WIA Featured with rizkywahyufir
Q: Halo, kami ucapkan selamat sudah terpilih dalam WIA Featured Story! Sebelum tanya-tanya boleh perkenalkan diri dan ceritakan sedikit tentangmu?
A: Halo, salam kenal! Sebelumnya, aku ingin memberikan sambutan terhangat yang kubisa. Aku Rizky Wahyu, dan ya, nama penaku adalah nama asli. Jika kamu mencarinya di Instagram dan Twitter, akun asliku akan muncul. Namun, kamu sebaiknya mampir di @riwafir yang ada di Instagram, Twitter, dan Facebook. Itu adalah akun menulisku. Tidak perlu takut untuk berbincang. Dengan senang hati, aku akan membalasnya—cepat atau lambat, hehe.
Aku berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur. Lumpur Lapindo adalah maskot. Meski begitu, aku merantau ke Bandung sejak berkuliah. Jurusan teknik kimia lebih tepatnya, di salah satu institut teknologi di sana. Tidak nyambung sebenarnya antara kimia dan menulis, namun kalau sudah hobi, bagaimana lagi .... Dan ya, sepertinya, aku bakal berpetualang di sisa hidup, terserah Tuhan membawaku ke mana. Aku suka jogging, tapi bukan atlet. Aku suka workout, tapi tidak suka ke gym. Aku suka membaca, tapi tidak terlalu jago menulis. MBTI terkiniku adalah ENFJ-A. Seorang lelaki ramah, riang, dan suka berteman. Tidak suka gabut, makanya sering dibilang ambisius. Ya, ini adalah kelemahanku. Aduh, malah seperti interview kerja. Omong-omong, aku gen Z kelahiran 2001 berzodiak Scorpio.
Jika kamu ingin membaca cerita aksi, fantasi, fiksi ilmiah, petualangan, spiritual, sekaligus maskulin, kunjungilah akunku, lalu mari berjumpa di sana :D
Q: Bagaimana perasaanmu saat mengetahui ceritamu terpilih pada periode ini?
A: Alhamdulillah .... Aku berterima kasih kepada para juri: Kak frau28 yang amat humble ketika ditanya berbagai masukan, Kak Atikribo yang memberikan kesempatan pertama untuk masuk ke komunitas WIA, Kak Medamamaio yang sudah memeriksa Postulate, dan Kak yuriskaah yang sangat baik sampai memasukkan Postulate ke Reading List.
Aku berterima kasih kepada teman-teman yang sudah menyelamatkanku, hingga mau menyempatkan waktu untuk berdiskusi. Kak andywylan, Kak Serenade33, Kak rafpieces ,brokolimolly08, Nazary_76, samm_san, NozdormuHonist, MisakaTakashi, dan @catherinebenedikta.
Mereka tahu, aku sempat minder pada program Reading List periode #5, banyak karya bagus! Aku tak mungkin—atau lebih tepatnya kemungkinan kecil—bisa terpilih. Sempat bimbang harus senang atau sedih. Aku bersyukur bisa terpilih kali ini, tetapi aku sedih banyak karya bagus—yang kebetulan—ikut periode #5. Karena itu, aku akan bilang, kesempatan emas ini aku dedikasikan untuk kita semua! Untuk seluruh penulis aksi, fantasi, scifi, dan petualangan di Indonesia, bahkan seluruh dunia! #salamaksi
Q: Ceritakan secara singkat dong tentang karyamu yang masuk ke dalam Featured Story periode 4 ini!
A: "Postulate" (n) a thing suggested or assumed as true as the basis for reasoning, discussion, or belief. Sebuah fiksi ilmiah yang ringan, namun mendidik, juga segar! Lalu seperti kata para peneliti, "There is nothing new under the sun." Jadi, aku buka segala harta karun yang tersimpan di dunia. Tentang fisika modern—yang hot dibahas pecinta fiksi ilmiah, Einstein selalu menjadi nama pertama yang muncul di benak. Bersamanya, ada istilah Postulat melekat.
Bagaimana cara menggabungkan Postulat dan nasihat? Dengan makna yang sama, aku teringat dengan kisah-kisah para orang terdahulu. Tentang keajaiban, bagaimana mereka membuktikan kekuasaan Tuhan kepada manusia. Tidak ada penjelasan ilmiah, namun semua orang percaya. Karena itu, orang terdahulu yang mendapat mukjizat, tentu tak berbeda dengan sebuah postulat. Sama seperti Messal—hero kita, dia adalah Postulat. Bersama menghadapi masa depan yang pasti, yaitu Hari Akhir, Messal akan bertemu Sang Mata Satu. Meskipun seakan mustahil, dia harus menaklukkan yang-tak-terbinasakan.
