ミ O n e ミ
-✿ Number 1 beginning of story ✿-
= Runa gk pinter bhs Inggris sekian Runa pamit bundiri.
Runa siapin sesuatu buat kalian lho~!... Liat ada tanda '⭐' di bawah kiri? Nach- silahkan klik tanda ⭐ nyaa~!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dor!! Sayang kalian 2000!! Loh kok 2000 bukan 3000? Karna skrg masih tahun 2000-an :D salahkan?.
❤Happy Reading~!!❤
.
.
.
🎆❤
Sreet...
Sebuah pena bergerak mulus dan halus, suara ramai di luar kelas menjadi kiasannya.
Seorang gadis bersurai (h/c) itu menggambar dengan tenang untuk mengisi waktu luangnya, seraya mengingat-ingat sesuatu.
"Dor".
"Huaaa!-"
"Pfft- huahahaha!!"
Lelaki itu tertawa terbahak-bahak, ia tidak mengagetkan sang gadis tapi memang gadis itu yg terlalu serius.
"A-apaan sih Amane!?"
"Ti-tidak haha- lagi pula aku tak mengagetkanmu kok, kau itu terlalu serius (name)~"
Gadis itu, (name), mengerjapkan matanya, pasalnya lelaki itu, Amane, reaksinya mudah sekali berganti.
"Hn- terserah kau saja Amane!-" ucap (name) sambil menggembungkan pipinya.
"Em- hai' hai' jaa kau tau aku baru saja bertemu siapa??~".
Pertanyaan ini lagi, itulah yg dipikirkan (name) tiap harinya.
"Siapa? Akane?"
"Bukan"
"Tsukasa?"
"Tiap hari aku bertemu dengannya"
"Emm- Yamabuki?"
"Tetnot salah.. bukankah aku sudah memberi tau mu tiap hari??" Ucap Amane dengan tatapan datarnya.
"Oh- aku lupa"
"Yashiro Nene kelas sebelah (name).." jawab Amane dengan tatapan datar.
Ah- ini lagi, setiap jam istirahat/pulang sekolah Amane pasti akan menghabiskan waktu dengan orang bermarga Yashiro itu, untuk apa? Bahkan (name) tidak tau dan lebih memilih membiarkannya walaupun pikirannya ingin bersama Amane.
Tapi baru kali ini ia hanya berbincang sebentar dengan Amane, lalu pergi.
"Jadi??" Tanya (name) heran pertanyaan itu terus yg selalu Amane tanyakan.
"Jadi? Tidak apa-apa kok, aku hanya bertanya padamu, oia- aku keluar dulu ya, ja nee (name)" ucap Amane sambil mengingat lalu pergi.
"Hai' ".
(Name) menatap lagi mejanya yg seharusnya terdapat buku gambarnya dengan gambarannya.
Seketika (name) merasa aneh dengan mejanya, seperti seharusnya ada sebuah buku di hadapannya.
"Ah ya..." Gumamnya.
"Ppfft-"
(Name) menatap sekeliling mencari sesuatu siapa lagi kalau bukan pemuda tadi?, Ah- itu dia di pintu kelas, ia tidak benar-benar pergi sepenuhnya.
"AMANEE!!! Kembalikan!!!"
"Ahahaha tidak akan huahaha-"
(Name) berjinjit sambil menarik seragam Amane untuk mengambil buku gambarnya, bukannya berhasil Amane malah meninggikan tangannya, alhasil ia menerima pukulan pelan dari (name).
"I-ittay (name) hahaha".
🎆❤
Drap drap drap
'gawat gawat... Sebentar lagi aku telat..'
"Ah- lampu merah aiih!! Bukankah tadi lampu hijau!?" Gumam seorang gadis yg tergesa-gesa yap, itu adalah (name).
(Name) menatap sekeliling siapa tau ia bertemu teman satu sekolahnya(?).
Bukan teman yg (name) temukan tapi nenek-nenek yg tampak membawa beban yg berat dan plastik hitam yg besar.
(Name) ingin buru-buru tapi miris lihatnya tidak ada yg membantunya yaampun.
"Ah- ne-nenek boleh kubantu?"
Orang yg dipanggil pun menoleh lalu tersenyum.
"Boleh saja nak muda... Terimakasih.." jawabnya.
"Ah- Hai' daijobu.."
(Name) pun mulai mengangkat plastik hitam besar itu, dan bertepatan lampu sudah berubah menjadi hijau tanda orang-orang aman melewati zebra cross.
