Chapter 22 :


"Fatimah, eodi? "

" Kenapa kalian pulang berdua? "

Flash back

" Ruangannya sudah dikunci. Jadi, dia tidak akan bisa keluar. "Ujar Jessica tersenyum pada Tiffany.

" Woah, Jessica aku tidak menyangka kau bisa seperti ini. "Ujar Tiffany kagum.

" Aku hanya memberinya  sedikit kenangan. "Balas Jessica.

" Aku hanya ingin tau apakah setelah ini dia akan tetap mendekati Donghae atau tidak. "Tambahnya.

Flash back end

. . . . .

" Ini ikannya. Kami membeli banyak. "Ucap Tiffany menyodorkan pada Donghae.

" Aku tanya dimana Fatimah? "Tanya Donghae mencoba tenang.

" Bukannya Fatimah sudah pulang duluan? "Tanya Jessica.

" Tadi kami ke toilet dulu dan penjualnya bilang Fatimah sudah pulang duluan. "Jelas Jessica.

Semua orang terlihat kaget.

" Fany-ah, "Ucap Donghae menatap Tiffany.

" Wae, Oppa? "Balas Tiffany dengan nada tinggi.

" Kau mau menuduh aku apa? "Tambanya.

" Mungkinkah Fatimah tersesat? "Tanya Eunhyuk.

" Aigoo, eotteokhae? "Gina panik.

Donghae yang tadi terlihat ingin mengatakan sesuatu malah membuang napas kasar dan tanpa basa basi lagi dia berlari pergi meninggalkan teman-temannya.

" Donghae-ya. . . "Ucap mereka spontan.

" Eunhyuk, kaja! "Ajak Gina, menarik tangan Eunhyuk.

" Dimana dia? "Tanya Kibum santai.

" Dia mungkin tidak akan merasakan musim dingin Korea, jadi kami berbaik hati memberinya kesempatan  sekarang. "Jelas Jessica dengan smirk nya.

" Woah, ddaebak! "Ucap Heechul tersenyum.

Kibum hanya tersenyum.

*

*

*

" Fatimah. . .  "Teriak Donghae.

" Ahjusi, maaf. Apakah kau melihat yeoja seusiaku? dia berpakaian sangat tertutup. Dia bahkan memakai kain untuk menutupi kepalanya. Dia seorang muslim. "Tanya Donghae pada seorang ahjusi.

". . . "Ahjusi itu hanya menggeleng.

" kamsahamnida. "Ucap Donghae sedikit membungkuk, lalu pergi.

Ini sudah kesekian kalinya Donghae bertanya pada orang2 yang dia temui di jalan.

Dia terlihat menelpon seseorang.

" angkat Fatimah, please! "Ucapnya.

" Apa mungkin dia tidak membawa ponsel? "

" aish. .  "Donghae membatalkan panggilannya dan kembali berlari untuk mencari Fatimah.

_ _ _ _

Sementara itu... di sebuah ruangan bersuhu dingin, seorang yeoja terlihat begitu menderita berada di dalamnya.

" do-wa-ju-se-yo. .  "Ucap Zahra. Dia terlihat lelah karena terus berusaha menggedor pintu ruangan dimana di terkunci.

" Ya All-ah. .. Err. .err.. .astag-fi-ru-llah-al-a-dzi-m"Zahra menggigil.

"I-bu, a-yah,. . . "

"Hp. .  "Ucapnya terlihat sedikit lebih bersemangat.

Zahra mencoba mengambil ponsel di saku jaketnya. Karena tangannya yang bergetar kedinginan, ponsel Zahra terjatuh dan kini posisinya jauh dari Zahra sehingga mau tidak mau Zahra harus berjalan untuk mengambilnya.

" ya All-ah..

" bu-nyi. ."Ucapnya spontan saat ponselnya berdering tanda panggilan masuk.

Zahra berusaha berjalan dengan susah payah.

"Dong-hae.. "Ucapnya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Ponsel Zahra berhenti berbunyi, tanda bahwa Donghae membatalkan panggilannya.

"hhh..."Zahra menghela napas. Dia terlihat sangat kecewa.

" ti-dak.. "Ucap Zahra saat melihat notif lowbat.

" Dong-hae.. "Ucapnya menekan panggil pada no Donghae.

" Ya Allah, please. . "

_ _ _ 

Donghae Pov

" aish, siapa sih? "Ucapku kesal saat ponselku berbunyi.

Mataku membulat saat melihat nama yang tertera di layar ponsel. Aku menerimanya.

" Hey! Where are you? "Ucapku sedikit membentaknya.