Apakah sebuah mukjizat bisa mengalahkan mukjizat yang lain?
Q: Apa nilai-nilai yang selalu kamu sisipkan dalam cerita-ceritamu?
A: Saling menasihati, baik untuk diriku maupun orang lain. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Untuk itu, aku pun berupaya saling mengingatkan. Sebagai pria, kurang paslah aku menyampaikan topik yang tidak sesuai dengan gender. Mungkin, akan hambar, atau malah salah persepsi. Aku pun memutuskan menyelami genre fantasi dan fiksi ilmiah, tentu dengan balutan aksi. Meski begitu, isi tulisan tidak boleh sekadar khayalan. Aku pun menambahkan nasihat dan bumbu-bumbu spiritual.
Seperti wali songo ketika menyampaikan kebenaran, mengapa tidak saling mengingatkan seraya bersenang-senang? Wayang, film, atau membaca novel? Misal, ketika sedang asik membaca, tiba-tiba teringat dengan nasihat kebaikan. Lengkap sekali bisa mendapatkan kesenangan sekaligus manfaat!
Q: Apa saja isu-isu penting yang menurutmu perlu mendapatkan perhatian lebih dalam cerita ini?
A: Telah dekat kepada manusia Hari Akhir, sedangkan mereka berada dalam kelalaian, lagi berpaling. Tentang kebutuhan spiritual, sering kali kita—di zaman akhir—lebih mementingkan ingar-bingar dunia. Sampai kita lalai menyiapkan bekal akhirat, aku ingin mengingatkan kepada kita semua, Tubuh kita juga perlu mendapatkan kebutuhan rohani, tidak jasmani saja! Hingga jangan sampai ada kehampaan di dalam dada, padahal tubuh kita hanya memanggil-manggil kepada Sang Pencipta. Lalu tentang kebaikan kepada sesama manusia, aku ingin saling menasihati bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Orang yang paling baik hablumminannas—ibadah sosial—bukanlah sosok yang punya teman banyak, melainkan pribadi yang menjaga hubungan baik dengan sesama teman, berapa pun jumlahnya. Karena itu, aku menekankan satu kalimat yang diulang-ulang pada Postulate.
"Ulurkan genggaman kepada yang di bawah, Yang-Tertinggi akan bertarung bersamamu."
Sebagai makhluk, kita diberikan rezeki/kelebihan/privilege yang berbeda dari Tuhan. Segala kelapangan tidak semata-mata datang dari usaha kita. Ada campur tangan Tuhan di sana. Karena itu, alangkah baiknya kita senantiasa menolong sesama, terutama orang-orang yang kurang beruntung, dan juga jangan sampai kita angkuh sebab terbuai nikmat sementara.
Q: Dari mana kamu mendapatkan inspirasi untuk menulis cerita ini?
A: Dari ustaz yang selalu sabar menasihati anak nakal nan bodoh ini—yang tidak lain adalah aku :'D. Maaf agak memalukan, tapi aku masih mengaji di TPQ hingga sebesar sekarang. Setidaknya, aku berterima kasih kepada beliau sebab telah mengisi kehampaan di hati dengan ilmu-ilmu spiritual. Beliau sering menekankan, ketakutan adalah dasar dari kepatuhan. Untuk menjadi hamba yang taat, kita harus takut terlebih dulu—yang kemudian kita kenal dengan sebutan taqwa. Salah satu pemantik ketakutan adalah Hari Akhir. Hari yang sangat dahsyat tersebut selalu mampu melunakkan hati yang keras. Sebab itu, aku sering membaca nubuat akhir zaman, apalagi kita sudah berada di sana. Dajjal, imam mahdi, turunnya Al-Masih, ya'juj & ma'juj, matahari terbit dari barat, dan sangkakala. Demi Tuhan, sangat menakutkan! Sampai aku ingin membagikan ketakutan ini kepadamu, Kawan, agar kita bisa sama-sama menjadi hamba yang taat.
