キッス キッス
キッス キッス
Kissu Kissu
Cium Cium
(˘ ³˘)
---
21.39
"Ken, luka kamu gimana? Mau aku obati lagi ga?."
Kenma menggeleng pelan.
"Ngga usah, kan tadi sore juga udah diobatin. Ya, masih sakit sih. Tapi gapapa ko, udah enakan."
Kuroo mengangguk mengerti. Terpaut rasa bersalah di wajahnya.
"Besok, kamu ga usah sekolah, ya?."
"Iya. Aku emang udah rencanain ga mau sekolah." Kenma mengepalkan kedua tangannya, dan terdapat imajiner bintang di matanya.
"Ken, kamu istirahat. Gaboleh main game. PSP mu aku sita."
Kenma langsung menatap Kuroo, dan memprotes.
"HAH?! YANG BENER AJA DONG KAMU, KUR! BOSEN LAH AKU DI RUMAH KALO NGGA MAIN GAME?!."
"Oke, cukup protesnya. Ayo kita tidur."
"HAH?! MANA PSP KU?! KEMBALIIN DULU!."
"Tunggu 3 hari ke depan, oke? Yuk, tidur."
Dan Kuroo menggendong Kenma ke kamar. Tapi Kenma memberontak.
"Kuroo, turunin!! Aku mau PSP ku!!."
"Nanti. Tunggu kamu sembuh dulu."
"Ga mau!! Maunya sekarang!."
Kuroo membaringkan Kenma di kasur, dan Kuroo ikut tidur di sebelah Kenma.
"Heh, kamu ngapain?! Tidur di kamarmu sendiri sana! Jangan--"
Kuroo menarik tubuh Kenma mendekat, dan mengecup keningnya.
"Jangan rewel, Ken. Ayo tidur."
Yang tiba tiba dicium melebarkan matanya. Pipinya terasa panas. Dan tiba tiba saja jantungnya berdetak dengan sangat cepat.
"A-apasih! Balikin dulu PSP ku!."
"..."
"Kuroooooo!."
Kenma memelas. Sungguh, ia tidak bisa hidup tanpa PSP nya tersayang.
"Tidur, Ken. Atau mau lanjutin kegiatan yang tadi?."
"Hah? Emangnya ap--oh, udah malam. Yaampun aku harus tidur.."
Kenma sedikit menggeser badan nya agar tidur sedikit jauh dari Kuroo.
Kuroo kembali membuka matanya saat dirasa Kenma hilang dari dekapannya. Dan saat itu juga pandangan mereka bertemu.
"Ngapain kamu tidur nya jauh banget?."
"Ng-ngga apa apa! Aku, t-tadi itu--"
Kuroo kembali menarik Kenma untuk mendekat.
"Udah buruan tidur."
"I-iya!."
-🌻-
04.15
Kenma mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum matanya benar benar terbuka dengan sempurna.
'Ah, masih ngantuk.' begitu pikirnya. Jadi dia memutuskan untuk menutup matanya kembali. Tapi, sedetik kemudian, matanya kembali terbuka lebar saat mendapati Kuroo yang sedang mendekapnya, dan Kenma juga sedang tidur di lengan Kuroo.
"Udah bangun, Ken?."
Oh, jarak mereka terlalu dekat. Ini terlalu intim untuk sekedar status teman.
Lagi lagi pipi Kenma memanas. Tapi bukan hanya pipinya saja, kali ini panasnya menjalar sampai ke telinga. Membuat area tersebut memerah.
"Ken? Kamu kenapa? Kok telinga kamu merah? Wajah kamu juga. Kamu sakit?."
"A-ah engga! Aku gapapa, kok! A-aku mau mandi!."
Kenma melepas tangan Kuroo yang sedang memeluk pinggangnya.
"Hee? Tapi ini masih sangat pagi, air nya masih dingin, loh."
"Gapapa! Aku kuat dingin." Kemudian Kenma langsung pergi mandi.
-🌻-
"Hatchi!."
"Kan udah aku bilang, air nya masih dingin. Kamu ngeyel mau mandi. Kedinginan kan jadinya."
"Hatchi!--Urusai, Kuroo."
"Nih, teh hangat. Minum dulu."
Kenma mengambil teh hangat yang diberi Kuroo, dan meminumnya.
"Aku mau buat sarapan dulu."
