ꔛ⃟⿻ྀ⃕One

"Aku tidak mengikutimu, rumahku memang arahnya ke sini."

Lagi-lagi kau mengingatnya. Ah, sungguh memalukan. Terlalu percaya diri mengira Bakugou mengikutimu ternyata rumahnya memang di jalan yang sama denganmu karena rumah Bakugou berada tepat di depan rumahmu.

"Baka! Baka! Hazukashii! Kenapa kau ge'er sekali sih [Y/N]! Dan kenapa kau bisa tidak tahu dia itu tetangga barumu?!"

Harusnya kau sedang mengerjakan PR matematika, tapi kau malah guling-guling tidak jelas di kasur.

"[Y/N], kau sedang apa? Bisa ke sini sebentar tidak?!" teriak ibumu dari dapur. Mau tak mau kau pun menghampiri ibumu dan meninggalkan PR yang tidak kau mengerti sama sekali itu.

"Nani, Kaa-san?"

"Hayo lagi ngapain kamu? PR udah dikerjain? Jangan bilang kamu lagi main handphone?"

"Kaa-san kenapa sih nuduh aku main handphone terus? Aku tuh lagi isi PR, tapi ga bisa dan aku gak mau ngerjain PR. PR kan gak salah, kasian dong kalo dikerjain."

"Terserah kamu mau bilang apa, makanya rajin belajar biar pinter." Kamu mengembungkan pipi, memang kau ini adalah tipe kaum rebahan yang malas belajar. Beruntung peringkatmu bukan yang terendah di kelas.

"Tunda dulu PR-nya, mending kamu anterin ini ke rumah Mitsuki-san," kata ibumu sambil memberi semangkuk Hokkyoku Ramen kepadamu.

Hokkyoku Ramen adalah hidangan ramen yang terkenal sangat pedas di Tokyo. Hidangan dirilis pada tanggal 11 Juli yang lalu oleh restoran yang terletak di Moukotanmen Nakamoto di Kamiitabashi. Paprika yang ditambahkan ke dalam kaldu, membuat sup menjadi berwarna merah tua, ditambah dengan saus keju untuk melunakkan rasa pedasnya. Alih-alih daging babi, chorizo ​​​​dapat digunakan untuk dagingnya.

"Ramen?"

Ibumu mengangguk, kemudian berkata, "Kaa-san dengar anaknya Mitsuki-san suka makanan pedas, jadi Kaa-san sengaja buat ramen yang pedas ini, supaya keluarga kita makin deket aja gitu. Sebagai tetangga, kan, harus saling berbagi."

"Anaknya?! Si rambut duren itu?!" Aduh memalukan, jangan sampai ibumu menyuruhmu mengantarkan ramen ke rumah Bakugou. Kau tidak mau menemuinya apa lagi tadi siang kau ke ge'eran diikuti Bakugou, bahkan sampai berpikir Bakugou adalah penguntit.

"Baguslah kalau kalian sudah saling kenal, kalau tidak salah namanya Katsuki, ya? Katanya dia sekolah di UA juga, apa kalian sekelas?"

Jadi Kaa-san sudah tahu? Jangan-jangan si manusia duren itu juga sudah tahu kami bertetangga? Kenapa hanya aku yang belum tahu?' katamu dalam hati.

"Jangan kebanyakan melamun, cepat antarkan ramennya!"

"Ehhh?! A-aku?!"

"Ya iyalah, Kaa-san sibuk, udah sana sekalian minta ajarin isi PR, siapa tahu anaknya Mitsuki-san lebih pinter dari kamu."

"T-t-tapi ... tapi—"

"Gak ada 'tapi-tapi', hush!"

//merasa terusir//plak!

"Katsuki, kemari sebentar! Katsuki, kau dengar tidak?! Katsuki—"

"Berisik!" Bakugou menuruni tangga lalu menghampiri Mitsuki.

"Makanya kalau dipanggil itu jawab."

"Ch! Ada apa?"

Mitsuki menghela napas, jika dipikir lagi, pasti sifat anaknya ini turunan darinya, benar bukan? "Aku baru membuat puding, sana antarkan ke tetangga baru kita." Mitsuki menyodorkan ompreng yang berisi puding.

"Huh? Aku?"

"Ya iyalah, memang siapa lagi orang di rumah ini yang bisa disuruh? Ayahmu, kan, belum pulang."

"Ch!" Dengan perasaan terpaksa, mau tidak mau Bakugou mengambil ompreng itu dan harus mengantarnya ke tetangga baru mereka yang tak lain adalah keluarga [Y/N].

Krekk

"Huh?/eh?" ucapmu berbarengan dengan Bakugou. Bakugou baru keluar rumah, begitu juga dengan dirimu, kau tinggal membuka pagar dan menyebrang untuk sampai ke rumah Bakugou.

"Kemari," kata Bakugou tiba-tiba.

"Ah? Eh? A-aku?"

"Ya kaulah, baka! Memang siapa lagi yang ada sini, huh?"

