Selamat Pagi
6.59
"Pagi, Ken."
Kenma yang baru selesai mandi dan mengenakan baju sekolahnya, kini sudah bergabung di meja makan untuk sarapan.
"Pagi, Kuroo."
Kemudian, setelah bertegur sapa, kini mereka mulai menyantap sarapannya.
-🌻-
07.25
"Ayo berangkat Kur."
"Oh, iya."
-🌻-
07.38
Sesampainya di sekolah, Kuroo langsung tidur sambil menunggu bel masuk berbunyi. Sadar bahwa Kenma akan pergi, matanya terbuka dan menatap Kenma.
"Ken, mau kemana?."
"Kantin. Kamu tidur aja."
Kemudian Kenma pergi ke kantin untuk membeli minuman dingin, dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di kantin.
Karna masih pagi, kantin tidak begitu ramai. Ya, sebelum suara yang menyebalkan mengganggu pendengarannya.
"KENMAAAAA-SAAANNN!."
Kenma hampir saja tersedak minumannya sendiri karna teriakan Lev.
"Cough cough, Lev sialan."
Kemudian, Lev duduk di depan nya.
"Kenma-san, sudah sembuh? Dimana Kuroo-san?."
"Ya, sudah. Kuroo ada di kelas. Dan lagi, jangan memanggilku seperti tadi! Kau ini bodoh atau apa, sih?!."
Lev memberi cengirannya.
"Hehehe, maaf, Kenma-san."
"Hm."
"Kenma-san, kapan kau akan mengajariku bermain game lagi?." Lev mengepalkan tangannya semangat.
"Ah, itu..PSP ku masih disita Kuroo. Jadi, aku belum bisa mengajarimu."
"Hee, begitu, ya. Kalau begitu, bagaimana jika pulang sekolah aku mampir ke rumah?."
"Hah? Mau ngapain?."
"Mengajariku main game."
"Kan sudah kubilang--"
"Pakai PSP ku. Kenma-san bisa memberitahukannya nanti menggunakan PSP ku."
"Yasudah, terserah kau saja."
Kemudian, dengan reflek Lev menjerit senang. Dan dengan reflek juga Kenma memukul lengan Lev yang berada di meja.
"Diam ga?." Gelap. Auranya gelap.
"O-otsu." Lev takut kalau aura Kenma udah gelap. Jadi dia diam deh.
Tapi kemudian Kenma yang malah tertawa kecil. Lev sampai terkejut. Baru kali ini dia melihat Kenma tertawa. Dan tiba tiba saja wajahnya memerah.
"Lev? Hey, hey, kau baik baik saja?." Kenma melambaikan tangannya di wajah Lev. Karna Kenma melihat Lev melamun.
"A-ah, ada apa? Kenma-san?."
"Heh? Kau kenapa? Sakit? Wajahmu sepertinya agak merah, deh.."
"A-ah, i-itu.." Lev gugup. Tolong.
"Kenma!."
Kenma maupun Lev, keduanya menoleh. Dan mendapati Kuroo yang sedang berjalan ke arah meja mereka berdua. Dan duduk di sebelah Kenma.
"Ada apa, Kuroo?."
"Hp mu. Kukembalikan. PSP nya masih kusita, oke? Jadi kau tidak boleh bermain game dulu--Oh, no no no. Aku ga terima penolakan, manis."
Saat tau Kenma akan melayangkan protesan, Kuroo langsung mencegahnya.
Kemudian Kuroo melihat tanda bekas kissmark di leher Kenma yang sedikit terekspos.
"Ken, kamu ga pake syal?."
Kenma mengernyit bingung.
"Memangnya untuk apa?."
Kemudian Kuroo mendekat.
"Lehermu, tanda nya, masih belum hilang."
Kemudian Kenma melebarkan matanya. Bagaimana dia bisa lupa dengan tanda itu?!.
"Ano.." Lev yang daritadi terkacangi, membuka suaranya.
"Kenma-san masih sakit? Kalau memang masih sakit, Kenma-san bisa memakai syal ku."
Lev melepas syal dari lehernya. Sebenarnya, hari ini cuaca nya cukup dingin, jadi Lev berencana memakai syal.
"Ah, terima kasih, Lev. Aku pinjam dulu, ya? Besok ku kembalikan.."
Lev tersenyum kemudian mengangguk.
"Ah, Lev. Kau tadi dicari Yaku. Katanya ada perlu." Kata salah seorang siswa kelas 3.
Wajahnya berubah menjadi tegang.
"Y-yaku-san? Ah, kalau begitu aku permisi dulu. Sampai jumpa, Kenma-san. Kuroo-san juga." Kemudian Lev langsung pergi dari kantin.
Kenma sedikit menolehkan kepalanya ke samping, dan melihat Kuroo yang sedang menatapnya.
"Apa?."
"Kau tidak melihat ekspresinya tadi?."
"Hah? Siapa? Yang mana? Ekspresi apa?."
