📝 QnA Tips Membuat Cerpen

Sesi Diskusi

•••

Q: Menurutmu, apakah sebuah cerpen itu wajib mengandung struktur-struktur berupa abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda?
A:
• Menurut aku, koda itu enggak perlu. Kecuali kalau cerpennya fabel. Biasanya cerpen fabel kan buat anak-anak, ada koda di dalamnya. Kalau cerpennya yang cerpen buat hiburan, ya tujuannya amusing aja.

• Kalau buat dinilai iya deh, tapi aku selalu mikir enggak perlu kalo mau bikin aja emang karna mau bikin.

• Aku sendiri enggak pernah merhatiin struktur-struktur gitu sih dalam nulis cerpen. Sebebas ide yang kupunya aja alurnya gimana. Tapi kadang kalo merhatiin, ternyata tulisanku sesuai sama struktur sih.

• Menurut aku mah sih wajib, karena kalau strukturnya tidaklah lengkap, tidak mungkin baru orientasi ceritanya udah tamat, sehabis kenalan tokoh langsung tamat, belum kenalan sama apa yang terjadi alias permasalahannya.

Jadi, tergantung tujuan. Kalau mau buat lomba sebaiknya iya karena juri-jurinya sudah profesional sehingga mungkin menilai aspek tersebut juga. Kalau buat update di platform nulis atau buat latihan, sebebasnya saja asal nggak bener-bener keluar jalur. Maksudnya setidaknya masih ada satu dua struktur yang terkandung di dalamnya. Dan lagipula sebuah cerita pada umumnya memang begitu strukturnya. Ada pengenalan, konflik, dan akhir.

Q: Baiknya bagaimana cara mengawali menulis sebuah cerpen?
A:
• Yang penting nge-hook, sih. Bisa bikin pembaca kek, "Wah, ada apa nich?" Mereka langsung tertarik mau tau ceritanya bakal kayak gimana.

• Sama kayak mengawali bikin novel, dibuka dengan sesuatu yang menarik, bisa perkenalan MC atau sedikit cuplikan konflik, bikin paragraf aksi daripada yang bertele-tele bikin bosan. Soalnya kan cerpen jumlah katanya dibatasi, jadi perkenalan singkat gitu, banyakin pokok utama dari topik yang bakal diangkat gitu.

• Apa pun tema dan genrenya, tokoh dan background nomor satukan. Cerita cerpen itu central-nya di satu tokoh; motivasinya, konflik in/eks-nya, kebahagiannya, kesedihannya, tujuannya. Kalau tokohmu poorly written, your story will be poorly written as well. Sebisa mungkin perjelas tokohmu. Orang macam apa dia? Tinggal di mana? Sifatnya seperti apa? Apa yang jadi prioritasnya? Apa masalah yang sering dia hadapi? Dengan sifat dan prioritasnya itu, apakah berpengaruh dengan tempat dia tinggal? Apa konflik yang muncul dari situ? Apakah sifatnya mempengaruhi crisis management-nya?

• Ada dua cara. Pake cara umum yaitu dimulai dngn perkenalan. Kedua pake cara langsung masuk konflik! Bisa diawali dialog, pertanyaan, atau narasi yang membuat pembaca bertanya-tanya langsung dan penasaran gimana kelanjutan/endingnya. Sama kayak novel sih, bahkan karena harus lebih ringkas, jadi hindari adegan enggak penting untuk pengawalan kayak cuaca. Jangan juga pake pada suatu hari.

• Dari aku sih langsung aksi tokohnya, atau pemikiran si tokoh terhadap apa yg terjadi atau apa yg ada di hadapan/sekitarnya.

Q: Hal yang harus dihindari ketika membuat cerpen?
A:
• Konfliknya bercabang-cabang.
Harusnya fokus ke satu aja.

• Jangan kebanyakan tokoh. Cerpen itu singkat. Kebanyakan tokoh malah jadi kekenyangan dan konflik serta resolusi enggak akan bisa digapai dengan matang. Ada baiknya kalau pengen cerpen banyak tokoh, banyakin tokoh selewat aja. Jangan semuanya dijadiin central.

• Untukku sendiri aku lebih sering mengawali dengan perkenalan karakter utama atau perkenalan konflik, tapi itu juga menyesuaikan dengan penulisnya.