"T-tidak mau! Kenapa tidak kau saja yang kemari? "

"Aku malas jalan, kau saja yang kemari."

"Aku bilang, tidak mau! Aku juga malas jalan dan kau yang memanggilku, j-jadi kau saja yang kemari!" Padahal sudah di depan mata, tapi tak ada satu pun dari kalian yang mulai melangkah.

"[Y/N] kok masih di situ? Cepat amtar–eh, Katsuki-kun? Aduh [Y/N], kok gak di ajak masuk sih? Masa ngobrolnya di luar, masuk dulu yuk, Katsuki-kun." Ibumu keluar rumah dan mengundang Bakugou ke rumahmu.

"Oh iya, kalau tidak keberatan, kamu mau gak bantuin [Y/N] isi PR, katanya dia gak bisa," kata ibumu lagi.

"Kaa-san, kok bilang gitu sih?!" protesmu.

"Hehh, tapi emang bener, kan, kamu gak bisa. Jadi, mm ... Katsuki-kun, mau, kan, ngajarin [Y/N]?" Lupakan soal ramen dan pudingnya. Kau masih malu dengan kejadian tadi siang dan ibumu malah meminta Bakugou mengajarimu?!

"Iya, aku tidak keberatan, akan kuambil dulu buku pelajarannya mm ... matematika kan?" Tidak disangka ternyata Bakugou mau mengajarimu, tapi kenapa?

"Iya–ah, m-maksudku tidak usah. Aku bisa mengerjakan sendiri kok," katamu menolak.

"Tidak usah bohong, [Y/N]! Kaa-san tau kamu paling ga bisa matematika, udah bagus Katsuki-kun mau ngajarin kamu, harusnya kamu berterima kasih."

"Demo, Kaa-san—"

"Aah, jangan dengarkan [Y/N], dia memang pemalu. Arigatou ne, Katsuki-kun."

Bakugou hanya mengangguk. Ia baru mau kembali kerumahnya, tapi ia teringat puding buatan ibunya belum ia berikan pada [Y/N]. "Oh iya, tadi ibuku membuat puding, silakan dinikmati," katanya sambil memberi ompreng berisi puding itu pada [Y/N]. Yap, Bakugou yang menghampiri pagar rumah

"Wahh, pasti enak. [Y/N], berikan seblaknya."

"I-iya, aku lupa. Terima kasih untuk pudingnya." Kau menerima puding dan Bakugou menerima seblak.

"Arigatou. Aku ambil bukuku dulu, nanti aku ke rumahmu," kata Bakugou, lalu ia kembali ke rumahnya hendak mengambil buku dan menaruh seblak pemberian [Y/N].

Tak lama kemudian, Bakugou kembali kerumahmu. Kalian belajar di ruang tamu, ditemani puding, jus jeruk, dan beberapa camilan lainnya.

Berbeda denganmu yang hanya mengerti 1 soal, Bakugou mengerti semua soal-soal yang diberi Aizawa-Sensei. Dan anehnya kau dengan mudah bisa memahami apa yang Bakugou jelaskan padamu, padahal sebelumnya kau sama sekali tidak mengerti apa yang Aizawa-Sensei jelaskan di kelas.

"Ano, Bakugou-san—"

"Katsuki." Bakugou memotong ucapanmu. "Kau boleh memanggilku Katsuki, j-jika kau mau sih," kata Bakugou sambil memalingkan wajah karena tidak mau kau melihat rona merah di pipinya.

"Eh? K-kalau begitu kau juga boleh memanggilku [Y/N] seperti Deku-kun dan teman-teman lainnya." Dalam semalam kalian menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Sekarang kalian saling manggil nama masing-masing, bukan marga keluarga lagi.

Setelah itu kalian makan malam dan Bakugou ikut makan malam di rumahmu. 'Ternyata dia tidak semenyebalkan itu.' Begitu pikirmu.

Sekarang Bakugou sudah pulang, PR-mu juga selesai, sekarang waktunya main handphone. Buka youtube, instagram, streaming anime, dan tidak lupa baca komik online itulah hobimu.

"Katsuki ... kenapa aku merasa pernah mengenalnya, ya?" katamu sambil menatap langit-langit kamarmu. Berusaha mengingat apa kau memang mengenalnya atau tidak? Dan entah kenapa kau merasa rindu padahal baru beberapa menit yang lalu Bakugou pulang.

Ayolah, kalian baru bertemu, mana mungkin kau langsung jatuh cinta dengannya.

"Ah sudahlah, lebih baik aku tidur." Kau memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya, tak lama kemudian terlelap dalam mimpi.

.

.

.

Hiyeyy up🗿
Pendek ya,, cuma 1k kata:3
Tadinya mau lebih panjang, tapi ga jadi deh, buat chapter berikutnya aja:D

Maap kalo typo bertebaran kayak remah ranginang:v  //apaan si//Plak!
Jan lupa bintang eheq 🌟

Matta ne~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top