Prolog
Bocah berumur 10 tahun itu menghela napas lelah melihat kedua orang tuanya yang berlarian ke sana ke mari di dalam rumah sementara dirinya hanya duduk di ruang tengah sambil terus memandang Papa dan Mamanya dengan kedua mata polosnya.
Ia menundukkan kepalanya, membuat rambut coklat madunya bergerak ke arah depan.
"Harry, pakai mantelmu."
Bocah berpipi merah itu mendongak dan melihat sang ibu kini telah berdiri sambil merentangkan mantel coklat tepat di depan dirinya. Bocah yang bernama Harry itu berdiri dan merentangkan lengannya agar sang ibu bisa memakaikan mantel tersebut.
"Nanti Di China, kau akan bersekolah di sekolah biasa. Biasakan memakai bahasa China."
"Mama tidak ikut mengantarku sampai bandara?"
Wanita cantik itu menghela napas keras. "Harry, umurmu beberapa bulan lagi 11 tahun. Tidak bisakah kau sedikit lebih dewasa dan jangan terus bergantung pada Mama?"
"Sungguh wanita tak berakal."
Pria berwajah Asia itu telah selesai dengan tampilannya. Kini, ia keluar kamar dan memandang sang wanita dengan kedua mata tajamnya. Ia pun mendekati anak tampan yang terlihat murung itu untuk ia bawa ke rengkuhannya.
"Dia masih 10 tahun, Lizbeth! Dia anakmu. Darah dagingmu, bisakah kau bersikap lebih baik layaknya seorang ibu?"
Bukannya menanggapi dengan baik, wanita berwajah bule itu malah memutar bola matanya bosan.
"Oke. Sorry." Ia lalu sedikit menunduk untuk melihat wajah anaknya. "Sini Mama peluk." Anak itupun bergerak maju untuk memeluk ibunya.
"Mama, bisakah Mama sesekali mengunjungiku di China meskipun kau sudah bercerai dengan Papa?"
Wang Yibo, pria berumur 28 tahun itu mendelik marah pada mantan isterinya karena mendengar sang anak yang mengatakan kata cerai setelah ia dengan hati-hati menjelaskan dengan bahasa lain tentang perpisahan dia dengan ibunya.
"Aku tidak memberitahunya, Yibo. Anak kita ini memang cerdas. Ketika dia melihat kita ke pengadilan, tentu saja Harry tahu kalau kita bercerai,"
Yibo mendengkus keras. Pilihan tepat memang menceraikan wanita yang ada di depannya ini. berumah tangga hampir 10 tahun dengan wanita bernama Elizabeth Olsen memang membuat dirinya stres tak berkesudahan.
Mungkin ini akibat karena mereka menikah terlalu muda, 17 tahun. Sebenarnya itu sebuah bencana di mana saat dirinya menghadiri pesta, diberi obat oleh temannya hingga saat dirinya bangun, sudah berada satu ranjang dengan Elizabeth.
Elizabeth adalah seniornya di SMA yang ada di Brooklyn Amerika. Yibo mengenalnya sebagai senior yang cukup aktif di organisasi Sains di sekolah, tipikal murid cerdas. Sejak kejadian itu, mereka sepakat untuk melupakannya.
Namun, bencana terjadi. 2 bulan kemudian Elizabeth mengajaknya ke belakang sekolah dengan menunjukkan testpack yang tertera dua garis di sana. Yibo yang saat itu masih belum mengerti hanya mampu memandang seniornya dengan heran.
Gadis itu menangis. Ia mengaku, baru pertama kali tidur hanya dengan Yibo dan dirinya sedang mengandung janin yang berumur 3 Minggu.
Yibo pasrah, ia pun mau bertanggung jawab. Tak ada pesta pernikahan dan pemberkatan khidmat di Gereja. Mereka hanya ke kantor sipil dan mendaftarkan pernikahannya. Elizabeth putus sekolah, sementara Yibo masih lanjut hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Mungkin karena gadis itu tak mampu melanjutkan mimpinya dan harus menjadi ibu di usia 19 tahun, membuatnya belum siap dan tidak begitu peduli dengan Harry, anaknya. Yibo mencoba sabar dengan menjadi ayah di umurnya yang baru 18 tahun, ketika dia lulus kuliah dan bekerja, Yibo pun membeli apartemen kecil untuk isteri dan anaknya agar tidak menumpang terus di rumah Elizabeth.,
Ia berharap rumah tangganya berjalan mulus, tapi Yibo salah. Elizabeth malah berselingkuh dengan teman SMAnya dulu. Harry sering ditinggal atau dititipkan ke rumah ibunya. Hingga kini, rumah tangga mereka tak bisa diselamatkan.
Jadi, harapan Yibo dirinya harus mendapat hak asuh anaknya agar Harry tidak ditelantarkan oleh ibunya yang apatis itu. ia akan membawa anaknya ke China. Memulai hidup baru di sana. Untunglah keluarganya juga sudah pindah ke China semua. Tinggal dirinya saja sekaligus memboyong Harry.