Oh ya, sebenarnya, ada satu hal yang ingin kusampaikan: Postulate menyebut Tuhan palsu sebagai Sang Mata Satu, bukan Dajjal, sebab alasan tersendiri. Temukan jawaban tersebut dengan membacanya!
Q: Apakah kamu memiliki kebiasaan menulis unik yang hanya berlaku untuk dirimu sendiri?
A: Tidak ada, sejujurnya. Biar adil, aku akan membocorkan urutan proses ketika menulis sebuah novel. Pertama, aku mencari film untuk sumber inspirasi. Kedua, aku brainstorming tema dan amanat. Tak berselang lama, aku membuat moodboard tokoh dan world-building dengan bantuan Google dan Pinterest. Ketiga, aku menyusun outline dan beat ketegangan. Keempat, aku mencari gambar landscape untuk menentukan atmosfer tiap bab. Kelima, aku mulai mengetik. Setiap bab, minimal 1.500 kata. Sehari, paling tidak ada sesuatu yang diketik.
Oh ya, mungkin keunikan proses menulisku adalah ... aku sering membeli novel, lalu dibedah—tentu sekaligus dibaca. Sering kali, aku mendapat tone yang pas dengan penulis yang sangat unpredictable. Mungkin, aku akan memberikan novel yang kubaca saat menulis Postulate.
(sumber goodreads)
E. S. Ito memang tidak seterkenal Tere Liye. Namun, karena kami sama-sama menulis cerita aksi, aku menilai, tulisan beliau sangat nendang untuk dijadikan acuan. Amat efektif, riset kaya, dan indah! Cerita juga amat berwawasan. Jadi, kalau kalian tanya kepadaku resep rahasia, sudah kujawab, ya ....
Q: Cerita macam apa yang menurutmu paling sulit untuk dibuat?
A: Aku akan memberikan peringkat versiku: (1) sastra, (2) high-fantasy, (3) fiksi ilmiah, (4) thriller, (5) fantasi umum, (6) aksi, dan terakhir (7) romansa.
Penjelasan singkat. Sastra adalah tulisan tersulit karena aku tidak punya basic sastra. Aku hanya seorang anak teknik kimia yang setiap hari bertemu dengan angka. Skill merangkai kalimat seindah pujangga, bukan keahlianku, maaf ....High-fantasy sangat sulit karena harus menyiapkan world-building yang benar-benar baru. Fiksi ilmiah—meski berlatar di dunia nyata—riset mendalam harus giat dilakukan. Thriller, wow, kamu harus pintar bermain plot twist dan misteri, dan ini butuh pengalaman, aku masih belum mahir. Fantasi umum, jelas, harus berimajinasi sebebas mungkin, namun wajib tetap make sense! Aksi, nah ini, kamu kudu belajar menyampaikan adrenalin dan adegan tegang, agar suspense tersampaikan. Romansa, aku rasa ini hanya masalah perasaan, dan semua orang berhak menulis orang yang dikasih! IMHO.
Q: Siapa author favorit kamu di Wattpad? Kenapa?
A: Langsung saja, KaiElian Dia adalah mentor pertamaku—secara tidak langsung. Aku ingat, ketika masuk ke dunia Wattpad, aku dihadapkan pada penulis yang tidak ramah dan cerita yang sulit dimengerti. Beruntunglah aku menemukan Kai Elian di bilah pemenang Wattys. Dia pria yang amat ramah. Berkatnya, aku bertahan di Wattpad sampai sekarang. Selain itu, karya Kai Elian amat beragam dan mudah dimengerti, bahkan sangat membius. Jika kamu hendak membaca setiap bab, amat tidak terasa, tahu-tahu sudah tamat saja.
Oh ya, Kai Elian juga sosok yang bijak nan positif. Aku sampai ingat wejangan yang menguatkan motivasi, "Tulis apa yang ingin kamu tulis! Kita tidak tahu tulisan mana yang mampu memberikan manfaat bagi banyak orang. Manusia sangat beragam, tulisan pun begitu. Jadi, tidak perlu khawatir." :D
Q: Menurutmu, apakah arti sebuah kesuksesan dalam dunia kepenulisan? Apakah dengan menerbitkan buku? Mendapatkan fan base?
