Yuk, Nulis yuk!
1. Pengertian Menulis
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15). Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009:5). Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
M. Atar Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
2. Kemampuan Menulis
St. Y. Slamet (2008:72) mengemukakan kemampuan menulis yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif; artinya, kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan.
Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan andal tanpa banyak latihan menulis.
Dapat disimpulkan kemampuan menulis adalah kemampuan yang bersifat aktif dan produktif di dalam menghasilkan tulisan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan secara terus-menerus.
3. Tujuan Menulis
Menurut M. Atar Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: a) untuk menceritakan sesuatu, b) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, c) untuk menjelaskan sesuatu, d) untuk meyakinkan, dan e) untuk merangkum. Sedangkan menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 6) tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur.
Dari pendapat tersebut dapat diuraikan tujuan dari menulis yaitu :
a. Untuk memberikan informasi Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.
b. Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.
c. Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.
d. Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
4. Tahapan Menulis :
a. Tahap Pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. misalnya, menentukan topik yang akan ditulis, mempertimbangkan topik yang dipilih menarik atau tidak.
b. Tahap Pembuatan Draf alias tulisan kasar. Pada kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan.
c. Tahap Revisi yaitu perbaikan, dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap fokus pada tujuan.
d. Tahap Penyuntingan atau mengulang kembali kegiatan membaca draf, meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
e. Tahap publikasi yang juga merupakan tahap akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini, penulis mulai memublikasikan tulisannya melalui berbagai cara seperti ; mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, media massa dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan melalui media sosial.
5. Manfaat Hobi Menulis
a. Menginspirasi Orang Lain
Percaya atau tidak, kita seringkali mengabaikan yang satu ini. anggap saja ketika kita menulis di sosial media, facebook misalnya. kita tidak bisa menebak isi hati orang setelah membaca tulisan kita. mungkin mereka sedih, senang, terharu, marah semua itu diluar kuasa kita. siapa tahu tulisan kita benar - benar bisa menginspirasi orang? memberikan semangat? bahkan informasi baru kepada orang - orang yang membaca tulisan itu.
Sayangnya, tidak banyak juga orang - orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menulis hal - hal negative, berita hoax misalnya. belum tentu benar, namun dampaknya begitu terasa di masyarakat luas. tapi jangan salah, dewasa ini ada UU ITE yang akan menjaga kita dari konsumsi tulisan dan berita - berita yang kiranya unfaedah.
b. Sebagai Pencatat Sejarah
Fakta hobi menulis yang tidak kalah keren adalah sebagai sarana pencatat sejarah. Buku sebagai arsip intelektual seseorang. Tidak hanya itu saja loh, manfaat hobi menulis juga bisa dijadikan sarana pencatat sejarah. Tentu saja ini hanya berlaku untuk buku dan tulisan yang mencatat sejarah.
Contoh konkritnya adalah karya yang ditulis oleh pahlawan bangsa kita dulu. Mereka menuliskan peristiwa masa-masa penjajahan. Dimana dari hasil tulisan tersebut kini sangat berharga. Tanpa catatan seperti itu, kita sebagai generasi pun tahu kondisi dan manfaat jaman dahulu itu seperti apa.
Di bab fakta hobi menulis secara tidak langsung mengingatkan kita pada pesan dari Milan Kundera yang mengatakan Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah, Dari pesan tersebut tergambar jelas bahwa manfaat hobi menulis itu sebenarnya asset sebuah bangsa agar dunia literasi tetap berjalan, untuk mentransformasikan pengetahuan kepada generasi kita setelahnya.
Fakta hobi menulis itu penting dan besar dapat dilihat dari karya Ananta Toer yang sampai sekarang karyanya masih banyak dicari. Bukan karena apa, tetapi memang dari isi tulisannya sangat kritis. Sehingga banyak yang merasa terancam lewat karya sastra yang ditulisnya. Meskipun lewat karya sastra, Ia mampu menghantam masa penjajahan kala itu, itu sebabnya bukunya di era milenial sekarang pun masih tetap banyak diminati banyak orang.
c. Lebih Awet Muda
Percaya nggak? Hobi menulis bisa menjadikan kita lebih awet muda?
