Bab 2 : Kebenaran
"Jeno, ini sudah lama dan bubu ingin kau membereskan semua barang Karina dirumah yang dulu, bukankah kau berencana menjual rumah itu?"
"Iya bubu, rencananya aku akan membereskan hari ini."
"Bukannya bubu mengaturmu, ingat sayang kehidupanmu terus berputar, jangan hanya melihat ke belakang, lihat juga kami, temui uncle Taeil, dia sekarang bukan lagi dokter yang menangani Jie, dia menyerahkan Jie pada dokter yang lebih ahli."
Jeno mengangguk singkat.
"Aku pergi bubu." pamit Jeno, tak lupa mencium putranya.
.
.
Jeno menatap rumah yang dulu dia tinggali bersama Karina, yang hanya beberapa bulan damapi Jisung lahir.
Jujur dirumah ini tak banyak kenangan karena istrinya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah sakit.
Dengan langkah yang berat dia memasuki rumah, menatap setiap inchi yang ada disana dan tanpa berlama-lama dia menuju kamarnya, karena rumah ini memang bersih, hanya kamar dia dan istrinya yang perlu dia bereskan sebelum menjual rumah beserta isinya ini.
.
Jeno memasukan barang-barang istrinya kedalam dus yang sudah disediakan, dari mulai baju, make up, sampai hal-hal kecil.
Tapi matanya tertuju pada sebuah bingkai foto yang ada didalam lemari.
Foto dirinya dan Karina, ya itu tadinya dipajang di nakas dekat tempat tidur, tapi dia masukan kedalam lemari bukan tanpa alasan, dia menyimpan bingkai itu karena merasa bersalah pada istrinya, didalam bingkai foto itu memang dirinya dan Karina, tapi jika bingkai foto itu dibuka maka ada foto lain disana.
Miris memang, tapi saat menikahi Karina hatinya ada bersama mantan kekasihnya.
Dia mengambil fotonya bersama sang mantan, Na Jaemin.
Nama yang sudah lama dia tidak dengar,
Ahh kenapa dia malah mengingat masa lalu? dia harus fokus pada tujuannya kesini, membereskan semuanya.
Dia kembali membereskan barang Katina, ahhh istrinya sangat suka membaca memang, sampai novelnya menumpuk,disumbangkan pada panti asuhan sepertinya tak masalah.
Sebuah buku menarik perhatiannya, jurnal istrinya.
Bolehkah dia membukanya? tapi ini privasi istrinya.
Tak apa, dia hanya ingin tahu apa yang ada dalam pikiran istrinya.
.
Ternyata istrinya menulis ini dari jaman kuliah, dia baru tahu.
'Aku mengenalnya sebagai seniorku di kampus, tampan, ramah, namanya Jung Jeno, hehe... aku mau minta nomornya.'
Ini sepertinya saat pertemuan dia dan Karina pertama kali.
'Dia sudah memiliki kekasih ternyata, tapi selama belum ada ikatan pernikahan aku masih bisa berjuang.'
Jeno kembali membalikan jurnal istrinya, posisi dia sekarang duduk di tempat tidur, akhirnya dia malah fokus pada jurnal istrinya.
'Kata Winter untuk menarik perhatian Kak Jeno aku harus terlihat lemah, sangat kebetulan bukan aku memiliki penyakit.'
Dengan dahi berkerut Jeno terus membaca tiap kalimat yang ada dalam jurnal sampai pada kalimat yang membuatnya terkejut.
'Aku membuat Kak Jeno dan Kak Jaemin putus, aku menyebarkan rumor buruk tentangnya bahkan menyuruh seseorang menjebak Kak Jaemin hingga Kak Jaemin pergi dari kampus, bye bye...'
.
'Kak Jeno masih memikirkan mantannya terus menerus ternyata, apa kurangnya aku?'
.
'Kami memang sepasang kekasih sekarang, tapi sepertinya Kak Jeno terpaksa karena teman-temannya selalu menjodoh-jodohkan kami.'
