Bab 25
"Mencintaimu adalah hal terindah dan hal yang menyakitkan yang pernah aku alami."
--------------------------------------------------------------------
Waktu 2 minggu untuk berliburan ke Paris, ternyata tidak cukup untuk mereka. Meninggalkan Paris adalah hal terberat yang mereka alami, tepatnya ketiga gadis yang menrengek ingin menambahkan 1 hari lagi di Paris dengan alasan ingin menciptakan kenangan sebelum meninggalkan kota indah ini, yang belum tentu dapat kembali beberapa bulan ataupun tahun lagi.
Setelah memasuki bandara Charles De Gaulle, dengan diantar James dan Diane mereka siap untuk take off. Selama 17 jam, dalam perjalanan Paris - Jakarta. Tidak banyak yang dapat mereka lakukan, hanya bermain games, menonton film, dan tidur.
Waktu menunjukkan pukul 04 : 30 WIB, di Bandara Soekarno Hatta. Dimana pesawat yang mereka tumpangi, mendarat dengan aman dan baik. Berpisah di bandara, membuat mereka langsung kembali ke rumah masing-masing.
Menikmati waktu yang tinggal beberapa hari, untuk mengistirahatkan tubuh mereka dari jet lag dan juga perjalanan yang panjang, sebelum memenatkan otak mereka dengan buku dan segala aktivitas mereka di kelas 12 ini.
Xenia, gadis yang sekarang masih tidur dengan nyenyak dan nyamannya. Tidak terganggu sedikitpun dengam sinar matahari yang memasuki jendela kamarnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09 : 30 WIB, dan ia sudah tertidur selama 5 jam.
Memasuki apartemennya tadi pagi, membuat ia berinisiatif untuk berberes apartemen. Menghilangkan debu dan kotoran di apartemennya, yang ia tinggal selama 2 minggu. Namun, sepertinya niatnya untuk berberes apartemen gagal, dikarenakan ia yang masih tidur dengan nyenyaknya.
Dan tidurnya harus terganggu dengan suara bel apartemennya yang berbunyi. Menggerakkan tubuhnya sedikit namun tidak ada keinginan untuk bangun. Matanya yang masih terpejam, mendukungnya untuk kembali ke alam mimpi.
Namun, lagi-lagi suara bel apartemennya berbunyi. Menandakan orang yang diluar ternyata tidak sabar, dan segera ingin dibukakan. Mengumpat itulah yang dilakukan Xenia, jika tidurnya terganggu. Berjalan ke arah pintu depan dan membukanya dengan mata yang masih setengah terpejam dan rambut yang berantakan.
Terkejut, itu adalah kata yang pantas untuk Xenia. Menatap orang yang berada di luar apartemennya dengan tatapan terkejut dan tubuh yang menegang. Bukan Stefan, bukan Alex, bukan sahabatnya, bukan Omanya, bukan Bella, melainkan mamanya. Sekali lagi, Mamanya.
Seorang ibu yang menelantarkan anaknya selama kurang lebih, 12 tahun. Seorang ibu yang tidak pernah mencarinya ataupun memberikan kasih sayang sekarang berada di depan apartemennya. Dengan tatapan sombong, dan angkuh. Itu adalah gambaran ibunya.
"Apa yang anda lakukan disini?" Tanya Xenia dengan santai. Walaupun sebenarnya ia penasaran dan gugup.
"Ternyata ini kelakuanmu, tidak pulang selama beberapa bulan, pergi ke Paris, lalu apa. Nilai sekolahmu turun, iya?" Ucap mamanya dengan marah.
Xenia hanya menaikkan satu alisnya, dan dengan santai tersenyum miring dan merapikan rambutnya.
"Anda peduli" Ucap Xenia. Entah pertanyaan, entah penyataan.
"Buat apa kamu tinggal disini, apa yang kamu lakukan, Hah. Meminta uang omamu itu, lalu menghamburkannya. Dasar anak tidak tau diri" Ucap mamanya dengan sinis, kesal, dan amarah yang memuncak.
"Saya sedang tidak menerima tamu, jadi pergilah. Dan kalau bisa, tidak usah kembali, nyonya" Setelah mengucapkan itu, Xenia menutup pintu dan berjalan ke arah kamar mandi.
Meninggalkan mamanya yang masih berteriak dan menggendor pintu apartemen Xenia.
Beredam di bath upnya, itulah yang dilakukan Xenia setelah menutup pintu apartemennya tadi. Terdiam dan memikirkan, bagaimana mamanya itu tau dia tinggal di apartemen, begitu juga dengan No. Apartemennya.