Kemudian Kuroo pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Kenma menghabiskan teh hangatnya, dan kembali berbaring dengan selimut yang membungkus seluruh tubuhnya.
-🌻-
05.55
"Ken, mau sarapan dulu?."
"Hatchi! Em, nanti aja."
"Yaudah, aku mandi dulu."
Kemudian, sekitar 15 menit, Kuroo kembali ke kamar Kenma. Dan melihat Kenma masih terbungkus rapat oleh selimut.
Kuroo menghampiri Kenma dan menyingkap selimut bagian atas Kenma. Dan menampilkan kepala Kenma, dengan rambut puding nya yang sedikit acak acakan dan hidung yang memerah.
"Hatchi! Kamu pergi dulu, Kur. Aku lagi bersin bersin."
"Masih dingin?."
Kenma menggosok hidungnya yang kini sedang memerah.
"Um. Iya, aku nyesel mandi pagi pagi kalo tau bakal begi--hatchi!."
Kemudian Kuroo menarik selimut yang dipakai Kenma, dan Kuroo membuka baju Kenma.
"E-eh kamu ngapain?!."
"Buka baju kamu(?)."
"B-bukan itu maksudnya!--"
Setelah baju Kenma terlepas, ganti Kuroo yang melepas bajunya.
"Eh eh loh, kamu juga ngapain lepas baju?!."
Duh, kokoro Kenma ga siap ngeliat otot perut Kuroo yang terbentuk dengan bagus. Iri dia tuh.
Kemudian Kuroo berbaring di samping Kenma, dan menarik Kenma mendekat, kemudian mendekapnya.
"Sini, biar ga kedinginan."
Dan ga lupa Kuroo juga menggunakan selimutnya agar semakin menghangatkan tubuh mereka.
"K-kenapa harus lepas baju, sih?!."
"Biar panas tubuhku langsung nempel ke kamu."
"Apasih, gila kamu ya?!."
"Iya."
Setelah menjawab santai pertanyaan Kenma, Kuroo makin mengikis jarak mereka. Sampai dada mereka saling bersentuhan.
'Hangat. Tangannya, seluruh tubuhnya, sangat hangat.' pikir Kenma.
"Masih dingin nggak, Ken?."
"Hng--nggak, udah ga sedingin tadi."
Kuroo menghembuskan nafasnya lega.
"Bagus, deh."
-🌻-
07.37
"Ken, aku berangkat."
Setelah mencium kening Kenma sekilas, Kenma membuka sebelah matanya.
"Kuroo? Mau berangkat?."
"Ya, aku berangkat. Jangan lupa sarapanmu di meja makan."
"Ya."
Setelah itu Kuroo pergi. Dan Kenma melanjutkan tidurnya.
-🌻-
10.45
"Hoam.."
Setelah bangun dari tidur nyenyaknya, Kenma pergi ke dapur untuk sarapan.
"Tumben masakan Kuroo rasanya enak."
Setelah menyelesaikan sarapannya, Kenma kini duduk di sofa ruang tamu, dan menyalakan TV.
"Apa tidak ada acara TV yang menarik?."
Setelah dirasa tidak ada yang menarik, Kenma membiarkan TV menyala dengan channel yang sedang menayangkan kartun.
"Aah, bosan. Kalau aja waktu itu aku ga bikin Kuroo marah, PSP ku ga bakalan di sita sama Kuroo. Dasar sialan, Kuroo juga sialan!."
Kenma jadi uring uringan sendiri di sofa.
"TERUS SEKARANG AKU HARUS NGAPAIN?!."
Kenma bingung. PSP ga ada, TV pun ga ada acara yang seru. Kan bingung jadinya mau ngapain.
Kemudian Kenma merubah posisinya menjadi tiduran. Dan matanya langsung melihat baju yang tetgantung di kepala sofa.
"Ini baju nya Kuroo.."
Kenma iseng mengambilnya dan menciumnya.
"Wangi Kuroo.."
Kemudian, entah kenapa Kenma jadi mengantuk. Dan tak lama matanya terpejam, dengan baju Kuroo di pelukannya, dan TV yang masih menyala.
-🌻-
14.15
"Tadaima."
Setelah melepas sepatunya, Kuroo masuk, dan melihat Kenma yang sedang tidur di sofa dengan posisi memunggunginya.
