3 Liburan Akhir Tahun
Setelah seminggu menghadapi Ujian Akhir Semester, akhirnya liburan akhir tahun telah tiba. Pagi itu fitri duduk di teras rumah sambil ditemani secangkir teh manis, sementara pandangannya menatap langit pagi yang cerah namun berawan. sesekali ia mengusap lengannya yang terasa dingin akibat memakai baju T-shirt berlengan pendek, namun rasa dingin itu langsung hilang saat ia meraih cangkir teh manis dari atas meja lalu menegukknya hingga tinggal setengah.
"Bu Miftah memberimu tugas karena demi kebaikanmu juga agar kamu mengerti dan mengetahui sejarah termasuk tentang sejarah indonesia"
Kata-kata yang terlontar dari mulut salsa beberapa hari yang lalu sekali lagi kembali menggema di dalam pikiran fitri, membuat gadis itu sedikit mendengus sebal dan tanpa ia sadari kak risky sudah berada di sampingnya sambil membawa sebuah nampan yang berisi dua roti bakar dengan rasa yang berbeda.
Melihat adiknya tampak sedang berpikir, dengan jahil kak risky langsung menyikut kepala fitri dengan maksud ingin menyadarkannya agar keluar dari dalam pikirannya.
Dan aksi jahilnya berhasil saat fitri langsung menatapnya dengan wajah heran campur bingung seolah mengatakan ,'Aku salah apa' kepada kak risky.
Sambil menahan tawa,kak risky langsung menyodorkan nampan ke hadapan fitri.
"Nih kakak buatin roti bakar kesukaanmu !" ujarnya
"Waah...terima kasih kak!" ucapnya sambil mengambil roti tersebut dan mengigit ujung roti bakar dengan lahap, sementara kak risky mengangguk sambil meletakkan nampan di atas meja duduk di kursi yang berada di samping fitri yang di batasi dengan meja berukuran sedang lalu mengambil roti bakar tersebut setelah itu mengigit ujung roti bakar tersebut. Menikmati suasana di pagi hari dengan ditemani dua roti bakar dengan rasa yang berbeda serta dua cangkir teh manis---teh satunya kak risky sendiri yang bawa bersamaan dengan dua roti bakar dari dapur, membuat kakak beradik ini hanyut dengan pikiran masing-masing. Hanya terdengar suara burung yang berkicau merdu mengisi keheningan yang terjadi di antara mereka berdua.
Beberapa menit dalam keheningan,barulah kak risky kembali bersuara.
"Minggu depan kita liburan kerumah paman, bagaimana menurutmu!" ujar kak risky minta pendapat
"Boleh juga" fitri menyetujui pendapat kak risky, " jadi..kapan kita akan berangkat?" tanyanya
"Minggu depan, bagaimana!" saran kak risky
"Kenapa nggak besok aja kak, hari ini kakak nggak ada kerjaan kan?" tanya fitri sambil menghabiskan roti bakarnya.
"Kenapa mendadak sekali? Besok Kakak akan pergi ke semarang untuk bertemu teman Kakak di museum palagan ambarawa?" jawab kak risky seraya meraih cangkir tehnya setelah itu menegukknya secara perlahan
" Oo..begitu ya, eh tapi bukannya letak museum itu agak jauh dari rumah paman!" komentar fitri memastikan saat gadis itu teringat dengan pamannya yang di tinggal di semarang.
"Hm.." kak risky berpikir sejenak sebelum akhirnya dia berseru," benar juga apa yang kamu katakan barusan. Apa kau mau ikut denganku ke semarang?"
"Mau...mau" pekik fitri senang
"Baiklah kalau begitu..ayo cepat bersiap-siap, jam 13.00 setelah shalat dhuhur kita akan berangkat?" ujar kak risky seraya menghabiskan roti dan tehnya
"Lha terus kita kesana naik apa?" tanya fitri
" Naik kereta lah, tapi tenang saja...kakak sudah pesan tiket jauh-jauh hari sebelum liburan. Jadi kita tidak perlu takut kehabisan tiket, kebetulan kakak juga ingin mengajakmu kesana ?" jawab kak risky seraya beranjak dari tempat duduknya dan merapikan piring; dan gelas bekas mereka.