Sebenarnya, Xenia merasakan senang dan juga sedih. Senang karena mamanya itu tau jika Xenia pergi ke paris. Namun, sedih karena mamanya mengatainya anak tidak tau diri dan selalu meminta uang dari omanya.
Bukan, bukan ini yang Xenia mau. Sebenarnya, apa salahnya, kenapa orang tuanya membencinya, sampai sekarang ia tidak tau. Yang ia tau, orang tuanya membencinya dan omanya menyanyanginya. Hanya itu yang ia tau.
Setelah berendam selama, 25 menit. Yang mampu membuat telapak tangan dan kakinya keriput. Xenia keluar dari kamar mandi dan beranjak ke dapur untuk membuat sarapan. Well, ia membutuhkan tenaga untuk membersihkan apartemennya dan, baru saja tenaganya habis untuk meladeni mamanya yang mengata-ngatainya dengan kasar. Membuat omelet dan susu putih, cukup untuknya dijadikan sarapan. Dan dapat menambah tenaganya untuk membersihkan seluruh apartemennya, walau tidak seberapa.
Setelah selesai sarapan, ia pun mencuci piring dan gelasnya beserta sendok dan garpu bekas ia makan. Lalu, beranjak ke kamarnya untuk membersihkan kamarnya.
Mengganti spreinya, dengan yang baru. Mengganti sarung bantal dan gulingnya dengan yang baru. Mengelap kaca jendela kamarnya, memvacum cleaner karpet yang berada di kamarnya, dan setelah bersih Xenia menyemprotkan pengharum di kamarnya yang berwangi lemon, lalu menutup pintu kamarnya.
Setelah selesai di kamarnya, Xenia beranjak ke dapur dan memasukkan semua peralatan yang kotor, kedalam mesin pencuci peralatan. Menunggu selama 5 menit, kemudian beralih ke dalam kulkas. Membersihkan bahan makanan yang sudah kadaluwarsa dan membuangnya. Mengelap oven, kulkas, dan lemari penyimpan gelas, piring dan peralatan lainnya.
Setelah mendengar bunyi ting yang menandakan, mesin cuci peralatan telah selesai. Xenia membuka mesin tersebut, dan mengambil gelas, piring dan peralatan lainnya untuk ditaruh kembali ke tempatnya. Setelah selesai, Xenia beranjak dari dapur menuju ruang tamu. Memvacum semua yang ada di ruang tamu. Dari karpet, sofa, dan bantalnya.
Setelah selesai semuanya, Xenia membongkar kopernya dan memasukkan semua bajunya ke dalam keranjang pakaian. Kemudian, membawa kopernya untuk disimpan. Setelahnya Xenia keluar, berniat ingin melaundry pakaiannya saja sekalian mencari makan siang di luar.
Mengganti pakaiannya, lalu mengambil kunci mobil besertas tas selempangnya yang berisi dompet dan handphonenya. Lalu, keluar dengan membawa keranjang pakaian kotornya. Kemudian, Xenia keluar dari apartemen dan menekan lift. Pintu lift terbuka, dan Xenia memasukinya lalu menekan huruf G, lalu pintu lift tertutup
Kesusahan dalam membawa kunci mobil, dan keranjang pakaian yang menumpuk bagaikan gunung membuat Xenia kesusahan dalam berjalan, hingga akhirnya ia menabrak seseorang, dan keranjang pakaiannya pun terjatuh.
"Ehmm, maaf. Saya tidak sengaja. Saya..." Ucapan Xenia terhenti saat orang yang ditabraknya adalah seseorang yang datang di pagi buta, 2 minggu lalu. Seseorang yang menyakiti hatinya tanpa ia sadar. Dan seseorang itu adalah Alex.
Berdiri di hadapan Xenia, dengan tatapan sendu dan penuh dengan kerinduan. Itu menurut Xenia. Namun, terkadang harapan tidak sesuai bukan dengan kenyataan. Xenia berdiri, dan Alex yang mengikutinya. Berdiri di berhadapan, seperti orang yang tidak mengenal. Hanya terdiam, hingga akhirnya salah satu dari mereka pamit untuk pergi.
Namun, dengan cepat salah satu dari mereka menahan pergelangan tangannya yang otomatis membuat si pemilik pergelangan tangan berhenti.
"Aku mohon, berhentilah. Aku akan lakukan apapun agar kau tidak menghindar. Aku membutuhkanmu, princess...." Ucap Alex.
Ucapan itu, membuat tubuh Xenia menegang dan terkejut.
tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top