Sebenarnya, Kuroo tadi sampai di kantin tak lama setelah Lev berbicara dengan Kenma. Dan Kuroo tak sengaja melihat wajah Lev yang tiba tiba memerah setelah Kenma tertawa kecil. Entahlah, rasanya kesal saja melihat Lev dengan wajah merona seperti itu karna baru saja melihat sisi manis seorang Kenma.
"Kau tadi, kenapa tertawa?."
"Kapan?--oh, itu. Yah, aku hanya berfikir kalau itu lucu. Saat Lev tiba tiba diam karna takut dengan gertakan ku. Jadi, aku tertawa."
"Jangan tertawa seperti itu lagi di depan orang. Kecuali aku."
"Hah? Kamu ngomong apa sih, Kur?."
Ingin sekali rasanya Kuroo menarik paksa syal yang sedang dipakai Kenma dan membuangnya. Tapi, Kuroo tidak bisa.
Kuroo menghembuskan nafasnya berat.
"Hah. Lupakan saja. Sudah mau bel, ayo kembali ke kelas."
"Ya."
-🌻-
10.10
"Kur."
Kuroo yang sedang makan, kini menatap Kenma.
"Kenapa?."
"Nanti, pulang sekolah, Lev katanya mau ke rumah."
Mendengar nama Lev sepertinya langsung merubah mood Kuroo.
"Hah? Untuk apa? Memangnya dia tidak punya rumah?."
"Bukan begitu, bodoh." Kenma menyentil dahi Kuroo.
"Dia minta diajari bermain game. Kau tahu, kan? Kalau dia ingin bisa bermain game."
"Hm. Terserah, deh."
Kemudian Kuroo menyudahi makan siang nya yang belum selesai.
"Kur? Mau kemana?."
"Aku mau ke kelas. Aku harus mengerjakan sesuatu."
"Oke.."
-🌻-
14.35
"Lev, kau salah menekan tombol."
"Aku tidak tau harus menekan tombol yang mana, Kenma-san. Jadi kutekan acak saja, hehe."
Kemudian Kenma menjelaskan tombol tombol mana saja yang penting.
"Ayo coba sekali lagi."
"Ya!." Lev dengan lantang menjawabnya. Dan kemudian datanglah sebuah sentilan di dahi nya.
"Berisik. Dasar bodoh."
Lev memberikan cengiran nya, dan Kenma jadi ikut tertawa kecil. Kemudian, saat sedang asik, Kuroo menghampiri mereka.
"Sudah sore, Lev. Mau sampai kapan kau bermain di sini?."
Kenma melihat jam di dinding nya.
"Oh, benar..sudah pukul setengah 4 sore. Kau tidak pulang, Lev?."
"Ah, iya betul. Aku akan pulang sekarang. Terima kasih atas waktunya, Kenma-san. Aku pulang, ya. Sampai jumpa."
Kemudian, setelah Lev pergi, Kuroo langsung menubruk tubuh Kenma sampai Kenma terjatuh di sofa. Kemudian Kuroo memeluknya, dan menyembunyikan wajahnya di perut Kenma.
"Kuroo? Ada apa?."
"Hey, ayolah.." Kenma mengelus lembut rambut Kuroo.
Kemudian, Kuroo memperlihatkan wajahnya. Kuroo mengambil tangan Kenma yang sedang mengelus rambutnya, kemudian ia letakkan di pipinya.
"Kenapa, Kur?."
"Jangan tertawa seperti tadi dengan orang lain. Kau tidak akan tau apa yang akan terjadi nantinya, Ken."
"Yah, tadi lucu. Aku tidak bisa menahannya. Maaf."
"Mau melakukannya denganku, Ken?."
"Melakukan apa maksudmu?."
"Sex."
Kenma membulatkan matanya tidak percaya. Lalu Kuroo kembali bersuara.
"Waktu itu kita tidak jadi melakukannya, kan? Bagaimana kalau kita coba lagi sekarang? Kau juga menginginkannya, kan?." To the point. Sangat berani.
Kenma bingung harus menjawab apa. Dia ingin tapi dia juga takut.
"Diam tandanya setuju."
Kemudian Kenma menahan mulut Kuroo yang sudah akan menciumnya.
"Bukankah sex dilakukan oleh seorang pasangan yang saling mencintai? Kau tahu, kau, hanya temanku, dan kita, gender kita, sama sama--"
"Kalau begitu jadilah pacarku." Dengan tegas, padat dan jelas.
-tbc🌻-
Pagi, semua.
Hari ini aku bakal up semua cerita yang sedang on going.
Dan karna sudah mau puasa, aku izin hiatus, ya.
Sebagai gantinya, aku bakal ngadain QnA.
Kalian bisa tanya di sini yang mau bertanya.
Tentang FanFic FILWSWCE:
Tentang FanFic lain nya yang sedang on going:
Random question:
Kritik dan Saran:
Nanti sekiranya aku masih bisa jawab, bakal kujawab.
Hehe, terima kasih untuk beberapa bulan ini sudah selalu menyemangati dan membaca cerita aku.
Sampai ketemu lagi setelah bulan puasa 😗
Big Luv,
Jelly💖
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top