✦ 𖤘 ::┊Chapter 5 : ❛Dia tidak akan merusaknya.❜

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Dia menutup mata si gadis dengan penutup matanya. Mungkin ... tidak ingin menunjukkan kekejamannya di hadapan [Name].

꒷꒦꒷‧˚₊‧꒦꒷꒦ ꒷꒦‧˚.⁺꒷꒦꒷‧˚꒦

"Bye-bye, Gojo-san!!"

"Dadah!!"

Gojo melambaikan tangan mengiringi langkah kaki [Name] yang berlari menjauh. Setelah aura sang gadis hilang dari dalam radar, tangan ia masukkan kembali ke dalam saku bajunya.

"Hmm ...."

Pikirannya kini kembali memutar kejadian beberapa saat lalu. Ketika diri dipenuhi perasaan hangat setelah mendengarkan nada tulus dari sang gadis. Mungkin semuanya akan menjadi lebih parah saat mata indah menatap tepat pada netra hitam keabuan milik si gadis.

"Dia berbahaya."

Gojo memutar arah sebaliknya. Kembali ke sekolah Jujutsu setelah mendapatkan kabar dari Megumi beberapa detik lalu jika mereka sudah pergi duluan.

"Hmmmm ... mungkin aku harus menjaga jarak darinya?"

Sisi manusianya muncul seketika saat bersama [Name] dan itu akan menjadi hal yang rumit bagi penyihir kuat sepertinya. Segalanya akan menjadi kacau jika perasaan ikut menyertai. Tidak. Keadaan seperti sekarang tidak bisa membuatnya serius untuk hal-hal seperti ini.

Mudah bagi Gojo melupakan gadis itu. Dia bisa melakukan apapun yang dia mau, termasuk menghilangkan si gadis dalam pikiran. Seharusnya ... pertemuan ini termasuk dalam hal yang biasa saja bagi Gojo, tapi kembali ke awal. Perasaannya tidak menyetujui apa yang dia pikirkan.

Ia akan tetap membantah. Ini pasti hanya perasaan nyaman sementara yang mungkin sebagai teman dan tidak lebih. Hanya itu. Lagian selama ini ... tidak ada lagi seseorang yang bisa menembus ke dalam dinding yang berhasil dia buat di antara orang lain setelah kehilangan teman berharga. Setelah sebagian dari dirinya hancur karena pengkhianatan. Ini menyakitkan. Dan Gojo ... mungkin tidak mau merasakannya lagi untuk yang kedua kalinya.

Lebih baik hidup sendiri dan bermain-main. Selama ada beberapa orang yang menanggapi permainannya dalam respon apapun itu. Gojo mungkin sudah puas hanya dengan itu. Dia tidak perlu seseorang yang benar-benar dia butuhkan. Dia kuat, bisa melakukan semua yang dia mau. Dia bisa melakukan semuanya seorang diri.

Sayangnya, tidak ada orang di dunia ini yang benar-benar bisa hidup sendiri.

Suara nada dering ponsel menyadarkan Gojo dari lamunannya. Tangan merogoh kantong, mengambil benda pipih itu kemudian melihat nama orang yang menghubunginya.

"Aku dalam perjalanan, Megumi," ucapnya langsung setelah menerima panggilan. Suara dari anak muridnya kemudian terdengar begitu serius. Membuat Gojo menaikkan satu alisnya ke atas.

Huh?

Perkataan selanjutnya dari Megumi berhasil membuatnya melotot. Dengan segera menolehkan kepala ke arah jalan yang [Name] lewati tadi.

"Aku akan membereskan ini. Kututup, ya~!"

Dia memasukkan ponselnya dalam saku. Dan dengan cepat menepuk tangannya sekali untuk melakukan teleportasi. Merasakan di mana aura kutukan si gadis yang mungkin saja dalam bahaya sekarang. Dalam beberapa detik tubuhnya muncul di sebuah taman kosong. Sinar rembulan menjadi penerangnya meski sebenarnya itu tidak berguna.

Di mana gadis itu? Gojo menolehkan kepala kanan kiri. Mencari-cari dan merasakan di mana keberadaan si gadis dengan indra tajam yang ia miliki.

"Eh? Gojo-san?"

Si surai putih segera menoleh ke arah asal suara. Sedikit merasa lega ketika tahu [Name] baik-baik saja untuk sekarang.

Jadi dia belum bertemu dengan roh kutukan itu, ya? Gojo melangkah ke arah si gadis yang berdiri tidak jauh darinya.

"Kenapa ... kamu ada di sini?" [Name] mendongak menatap Gojo kala si surai putih berhenti melangkah di hadapan.

"Aku ada urusan sebentar ... dan yah, sebenarnya aku tidak ingin melibatkan mu, sih ...." Gojo menoleh ke arah semak-semak di belakang [Name]. "Tapi ..., roh kutukan itu tidak bisa sabaran, ya?"

Suara yang terdengar seperti ledakan membuat Gojo langsung menarik kedua bahu [Name] untuk mendekat ke arahnya kemudian memutar tubuh hingga [Name] berlindung dari balik tubuhnya hingga tidak terkena serangan roh kutukan yang mengamuk dengan keberadaan Gojo.

Oh ... dia hebat juga, batin si surai putih.

"Mungkin aku akan menikmati ini. Jadi, [Name]." Gojo melepas penutup matanya. Menunjukkan keindahan sebenarnya dari balik kain yang selalu menghiasi wajah.

"Ini akan sedikit lama dan aku tidak bisa membawa mu pergi." Gojo memakaikan penutup matanya pada [Name] untuk menghalau penglihatan gadis itu.

"Eh?" Si gadis menyentuh kain yang sudah menutup matanya.

"Penyihir seperti mu itu langka. Dan ... aku tidak ingin kau mati sekarang." Gojo mengelus kepala gadis itu dengan lembut. Dia membungkukkan tubuh, mendekatkan bibirnya ke arah telinga sang gadis. Membisikkan beberapa kata yang berhasil membuat [Name] tersentak kaget.

"Aku titip ini, ya~"

Gojo tahu ... bagaimana terawatnya gadis yang berdiri di hadapan. Ia sudah merasakan itu saat pertama kali dikenalkan pada [Name]. Melihat senyumnya dan interaksi bersama ayahnya waktu itu membuktikan semuanya. Gojo hanya baru menyadari itu sekarang.

Dia tidak akan merusak senyuman [Name].

"Ryoiki tenkai ...."

.

.

.

.

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top