D. How I Feed My Soul

"Lagi-lagi kamu itu sederhana, hanya melintas tanpa diduga sudah cukup untuk menjadikanmu sebagai pusat perhatianku. "

*****

Cewek yang melekat dengan cardigan rajut kesayangannya itu tengah bersenandung ria seiring menempuh perjalanan menuju rumahnya. Dirinya masih terngiang kala Kunimi mau menerima pemberiannya. Meski ia tahu bahwa sebenarnya itu terpaksa.

Seluruh otot tubuh (Name) menegang di tempatnya. Ia enggan untuk menoleh namun ia yakin ada seseorang di belakang sana. Sorot matanya seketika menyayu namun seringai lebar tercetak jelas di wajahnya.

"Keluar kalau lo bukan pengecut! Lo suruhan boka-"

(Name) melompat kaget ketika mendapati Kunimi lah yang berada di belakangnya, seperti biasa memasang wajah datarnya dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

Cewek itu sedikit memekik, "Lo ngapain di sini!?" Kunimi mendongak lelah menatap (Name) yang bereaksi terlalu lebay. "Gue mau jalan ke minimarket, kenapa? Lo mau minta traktir? Ogah," Bohong cowok itu lalu berjalan melewati (Name) begitu saja.

Dengan mata yang membulat, (Name) dengan cepat mengejar Kunimi yang sudah melangkah lumayan jauh dengan langkah besarnya itu. "Ngaku aja, lo mau nganterin gue kan? Haduh, jadi gini rasanya dianter sama doi? Meleyot aku mas."

Kunimi tak menghiraukan sama sekali celotehan (Name). Yang penting ia bisa segera mengantar cewek itu dan kembali ke rumah dengan hati yang tentram. 

"Sopir lo mana kaga jemput? Stres ya punya majikan kayak lo?" Kunimi bertanya seraya melirik (Name) dari ujung matanya. "Ngaco lo, sopir gue lagi sakit. Mau pesen ojek, HP gue keburu wafat," Jawab cewek itu.

(Name) tiba-tiba menghentikan langkahnya yang kontan membuat Kunimi ikut berhenti. "Bentar, tadi lo, kok lo tahu gue punya sopir? Apa jangan-jangan lo sering merhatiin gue?" (Name) menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut.

Mendengar itu, Kunimi mengernyihkan dahinya. "Merhatiin lo? Gue sekurang kerjaan apa sampai-sampai lihatin lo dijemput sopir naik mobil sedan? Mending rebahan kali," Bantahnya.

(Name) bertepuk tangan. "Nah, lo bahkan tahu gue naik mobil apa. Fix, lo suka sama gue!" Kunimi terdiam, dia merutuki dirinya yang justru membeberkan fakta bahwa ia memperhatikan cewek itu akhir-akhir ini.

"Gak, cuma waktu itu kebetulan ngelihat lo. Gausah ngarep gue perhatiin apalagi suka sama lo. Mustahil!" Tukas cowok itu dengan raut ketus.

"Ck, kenapa sih lo gak mau bales gue? Gue kurang apa sampai gak menuhin tipe lo apa jangan-jangan lo suka sama cowok lagi? Astaga, jangan-jangan temen lo yang kepalanya kayak lobak itu pacar lo?" Celoteh (Name) yang membuat Kunimi semakin risih dengannya.

"Lo mau tahu tipe cewek gue?" (Name) menangguk antusias.

"Pertama, cantik."

"Kata nenek gue, gue cantik kok. Pede aja yekan."

"Kedua, kalem dan penurut."

"Gue... gue kalem kok kalo lo yang minta." Kunimi langsung menatap (Name) dengan tatapan tidak percaya.

"Ketiga, pinter."

"Yaelah Kun, gue pinter banget. Einstein aja insecure sama gue."

Cowok itu lagi-lagi meremehkan (Name). Kunimi menantang, "Oke, sekarang coba jelasin sistem ambulakral pada annelida."

(Name) terdiam sebentar sedangkan Kunimi menyeringai berpikir bahwa cewek itu takkan mampu menjawab pertanyaannya. (Name) menyahut sedetik kemudian, "Singkatnya, ambulakral adalah sistem yang memanfaatkan tekanan air yang masuk ke kaki tabung sehingga makhluk hidup bisa bergerak."

"Oh iya, lo salah. Sistem ambulakral cuma berlaku buat echinodermata bukan annelida." Wajah Kunimi seketika memerah karena malu sementara (Name) tampak memamerkan senyum kemenangannya.

"Gimana? Gue pinter kan?"