• Sesuatu yang bisa bikin boring seperti penarasian yang terlalu banyak, perkenalan yang bertele-tele, aksi yang kurang dibangun kuat baiknya dihindari.

• Hindari membuat konflik yang berat dengan ending yang tidak bisa menyelesaikan konflik itu dalam satu cerita yang pendek.

• Karakter utama flat (enggak bikin pembaca simpati), enggak ada hal menarik di dalamnya, judul yang kurang memikat, alurnya kelambatan (membuat pembaca lama merasa tertariknya), pokoknya minimal kasih satu hal yg menarik atau beda saja. Entah dari konflik, penyelesaian, tokoh utama, gaya bercerita, permainan cerita dengan judul, bikin pembaca terkesan dalam sekali duduk itu

Q: Kamu suka cerpen yang bagaimana?
A:
• Yang compact. Konfliknya beres tapi enggak bertele-tele.

• Yang feel-nya nyampe dan genre yang diangkat sesuai sama yang ditulis. Kalau misteri yang misterinya kerasa, horor yang takutnya bisa kerasa, atau romance yang bikin bapernya kerasa, atau yang fantasi bikin takjub dan ikut berimajinasi. Suka sama cerpen yang bikin kayak keikut dalam ceritanya meski hanya sekian ratus/ribu kata.

• Yang konfliknya satu aja, tokoh-tokoh menarik hati, enggak bertele-tele. Panjang enggak apa-apa asal isinya emang harus banget ada ditulis.

• Aku pribadi. Yang judulnya panjang (inggris atu indo enffak masalah), yang ada 'ciri khas', per paragrafnya nggak panjang, nggak kebanyakan dialog tag, nggak ada dialog enggak guna, gaya bercerita unik.

• Yang penting ide ceritanya memikat. Oh paling narasinya jangan gemuk banget dan jangan terlalu "nyastra". Enggak apa-apa banget loh diksinya enggak begitu uwaw, yang penting bagaimana caramu membawakan idemu. Jumlah kata enggak begitu ngaruh buatku, gapapa banyak yang penting ceritanya bisa tersampaikan dengan baik.

• Yang bikin mind blowing, dibaca berulang-ulang tetep makin tidak tau apa-apa, tapi dikemas dengan menarik minat banget.

• Aku suka cerpen untuk anak-anak karena konfliknya ringan dan amanatnya selalu dapat.

Q: Bagaimana caramu untuk menulis sebuah cerpen? Adakah hal-hal khusus yang kamu lakukan?
A:
Writer block-nya sih diatasi dulu.

• Kalau ditanya kek gitu sepertinya aku enggak akan tau cara jawabnya karena ngalir aja cerita. Biasanya ide ceritanya enggak berkelanjutan dan konfliknya terbilang sederhana makanya dijadikan cerpen.

• Hal khusus enggak ada, tapi selalu dibuka dengan paragraf aksi dulu dan sukanya tuh pengenalan karakternya gak lewat narasi tapi ngalir sepanjang cerita. Bisa diselip setelah dialog, sedikit narasi, pas adegan aksi, atau justru dalam dialog itu sendiri. Yang enggak blak-blakan amat gitu perkenalannya.

• Hal-hal khusus enggak ada sih. Yah, yang penting idenya ada atau enggak. Kalau ada, langsung mulai coba tulis sih sampe mentok. Kalo selama nulis itu nemu ide judul, coba dikeluarin dulu. Pas udah mentok, berhenti dan coba kulik lagi idenya buat terusannya, terus ditulis lagi. Gitu terus sampe akhirnya jadi cerpennya

• Bagusnya bisa keluar zona nyaman bagi yang biasa nulis novel. Misal pengen nyoba genre misteri. Mumpung jumkatnya pendek, bisa jd latihan. Bisa nunjukkin style-mu yang beda.

• Paling utama adalah memikirkan idenya dan niat menulis. Setelah semua dapat baru menulis cerpen, aku selalu usahakan untuk menyelesaikan cerpen dalam sekali duduk. Daripada konflik aku paling banyak mikir dibagian ending, karna bagiku ending sebuah cerpen harus meninggalkan kesan dan pesan yang bagus untuk pembaca.

🍀🍀🍀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top