(Name) mengantarkannya sampai di dekat rumah neneknya, untunglah jalannya searah dengan sekolahnya, lebih tepatnya belakang sekolah.
Sepanjang perjalanan nenek itu teruus tersenyum tanpa henti sampai akhirnya ia berhenti di salah satu gang.
"Sampai sini saja nak muda.."
"Ah- iya..." Jawab (name) lalu menurunkan plastik hitam yg besar itu.
"Kau pasti ingin sekolah kan? Nak muda.."
"I-iyaa sekolah ku ada di sini kok, jadi dekat" jawab (name) lagi sambil menunjuk gedung yg merupakan sekolah nya, tiba-tiba (name) tersentak sebentar mengingat dirinya akan telat.
"O-oia- aku duluan ya nek-"
"Tunggu dulu nak muda.." potong nenek itu sambil mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.
"Eh?? Ti-tidak usah kok nek!! (na-name) sudah punya uang sendiri kok!!"
"Daijobu.. terimalah ini.." tampak nenek itu memberikan bola kecil berwarna kuning.
"Eh? A-apa ini?" Tanya (name) sambil menerima bola itu.
"Bola ketiga.. bola keberuntungan.. 'number three something'... Setelah ini kau pasti akan melewati 'number three something'.... Dan setelah itu kau akan mendapati orang yg akan menjadi pendamping hidup mu.. bawalah kemana saja.. jangan meninggalkannya....." Ucap nenek itu lalu...
"Pe-pendamping hidup? Maksudnya- e-eh!?? Ne-nenek doko!??"
Saat (name) ingin bertanya tiba-tiba saja ia sudah tidak mendapati nenek itu, seperti ... Nenek itu menghilang?.
(Name) akhirnya terdiam'-' melamun sambil mencerna kata-kata nenek itu, sampai sebuah suara memecahkan lamunannya.
"Lho- (name)?? Kau juga telat?".
"Eh- ah- A-Amane? Dan kau juga?" Ucap (name) buru-buru memasukkan bola kuning itu kedalam sakunya.
"Ah.. ya.. begitulah.. em- apa yg kau sembu-"
"Eh!? Na-nandemonai Jaa a-ayo kita cepat-cepat sebelum terlambat!!".
Setelah mengucapkan itu (name) langsung melesat lari kecil ke arah sekolah sambil membuang muka.
"Ah- i-iya- chotto matte! (name)!!"
Dan berakhirlah pikiran (name) dipenuhi oleh pertanyaan, apa maksudnya 'Number Three Something'? Pendamping hidup? Bola keberuntungan? Kira-kira itu yg dipikirkan (name), bahkan sampai waktu istirahat ia lebih memilih menggambar sesuatu sambil memikirkan itu.
Flashback off•
🎆❤
Tanpa guru kita tidak akan mati , tanpa Bu kantin kita akan mati.
Kriing~! Kriiing~!!
Waktu istirahat pun habis murid-murid berbondong-bondong masuk kekelas tak kecuali (name) dan Amane yg kembali ke tempat duduk dengan santai.
Pelajaran ke dua pun dimulai (name) mengganti buku gambar nya dengan buku pelajaran nya.
Pluk
Sebuah kertas kecil tergulung mendarat tepat di meja (name).
(Name) mengambil kertas yg ada di hadapannya tak lama kemudian ia menoleh ke belakang, tentu saja ia mendapati Amane yg tampak senyam-senyum sendiri ke jendela.
(Name) kembali menolehkan kepalanya ke depan ia pun membuka kertas itu didalam gulungannya terdapat sebuah tulisan.
:
'Pulang bareng yuk?'
/\___/\
=• - •= _
(o---o) /
- Orang di belakangmu
:
(Name) menatap kertas itu tidak percaya, juga terkadang ia mengerjapkan matanya sesekali pun terkekeh pelan.
(Name) ingin menjawab 'tidak' tapi ia merasa ragu karna setengah pikirannya mengatakan 'iya' alhasil (name) menjadi bingung ingin menjawab apa ia pun menulis jawabannya.
(Name) juga berharap Amane akan salah paham dan menganggap jawabannya 'tidak', tapi entahlah biarkan waktu yg menjawab.
:
Aku ikut saja.
Terserah sih.
Ah Taulah.
Pokonya itu.
-orang di depanmu.
