➛Gojo Satoru
"Ara...sepertinya aku harus ke Kaoru-san untuk mengambil benihnya sendiri," gumam [Name] yang baru saja mendapat pesan singkat dari Kaoru, seorang wanita yang selalu menjadi langganan [Name] untuk memesan stok benih bunga.
Beberapa menit yang lalu, ketika dirinya hendak memasak sarapan sebuah pesan singkat masuk, membuat [Name] mengambil ponselnya dan membaca pesannya.
To: [Full Name]
From: Kaoru Lira
Subject: Gomen
[Name]-chan, gomen hari ini aku tak bisa mengantar benih bunga yang kau pesan, karena Shiori yang tiba-tiba demam.
Usai membaca pesan singkat yang diberikan Kaoru kepadanya, [Name] langsung berjalan keluar rumah dan hanya membawa ponsel dan kunci rumah miliknya.
Sepeda yang terparkir rapih di halaman rumah mulai diayuh, hingga sampai di pusat desa yang cukup ramai karena musim liburan sudah tiba. Banyak orang-orang berlalu-lalang dan kebanyakan adalah turis.
Ckit...
Sepeda yang ia gunakan berhenti di depan sebuah toko yang cukup sederhana, berjalan masuk ke dalam suara bel langsung terdengar membuat sang pemilik keluar.
"[Name]-san!" panggil seorang wanita yang memasang raut wajah terkejut ketika melihat sosoknya.
"Ohayou, Kaoru-san aku hendak mengambil pesananku," ucap [Name] yang tersenyum simpul.
"Gomen ne... [Name]-chan kau harus turun gunung, awalnya aku hendak mengantar pesananmu, tapi tiba-tiba saja Shiori demam sedangkan Rei sedang mengantar pesanan lain menuju luar kota."
"Daijobu, Kaoru-san kau tak salah apapun."
"Etto...[Name]-chan ini mungkin akan menggangumu, tapi aku harap ini juga bisa membuatmu lebih waspada lagi." [Name] menatap Kaoru yang mengedarkan pandangan nya seperti memastikan agar tak ada orang yang mendengarkan pembicaraan mereka.
"Kau mulai sekarang harus berhati-hati terhadap Naru-san, akhir-akhir ini Naru-san terus saja memasan wajah jengkel dan mabuk-mabukan, terakhir kali aku bertemu dengannya ia tengah mabuk dan mengumpati kau yang menolak cintanya," jelas Kaoru dengan lirih membuat [Name] terdiam ketika mendengar penjelasan Kaoru, pikiran nya memikirkan segala kemungkinan yang terjadi.
"Arigato, Kaoru-san mulai sekarang aku akan berhati-hati." Kaoru hanya tersenyum lembut walau tak dipungkiri kalau hatinya dilanda gelisah terhadap wanita yang baru saja ia peringati.
"Tak masalah, aku sarankan kau selalu membawa persenjataan dimanapun kau berada," saran Kaoru.
"Um, sekali lagi Arigato." Usai mengucapkan terimakasih [Name] lantas berjalan keluar toko dan menyimpan pesanan nya di keranjang sepedanya, tak membutuhkan waktu lama [Name] kembali mengayuh sepedanya menuju rumah sekaligus tokonya.
***
Angin berhembus dengan pelan, menerbangkan beberapa helai rambut [Name] yang di ikat pony tail manik coklat miliknya menikmati pemandangan yang menggugah mata, beberapa turis sempat terlihat dan kebanyakan tengah melakukan foto guna mengabadikan pemandangan sekitar.
Ckit...
Sepeda yang ditumpangi [Name] langsung berhenti di depan toko sekaligus rumahnya, manik coklat miliknya melihat sosok pria yang berdiri di depan tokonya membuatnya mengernyit bingung.
Mengumpulkan sedikit keberanian [Name] lantas menghampiri sosok yang masih setia berdiri di depan pintu toko miliknya. "Ano...Tuan, apa yang kau lakukan di depan tokoku?"
Sosok yang awalnya berdiri di depan tokonya langsung berbalik membuat kedua nya saling berhadapan.
"Ah! Tuan yang kemarin!" seru [Name] ketika melihat sosok yang ada di hadapan nya.
"Hei! Aku juga memiliki nama!" seru pria yang ada di hadapan nya, [Name] hanya bisa terkekeh pelan. "Baiklah, siapa nama anda Tuan?"
"Gojo, Gojo Satoru."
"Yosh! Yoroshiku ne...Gojo-san," ucap [Name] seraya tersenyum membuat pria yang bernama Gojo ini memalingkan wajahnya guna menutupi wajahnya yang terasa hangat.
"Sa...Gojo-san, apa yang kau lakukan di depan toko ku?" tanya [Name] yang memulai topik pembicaraan seraya mengambil pesanan nya yang ada di keranjang sepeda miliknya dan menyimpan nya di gudang tak jauh dari posisi mereka berdiri.
"Aku hanya ingin memberikan ini sebagai ucapan terimakasih," jawab Gojo yang menunjukan sebuah paper bag yang ada di tangan kanan Gojo.
"Kau tidak perlu melakukan itu, Gojo-san, aku hanya membantumu karena kau kesulitan kemarin. Lagipula kenapa kau bisa sampai di lereng gunung ini? Kau ke desa ini lewat jalan mana?" tanya [Name] yang menyadari akan kejanggalan kemarin.
"Etto...awalnya aku kesini menggunakan mobil, tapi tanpa aku dan sopir kami sadari, kami melewati rute seharusnya hingga sampai di lereng gunung ini." Mendengar penjelasan Gojo, [Name] hanya mengangguk mengerti.
"Jadi, [Name]-chan bisa kau terima bingkisan ini?"
"Maaf Gojo-san, sudah kubilang kau tak perlu memberikan apapun kepadaku kemarin itu hanya bantuan kecil," tolak [Name] halus.
"Dikamus ku tak ada kata penolakan." Dengan cepat Gojo memberikan paper pag yang ada di tangan nya kepada [Name] dengan paksa, tak mengidahkan penolakan dari penerima.
"Ja...matta ne... [Name]-chan aku akan kesini lagi nanti!" seru Gojo yang langsung berlari menjauh.
"Oi!" seru [Name] yang hanya bisa mengela nafas lelah ketika sosok Gojo yang sudah tak terlihat.
Lain kali akan kubalas kebaikan nya, pikir [Name] yang memasuki tokonya sekaligus membalikan papan toko yang awalnya bertuliskan 'CLOSE' menjadi 'OPEN'. Hari-hari [Name] yang dipenuhi dengan menyiram dan merawat bunga telah dimulai.
"Kira-kira apa isi paper bag ini apa, ya?" gumam [Name] yang mulai penasaran dengan isinya, ketika di buka sebuah cokkies coklat kesukaan nya tersaji di depan nya.
Apa Gojo-san tahu kalau aku menyukai cokkies, pikiran nya berkecamuk berusaha untuk berpikir bahwa itu semua kebetulan dan tak mau berprasangka terlebih dahulu.
Mengambil satu [Name] lantas bergumam 'enak' hingga seluruh cokkies coklat yang ada di dalam paper bag habis. Sadar kalau dirinya menikmati hadiah yang diberikan Gojo, [Name] langsung bersemu merah mengingat tadi dia sempat menolak hadiah yang diberikan Gojo yang tak lain adalah cokkies coklat yang sudah tandas, habis ia makan.
➢➢➢
Pstt...boleh minta vote nya 🙏
️⤵️⤵️⤵️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top