A: Kesuksesan berbeda bagi setiap orang. Aku menulis untuk beribadah. Ketika pembaca mendapat nasihat yang kusampaikan, sangat puaslah aku sebagai penulis. Aku menulis sebagai hobi. Daripada berjudi atau mabuk-mabukan, aku bersenang-senang dengan menulis. Gratis, produktif, dan menyenangkan. Tidak perlu mendapat uang, aku pun sudah puas! Malah, aku enggan menukar para pembaca dengan uang. Jumlah kepala yang mendapat insight, jauh lebih penting daripada uang karena salah satu amalan yang tak terputus adalah ilmu yang bermanfaat.
Meski begitu, dalam menulis, aku harus belajar cara yang benar untuk menyampaikan nasihat. Bagaimana struktur kalimat yang benar, termasuk deskripsi, serta pengaturan psikis pembaca. Itu tidak mudah dipelajari, namun tidak mustahil. Ada dua rahasia yang ingin kubagikan kepadamu: (1) banyak membedah buku dan (2) ikut lomba. Bedah buku untuk sumber ilmu, sedangkan ikut lomba sebagai pembuktian, sekaligus sarana alternatif promosi. Karena tujuan utama adalah jumlah pembaca, untuk mencapainya, aku ingin meraih dua goals—sekaligus milestone. Pertama, memenangkan kompetisi. Alhamdulillah, jika sudah sekali menang, aku tidak rakus ingin dapat lagi (untuk ajang sama, sepertinya). Kedua, menerbitkan buku di penerbit mayor. Menurutku, aku bisa mendapat banyak pembaca jika berhasil menerbitkan buku di sana. Ya, aku tahu tidak mudah, tetapi—sekali lagi kutekankan—itu tidak mustahil.
Hasil tidak akan mengkhianati usaha, Kawanku, bukan usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Q: Apa tips-tips yang dapat kamu berikan agar dapat menulis dengan benar, bagus, dan tetap menarik?
A: Teruslah berpikir kritis dan analitis! Versi sederhana: teruslah menulis dan rajinlah membaca buku! Namun, versi premium: beranilah mencoba, sampaikan ide dengan benar, dan belajarlah cara presentasi! Butuh keberanian untuk mengunggah karya, bahkan untuk mendengar kritik dan masukan. Agar berkembang, kamu harus menjadi sosok yang berani! Jika masih belum bisa, aku akan memberikan paradigma baru. Mereka tidak sedang menjelekkan karyamu. Tidak perlu debat kusir, tetapi cobalah renungi. Mereka hanya memberimu masukan, lho ....
Sampaikan ide dengan benar, semacam ..., aku ingat kata Kak Frau, kurang lebih, "Kamu punya ide bagus, namun sayang, cara penyampaian masih perlu diasah." Benar juga, percuma punya ide bagus, tetapi pembaca tidak mengerti maksud tulisan kita. Karena itu, perlu belajar cara deskripsi, penyusunan kalimat, dan printilan teknik menulis yang tidak bisa kusebutkan semua. Metode presentasi adalah katalis. Benar, cara penyampaian sudah bagus, namun jika kamu tidak bisa mempertahankan pembaca untuk mencerna setiap kata, tentu mereka enggan menurutimu. Pembaca punya kesibukan sendiri, kan? Karena itu, penulis harus belajar cara memainkan psikis pembaca. Apakah membosankan? Apakah sudah indah? Apakah terlampau asing? Nah, di situlah letak cerita bisa menjadi suatu kisah yang keren! IMHO.
Q: Last but not least, pertanyaan / saran apa yang ingin kamu sampaikan kepada kami?
A: WIA adalah wadah para pecinta aksi berkembang. Aku berkembang berkat masukan dari para juri. Sayang, banyak teman-teman yang curhat kepadaku mengenai kepenulisan. Bagaimana biar novel laku, bagaimana bisa menang event, dan bagaimana bikin tulisan bagus. Jujur, aku berkembang setelah menerima banyak koreksi, dan kamu pun akan sama.
Mungkin, admin WIA bisa terus meng-encourage para penulis genre WIA dengan: (1) memberikan pelatihan penulisan—bisa lewat konten Instagram maupun workshop, (2) memberikan semangat dengan menambah apresiasi, tidak selalu materiil, bisa juga dengan ekspos karya newcomers berupa Reading List Bulanan (yang tidak permanen), dan (3) sifat transparansi, ramah, namun tetap profesional.
Sekian ....
""Be humble! Indeed, God does not like the arrogant. Kawanku ..., di atas langit ada langit, dan itu pun tak kekal di atas sana."
Terima kasih!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top