req+BTS; Cut Hair [Fang x Ying]

BTSBehind The Scene
Original comic fanart by catmonc_

Di sini aku sesuaikan ya terjemahannya untuk kepentingan, gak kok sama aja maksudnya kesitu tapi yaahh... Karena pas diterjemahin kok kayak kurang pas gitu 😅

Request by fangxyinglovers11
Maaf jika tidak sesuai ekspektasi

.
.
.
.
.


   Tiga orang prajurit TAPOPS yang kini beranjak remaja— Fang, BoBoiBoy, dan Gopal sudah terkapar tak berdaya.

   Memanglah misi kali ini termasuk dalam tingkat yang sulit. Musuh yang mereka hadapi rupanya cukup terbilang kuat.

   Namun di tengah ketegangan mencekam itu, Ying masih mampu bertahan meski gadis itu juga sama kelelahannya.

   Tiba-tiba dari belakang Ying ada serangan datang dengan cepat.

   “YING! AWAS!” teriak Fang memperingati.

   Nahasnya, Ying tidak bisa menghindari serangan tersebut.

   Spontan saja ketiga kawannya berteriak panik, “YING!”

   “Ugh!” ringis sang gadis.

   Kacamatanya terjatuh. Serangan berupa sebetan itu menggores pipi Ying hingga tampak ada darah yang keluar dari lukanya. Pun dengan kuciran rambut sebelah kanannya terpotong tak beraturan.


   KEKEKEKEKEKEK—”

   Sang musuh tampak kegirangan karena ia berhasil melukai lawannya.

  Ying terdiam sejenak. Rambut sang gadis kini panjang sebelah. Tetesan darah keluar dari pipinya.

   “Apanya yang lucu, hah?” tanya Ying sarkasme.

  “Kau menyerang orang secara acak,” ucap Ying seraya mengelap darah yang menetes di pipinya, “kau sakiti teman-temanku hanya untuk kesenanganmu sendiri,” lanjutnya.

   Pedang halilintar yang berserakan milik BoBoiBoy di sampingnya salah satunya segera ia angkat, lalu dipotonglah kuciran rambut sebelah kirinya, jadilah panjang rambutnya sama rata.

   “Sudah puas kau tertawa.”

   “Sekarang giliranku. Bersiaplah untuk merasakan kesakitan yang sebenarnya, SCUM,” pungkas Ying dengan tegas, menyiapkan pedang halilintar di tangannya. Tatapannya begitu tajam, bersiap bertarung dengan alien biadab itu.

.

.

.


   Sesampainya di TAPOPS Station

   “Kami pulang!” ujar Ying  pada Yaya.

   Yaya menoleh. “Selamat dat—” namun ucapannya terputus kala melihat penampilan baru Ying. Rambut terpotong pendek tidak rapi. Terlihat Ying berhasil membawa Power Sphera dalam dekapannya.

   Gadis berhijab itu begitu terkejut mendapati sahabatnya agak berbeda. Sampai kotak P3K yang dipegangnya terjatuh karena saking kagetnya.

   “Apa reaksimu tidak terlalu berlebihan, Yaya?” tanya Ying sweatdrop.

   “Maaf, tapi … tapi ra-rambutmu ...,” ucap Yaya masih tak percaya apa yang dilihatnya sekarang.

   “Kami terpojok,” jelas Ying. Dia memang terpaksa harus memotong rambutnya agar panjangnya sama rata. “aku akan memintamu untuk merapikannya nanti. Tapi ...”

   Ying menunjuk ke arah tiga kawannya yang lain, lebih tepatnya kepada Fang.

   “Tidak ... tidak ... tolong katakan kalau ini bercanda,” racau Fang dengan raut menyesal.

   “YINGGGGG!! KENAPA KAMU MENINGGALKAN KAMI BEGITU CEPAT?!!”

   Fang menjerit frustrasi sambil bertekuk lutut di hadapan sejuntai rambut yang telah terpotong milik Ying. Memegang kepala dan mendongak seolah tak terima bila rambut panjang Ying kini telah terpisah dari pemiliknya.

   BoBoiBoy sendiri bingung harus bagaimana menenangkan Fang. Gopal hanya bersidekap dan tampaknya dia sudah lelah melihat sikap Fang yang mendrama ini.

