📝 QnA Tips Multiple POV dalam Satu Cerita

Sesi Tanya Jawab

•▪︎•

Q: Kan katanyaw harus seimbang dan waktunya harus sesuai waktu ganti PoV. Nah, waktu yang sesuai itu yang seperti apa? Apakah saat informasi dari PoV tokoh A cukup, atau apakah ketika kita mau ngasih red herring, atau ada lagi situasi lainnya yang lebih cocok untuk beralih dari PoV satu ke PoV lain?

A: Yep, waktu informasi dari POV tokoh A cukup juga bisa untuk jalan cerita. Jadi berganti POV waktu informasi blm cukup atau bahkan kelebihan jadi gak penting itu gak direkomendasikan. Beralih ke POV lain juga bisa banget dibikin menggantung, waktu mau mulai konflik misal, biar bisa bikin reader penasaran. Jangan di tengah2 aja atau kelebihan. Waktu baru mulai masuk ke momen2 tertentu atau mengakhiri momen2 tertentu itu menurutku lebih baik.


Q: Kiranya, multiple PoV ini bisa enggak sih diterapkan di cerpen? Berhubung kalau novel kan bisa satu bab satu PoV, bab selanjutnya ganti PoV. Misal di cerpen kan terbatas ya, jadi kalau ganti PoV, bakal di tengah cerita banget. Kira-kira, ada enggak cara biar kita bisa pake multiple PoV di cerpen tapi tetep kelihatan smooth?

A: Sebenarnya, bisa aja, sih. Cuman aku pribadi nggak menyarankan pakai mutiple di cerpen. Kenapa? Karena dikhawatirkan bakal mengganggu suasana cerita. Bayangin aja saat karakter A tensionnya naik, terus tiba-tiba diubah jadi karakter B yang tensionnya rendah, bakal bikin cerita itu serasa terjun bebas dan adegan yang ingin kita highlight malah terkesan hilang gitu. Kalau cara mungkin kami bisa pilih suasana yang sekiranya terlihat 'mirip' tapi berhubungan gitu. Kayak mungkin pilih satu adegan di mana tension karakter itu masih ditaraf normal mulai diganti sama karakter yang naikin tensionnya. Jadi kayak naik tangga gitu, sih. Jangan mulai ganti POVnya saat tengah-tengah bagian krusial (kalau novel sih bisa aja, karena pasti satu bab, satu POV)


Q: Gimana caranya mengatasi perbedaan "emosionalitas" antar-POV ketika tiap karakter itu punya tingkat emosional yang berbeda dalam merespon suatu peristiwa? Apakah penting untuk menjaga intensitas emosional agar tetap konsisten antar-POV, atau baiknya membiarkannya beragam untuk mencerminkan karakter yang berbeda?

A: Menurutku penting untuk menonjolkan emosi karakter itu. Tiap manusia tentu punya cara yang berbeda dalam menanggapi sebuah peristiwa, jadi alangkah baiknya emosionalitas mereka tertampak dalam setiap tingkah mereka. Karena walau hubungan, plot, dan nasib mereka saling terhubung, tapi cara dan karakteristik mereka tentu beda-beda, kan.


Q: Jika cerita sudah tidak terkendali, banyak plot hole di mana-mana, dan bingung menggunakan POV yang efisien karena efek pencampuran bermacam POV, cara untuk menyelesaikan masalah tersebut bagaimana?

A: Rewrite, itu sih pilihan terbaik dan termudahnya dan menurutku pembaca bakal lebih nyaman dengan cara itu daripada ntar ditengah2 tiba2 berubah meskipun itu berubah jadi lebih baik tetep aja beda.


Q: Gimana cara bedain suara karakter pas beda Pov? Terus kalau alurnya maju-mundur, ada tips ga Ka biar transisinya itu smooth dan ga terlalu tergesa-gesa?

A: Kalau jawaban dariku ya satu sih; dari karakterisasi. Entah dari cara dia berbicara, cara dia bertindak dalam sebuah kondisi, dan cara dia berpikir menurutku udh merupakan cara-cara membedakan suara karakter. Apakah dia orangnya santai? Penakut? Atau malah berpikiran pendek; alias bergerak dulu baru mikirnya belakangan. Kalau untuk alur maju mundur, sebenernya aku biasanya suka-suka hati (pake feeling aja), tapi walau kamu pakai alur maju-mundur, mungkin kamu bisa nggak terlalu keseringan maju-mundur. Takutnya pembaca nggak konek karena bukan hanya alurnya yang maju-mundur, tapi sudut pandang karakternya juga beda-beda. Intinya, kamu bisa pilih adegan yang sekiranya memang penting untuk pakai alur maju-mundur, gitu sih menurutku.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top