Sesi Diskusi
•••
Q: Menurut kamu, dialog yang mengalir tuh kayak gimana sih?
A:
- Yang enggak kaku kalau dibaca. Maksudnya kaku itu, kelihatan banget kalau itu dipikirin. Semacam script. Kalau presentasi depan kelas sih, kayak yang baca, bukan menjelaskan. Orang kalau ngomong daily kan pasti nda baca. Yang namanya dialog di suatu cerita itu menyerupai percakapan, bukan script.
- Yang berisi, nyambung sama plot dan enggak terlalu banyak basa-basi.
- Yang page turner, serasa enggak lagi baca novel tapi orang ngobrol di depan kita.
Q: Dalam suatu dialog, bolehkah kita mencampur gaya bahasa baku dan non-baku?
A: Enggak juga. Misal kalo mau dialog baku karena temanya fantasi kerajaan, enggak apa-apa enggak sesuai kayak di real life, tapi bagusnya kalau diucapin masih enak didengar, lancar gitu enggak tersendat-sendat, kayak kelebihan kata.
Terus harus konsisten. Kalau udah nyampur ke sananya nyampur, jangan tiba-tiba sepenuhnya baku. Konsisten itu penting
Tergantung tokoh sama ceritanya gimana juga. Kalo remaja sih campur-campur enggak apa-apa, soalnya kita ngomong emang suka gitu.
Sebenernya, di real life bisa kebilang jarang banget orang ngomong pake bahasa baku (kecuali untuk sebagian daerah). Cuman karena biasanya-aku ambil contoh novel remaja saja karena ada bahasa non-bakunya-novel remaja tuh berlatar di ibukota atau daerah perkotaan, normalnya pake bahasa non-baku kan? Tapi menurutku beda lagi kasusnya kalau dalam sebuah 'cerita'. Ada cerita yang tetap enak dibaca meski ada beberapa kata baku nyelip di dialognya. Penulis harus pinter aja meramunya.
Q: Untuk cerita selain novel remaja, bisakah genre lain memakai dialog non-baku?
A: Pokoknya yang latarnya indonesia, itu bisa campur antara baku dan non-baku, salah dua contohnya novel metropop dan chicklit.
Q: Kesulitan ketika membuat dialog yang mengalir?
A:
- Menjiwai tokoh sih. Karena kadang bisa bikin dialog yang ngalir, cuma itu kayak bukan tokoh saya banget.
- Kalau pakai gaya campur, campurannya sih. Mana yang enakan non-baku, mana yang enakan baku. Apalagi kalau latarnya enggak di ibukota dan tujuanku biar pembaca pada ngerti. Kadang udah diketik baku, eh pas baca ulang enggak sreg, gitu juga sebaliknya.
- Ada kata non-baku yang kalau ditulis jadi terasa aneh. Ngulang-ngulang terus sampai jadi enak dibaca. Pusing juga enaknya mesti pake baku apa non-baku, ya.
Q: Gimana caranya agar dialog terasa mengalir? Jelaskan versimu!
A:
- Sebelum ditulis, coba diucapkan secara langsung. Kalau terasa ganjel, berarti belum ngalir.
- Jangan belepotan ngomongnya (diulang-ulang). Kalau ada satu kata aja yang mengganjal, segeralah ubah (non-baku jadi baku, baku jadi non-baku). Dan jangan banyak pengulangan kata dalam satu paragraf (biasanya yang sering keulang tuh; tersebut, itu, dengan, sama, untuk). Pake variasi kata lain (bisa liat di Tesaurus).
- Jangan banyak kata bantu engggak perlu.
Contoh: "Aku ke sini untuk memberitahumu kalau dia sebenarnya adalah jelmaan iblis!"
Bisa diubah menjadi: "Aku ke sini untuk memberitahumu. Dia sebenarnya jelmaan iblis!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top