"Harry. Kasih salam perpisahan dengan Mamamu."
"Bye, Mom."
Wanita itu melambaikan tangannya dengan senyum yang dibuat-buat. Yibo tahu apa yang ada di pikiran mantan isterinya –bersenang-senang dengan pacarnya tanpa ada gangguan dirinya dan juga Harry.
Yibo berjanji, ia akan membahagiakan Harry meski dirinya kini hanya orang tua tunggal. Setelah Harry berpamitan dengan ibunya, Yibo membawa koper miliknya dan Harry menggunakan kedua tangannya.
Anak itu pun mengikuti ayahnya yang sudah berjalan di depan. Ia harus meninggalkan Amerika, meninggalkan temannya dan mulai hidup baru di China menggunakan bahasa ibu ayahnya.
Untunglah, meskipun hidup di Amerika, ayahnya memberikan kelas khusus bahasa China hingga dirinya sudah cukup fasih berbahasa China. Terimakasih atas didikan ayahnya yang sangat bagus.
Sebelum masuk ke dalam taksi, sekali lagi Harry memandang ibunya yang berdiri di halaman rumah. Ia menatap sedih. Dalam hati kecilnya, ia berharap, ibunya suatu hari akan ke China dan berkumpul lagi dengan Papanya dan juga dirinya.
*****
Yibo tidak mengerti, kenapa penjualan barang bulan ini begitu menurun? Apa karena sedang musim tahun ajaran baru hingga para konsumen lebih memfokuskan uangnya pada biaya pendidikan?
Benar juga, sih. Tapi itu membuat dirinya setres karena harus mencari ide lain agar barang bulan ini bisa habis sesuai dengan target. Demi Tuhan! Perusahaannya ini masih berkembang dan karyawannya kurang dari 20, tapi diriny harus mengeluarkan biaya lebih hanya karena kerugian ini?
Tidak bisa!
Pria 28 tahun itu menghela napas keras, ia memandang ke arah jalanan dan heran melihat sebuah cafe kecil berdiri di sekitar kawasan kantornya. Baru kah?
Dari pada setres, mungkin secangkir kopi bisa membuatnya lebih tenang. Ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam cafe kecil itu dan ternyata ketika masuk ke dalam, interior cafe terasa sangat bagus dan terkesan vintage. Sangat cocok untuk menenangkan pikiran.
"Selamat datang di cafe XiaoFeiXia."
Yibo hanya menyunggingkan senyum sebagai bentuk kesopanannya terhadap pria manis yang ada di balik meja kasir. Ia pun berdiri di kasir untuk memesan Americano dan mungkin sepotong pastry bisa mengembalikan moodnya.
"Tolong es Americano dan Croissant satu."
"Baik." Pria manis itu lalu mengimput pesanan Yibo ke mesin kasir, "Umm...mau dimakan di sini?"
"Ya."
"Maaf, atas nama siapa?"
"Wang Yibo."
Pria itu berhenti mengimput pesanan dan kedua mata bulatnya beralih memandang Yibo, membuat dirinya merasa risih karena dipandangi seperti itu.
"Wang Yibo?"
"Iya."
"Apa kau Wang Yibo teman SDku yang pindah ke Amerika?"
Kedua mata Yibo langsung melebar, ia pun langsung melihat nametag yang ada di baju seragam milik pria itu.
"Xiao Zhan?"
A/N : HAHAHAHA BANGSUL EMANG AKU. Maaf malah bikin ff baru padahal yang lainnya juga belum tamat XD Apakah di sini ada yang berminat dengan FF YiZhan tema keluarga seperti ini?
FF ini sebenarnya terinspirasi dari Ffku yang dulu. Semoga project ini bisa selesai ya! Mungkin akan lambat update nya, tapi kalian setia menunggu, kan? Hahaha...
Untuk kali ini, prolog dulu dan perkenalan tokoh-tokohnya ya! Berikut cast yang ada di FF ini :
Wang Yibo, 28 tahun. A Single Daddy
Xiao Zhan, 29 tahun. The Owner Of XiaoFeiXia Cafe. Ssstt... calon nyonya Wang yang baru XD
Harry Collet As Harry Olsen Wang, 10 tahun. Wang Yibo's son. Btw,
dia ini yang main di Dolittle bareng Robert Downey Jr. pas Januari kemarin
aku langsung jatuh cinta sama ini anak karena cute banget XD aw..aw..aw
Elizabeth Olsen, 29 tahun As Yibo's Ex Wife/Harry's mother
loh, kok istrinya Yibo tua amat? hahaha soalnya Elizabeth mirip sama Harry mukanya.
jadi kucocokin aja. kalau yang nonton Avengers, pasti tahu Elizabeth jadi siapa di film itu XD
Cast mungkin akan bertambah seiring perkembangan cerita. Ingat, jangan siders biar update nya cepet.
akhir kata,
arigatchu~ :*
coba mana yang minat sama cerita ini? XD
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top