Chapter 2

Pada akhirnya aku menghabiskan malamku yang panjang dengan marathon film aksi yang aku temukan. Film imi berjudul 'Marvil the series' yang menceritakan tentang petualangan sekumpulan manusia super untuk menyelamatkan dunia dan universe dari serangan monster. Benar-benar seru!!

Tiba-tiba suara pecahan kaca menganggu fokusku dalam mencermati adegan film. Matahari sudah jauh tinggi di atas sana sehingga aku pun beranjak dari sofa dan bergegas memeriksa asal suara tersebut.

Sebuah bola berada di lantai dapur dan di dekatnya ada jendela yang pecah, pasti bola ini yang memecahkan jendelaku yang malang. Tak jauh dari area belakang rumah, aku dapat melihat 3 anak kecil nampak mencari-cari sesuatu. Sepertinya mereka sedang mencari bola ini.

"Hei nak!" Panggilku. Tapi kelihatannya mereka tidak mendengarnya. Jadi aku langsung saja melempar bola itu kearah mereka.

Anehnya. Begitu bola itu tertangkap, mereka langsung lari begitu saja.

Paling tidak katakan sesuatu dulu sebelum pergi seperti 'Terimakasih kakak yang tampan dan baik hati.' Dasar anak-anak kurang ngajar.

Oke. Sekarang apa?

Aku kembali melihat jendela yang berlubang dan pecahan kaca yang berserakan di lantai. Oh astaga pecahan kacanya banyak sekali.

Yah, tapi aku bisa membersihkannya nanti. Sekarang ada hal yang lebih penting yang harus aku lakukan. Yaitu keluar dari rumahku sendiri.

Dengan perlahan aku keluar melalui jendela yang pecah itu. Di mulai dari mengeluarkan kaki sebelah kananku, lalu disusul dengan bagian badan dan kepala. Kemudian yang terakhir kaki sebelah kiri.

Wah, aku tak menyangka tubuhku seringan ini. Rasanya seperti aku bisa melayang di udara. Apa ini efek tidak makan selama satu minggu satu hari?

Ngomong-ngomong. Wohoo! Akhirnya dunia luar! 

Aku berlonjak kegirangan. Astaga padahal aku hanya keluar dari rumah saja sudah membuatku senang begini. Ehem. Aku menoleh ke sekitarku. Baiklah, tidak ada orang saat ini jadi aku pun kembali melompat kegirangan.

Ngomong-ngomong kertas apa ini?

Aku memungut sebuah kertas kuning yang tergeletak di lantai teras belakang. A! PANAS!

Kenapa bisa ada kertas sepanas ini?

Aku membuang jauh kertas itu dari area rumahku. Bisa bahaya jika kertas ini masih berada di sekitar rumah dan tak sengaja terinjak olehku. Aduh, tanganku sekarang jadi memerah karena kepanasan.

"Oke, saatnya menghirup udara segar sambil mencuci mata."
.
.
.
.
--------------------------------
Aku berjalan-jalan di tepi jalan. Wah. Rasanya segar sekali. Apalagi di jalanan banyak gadis yang baru saja pulang sekolah. Gadis dengan setelan seragam Jepang itu lucu sekali tahu!

"Hai cantik~☆" Aku menghampiri seorang gadis yang sedang menunggu di halte bis. Ketika melihatku dia langsung menoleh ke arah lain. Aw, dia malu-malu. Tapi sayangnya dia bukan tipeku, jadi aku meninggalkannya begitu saja.

Aku kembali melanjutkan jalan-jalanku. Aku pergi ke taman bermain, melewati depan SMK dan kemudian beristirahat sejenak di bangku yang tersedia di taman.

"Capek sekali ya." Ujarku pada diriku sendiri. Padahal kurasa aku baru berjalan sekitar 30 menit tapi aku sudah selelah ini. Badanku rasanya kaku. Sekali lagi, apakah ini efek aku tidur lama?

Apapun itu. Aku bisa memikirkannya nanti. Sekarang aku harus kembali ke rumah karena kelihatannya sebentar lagi akan ada hujan. Aku pun bangkit dari dudukku dan berjalan menuju rumah kembali.

Beberapa saat sudah berlalu. Tubuhku-, berat sekali rasanya-.

Aku lelah.

Aku pun mencari tempat yang lumayan teduh. Aku menoleh ke sana kemari dan menemukan sebuah pohon yang lumayan rindang. Segera aku berjalan cepat ke sana.

Aku duduk di rerumputan dan bersandar pada sebongkah batu. Ah, batu ini hangat sekali. Sungguh nyaman. Aku melihat langit yang kian lama makin menggelap.

Mataku teras berat. Suasana sekarang sangat cocok untuk tidur. Jadi, tanpa memedulikan apapun lagi, aku memejamkan mataku dan tertidur.

Semoga saat terbangun nanti badan dan pakaianku masih utuh.
.
.
.
_______________________________

15 menit kemudian.

Seorang gadis berambut putih dan bermata ungu memasuki area pemakaman dengan sebuah payung hitam. Suara air terdengar setiap kali orang itu melangkahkan kakinya pada genangan air.

Langkah kakinya berhenti tepat di depan sebuah batu nisan yang dimana terdapat seorang laki-laki yang tengah tertidur lelap.

Gadis itu menghela napas.

"Kenapa ada hantu di sini?"
.
.
.
_______________

Note :

Cie double update buat minggu ini. Ehe~☆

Sejujurnya aku greget pengin nambahin ilustrasi scene di tiap akhir chapter gitu. Tapi kalau dilihat dari kesibukan irl kyknya ga selesai tepat waktu ilustrasinya.

Jadi mungkin kapan-kapan aku tambahinnya. Atau setelah cerita ini selesai baru aku tambahin.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top