➛Invitation

Detik merubah menjadi menit, menit berubah menjadi jam, jam berubah menjadi hari dan hari berubah menjadi minggu, tak terasa sudah dua minggu Gojo berkunjung ke desa yang ditinggali [Name], selama dua minggu itu pula [Name] sudah mulai terbiasa dengan kelakukan Gojo yang selalu datang ke toko nya tanpa permisi contohnya seperti ini.

"[Name]-chan...apa kau punya makanan disini?" tanya Gojo yang membuat [Name] memegang kepalanya pusing. "Gojo-san ini itu toko bunga, bungan cafe atau kedai."

"Ne... [Name]-chan," panggil Gojo membuat [Name] menoleh kearah Gojo yang tiba-tiba menjadi pendiam.

Kenapa perasaanku tidak enak, pikir [Name].

"Ada apa, Gojo-san?"tanya [Name].

"Karena urusanku disini sudah selesai, empat hari lagi aku akan pulang ke Tokyo," ungkap Gojo membuat [Name] yang tengah asik merangkai bunga langsung terdiam.

"Souka, sepertinya aku akan sedikit kesepian karena selama ini Gojo-san selalu datang dan menggangguku yang selalu ingin tenang," ucap [Name] yang tersenyum sendu.

"Hahaha...kau bisa saja [Name]-chan, bukankah besok akan ada festival di bukit belakang? Bagaimana kalau kita kesana bersama?" tawar Gojo.

"Itu bukan ide yang buruk Gojo-san, aku menerima tawaranmu," jawab [Name] seraya tersenyum membuat wajah Gojo memerah.

"Gojo­-san, apa kau demam?" tanya [Name] yang menghampiri Gojo dan menyentuh kening Gojo dengan telapak tangan nya.

Mendapat perlakukan seperti itu, muka Gojo yang awalnya memerah menjadi semakin merah bak kepiting rebus, sedangkan [Name], dirinya sama sekali tak menyadari reaksi yang diberikan Gojo atas perlakuan nya.

"Tak panas," gumam [Name] yang masih mengecek kondisi Gojo.

"Ano... [Name]-chan, kau terlalu dekat." Mendengar ucapan Gojo membuat [Name] tersadar akan apa yang tengah ia lakukan, dengan spontan [Name] langsung menjauh dari Gojo dengan wajah yang memerah disertai dengan degupnya jantung yang tak terkendali.

"Sumimasen!" teriak [Name] yang langsung membungkuk sembilan puluh derajat.

"Iie, kau bisa berdiri [Name]-chan, lagipula kau tak salah apapun," ucap Gojo yang tak enak ketika melihat wanita yang sudah dua minggu terakhir mengisi hatinya membungkuk seperti itu. [Name] hanya bisa menruntuk akibat hal memalukan yang baru saja ia lakukan, belum lagi jantung nya terus saja berdegup dengan kencang setiap berada di dekat pria yang muncul akhir-akhir ini.

Ada apa denganku? Pikir [Name] yang belum menyadari akan perasaan nya saat ini.

"Kalau begitu [Name]-chan, sampai bertemu besok! Jangan lupa dandan yang cantik, ya!" teriak Gojo yang berlari keluar dari toko.

Untung saja toko ini berada jauh dari pusat desa, kalau tidak sudah pasti akan ada pasang mata yang melihat kelakukan nya yang agak konyol itu, pikir [Name] yang menggeleng-gelengkan kepalanya akibat tak habis pikir dengan kelakukan Gojo yang tak sesuai dengan umurnya.

[Name] sama sekali tak menyadari kalau dirinya tengah diawasi oleh seseorang yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"[Name], kau hanya milikku," gumam orang itu yang langsung pergi ketika Gojo yang baru saja keluar dari toko [Name] menyadari kalau ada yang sedang memperhatikan toko bunga milik [Name].

***

Angin malam berhembus pelan, langit malam dihiasi oleh bintang maupun bulan yang bersinar, memberikan pemandangan yang indah dari lereng gunung yang merupakan lokasi toko sekaligus rumah [Name].

Dengan pakaian tidur dan jaket yang menutupi tubuhnya [Name] lantas berjalan menuju rumah kaca yang berisi bunga-bunga yang ia tanam untuk dirinya sendiri dan itu sudah menjadi kebiasaan nya yang selalu menikmati teh sebelum tidur di rumah kaca.

"Siapa yang menyimpan bunga ini disini?" gumam [Name] yang berjongkok di depan pintu rumah kaca ketika melihat sebuah sebuket bunga lili berwarna orange, membuat [Name] yang tahu makna dari bunga yang ia pegang, langsung menegang.

Dengan tangan gemetar [Name] lantas mengambil bunga itu, manik coklat miliknya menangkap sepuncuk surat yang berisi tulisan singkat yang tak terlalu jelas karena gelap.

Membalikan badan dan berjalan pelan hingga duduk di engawa rumah miliknya, [Name] baru bisa membaca tulisan singkat dari sepuncuk surat yang ia pegang. Diluar dugaan, tulisan singkat dari sepuncuk surat yang ia pegang langsung membuat badannya gemetar hebat, wajah [Name] yang awalnya menampilkan raut wajah penasaran bercampur panik langsung berubah menjadi pucat pasi.

Siapapun yang melihatnya pasti penasaran akan isi surat yang ia dapat, tapi jika mereka tahu arti bunga yang ia dapat dan membaca surat yang ia pegang, sudah tentu akan membuat tubuh gemetar karena takut, karena bunga lili berwarna orange memiliki makna membenci atau kecewa sedangkan surat yang ia dapat berisi sebuah kalimat yang meyakinkan dirinya kalau orang itu benar-benar membenci dirinya.

To : [Full Name]

Kau membuatku benci sekaligus kecewa [Name], akan kupastikan kau menyesal dan membuatmu menjadi milikku seutuhnya.

Signed, Unknow

Berlari ke dalam rumah dan mengunci seluruh jendela dan pintu, [Name] langsung berlari ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar miliknya rapat-rapat, tangan nya yang lembut memeluk tubuh sendiri yang sudah gemetar, pikiran nya berkecamuk semenjak mendapat bunga dan pesan singkat beberapa menit yang lalu.

Siapa yang mengirim bunga dan surat itu, pikirnya.

Rasa takut langsung merayap ke dalam diri [Name], ingin memberi tahu ini semua kepada Gojo ataupun Ozora membuat dirinya merasa tak enak hati, karena takut merepotkan. Terlalu sibuk memikirkan kemungkinan yang terjadi besok membuat [Name] tertidur dengan posisi memeluk dirinya sendiri dan sama sekali tak menyadari kalau besok akan menjadi hari yang di luar perkiraan nya sendiri.

➣➣➣

Pstt...boleh minta vote, nya? 😉😉
⤵️⤵️⤵️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top