"Kalau gitu aku akan minta izin ke ibu" fitri langsung beranjak berdiri dan meninggalkan Kak risky
"Iya...tapi jangan lupa untuk bersiap-siap" ucap kak risky mengingatkan sebelum akhirnya dia masuk ke dalam rumah sambil membawa nampan berisi piring dan gelas kotor
" iya " sahut fitri
~~~~~~~~~~~~~~~°°°~~~~~~~~~~~~~
"Hm..sepertinya ada yang kurang deh, apa ya!" gumam fitri saat ia memerhatikan beberapa stel baju ganti yang akan ia bawa ke semarang sementara di sekitar bajunya tergeletak sebuah koper berwarna kuning cerah yang sudah terbuka dengan lebar. sambil mengingat-ingat barang yang hendak ia bawa, fitri memerhatikan seisi kamarnya dengan maksud bisa membantunya dalam mengingat sesuatu.
"Oh iya...aku hampir lupa," ucapnya sambil nempuk jidatnya," hp, changer, dompet, headseat terus.." fitri kembali berpikir sambil sesekali melihat kesana-kemari guna mencari ide lain, namun saat pandangannya kembali menelusuri kamarnya, tiba-tiba pandangannya tak sengaja jatuh pada buku tugas yang diberikan oleh Bu Miftah kepadanya beberapa hari yang lalu sebelum Uas. Fitri melangkah mendekati buku itu dan meraihnya, "apa aku bawa saja ya buku ini! Siapa tahu aku bisa menjawab soal pertama di rumah paman nanti", batin fitri.
Lalu ia memasukkan buku tersebut kedalam koper, tidak lupa ia juga mengambil tempat pensil miliknya dari dalam tas sekolah setelah itu memasukkannya ke dalam koper bersama buku tersebut. namun fitri dikagetkan dengan suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Tok..tok..tok
" fitri! Kamu sudah selesai belum ngemas barangnya, sejam lagi kita harus berangkat?" tanya kak risky di depan pintu kamar fitri
"Iya..kak! Aku sudah hampir selesai mengemas barang?" jawab fitri dari dalam kamar
"Oke, kakak tunggu di ruang tengah ya" timpal kak risky seraya pergi dari depan pintu kamar fitri
"Oke"
Setelah tidak ada sahutan dari kak risky, fitri segera bergegas untuk memasukkan barang-barangnya ke dalam koper sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 12 tepat. Bersamaan dengan itu terdengar suara azan dhuhur yang berkumandang di masjid yang kebetulan dekat dengan rumahnya, setelah selesai mengemas barang-barangnya ia segera pergi ke kamar mandi untuk wudhu dan shalat dhuhur.
Selesai shalat, ia langsung keluar dari kamar dengan mengenakkan pakaian berlengan pendek berwarna putih bergaris hitam serta memakai rok jeans di bawah lutut, tidak lupa ia juga mengikat rambutnya dengan gaya ponytail dan memakai sepatu khusus berpergian. Lantas ia menutup pintu kamarnya dan segera menuruni anak tangga sambil membawa kopernya, mengingat kalau kamarnya berada di lantai dua fitri harus berhati-hati sebab ia pernah terjatuh dari atas tangga dan mengalami patah tulang dibagian kaki sehingga ia tidak masuk sekolah. Saat ia hampir mencapai lantai dasar, fitri melihat kak risky tengah mengobrol dengan ibu.
Lantas ia langsung menghampiri mereka berdua seraya berkata.
"Kak, ayo kita berangkat!" ajak fitri
"Ah iya, bu! Kami berangkat!" ucapnya sambil mencium punggung tangan ibu yang sudah mulai keriput karena mulai dimakan usia
" iya Kalian berdua hati-hati di jalan ya, jangan lupa titip salam ibu ke paman!" sahut ibu merestui kepergian mereka berdua
"Iya bu" timpal fitri, " ibu juga ya"
"Iya"
Lalu mereka berdua berjalan keluar ke depan rumah dan mencegat taksi yang kebetulan hendak melewati rumah mereka, lalu taksi tersebut berhenti di depan rumah dan membukakan sedangkan kak risky tengah sibuk memasukkan barang-barang mereka berdua ke dalam bagasi mobil dan dibantu oleh pak supir. Setelah semua barang sudah di masuk dalam bagasi, fitri dan kak risky melambaikan tangan kepada ibu sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam taksi dan pergi menuju stasiun jatinegara.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Assalammualaikum, hai readers jumpa lagi. Maaf sudah membuat kalian menunggu, episode ketiga sudah update. Untuk para reader yang sudah membaca episode satu dan dua aku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena dalam cerita ini aku tahu masih banyak kekurangan. Dan untuk episode selanjutnya mungkin aku akan update agak lama karena harus mencari reflensi dari buku sejarah atau web yang menceritakan tentang sejarah, jadi untuk episode selanjutnya mohon bersabarnya.
Oke sekian dariku.
@billa270399
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top