Cowok itu mendengkus. "Jelas lo tahu, itu pelajaran SMP." Mereka berdua lanjut berjalan ke arah rumah (Name). "Bilang aja malu tadi soalnya salah," Cibir (Name) yang dibalas tatapan sinis dari Kunimi.

*****

Unknown number

Halo calon suami! Udah tidur belum? Gue ganggu gak?

Besok temenin gue jalan ya, plis >,<

Eh, btw gue (Name). Save ya, jangan diblok.

Cowok itu beranjak bangun dan mengucek-ucek matanya kala mendengar dering notif chat dari ponselnya. Kunimi melirik tak minat ke arah ponselnya lalu berdesis malas saat mengetahui siapa pengirim pesan itu.

Kunimi

G.

Lo dapet nomer gue dari mana?

Unknown number

Dari temen lo yang kepalanya kayak lobak itu, siapa sih namanya? Kindaichi ya?

Anjing emang si babi, gue tandain lo, ingatkan Kunimi besok untuk setidaknya memberi sedikit 'sentuhan' kasar pada sahabat biadabnya itu. Setidaknya meninggalkan beberapa lebam tidak akan menjadi masalah.

Unknown number

Plis, besok mau ya ikut gue? :((

Kunimi

G.

Unknown number

Nanti gue beliin stok beng-beng 2 bulan deh :D

Kunimi

Besok ketemuannya di taman deket sekolah aja, biar gampang.

Unknown number

Siapp, see you calon imam (> '3')>

Read

Cowok berambut belah tengah itu merebahkan kembali tubuhnya di atas kasur empuk kesayangannya. Tangannya mengusak kasar rambutnya yang telah berantakan akibat aktivitas tidurnya barusan.

"Ini pasti si kampret Kindaichi yang ngasih tahu kelemahan gue..." Kunimi mengerucutkan bibirnya kesal namun tak lama kemudian matanya mengatup sebab tertidur lelap.

*****

"Harum wangy cantik berseri, hari ini aku nak ketemu Kunimi!"

(Name) melompat-lompat kegirangan bak anak berusia lima tahun yang baru saja diberi sebuah permen lolipop. Rambut sepunggungnya yang dikepang satu turut bergerak diterpa angin seiring cewek itu melangkah.

"KUNIMIIIIII!!!"

Cowok yang dipanggil menoleh dengan sinar mata yang sadis. Bukan karena (Name) yang telat atau apa, namun suaranya yang sekeras toa sontak membuat hampir separuh pejalan kaki itu menoleh ke arah kedua insan itu.

Kunimi menarik atensi (Name) ke arahnya. "Gak usah teriak bisa?"  Tanyanya yang dibalas cengiran tak bersalah oleh cewek itu. Kunimi hanya menarik napasnya panjang-panjang, berharap hari ini tidak akan menjadi hari sial karena menyetujui permintaan (Name) untuk pergi bersama.

"Buru naik." Kunimi mengendikkan dagu ke arah jok belakangnya. "Gue baru tahu loh, lo punya motor!" (Name) memekik lebay kala melihat Kunimi yang sudah siap di atas motor maticnya. Bagi cewek itu, melihat Kunimi mengajaknya naik motor berdua sudah seperti mengajak dirinya naik pelaminan.

HAHAHAHA halu

Beruntung cewek itu memakai outfit yang tidak ribet. Hanya bermodalkan celana jeans semata kaki dengan kaos putih berbalut cardigan rajut andalannya sudah cukup membuat dia terlihat cantik - kata neneknya.

"AYO MAS! KITA JALAN KE KUA!" Seru (Name) setelah melompat ke arah jok belakang motor Kunimi. Cowok itu sontak terlonjak kaget. "Kalau naik, bilang-bilang setan!" Namun cewek itu tak mengindahkan perkataan Kunimi dan justru melingkarkan tangannya di pinggang cowok itu.

"Tangan gak usah aneh-aneh," Tegur Kunimi sambil memukul pelan tangan (Name) namun ia malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Gak usah hirauin gue, langsung berangkat aja." (Name) menyandarkan kepalanya pada punggung Kunimi dan menghirup dalam-dalam aroma mint segar yang menguar di balik baju cowok itu.

"Ya kita pergi kemana, jamal?" Kunimi mulai kesal dengan sikap cewe yang duduk di belakangnya itu. Cowok itu menahan mati-matian agar suaranya tidak terdengar membentak.

"Pemakaman umum."

*****

A/n : Makanan favorit Kunimi itu salted caramel jadi karena ini local AU, makanya gua bikin dia gampang disogok sama beng beng ;)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top