorang gadis yang bersepeda diturunan curam sembari sesekali membunyikan bel.
Wajahnya yang panik sebab sepedanya yang remnya blong. Sungguh sial.
"Hei minggir!"
Mikey malah tersenyum sebab ia teringat suatu hal yang membuatnya nostalgia.
"Cepat minggir brengsek!" Teriak gadis itu lagi.
Melihat Mikey yang sama sekali belum beranjak pergi, gadis itu panik. Dia mencoba untuk kembali mengerem.
Tapi tiba-tiba rem ban depannya berfungsi, alhasil sepedanya mengerem secara mendadak dan membuat gadis itu melayang ke depan menabrak Mikey.
Mereka jatuh bersamaan direrumputan yang penuh dandelion.
Mikey tersenyum disela-sela rasa kagetnya.
"Aduh, eh gomen!" Ujar gadis itu.
"Loh, aku tidak menabrak orang gila kan?" Batin gadis itu panik sebab senyuman creepy Mikey.
"A-ano daijoubu desu ka?"
Gadis itu mencoba untuk duduk dengan pandangan masih ke arah Mikey.
"Hei, jadilah kekasihku!"
...aku bersyukur bertemu denganmu."
[End.]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top