   “Bung, yang benar saja. Hentikan, itu tidak lucu tahu,” keluh Gopal akhir sambil bersidekap dada.

   Fang menatap nyalang, tak terima ucapan Gopal. “Lucu? Kau sebut ini LUCU?! itu Ying dan terbaring di sini SELAMANYA!”

   “DIA MASIH BEGITU MUDA UNTUK MATI .. MENGAPA TUHAN??!”

   Yaya sweatdrop. Ia tak tahu harus berbicara apa menanggapi sikap Fang yang semakin dramatis itu.

   Perempatan siku kekesalan Ying layangkan pada Fang. Padahal ia masih hidup dan bernapas. Sedangkan yang pemuda itu ratapi hanya rambutnya. Benar-benar tak habis dipikir.

   “Dia terus meratap sepanjang perjalanan dan masih tidak berhenti. Haruskah aku bunuh saja?” ucap Ying dengan kesal.

   Setelah itu Ying menyimpan Power Sphera ke ruangan yang disediakan khusus oleh TAPOPS. Dan seperti yang dijanjikan Yaya, ia membantu merapikan rambut Ying yang tak terpotong dengan benar itu.

   “Selesai!” ucap Yaya dengan bangga.

  Model rambut sederhana. Kalau tidak salah model boob(?). Rambut pendek di bawah telinga. Ying begitu cantik dan berterima kasih atas hasil kerja Yaya.

   “Wow, rambut barumu terlihat keren, Ying!” puji BoBoiBoy terkagum-kagum.

   “Ya, tidak ada bedanya dengan laki-laki. Ditambah kalau pakai celana panjang,”  ceplos Gopal tanpa tahu ucapannya sudah menyinggung hati Ying.

   Seketika Yaya langsung menerbangkan Gopal hingga menghantam langit-langit. BoBoiBoy dibuat kaget aksi spontan Yaya.

  “Tolong lupakan kata-kata Gopal. Dia sedang tidak waras,” ucap Yaya dengan tersenyum manis.

   “Tidak apa-apa, Yaya. Aku sama sekali tidak keberatan,” Ying melirik jam tangannya. “Oh, sudah waktunya! Aku harus pergi. Sampai jumpa nanti!” pamit Ying pada Yaya.

   “Hati-hati,” balas Yaya dengan senyuman. Sementara BoBoiBoy berusaha menurunkan Gopal yang tersangkut di langit-langit.

   “Aku harap Ying baik-baik saja,” ucap Yaya sangat khawatir.

  Gopal memegang kepalanya yang sakit karena terhantam. “Ya ampun, apa masalahnya. Itu kan cuma rambut.”

   “APA KAUBILANG?” tanya Yaya penuh aura menyeramkan.

   Gopal menelan ludah kasar. Doakan saja Gopal dapat selamat dari amukan Yaya.

   Sebenarnya Ying hanya beralasan jika ada urusan menanti. Karena nyatanya ia langsung berlari resah entah kemana, yang penting ia ingin sendirian.

   “Pertama, mengatakan kepada seorang gadis bahwa dia tampak seperti laki-laki itu tidak sopan,” jelas Yaya. “pada tingkat ini, aku bahkan tidak heran kau belum juga dapat pacar,” sindir Yaya yang sukses menohok hati Gopal.

   “Kedua, rambut adalah harta bagi seorang gadis. Jadi itu masalah besar ketika dia kehilangan banyak rambut!” tegas Yaya sekali lagi.

   “Selain itu, kata itu memiliki arti khusus bagi Ying. Tidak seperti yang kamu pahami.”

  Gopal dan BoBoiBoy hanya mendengarkan keresahan Yaya. Keduanya lalu saling tatap.

   “Kuharap dia baik-baik saja.”

    Karena Yaya pernah bertanya kepada gadis berkucir dua itu kenapa ia tak juga memotong rambutnya, padahal Yaya tahu rambut Ying kian panjang. Bahkan Yaya yakin bila kuciran itu dilepas, pasti panjangnya sudah sepunggung.

   Hei, bukankah rambutmu sudah agak panjang?tanya Yaya melihat rambut Ying, “biarkan aku memotong rambutmu,” tawar Yaya.

   Ying menggeleng pelan. “Ah, nanti lain kali saja,” tolak Ying.