.
'Kami akhirnya menikah... Kak aku ingin jujur, maafkan aku, aku salah, aku sudah mencari Kak Jaemin tapi ternyata dia kuliah di luar negeri, aku ingin meminta maaf padanya.'
.
'Umurku tak akan lama, Kak Jeno memintaku untuk mengugurkan janin yang aku kandung, tapi aku memaksa untuk melahirkannya.'
.
'Aku takut, bagaimana jika Kak Jeno tahu kebenaran tentang Kak Jaemin? apa dia akan tetap mau mengurus bayi yang sedang aku kandung? bayi dari wanita jahat sepertiku.'
.
'Maaf Kak Jeno sampai akhir aku tak bisa jujur, tapi aku benar-benar mencintaimu. Aku berdo'a semoga jurmal ini dibaca olehmu, dan aku mohon tetap cintai bayi kita, dia tak bersalah, aku yang bersalah disini.'
.
Dengan lemah Jeno menutup jurnal Karina.
Jaeminnya...
Kenapa istrinya begitu tega? hanya karena cinta?
Tidak. tak ada yang salah, yang salah sudah pasti dirinya yang tak mencari kebenaran tentang Jaemin saat itu, dia juga salah karena seolah memberi harapan pada istrinya dulu dia salah karena meski dia menikahi Karina dia tetap mencintai orang lain.
Dia adalah orang brengsek.
.
.
Jaemin membalikan badan saat melihat seseorang yang dia kenal berjalan seperti ke arahnya.
Tidak. Dia tak berani.
Grep.
Jaemin membulatkan mata saat seseorang menariknya,
"Hyung!!" seru Jaemin terkejut.
"Jika kau tak bersikap wajar kau akan menarik perhatian," jelas Kun yang ternyata yang menarik Jaemin menjauh.
"Bukankah kau bilang aku tak akan bertemu Jeno? bukankah kau bilang kecil kemungkinan untuk Jeno kesini hyung?" desis Jaemin kesal.
"Jika melihat arah yang dituju dia akan menemui calon ayah mertuaku, hmm... memcurigakan."
Dengan kesal Jaemin menginjak kaki Kun, sungguh dia kesal dengan kelakuan seniornya ini.
"TERSERAH!! aku mau kerja!!"
Melangkahkan kakinya kesal Jaemin menuju ruang prakteknya.
Kenapa Jeno semakin terlihat tampan setelah punya anak? Ya Tuhan dia gagal move on.
Langkahnya terhenti. Tidak, dia tak boleh jatuh kedalam lubang yang sama, Jeno masih belum tahu kebenarannya, pasti mantan kekasihnya masih mengira dia seorang yang memang pantas dibuang, seorang jalang, padahal semua itu fitnah dari Karina.
"Benar, apa yang kau harapkan Jaemin, kau harusnya membenci mantanmu yang tak mempercayaimu, bukan malah jatuh kedalam lubang yang sama. Jangan bodoh Na Jaemin!!" gumamnya mencoba menyadarkan diri sendiri.
.
.
"Bagaimana keadaan Jie dok?" tanya Jaehyun yang kini berhadapan dengan Jaemin,
Yahh memang ini sudah 1 bulan Jaemin bekerja dirumah sakit ini, dan hari ini untuk pertama kalinya dia berhadapan dengan orangtua dan putra dari mantan kekasihnya.
Miris sekali hidupnya, harus menjadi dokter dari anak yang dia cintai dan dia benci.
"Keadaan pasien stabil tapi tetap harus dipantau." jawab Jaemin,
Taeyong yang menggendong Jisung menatap Jaemin intens, membuat sang dokter gugup.
"Dok apa Anda sudah menikah?" tanya Taeyong tiba-tiba,
"Sayang!!" tegur Jaehyun.
"Kenapa?" tanya Taeyong menatap suaminya bingung.
"Ehehe... saya belum menikah." jawab Jaemin canggung, oiii ini orangtua mantannya.