:
Setelah menulis (name) pun menggulung kembali kertas itu, (name) melirik ke depan takut sensei akan menyadarinya, setelah itu (name) pun menoleh ke belakang, nampak Amane yg masih melamun sambil melihat ke jendela, tanpa pikir lagi (name) melemparnya dengan sasaran kepala Amane.
"Itta-"
(Name) pun dengan cepat menolehkan kepalanya ke depan sambil menahan tawa, sesekali juga (name) melirik ke belakang.
"Xixi-"
Amane yg awalnya meringis pun memasang wajah datar (kek kang cilok:'3/plak).
"Ekhem.."
Keduanya pun sontak terkejut mendengar suara yg mereka kenali, suara orang di depan papan tulis itu, Tsuchigomori-sensei..
Untunglah kertasnya kecil, Amane bisa menyembunyikannya dengan tangannya.
Sensei menatap keduanya lalu beralih menatap (name).
"(L/n)-san tolong lanjutkan bacaan tadi.. dan Yugi-san tolong menyimak bacaan (l/n)-san.."
"Hai' sensei"
Amane menjawabnya dengan tenang sementara (name) yg mendengarnya sontak terkejut karena (name) tidak benar-benar menyimak sehingga ia harus mencari bagiannya.
"A-ah... hai'..."
Tampak (name) agak panik sampai ingin menangis(TmT) tapi masih ia tahan dengan membolak-balik halaman dibuku itu. Sementara Amane berpura-pura menyimak pdhl ia sedang tersenyum jahil.
"Hm- mungkin balas dendam untukmu" gumam Amane yg terdengar oleh (name).
Amane pun membuka tangannya yg mengepal menyembunyikan kertas kecil tadi, wajahnya berubah drastis setelah membacanya :'D.
"E-eh?. . ."
'Balas dendam jugaa~ untunglah aku menulis begitu' pikir (name) setelah mendengar gumaman Amane, tentu saja dengan (name) yg masih mencari-cari halaman bacaan.
🎆❤
Tingg tongg tingg tongggg tingg tong Ting tongggg~
Srak
"(Name) kau sudah menjawab no 5?"
"Huaa- belom lah!! Gimana mo jawab klo beranaknya banyak bener!!"
"Soukah.."
"Nandesuka? Memang kau sudah Amane?"
"Ehe' aku nyontek di kertas yg di berikan Yashiro"
"Cuuraaaaang~..."
"Dari pada pilih yg susah lebih baik pilih yg simple bukan?"
"Sama saja curang~"
Yakh,,, Amane dan (name) di beri pr tambahan oleh sensei karna dikira mengobrol saat pelajaran berlangsung, yah... Ngobrol lewat kertas, lempar-lemparan.
Walaupun tambahannya hanya 10 soal tapi beranak nya lebih dari 10, ya itulah mati-matian- eh salah- Matematika.
"Memang sih semua orang bisa melakukan kesalahan tapi juga ada saja orang yg egois .." gumam (name) dengan mood yg sedikit buruk ya sangat sedikit, tapi gumamannya masih bisa didengar Amane.
"Ha?" Beo Amane bingung (bukan burung beo nya Amane-).
"Ah- ti-tidak kok, m-mungkin kau salah dengar Amane"
"Begitukah? Aku tak yakin tapi yasudahlah.."
Sudah beberapa menit (name) dan Amane mengerjakan pr tambahan itu, walaupun hanya sedikit membuahkan hasil tapi untuk mereka itu bukan masalah.
"Sudahlah mungkin kita bisa melanjutkan nya dirumah, bagaimana (name)?" ucap Amane yg tampaknya otaknya sudah meledak karna soal beranak ini.
"Eh-? Eum.. aku ikut saja"
"Yosh! Ayo kita pulang~!!"
"Bereskan dulu bukumu Amane" ujar (name) dengan nada datar.
"Hai' hai'~"
(づ ̄ ³ ̄)づ (;; - _ -)"
-------------------------------
Walaupun pulang berdua tapi rasanya begitu canggung entah apa alasannya, hening tak ada yg membuka pembicaraan.
"Nee (name)" ucap Amane memecahkan keheningan.
"Hm?"
"Boleh ku lihat gambarmu? Aku tak sempat melihatnya tadi"
"Oh- em- tapi belum jadi sih".
Ucapnya sambil mengeluarkan sebuah buku gambar dari tasnya, dan menyodorkan nya ke Amane.
