Epilogue

Dika terdiam sesaat setelah ia turun dari mobil. Ekor matanya sejenak menatap ke bangunan berwarna hitam di depannya.

"Eh, Bang!"

Dika terperanjat mendengar seseorang memanggil namanya. Seorang pria bertubuh buncit dengan rambut undercut muncul dari dalam.

Dika tersenyum dan menyodorkan tangan kanannya. "Gimana Rei?"

"Udah mulai dari tadi, sekarang ngambil bagian Nayla."

"Lho? Gue pikir barengan?" tanya Dika.

"Yang pertama, ya, barengan. Biar tahu temponya gimana, abis itu ... satu persatu."

Dika membulatkan mulutnya.

"Yuk, Bang! Masuk!"

Dika mengangguk dan berjalan mengikuti Reinard. Selama diperjalanan, Dika mengamati setiap pigura yang digantung sepanjang lorong. Beberapa musisi mancanegara pun ikut tersimpan dengan rapi.

Lalu, diujung lorong, terdapat sebuah pintu berwarna hitam, yang didominasi oleh warna merah. Dibagian antasnya, tertulis tulisan "Recording" dari lampu neon berwarna. Reinard mendorong pintu tersebut dengan perlahan.

Ekor mata Dika terkunci menatap seorang pria berkacamata yang tengah mengenakan headset. Tangan kanannya dengan sigap menggerakan mouse komputer ke sana ke mari. Sementara kedua matanya, sesekali melompat dari layar komputer satu  ke layar lainnya.

"Gimana Bang?" tanya Reinard seraya menepuk bahu kirinya.

"Siap-siap," jawab seorang pria berkacamata. Kedua matanya sejenak memandang Reinard seraya tersenyum. Lalu, pria itu terdiam seraya menatap Dika datar.

"Oh, kenalin Bang, ini orang yang gue omongin kemaren."

"Oh!" Si Kacamata, lantas beranjak dari kursinya dan menjabat tangan Dika. "Kenalin, gue Jo!"

"Dika," jawab Dika pelan.

Si Kacamata lantas kembali duduk dan mengoperasikan mouse komputer di depannya. Sementara Dika memandang ke sekeliling ruangan itu. Lalu, ekor matanya berhenti menatap Nayla di balik kaca.

Nayla tersenyum dan melambaikan tangan kanannya ke arah Dika.

"Nayla, siap?" tanya Jo menggunakan mikrofon.

Nayla mengangguk pelan.

Sejenak, Jo menatap ke arah Reinard dan Dika. "Mulai, ya!"

Dika dan Reinard mengangguk.

Jo mengacungkan tiga jarinya ke atas. Satu persatu, jarinya terlipat ke dalam setiap detiknya. Lalu, sebuah alunan gitar mengalun pelan. Sesekali petikan senar itu berhenti, dan kembali bernyanyi.

Dika terdiam mendengar petikan gitar yang tengah berkumandang. Ditatapnya Reinard sejenak, yang tengah mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti irama lagu. Lalu, Dika kembali menatap Nayla yang tengah duduk di depam sebuah mic.

Indah, sungguh Indah ...
Pesonamu negeri
Hidup di ... anganku
Hinggap di ... benakku

Sesaat, Dika teringat bagaimana Rafi menyanyikan lagu tersebut di mimpinya. Kemudian, Dika tergeming melihat pantulan sosok Rafi yang tersenyum dari kaca.

Elok, sungguh eloi ....
Pesonamu negeri
Gunung dan ... pantaimu
Sopan dan ... santun

Tambuhan drum sekita muncul menggebrak suasana hati Dika. Dilihatnya Nayla yang menutup kedua matanya seraya mengepalkan tangan kirinya.

Izinkan aku
Mengabdi padamu
Membuat harum namamu di mata dunia
Izinkan aku
Mengambdi padamu
Indonesia

Kuakan selalu
Mengabdi padamu
Membanggakan negeriku di mata dunia
Kuakan selalu
Berpegang tenguh
Sang Dwi warna

Alunan petikan gitar kembali mendominasi. Kemudian, perlahan tempo petikan itu melambat dan berhenti meninggalkan gema. Lima detik kemudian, Jo melepaskan headset, menyandarkan tubuhnya dan memutar kursinya 180 derajat.

"Gimana?" tanya Jo pelan seraya menatap Dika.

Tidak lama kemudian, Nayla muncul dan berdiri di samping Jo. Ditatapnya wajah Dika, yang masih terdiam dengan mata terpejam.

Kemudian, setetes air mata muncul membasahi pipi kiri Dika.

"Bang?" tanya Reinard pelan.

Dika membuka kedua matanya perlahan, menatap yang lain secara bergantian. Sejenak, Dika menghela napas pelan dan mengembuskan lewat mulutnya.

"Dengan begini, dunia akan mengetahui dia ... dan tidak akan melupakannya."


T A M A T

Alhamdulillah, cerita ini akhirnya selesai juga. Pertama-tama, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT. Sebab atas izin-Nya, penulis berhasil menyelesaikan hal cerita ini tepat pada waktunya.

Kedua, kepada teman penulis yaitu SeikaSyanz dan DesianaHesty yang ikut berkontribusi dalam proses pembuatan cerita ini.

Ketiga kepada dcfamily selaku penyelenggara event #WYSCDCF. Dalam waktu 67 hari, akhirnya penulis berhasil membuat sebuah cerita sepanjang 39 chapter.

Terakhir, untuk kamu! Ya, kamu! Yang senantiasa membaca cerita ini dari awal hingga akhir. Semoga, kamu bisa mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dari cerita ini.



Seperti biasa, penulis ingin bertanya tentang, "Apasih yang kamu pikirkan setelah membaca cerita ini?" Oleh karenanya, silahkan tulis apapun, bisa itu komentar, kritikan, masukan, pertanyaan dan semuanya di bawah sini.

!!Berikan komentarmu!!


Sekali lagi terima kasih sudah membaca 'Flashdrive : There's Only One Chance-

-Kakadima-

***


Publikasi Pertama:
Juli 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top