📝 QnA Cara Membuat Karakter Kerasa Hidup
Sesi Tanya dan Jawab
•••
Q: Karakter yg kerasa hidup itu maksudnya gimana sih?
A:
- Yang bisa bikin kita relate sama orang-orang di dunia nyata. Terasa "hidup" berarti terasa realistis, kita tau betul karakter seperti itu tentu ada dan tidak merasa mereka cuma exist dalam dunia fiksi. Contohnya Rayu dari Take Her To The Saturn oleh pinnavy.
- Yang bisa bikin pembaca juga merasakan apa yang dia rasakan.
Tokoh marah, pembaca ikut marah. Tokoh kesakitan, pembaca ikut merasa sakit.
Q: Mungkin nggak karakter paling aneh, baik, dan jahat sekali pun beneran ada di real life? Atau sekadar imajinasi penulis saja?
A: Sebenernya tergantung sih. Definisi baik, aneh, dan jahat tiap orang beda-beda. Aku sampe enggak suka sama Rayu tapi mengerti kenapa dia bisa seperti itu ya karena ada aja di dunia nyata yang kek gitu. Aku suka sama Negan tapi rada geleuh kalau dia terlalu baik karena ada aja cowok kek gitu.
Q: Unsur apa saja untuk membuat suatu karakter kerasa hidup?
A: Ya itu tadi, pembaca merasa relate dan pembaca merasa karakter itu realistis dalam artian mereka merasa karakter tersebut tidak hanya exist di dunia fiksi; bahwa there's a possibility karakter seperti itu ada di dunia nyata. That concludes:
1. Motivasi tokoh masuk akal dan tidak terlalu besar.
2. Masalah tokoh pernah dirasakan atau pernah dilihat oleh pembaca.
3. Sifat dan sikap tokoh tidak dibuat-buat (baik berlebihan/jahat berlebihan)
4. Tokoh enggak OP.
Pendalaman karakter oleh penulis juga berpengaruh. Nggak yang dalam 1 narasi panjang dijelasin karakternya tuh gini blablabla, tapi sedikit demi sedikit di sepanjang cerita. Kek misal kalo karakternya dihadapin di situasi A, dia bakal reaksinya gimana, itu aja udah bisa ngejelasin karakternya secara implisit. Atau bisa juga melalui gaya bicaranya, orangnya ngomongnya sopan baku, penuh kata kasar, dll.
Character development bakal bikin tokoh terasa lebih realistis
Karena at some point, setelah tokoh goes through an incident, cara berpikir dan bersikap dia bakal berubah.
Selain itu, latar belakang karakter, motivasi, karakterisasi visual, detail perasaan (suka, hobi, takut, dll). Dan tentunya dalam eksekusinya, karena ini penting banget, apalagi kalau author bisa membawa karakternya seolah berinteraksi sama pembaca tanpa keluar dari cerita.
Q: Kenapa suatu karakter bisa dikatakan tidak hidup?
A:
- Ketika pembaca enggak bisa relate sama tokohnya. Kalau kamu baca tokoh yang orangnya tuh baik banget sampe udah di-bully, adiknya ikut di-bully sampe lenyap nyawa, difitnah sampe hidupnya rusak, tapi tokohnya masih senyum aja dan bilang, "Enggak apa-apa, aku maafin." Kamu relate enggak?
- Toko yang terlalu sempurna.
- Kalo pembaca gak begitu ngenalin karakternya sih. Sifatnya nggak begitu didalemin penulis, cuma kek "Oh dia tuh orangnya gini" terus udah, jadi kesannya dia tempelan. Jadi pas karakternya ngalamin sesuatu, pembaca gak bisa ikut merasakan, datar saja.
- Karakternya flat. Gak ada yang menonjol dari karakter itu, layaknya orang beneran yang pasti setidaknya punya satu-dua ciri khas. Selain itu, dialog-dialognya kaku. 'Suara' satu karakter dengan karakter lain sama, seakan gak ada perbedaan.
- Kurang bisa terasa masuk sama karakternya, hanya sekedar ada dan tidak ada kejelasan tentang karakter tersebut. Seakan tidak bernyawa. Gambaran fisik yang apa ya gak hidup, atau tempelan yang gak ada hubungannya sama plot, terus karakternya nggak jalan atau berkembang. Atau yang kurang dari segi pendeskripsian, sekedar nyebut nama dan fisik setelah itu bercerita sehingga jadi kurang hidup. Nggak ada tujuan juga kayak sekedar ada.
- Ketika punya banyak hal di luar logika genre/tema ceritanya. Dan beberapa ada dari cara penulis eksekusi karakter itu. Jujur, aku ngerasa karakterku banyak yang kurang hidup karena terlalu ngandelin "cerita bertindak buat karakter", bukan "karakter bertindak buat cerita" apalagi kalau setiap scene harus dijelasin panjang lebar dan kadang terlalu over penjelasan sebelum tindakan si karakter.
Q: Apakah character development menandakan ciri-ciri karakter yg terasa hidup? Tapi bukankah di dunia nyata setiap orang tidak selalu mengalami perubahan? Apalagi di waktu yg relatif singkat.
A: Iya, karakter hidup. Di dalam kehidupan pasti ada perubahan, be it sifatnya, cara pikirnya, sikapnya, bahkan cara dia mengerjakan sesuatu bisa berubah. Tentu aja dalam waktu yang relatif singkat enggak akan berubah KALAU kejadiannya aja enggak gede. Ada perubahan apabila impact-nya besar. Kalau nda ada perubahan berarti impact-nya kecil. Yah, disesuaikan lagi sama cerita dan tokohnya.
Kek yang sebelumnya dijelasin, chara development bisa buat bikin karakter jadi "hidup". Pada dasarnya manusia kan terus berkembang ya selama masa hidupnya, rasanya mustahil stagnan. Perubahan sekecil apa pun udah termasuk perubahan. Perubahan dari pengetahuan, pengalaman, lingkungan, dll. Selama hidup kan pasti ngalamin banyak kejadian
Karakter development itu masih masuk ke dalam ciri-ciri karakter yang terasa hidup dengan catatan enggak perlu terlalu cepat, meski dilihat dari kenyataan emang sedikit orang yang bisa develop dirinya sendiri, tapi bukan berarti enggak mungkin, kan? Menurutku juga perkembangan yang kita lihat di fiksi itu kalau dibilang cepet karena emang tujuannya buat menceritakan, jadi apa yang kita lihat dari cerita itu kayak sepenggalan dari proses si karakter. Sama aja kayak manusia lain, pasti yang kita lihat dari sudut pandang kita juga enggak sampai setengah dari seluruh kehidupannya
Development tidak selalu dilihat dari perubahan sikap, cara pikir, maupun sifat. Bisa dari perubahan pengetahuan, dari enggak tau jadi tau.
Tapi dalam konteks cerita yang seorang karakter itu "ditantang" dengan konflik dan plot yang disediakan oleh penulis, tentunya ada perubahan.
Stagnan bisa saja terjadi kalau memang cerita tsb ga ada progress plot, well, jadinya ga seru dong kalo ada plot.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top