Kok bisa sih?
Iyadong, setidaknya ketika kita menulis, secara tidak langsung gelombang otak kita akan bekerja dengan maksimal. Gelombang otak yang dibiasakan untuk berfikir inilah yang akan mengaktifkan cikal bakal sel saraf baru yang mendukung kemampuan berpikir kita menjadi lebih kritis, cemerlang dan yang baik-baik.
Dimana pemikiran kita pun tidak lagi sempit. Kita tidak lagi memiliki satu atau dua perspektif, tetapi memiliki banyak perspektif yang menjadikan kita menjadi lebih "legowo" atau ikhlas dalam menjalani segala sesuatunya. Keikhlasan inilah yang memberikan perasaan damai, dan perasaan damai inilah yang menjadi pemikiran kita lebih santai dan berdampak pada penampilan kita, salah satunya terlihat lebih awet muda.
Memang tidak semua penulis memiliki wajah awet muda. Karena banyak menjadi penulis yang tidak diawali dari hobi menulis. Melainkan karena tuntutan dan kewajiban. Nah, disinilah perbedaannya. Menjalani profesi menulis tanpa landasari karena hobi atau passion, jelas akan berbeda.
Bedanya sebenarnya pada dorongan hati yang akan mempengaruhi kesenangan. Tentu saja orang yang hobi menulis akan lebih bahagia setiap menjalani pekerjaannya, sedangkan yang menjadikan menulis karena profesi tanpa dorongan hati hanya berpaku pada motivasi eksternal. Misalnya karena uang, karena popularitas dank arena proyek.
d. Menyehatkan Mentalitas Penulis
Manfaat hobi menulis yang lain adalah menyehatkan mentalitas si penulis dan terhindar dari stress. Sebenarnya penjelasan di bab ini tidak jauh berbeda dengan penjelasan manfaat hobi menulis yang menyebabkan bisa awet muda. Setidaknya dengan menulis, selain membantu terlihat awet muda, akan meminimalisir terjadinya stress. Dalam ilmu psikologi, menghilangkan stress dilakukan dengan katarsis. Katarsis itu dapat dilakukan dengan cara menulis, corat-coret lewat melukis dan masih banyak lagi tentu saja. Padahal jika masuk di psikolog, kita akan membayar yang cukup banyak, sedangkan dengan rajin menulis kita tidak perlu mengeluarkan uang, tetapi justru mendapatkan uang dari hasil tulisan yang dipublikasi media.
e. Menulis adalah Hobi yang Berwibawa dan Berintelektual
Dewasa ini, bisa menjadi seorang penulis saja sudah diangap sebagai profesi yang keren, berwibawa dan berintelektual. Nah, buat Anda yang sudah menjadi penulis buku yang laris di pasaran. Ketika ada orang yang bertanya profesi, kemudian Anda menjawab sebagai penulis buku X. Apa reaksi mereka?
Sebagian besar reaksi mereka akan takjub. Atau mungkin Anda seorang jurnalis, ketika ditanya profesinya, dan ketika dijawab sebagai wartawan. Banyak reaksi yang menunjukan Anda akan dihormati dan disegani. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Padahal bagi kita profesi yang kita lakoni biasa saja, seperti halnya profesi yang lain.
Tetapi realitas yang terjadi di lapangan tidaklah demikian. Profesi yang berkaitan dengan dunia tulis menulis tidak hanya dipandang lebih berwibawa, berintelektual saja. Tetapi seperti ada kesan yang berbeda. Mungkin karena profesi menjadi penulis yang terbiasa bergumul dengan buku inilah yang membentuk stereotip masyarakat tentang sebuah profesi.
Daftar Pustaka :
https://penerbitdeepublish.com/manfaat-hobi-menulis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Menulis
https://www.kajianpustaka.com/2013/07/pengertian-tujuan-dan-tahapan-menulis.html
https://www.kompasiana.com/ayahfarras/5fbd3a1ed541df528f7ca3d3/ketahuilah-menulis-adalah-passsion-menghasilkan-dan-bebas-etika
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top