Bab 21
"Terlambat. Kenapa harus ada kata terlambat. Dan sekarang, untuk mengejarnya saja aku sudah tidak bisa. Apalagi, memilikinya. Aku benci kata terlambat."
-AT-
--------------------------------------------------------------------------------
Namaku Alex. Alex Thompson. Aku bersekolah di Cariden High School, bersama Xenia dan juga pacarku Bella. Aku sangat mencintai Bella, entah sejak kapan. Setiap kali berada di dekat Bella, aku merasakan jantungku berdetak cepat. Sangat cepat.
Sampai akhirnya, aku memberanikan diri untuk menembaknya. Dan menjadikan Bella, pacarku. Bella memang bukan cinta pertamaku, namun Bella adalah pacar pertamaku. Aku dan Bella, sudah menjalani hubungan selama 6 bulan. Dan aku merasakan jika hubunganku dengan Bella semakin dekat.
Bagiku Bella manis, cantik, imut, dan menggemaskan. Walau terkadang aku tidak suka dengan sifatnya yang tidak pernah memberitahuku saat ingin pergi ke suatu tempat, atau bersama orang lain.
Awal pertemuanku dengan Bella, saat aku datang ke rumah Xenia dengan niat untuk kerja kelompok. Namun, saat itu yang membuka pintu adalah Bella. Dia sangat cantik dan manis bagiku.
Aku sudah mengenal baik bella ataupun Xenia. Aku juga sangat mengenal Orang Tua mereka. Tapi, yang menjadi satu pikiranku. Setiap kali aku melewati ruang tamu. Aku tidak pernah melihat foto keluarga mereka berempat. Selalu hanya foto Papanya, Mamanya, dan Bella. Tanpa ada Xenia sekali pun.
Aku selalu bertanya kepada Bella, namun setiap kali aku bertanya pada Bella. Bella selalu mengalihkan pembicaraan. Dan saat aku ingin bertanya kepada Xenia, aku selalu mengingat Xenia berubah. Berbicara tentang Xenia, aku tau kalau dia berbohong. Dia bilang, jika dia pergi ke bandara untuk menjenguk Oma-nya. Namun, rasa penasaranku lebih besar sehingga aku mengikutinya sampai bandara. Dan melihat Xenia, Cara, Kris, Joe, Hafif, dan anak baru yang mengalahkanku dalam Class Meeting Basket, Stefan.
Sebenarnya, aku berbohong kepada Xenia jika aku tau alamat apartemennya dari Bella. Waktu itu, aku mengikutinya saat pulang sekolah. Perasaanku tidak enak, saat setiap kali aku ke rumah Bella. Dan saat aku bertemu Bik Asih, Bik Asih selalu bilang jika Xenia sudah tidak pernah pulang ke rumah.
Karena penasaran, aku pun berinisiatif untuk mengikutinya setiap kali pulang sekolah dan selalu gagal. Sampai akhirnya, aku bertemu dengan Xenia yang saat itu keluar dari Cafe. Namun, Xenia tidak melihatku. Aku pun mengikutinya mobil Xenia memasuki Derest Apartemen. Apartemen dengan kesederhanaanya, namun kualitasnya bintang lima.
Awalnya aku tidak percaya, namun aku tau jika dia tinggal di apartemen tersebut. Dan kalian tau, aku merasa jika hubunganku dengan Xenia merenggang. Xenia, seperti menjauh dariku. Dan aku tidak tau karena apa.
Xenia...
Nama yang indah bagiku. Aku memiliki banyak kenangan dengannya. Dan aku, bahagia bisa bersahabat dengannya.
Ya, bersahabat...
Di lain sisi...
Charles De Gaulle Airport
Bandara Paris, France. 6 anak, yang terdiri dari 3 pemuda dan 3 pemudi baru saja selesai dari pemeriksaan Imigrasi. Melangkah keluar bandara, dan mencari orang yang akan mengantar mereka ke hotel. Perjalanan selama 17 jam membuat tubuh mereka kelelahan. Berdiam diri di pesawat selama 17 jam, membuat otot di tubuh mereka kaku. Menengokkan kepala mereka ke kanan dan kiri. Lalu, melihat seseorang berperawakan besar melambai ke arah mereka.
"Bonjour, vous êtes des garçons qui viennent d'Indonésie. Xénie et ses amis
(Halo, apakah kalian yang berasal dari indonesia. Xenia dan kawannya)" Ucap seseorang tersebut.
"Oui, nous venons d'Indonésie. I Xenia, de cette Cara, Kris, Joe, Hafif et Stefan (Ya, kami yang berasal dari Indonesia. saya Xenia, ini Cara, Kris, Joe, Hafif, dan Stefan)" Ucap Xenia kepada seseorang tersebut sambil menunjuk satu per satu sahabatnya.
"Je suis James. et je vais vous emmener à l'hôtel (Saya James. dan saya yang akan mengantarkan anda ke hotel) " Ucap James. Lalu, membantu membawakan koper dan memasukkannya ke dalam mobil van.
"Combien de temps avez-vous été à Paris, James? (Sudah berapa lama kau berada di Paris, James?)" Tanya Cara. Ya, Cara, Xenia, dan Kris sangat fasih dalam berbahasa Prancis. Mereka sudah sangat sering ke Prancis. Lebih tepatnya Cara dan Kris.
"Je suis à Paris depuis 3 ans, madame (Saya sudah berada di Paris selama 3 tahun, nona)" Ucap James.
"Est-ce que c'est encore loin de l'hôtel James. J'étais très fatigué et fatigué? (Apakah masih jauh hotelnya James. aku sudah sangat capek dan lelah?)" Tanya Kris, yang kemudian menutup matanya dengan bersender di kaca jendela mobil.
"Environ une demi-heure environ, nous arrivons, madame (sekitar setengah jam lagi, non)" Ucap James dengan tersenyum.
Keheningan kembali mendera mereka. James menatap mereka dari spion tengah dan tersenyum. Ternyata, turis-turis yang akan dia antar ke Hotel tertidur. Mungkin mereka sangat lelah, pikir James.
tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top