Chapter 3

Rintik hujan terus saja jatuh menghujani permukaan bumi dengan derasnya. Payung hitam yang sedari tadi dipegang oleh gadis berambut putih itu kini sudah basah kuyup, bahkan buket bunga tulip puitih yang dibawanya sedari tadi sudah basah dengan buih-buih air di ujung kelopaknya.

Akan tetapi Hika Kumiko tidak memedulikan sepele seperti itu sekarang. Mata ungu miliknya justru tertuju sepenuhnya pada laki-laki yang dengan seenaknya tidur di atas makam milik ibunya di dunia ini.

Kumiko menghela napas pelan. Dia memindah buket yang ada di tangan kanannya ke tangan kini bersamaan dengan dia menggengam erat payung hitam yang setia memayunginya sejak pulang dari sekolah.

"Minggir." Dengan cepat Kumiko menendang pria itu ke sisi batun nisan. Akibat hal itu si pria terbangun dan menatapnya terkejut.
.
.
_____________________
Aku terbangun karena ada seseorang yang menendangku dengan kekuatan yang sangat tidak masuk akal. Aduh, bahuku sakit sekali.

"Hei! Apa yang kau lakukan hah?!" Protesku. Berani sekali dia mengganggu tidur nyenyakku dengan cara yang tidak elit sama sekali. Namun ketika melihat siapa yang sudah melakukan hal itu padaku, amarahku tiba-tiba menghilang.

WOAH DIA CANTIK SEKALI!

Wajahnya yang tenang dengan kulit yang putih seperti porselen yang dihiasi mata berwarna ungu jernih itu. Apalagi gadis ini memiliki rambut putih menuju kebiruan yang dihiasi bando dengan aksesoris pita biru berbentuk bunga tiga kelopak. Jangan lupa juga dia sekarang sedang mengenakan seragam sekolah! Unlimited! Super rare! Sangat cantik! Apakah dia bidadari?!

Aku berdehem untuk menenangkan diriku. Aku berjalan mendekatinya. "Kenapa kau menendangku tadi, manis? Apa karena aku tadi tertidur di batu itu? Kalau memang begitu. Aku minta maaf, sebagai gantinya bagaimana jika aku mentraktirmu makan malam?"

Gadis di depanku tidak mengubrisku, dia sedang fokus meletakan sebuket bunga putih ke batu yang tadi menjadi tempatku tidur. Aduh, sikapnya yang dingin tapi menggemaskan ini membuat hatiku berdebar kencang. Tipe aku sekali!

"Manis, kok cuek sih? Aku serius nih minta maaf." Aku menggodanya sekali lagi.

Kini gadis itu telah berdiri dan menatap ke arahku dengan datar. Aw aw. Kalau ditatap dalam begini 'kan aku jadi makin doki doki.

Tetapi tiba-tiba petir menyambar di dekat tempat kami berada.

"WAw WAw Setan!" Teriakku reflek ketika melihat wajah gadis di depanku sekilas nampak seperti hantu.

Ekspresinya kini bertambah dingin. Apa dia tersinggung dengan ucapanku tadi? Aku tidak bermaksud mengatainya lho!

Dia kelihatan ingin mengatakan sesuatu tapi diurungkan. Kemudian dia berjalan melewatiku sembari berkata "Kau itu yang hantu. Bodoh."

What, wait?

"Aku ini manusia lho. Mana ada hantu secakep diriku?" Sangkalku sambil tertawa canggung. Gadis itu berbalik dan kemudian menunjuk ke arahku. "Itu buktinya."

Aku mengikuti arah yang dia tunjuk. Lebih tepatnya pada kakiku. Terlihat saat ini kakiku tidak menyentuh tanah.

Dengan kata lain aku saat ini sedang melayang.

....

HEEEE JADI AKU BENERAN HANTU??? SEJAK KAPAN???

Aku berteriak batin sambil terduduk membeku. Aku sama sekali tidak ingat dan tidak tahu kenapa, kapan dan bagaimana aku bisa menjadi hantu! Sedangkan gadis berambut putih tadi tetap memandangku datar sebelum mengataiku 'bodoh' sekali lagi dan pergi dari sini.

Bahkan aku baru tahu kalau tempat ini adalah pemakaman keluarga setelah melihat nama di batu tadi!

Oh astaga, apa yang baru saja aku lakukan? Apakah meniduri batu nisan orang sudah mati akan mendapatkan dosa??

Aku memproses semua kejadian yang terjadi belakangan ini. Maksudku kemarin dan hari ini karena pada hari-hari sebelumnya aku tidak ingat sama sekali.

Sayangnya kapasitas otakku sama sekali tidak mendukung untuk memproses semuanya. Kepalaku rasanya berputar-putar memikirkan hal-hal aneh ini.

Jadi mau tak mau aku pulang terlebih dahulu ke rumah dan masuk ke dalam. Tentu dengan melewati jendela kaca yang sama. Karena selain jendela tersebut aku tidak bisa masuk.

Tunggu. Jangan-jangan kertas kuning tadi itu adalah jimat segel yang biasanya ada di film-film horor?

Kalau memang benar itu menjelaskan alasan kenapa aku tidak bisa keluar dari rumahku sendiri. Juga alasan kenapa anak-anak kecil tadi siang lari.

Pertanyaannya. Siapa yang memasangnya di seluruh rumahku?
.
.
.
_____________

Note :

Perlu aku ingatkan lagi ya gaes ya. Zephyr ini amnesia karena [sensor] gitu lho.

Dan yey! Karakter baru muncul. Kumiko wangy wangy.

Aku belum sempet bikin visualnya buat yang cerita ini. Cuma yang ada di cover aja sih.

Oke segini dulu. Makasih yang udah mampir dan baca. Tunggu chapter-chapter selanjutnya ya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top