" Don't you know that I am worried you? Why didn't you accept my call? "
(tidakkah kau tau bahwa aku mengkhawatirkanmu? kenapa kau tidak menerima panggilanku?)

" Fatimah.. are you there? " tanyaku karena aku tak mendengar suaranya.

" Are you ok? "Tanyaku panik.

" hh-he-l-p. "

"tutt. . tutt. . ." Panggilannya terputus.

"Fatimah.. "

"Aish!"Aku mendengus kesal karena panggilanya terputus.

" Donghae, bagaimana? "Tanya Eunhyuk yang menyusulku bersama Gina.

" Tadi Fatimah menelponku. 'help' itu yang dia katakan. Suaranya bergetar. "Ucapku panik dan segera berlari meninggalkan mereka.

" Donghae-ya, kau mau kemana? "

Ku abaikan teriakan Eunhyuk dan Gina.

"Aku harus berpikir jernih." Ucapku.

"Fatimah berniat membeli ikan."Ucapku mencoba berpikir.

"Aish, kenapa aku tidak datangi penjualnya? Aish, kenapa aku bodoh sekali? "Ucapku merutuki diri sendiri.


Langkahku terhenti saat melihat sebuah ruang refrigator. Pikiran-pikiran negatif bermunculan di otakku.

"Mungkinkah Fatimah ada di dalam sana?"

"Bagaimana keadaannya sekarang?"

"Apakah dia baik-baik saja?"

" ahjuma, maaf. Hhh. . . "Ucapku menemui Ahjuma penjual ikan.

" Aku ingin bertanya. Hhh. . "Tanyaku yang masih terengah, saat sampai di penjual ikan langgananku yang aku yakini Tiffany membelinya dari sini.

"Sebaiknya kau ambil napas dulu, nak."Saran ahjuma itu.

Aku mencoba tenang dan mulai berbicara.

" Sekitar 1 jam yang lalu, 3 teman yeojaku membeli ikan. Apakah mungkin mereka membelinya di sini? "

"Ya, sekitar 1 jam yang lalu memang ada 3 yeoja datang padaku. "

"Kau ingat ada salah satu diantara mereka yang berpakaian sangat tertutup?"

"Iya. Aku rasa memang ada."

"Ahjuma, kalau boleh tau sejak kapan ruangan itu dikunci?maksudku apa sudah lama?"

"Sekitar 1 jam yang lalu sepertinya."

"Apakah teman-temanku tadi mengambil ikan dari refrigerator?"

"Tidak. Karena aku yang mengambilkannya."

" Ahjuma, boleh aku masuk ruangan itu? "Tanyaku.

" Aku ingin membeli ikan. "Terangku.

" Baiklah. Ini kuncinya. "Balas Ahjuma itu seraya memberikan sebuah kunci.


Segera aku berlari menuju ruangan itu.

" Fatimah, apakah kau benar-benar ada di dalam? "Batinku.

Segera aku buka ruangan itu.

"Aish. . kenapa pintunya susah sekali dibuka?"Batinku kesal.

"trek.."

Akhirnya.

" Fatimah. "Ucapku spontan, mendapati Fatimah yang tengah duduk memeluk lututnya, menundukan kepalanya. Tubuhnya bergetar hebat, tanda dia benar-benar kedinginan.

" Are you ok? "Tanyaku menghampirinya. Aku berjongkok menyamakan dengan posisinya. Aku tak menyentuhnya.

Dia mendongakan kepalanya. Dia terlihat begitu lemah.

" Dong-hae.. "Ucapnya hampir terjatuh.

Dia menolakku saat aku hendak menahannya.

" Bodoh sekali ! Bagaimana mungkin dia baik-baik saja. "Batinku.

Fatimah menggelengkan kepalanya saat aku menyodorkan punggungku berniat menggendongnya di punggung.

" No.. "Ucapnya.

" Apakah kau bisa berdiri? Berjalan? "Tanyaku.

Dia mencoba berdiri. Tapi terjatuh lagi.

"Let me help you." Ucapku.

"Gi-na..."Ucapnya.

"Fatimah.."Aku berusaha membujuknya.

"Sin (Dosa). "Ucapnya bersikukuh.

"Apa kau mau mati? "Bentakku.

" Bagaimana bisa kau masih memikirkan dosa di saat seperti ini? "Bentakku lagi.

Fatimah terlihat setengah sadar. Dia benar-benar lemah saat ini.

" Ok, kalau begitu biar aku yang tanggung dosanya. "Ucapku memaksa menggendongnya.