"Daijobu lagipula aku ingin melihat gambaranmu"
Amane pun menerima buku gambar itu dan mulai membuka satu per satu halaman dengan mata yg berbinar-binar :D.
"Sugoi.. hampir semuanya terlihat bersinar bahkan kehangatannya terasa loh.. dan... Gambar ini?"
Amane menunjukan halaman terakhir yg masih bercorat-coret atau kita bilang saja Sketsa.
"Oh itu- aku belum menyelesaikannya ehehe" jawab (name) sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
"Soukah.. tapi kalau kulihat ini.. seperti festival ya?"
(Name) hanya menjawabnya dengan mengangguk.
"Dan aku agak bingung apa yg akan ku gambar di langitnya" ujar (name) setelah mengangguk, ia menunjukkan sebuah sisi yg polos tidak seperti yg lain.
Tidak sadar jarak mereka saat ini sangat dekat, karna Amane memegang buku itu agak kebawah, bagian belakang kepala (name) hampir menyentuh bibir Amane, bahkan wangi coklat khas (name) bisa tercium oleh Amane, hal itu berhasil membuat wajah Amane memerah.
"B-ba-bagaimana kalau katak dengan nuansa kaos kaki? Kau kan pintar menggambar nah kau gambar saja katak di langit itu" ucap Amane tanpa pikir, karna wajahnya yg memerah.
"Bodoh, memangnya ada katak di la-"
Sekilas (name) merasakan seperti belakang kepalanya dikecup seseorang, atau lebih tepatnya kepala (name) menyenggol sesuatu.
(Name) pun menoleh ke arah Amane, ia melihat Amane mengalihkan pandangan dengan muka terkejut sambil memegang mulutnya dengan dua jarinya.
(Name) akhirnya menjaga jarak dengan Amane beberapa langkah, mukanya sekarang menjadi semerah tomat.
"Se-sepertinya kembang api dengan hiasan bintang c-cocok bukan?" ucap (name) tanpa menoleh, dengan tangannya menarik buku nya berharap bisa mengambil bukunya itu.
"Y-ya, na-nanti kulihat ya-"
"Hai'.."
,'- F i r e w o r k s -',
"Jaa sampai jumpa besok Amane"
"Hai' jaa ne"
- - - - - - -
(Name) pov•
'k-kepalaku. . .
'uso. . Ti-tidak mungkin kan?'. . .
'A-amane mengecup kepala..... Ku..'
.
.
.
"HUAAAAAA!!!"
Q///////////////Q
"U-USO!! TIDAK MUNGKIN!! TAPI BENAR LOH!! INI NYATA!! AKU TIDAK BERKHAYAL!! HUAAAA!! Siapapun tasukete!! Tolong tenangkan jiwaku!!"
"HUUAAAAAAAAAAAA!!!"
~ ~ ~ ~ ~
.
"Huuh.. huuuuhh.."
"It..tay...."
Sampai pada akhirnya aku mencubit pipiku sendiri berkali-kali karna tidak percaya dengan apa yg terjadi tadi.. aduh.. memalukan....
Tapi.. aku merasa senang... Perasaanku ini tidak seperti kacang yg biasa dijual di pasar yah.. walaupun aku seperti tokke' atau orang yg kegirangan karna bisa makan 1000 kali sehari..
Aduh.. memalukan...
Tapi sepertinya festival kembang api cocok untuk gambaranku ya?.
Huff... Kembang.. api..?
Membangkitkan memori itu lagi yah?
Ah ya.... Saat itu Amane menjadikanku pilihan terakhir..
Tapi yasudah lah lagipula itu sudah lama, nanti juga aku akan melihat kembang api lagi~! Nyeh... Kembang api akhir taon.
Entah seketika pikiranku mengingat bola kuning itu, "Nee katakan padaku, apa maksudmu tentang 'number three something' bola kuning". Gumamku agar otou-san tidak mengira bahwa anaknya gila.
Tapi ya~ mana mungkin bola bisa bicara, aku juga tidak mendapat satu kata dari bola ini.
Tanpa pikir panjang lagi aku mengeluarkan buku gambarku itu lagi, berniat menyelesaikan gambaranku lagi.
Gambar ku baru sketsa dan lineart, ya, ini baru awal dan selanjutnya.
❤🎆
Hao ! Gimana ceritanya? ehehe Runa agak ragu awalnya karna narasi blablabla, terus gini gitu~
Kata 1967
Jangan lupa tinggalkan jejak~!
Udahlah segitu aja jaa matanee~!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top