"Ken, jangan tidur di sofa, nanti badanmu--"
Kuroo mengernyit bingung saat baju nya ada di pelukan Kenma.
Kemudian Kenma membuka matanya. Dan merubah posisinya menjadi duduk.
"Oh, Kuroo. Udah pulang?."
"Ya, tapi kamu ngapain bajuku?."
"Baju?--" Kenma memandang baju yang sedang ia genggam.
"Oh, baju. Tadi aku liat baju kamu, terus--HEH?! AH, NGGA! AKU GA NGAPA NGAPAIN, SERIUS! A-AKU CUMA--"
Kuroo tersenyum.
"Mesum juga kamu ya, Ken."
"HAH?! YANG BENER AJA KAMU KALAU NGOMONG!."
"Hahaha, lucu banget sih kamu, Ken. Sini sini sama abang."
"Iuh. Pergi sana, bau! Gausah deket deket kamu, atau aku lempar pake remot tv nih!." Kenma mengambil remot TV, membuat ancang ancang seakan dia ingin melemparnya.
"Hahaha, iya iya ampun, galak banget, sih, manis."
"Berisik. Ku lempar remot TV beneran nih kalau ga diam."
"Ayo ciuman, Ken."
Kuroo sudah memeluk Kenma dengan erat.
"Um--iyada."
Kuroo terkekeh.
"Yang mana?."
"Gamau. Minggir, ah. Aku mau makan."
"Kamu belum makan siang?."
"Belum lah. Ini aja aku baru bangun."
"Iya juga, ya. Gimana tidur sama bajuku? Nyenyak, kan?." Lagi lagi Kuroo terkekeh. Membuat si rambut puding kesal.
"Sana ah! Ngeselin dasar." Dan akhirnya Kenma mendorong Kuroo sampai jatuh ke lantai. Kemudian Kenma pergi ke dapur untuk makan siang.
"Kuroo, kamu ngmpetin hp ku ya? Seingatku tadi pagi ada di nakas. Tapi, tadi aku cari ngga ada. Udah kucari kemana mana juga tetap ngga ada."
"Iya, aku umpetin."
"Kembaliin dong..aku kan udah sembuh."
"Hah? Benarkah? Mana coba, sini aku cek."
Kuroo menghampiri Kenma, dan mendekatkan wajah keduanya. Setelah menutup matanya, keningnya mulai menyentuh kening Kenma. Dan memeriksanya. Kenma melebarkan matanya karna Kuroo melakukannya dengan tiba tiba.
"Hem, ok. Sepertinya kamu udah sembuh, besok kukembalikan hp mu ya." Setelah membuka matanya kembali, kini Kuroo melemparkan senyuman nya. Senyuman yang bisa menjerat hati siapa saja yang melihat senyuman itu.
"Ken? Pipi kamu merah lagi, ada ap--"
Entah perintah darimana, yang jelas, saat ini tubuh Kenma sudah diluar kendalinya sampai sampai berani mencium Kuroo lebih dulu untuk yang pertama kalinya.
"Kuroo.." Setelah menggumamkan pelan nama tersebut, matanya kini perlahan mulai tertutup, tangan nya ia kalungkan di leher Kuroo, dan perlahan bibirnya mulai bergerak.
Kuroo terkejut. Siapa sangka Kenma akan menciumnya lebih dulu? Tidak seperti biasanya. Ya, tapi Kuroo cukup menikmatinya. Jadi, tangannya kini mulai merangkul mesra pinggang si mata kucing, dan membalas pagutannya.
Pagutan semakin dalam, keduanya belum merasa lelah saling memagut satu sama lain. Dan kini, Kuroo berpindah dari bibir Kenma, ke telinga nya. Menjilatnya dengan sensual.
"Ng ah,"
Dan Kuroo mulai menyusuri leher Kenma. Menjilatnya, menghisapnya dan menggigitnya dengan sedikit kuat. Meninggalkan bekas merah yang cukup tampak jika diliat dari radius 1M.
"Ah, sakit.." Tapi tubuhnya menerimanya dengan baik.
Kemudian, mulutnya kini berpindah lagi ke telinga sang partner. Bukan untuk menggodanya, tapi hanya untuk membisikinya sesuatu.
"Hey, Kenma. Mau lanjutkan ini di kamar? Punggungku sakit jika harus terus mencium mu dalam posisi seperti ini."
-tbc🌻-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top