   “Ohh, aneh ~ Padahal Kau selalu mengeluh rambut panjangmu itu …” Ying tersentak mendengar sindiran Yaya. “Apa karena—”

   “BUKAN! BUKAN FANG!” Niat ingin memberi alasan, eh Ying malah keceplosan.

   Oh, jadi karena Fang. Sekarang mengaku atau ... aku yang harus menanyakannya sendiri ~?” Dengan jahilnya Yaya menggoda Ying.

   “TUNGGU! AKU AKAN CERITA! AKU AKAN CERITA!” teriak Ying seraya menutup wajahnya yang sudah merona hebat. “Kenapa dia jadi peka begitu sih …”

  “Hanya saja, jangan tertawa.”


   Dalam kesendirian Ying kembali teringat bagaimana helaian rambut panjang dapat begitu berarti. Ya, hanya alasan kecil. Ia pernah iseng bertanya bagaimana tipe idealnya Fang

   “Tipeku? Yah .. Kurasa aku suka gadis berambut panjang. Mereka mengingatkanku pada ibuku. Ma-maksudku, mereka memang terlihat imut dan feminin.”

   “Oh gitu..”

   ‘Sejujurnya .. Kenapa juga aku bersedih karena sesuatu yang begitu sepele. Hentikan, Ying. Ini sama sekali tidak sepertimu,’ batin Ying keheranan sendiri.

   Entah kenapa dada Ying terasa sesak dan buliran air mata keluar tanpa ia suruh.

   “Jika ingin menangis, menangislah. Aku yakin lebih baik kau luapkan saja daripada menahannya terus.”

   Tiba-tiba suara Fang mengagetkannya. Pemuda itu bersender pada dinding seraya bersidekap dada.

   “F-Fang? Sejak kapan kau di sini--?”

   Dengan perlahan Fang menarik Ying. Mendekap kepala sang gadis dengan satu tangan.

   “H-hei! Apa yang kaulaku--?!” protes Ying.

   Dengan cepat Fang memotong ucapan Ying. “Kautahu, tidak apa-apa menangisi hal-hal kecil. Dan jangan khawatir dengan orang lain, aku sudah menghalangi pandangan mereka, tidak ada yang bisa melihat air matamu.”

   “Aku tidak menangis ... ada sesuatu di mataku.”

  Ying mencengkeram pelan seragam Fang. Apa yang ditahannya kini meluap begitu saja. Isakan kecil terdengar darinya.

   “Baiklah, baiklah, aku yang salah. Aku hanya membuatmu bingung (salah paham),” ucap Fang pelan guna menenangkan Ying.

  “… Ngomong-ngomong, aku lupa bilang. Rambutmu terlihat lucu seperti ini. Kurasa aku lebih menyukainya.”

   “Diam, kau … tragedi fesyen,” lirih Ying.

   Fang mengelus surai pendek Ying perlahan. “Cup, cup, bukan itu caramu menanggapi pujian.”

   “Apa yang kalian semua lakukan?” tanya seorang anggota TAPOPS lain yang kebetulan lewat dan melihat Yaya, BoBoiBoy, dan Gopal tengah mengintip sesuatu di balik dinding.

   “Shhhhhttt!!” desis mereka bertiga dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir. Mengisyaratkan kepada orang itu agar tidak berisik.

.

.

.

A/N:

ASTAGA, YING KEREN BANGET DI SINI!

Dibuat meleleh dong sama sikap manis Fang 💜💜💜

Gimana translate-annya, sesuai dengan harapan kalian? Maaf kalau ada kalimat yang rancu dan agak aneh. Aku juga masih belajar, hehe

Publish: 29 September 2020

——————————
K O L O M  N U T R I S I
——————————

1. Model rambut manakah yang cocok untuk Ying? Pendek atau panjang?

2. Kamu suka model rambut yang seperti apa?

3. Apa pendapatmu terhadap Cut Hair di Finally, You Find Me?

***

Mari terapkan budaya baca cermat, memberi masukan dengan santun juga bijak, serta menghargai keberagaman dalam berkarya dan perbedaan pendapat. Be wise.

***

Sudahkah kamu vote bab ini dan follow penulisnya?

Scroll/Swipe untuk membaca bab selanjutnya dari Finally, You Find Me!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top