" Aku tidak peduli yang penting kau harus tetap hidup. "

" Tuhan biar aku yang menanggung dosanya. "

" Ya Tuhan, dia benar-benar kedinginan. "Batinku. Aku sungguh khawatir padanya.

"Fatimah, bertahanlah! Aku akan segera membawamu keluar."

Aku berhasil membawanya keluar.

" Ahjuma, dowajuseyo!"Ucapku panik saat berhasil keluar membawa Fatimah.

"Omo. Siapa dia? "Tanya Ahjuma itu terkejut.

" Ini temanku yang tadi aku cari. "Balasku panik.

" Biar aku telpon ambulan. "Ucap Ahjuma itu.

" Fatimah, bertahanlah! Please! "Batinku.

"Aku benar-benar tidak tau, nak."Ucap Ahjuma itu menyesal.

*

*

*

Author Pov

" Donghae mengirim message. "Ucap Eunhyuk.

" Dia bilang dia menuju RS membawa Fatimah. "Jelasnya.

" Zahra. Kenapa dia? "Gina panik sekaligus sedih.

" Kaja! "Ajak Heechul.

🚑

Fatimah begitu menggigil meski dia kini telah memakai selimut. Wajahnya begitu pucat. Bibirnya terus bergetar. Dan suara giginya yang beradu antara gigi bawah dan atas dengan jelas menunjukkan bahwa dia benar-benar tidak bisa menahan rasa dingin yang dia rasakan saat ini. Aku rasa dia terkena hypotermia karena dia lebih menggigil dibandingkan saat aku menemukannya di ruang refrigator.

" I'm sorry, Fatimah. "Ucapku lirih menggenggam kedua tangannya.

Dia tidak menolaknya. Sepertinya dia sudah tidak sadar.

Tangannya begitu dingin. Kugosokan kedua telapak tangannya. Kugosokan kedua telapak tangannku, lalu menangkup wajahnya.

Kumasukan kedua tangannya ke dalam saku mantelku. Aku menariknya, memeluknya. Bukan apa-apa. Aku hanya ingin memberinya sedikit kehangatan. Kini dia benar-benar tidak sadarkan diri.

"Kau tidak boleh mati seperti ini. "Ucapku.

🏥 Zahra Pov

Saat aku membuka mata, kulihat Donghae tengah tertidur .Oh tidak😱, dia menggenggam tanganku. Kutarik tanganku pelan, berharap Donghae tidak terbangun. Dia terlihat begitu lelah.

"Fatimah, are you ok?"Tanya Donghae mendongakan kepala namun dengan mata tertutup.

"Yes, I am ok." Jawabku.

" I'm so worried. "Ucapnya lagi, lalu kembali tertidur.

Aku bingung. Apakah dia sudah sadar?Aku rasa tidak.

Aku tidak ingat apa yang terjadi. Yang aku ingat Donghae datang..lalu..

"Zahra, kamu udah sadar?"Tanya seseorang yang sangat aku kenal.

Gina memelukku. Dia datang bersama Eunhyuk. Always 😁.

"maaf ya, ra."Ucap Gina kemudian dengan raut wajah sedih.

"Kamu kenapa sedih?"Tanyaku.

"Aku takut kamu kenapa-napa."

"Aku gak apa-apa kok."Balasku.

"Fatimah. . . are you ok?"Tanya Eunhyuk.

"I am ok, Eunhyuk."Jawabku tersenyum.

Author Pov

"Fatimah. .aku mohon bertahanlah!"

"Oh God, please!"

"Aku benci mengingatnya."Ucap Jessica teringat pada Donghae.

"Donghae, kenapa kau tega padaku? Haruskah aku segera menyingkirkannya saja?"

"Jessica, what are you doing here?"Tanya seseorang.

Jessica menoleh.

"oh, how are you feeling now?"Tanya Jessica dengan raut khawatir.

"I am good."Jawab orang tadi yang ternyata Fatimah.

Jessica melihat-lihat keadaan sekitar. Dia seperti memiliki niat untuk melakukan sesuatu.

Jessica tersenyum pada Fatimah.

"Aku rasa ini cukup tinggi untuk membuat seseorang mati atau setidaknya patah tulang."Batin Jessica.

Tbc. . .

Aduh...makin gaje aja ceritanya😁
Semoga tetep mau baca ya guys. . . Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar menjadi lebih baik.

Tidak banyak harapan saya sebenarnya dalam menulis. Menulis hanyalah hobby saya karena saya tidak pandai berbicara apalagi di depan banyak orang. Saya hanya berharap tulisan saya bermanfaat setidaknya menambah kosakata😁

next. .

"Stay away from Donghae if you want to safe."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top