"Kalau pacar?"
"Sayang, jangan buat dokter Na merasa tak enak."
"Diam Jae, aku sedang berbicara."
"Belum juga hehehe..."
"Mau kukenalkan dengan dua putraku? dokter bisa pilih si sulung atau si bungsu, aku merekomendasikan si bungsu, dia ayah Jie, cerai mati, baik, tampan, bertanggung jawab, minusnya dia gila kerja. Kalau si sulung dia tampan, baik, ramah, minusnya tidak mau berkomitmen, susah diatur." jelas Taeyong yang kini malah mempromosikan kedua putranya bukan menanyakan perihal kesehatan sang cucu.
"Sayang, sudah ya, banyak pasien yang mengantre." ajak Jaehyun menarik lembut istrinya.
Jaemin hanya tertawa canggung membungkuk pada kedua orangtua Jeno. Bagaimana jika mereka tahu jika dia mantan dari putra bungsunya?
Tapi tawanya langsung terhenti, kondisi putra Jeno memang stabil tapi harus segera mendapatkan operasi cangkok, mana wajah bayinya mirip sekali dengan Jeno, imut, lucu, menggemaskan.
"Aiissshhh... INGAT KOMITMENMU NA JAEMIN!! Jeno memang menggoda tapi hatimu akan sakit lagi, sadar sadar Nana." seru Jaemin menampar dirinya sendiri.
Ini sangat tidak lucu jika hanya dia seorang yang galau, sedangkan Jeno sudah move on.
.
.
.
"Uncle..." sapa Jeno masuk ruangan Taeil,
"Setelah sekian purnama akhirnya kau datang."
Jeno tertawa canggung, "Maaf uncle, banyak yang terjadi."
"Duduklah, apa yang ingin kau tahu?" tanya Taeil menunjuk kursi didepannya.
"Aku tak ingin tahu apa-apa, hanya saja uncle Taeil dan doyoung hyung yang bisa kujadikan tempat curhat, daddy dan bubu bahkan tak tahu akan hal ini. Hanya kalian yang tahu kehidupanku saat kuliah dulu, aku yakin doyoung hyung banyak bercerita pada uncle."
"Hmm, aku akan dengarkan."
"Aku ini pria brengsek uncle, aku menikahi Karina tanpa dasar cinta, aku hanya tak tega saat melihatnya sakit, aku masih mencintai masa laluku, selama ini aku mencoba menatap Karina tapi tak bisa. Aku membaca jurnal istriku saat membereskan semua barang karena rumah itu akan aku jual dan aku menemukan fakta jika Karina menjebak Jaemin, yang membuat kami putus adalah kesalahpahaman, dan bodohnya aku sangat percaya saat itu, lalu aku bersama Karina, menikahinya, memiliki putra dan baru tahu kebenaran itu, selama ini aku hanya menutup mata, aku brengsek bukan uncle."
Taeil mengangguk, "Apa kau ingin memperbaiki kesalahanmu pada Jaemin?"
"Aku bahkan tak tahu dimana dia sekarang, dia kuliah diluar negeri, Karina saja sudah mencarinya."
"Dokter yang kuberi tanggung jawab untuk masalah kesehatan Jie itu Jaemin. Na Jaemin, mantan kekasihmu."
"Y-ya?"
TBC
A/N : vote dan komennya jangan lupa yaaa..
dan untuk konten di tiktok moon maap, pengen buat cuma akunku kena peringatan dan ngga bisa up konten sampe tanggal 6 Juni 😭 katanya porografi 🤧 padahal itu orang joget TT kemana-mana aman aja, syalaannn tiktok 🙂
Btw... disini Taeil itu kakaknya Taeyong, dia nikah sama doyoung yang merupakan senior Jeno pas ďi kampus, jadi Jeno karena udah biasa manggil doyoung dengan sebutan hyung mangkannya dia manggilnya tetep hgung sedangkan sama taeil uncle.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top