bab 8 : reason to protect

FAVOMPIRE.



"as you think. yes, gue dari bangsa serigala. dan gue akan lindungin bian."

kepala wisha rasanya ingin pecah. ia takut sekali. takut tidak bisa melindungi bian. meski penyihir mempunya kekuatan sihir, namun tetap akan terasa berat jika harus melawan bangsa vampire yang sudah sejak dulu menjadi salah satu yang harus mereka waspadai keberadaannya. dari segi kekuatan fisik, jelas bangsa vampire lebih unggul daripada mereka.

joyya tau bahwa meski wisha terdiam tapi isi kepalanya sedang penuh bergelut antara suara-suara yang ada.

"kenapa mau lindungin bian?" tanya joyya pada alkais. "kita gak tau lo termasuk bangsa serigala yang jahat atau baik."

kemudian gadis itu mendengus. "jadi kita gak bisa percaya dulu sama lo."

baik, alkais mengerti. ia tak mengelak ataupun tersinggung dengan pernyataan joyya. bangsa serigala memang terbagi menjadi dua kubu, ada yang jahat dan baik. kubu jahat memang terkenal akan keberadaannya yang membuat masyarakat resah. memburu tanpa ampun, memburu tanpa peduli siapa yang mereka makan. berbeda dengan kubu baik yang hanya memburu hewan, kubu jahat pun sampai memburu manusia untuk dijadikan santapan jika tidak ada hewan yang menggugah selera mereka.

alkais mengangguk. "mau ngobrol dulu tentang ini? bukan mau buat kalian percaya sama gue sih, cuma ... gak enak aja kalo gue dituduh yang engga-engga."

"bukan nuduh-"

wisha memegang lengan joyya, menghentikan gadis itu berbicara. "oke, mau ngobrol dimana?"






------------------






sejak nama bian muncul dalam notifikasi imess-nya, juan sudah was-was apalagi ketika gadis itu minta maaf dan menanyakan keadaannya. ia berusaha setenang mungkin walau mencurigai satu nama.

lalu ketika bian mengatakan bahwa "kakak" lelaki itu mendatanginya, maka juan yakin bahwa yang dimaksud bian adalah jaydan.

haha, bang, mau ambil start duluan nih?


"apaan dah," sungut juan. "terus kalo udah diajak ke rumah mau lo apain?!"

juan berbicara sendirian, melampiaskan rasa kesalnya. saat ini ia di kamar, sendirian, sedang berbaring di kasur karena masih merasa lemas.

"kasih tau aja rumah kita bagus."

jaydan tiba-tiba muncul di sisi pintu yang terbuka. juan semakin mencak-mencak, seingat dia pintu sudah terkunci. ah, lupa, jaydan kan vampire paling spesial yang memiliki banyak kekuatan. salah satunya dapat membuka pintu yang terkunci padahal kuncinya ada di nakas dalam kamar.

lagi-lagi dengan kekuatan vampire-nya, jaydan berpindah tempat secepat kilat. kini berada di sisi kasur juan.

"mau apa?"

"masih sakit perut?"

"gak usah ngeledek." ekspresi juan benar-benar mewakili isi hatinya. sinis dan kesal. "lo ngapain minta bian ke rumah, sih?"

"buat jenguk lo," jawab jaydan datar dan santai. tangannya ia lipat di dada.

"halah."

"muka lo datar mulu pasti lagi baca pikiran sama isi hati orang."

jaydan mengendikkan bahunya. meninggalkan kamar juan tanpa mengatakan apapun. berjalan dengan langkah biasa. sampai ketika jaydan nyaris tak terlihat dari pandangan juan-karena telah belok kanan menuju kamarnya sendiri, juan berteriak,

"JANGAN MACEM-MACEM LO, BANG!"







------------------






sejak dulu sekali, bangsa serigala memang sudah terbagi menjadi dua kubu. perbedaan prinsip serta tujuan membuat keduanya menjadi berpecah belah, bermusuhan walau masih dalam satu bangsa. kubu jahat awalnya hanyalah manusia serigala biasa yang menjalani kehidupan dengan sebagaimana mestinya. berburu hewan di hutan tanpa mengganggu manusia. akan tetapi, ketika salah satu pemimpin dari suatu daerah-tempat dimana para manusia serigala tinggal- secara tidak sengaja mencabik manusia yang tersesat di hutan dan mencoba mencicipinya, sejak itulah sang pemimpin merasakan suatu keanehan yang terjadi setelah daging manusia itu telah terlahap dalam perutnya.

bulan purnama menjadi saksi akan tangisan histeris dari manusia tak bersalah itu. seorang remaja lelaki yang terjebak dan tidak bisa mencari jalan keluar dari hutan, pada akhirnya berakhir mengenaskan meski tubuhnya masih ada secara utuh.

sang pemimpin kala itu, yesio, merasa tanda-tanda tubuhnya menjadi jauh lebih kuat. tatapan matanya yang berubah menjadi tatapan ambisi, menatap ke arah langit malam tempat di mana bulan purnama terlihat. ia tertawa, seperti ada penemuan baru yang akan ia sampaikan pada para warganya.

tentang memburu manusia untuk menjadikan diri jauh lebih kuat.

"tunggu," ujar wisha menghentikan alkais yang akan melanjutkan ceritanya. "lo bukan termasuk warga di bawah pimpinan yesio, kan?"

alkais menggeleng. "gue dari daerah lain yang gak jauh dari sana."

"ah, oke. silakan lanjut."

daerah dekat hutan yang sepi menjadi tempat para bangsa serigala tinggal. tidak banyak, tidak melebihi lima puluh dan hanya berjumlah belasan keluarga. tiap tempat hanya diisi sedikit, karena keterbatasan tempat.

namun, bukankah dengan jumlah yang sedikit menjadi nilai lebih untuk pemimpin meyakinkan para warganya?

yesio tidak perlu bersusah payah. cukup dengan mengadakan perkumpulan dengan sedikit pidato darinya tentang bagaimana cara baru agar mereka menjadi lebih kuat dan tidak terintimidasi oleh para manusia yang rakus dan mengandalkan kekuasaan, membuat para warga langsung setuju dan mencoba mengikuti ajaran dari sang pemimpin.

satu persatu warga hilang.

yesio telah lebih dulu mengajarkan untuk bermain pintar dan aman. maka burulah orang-orang lemah dan sebatang kara agar ketika mereka hilang atau mati di hutan tidak akan ada yang mencarinya. atau, bukankah penduduk dari desa tidak memiliki kekuasaan dan uang yang banyak? maka ketika salah seorang anggota keluarganya ditemukan tewas di hutan, mereka secara pasrah akan beranggapan bahwa "korban" meninggal akibat diserang hewan buas. tidak akan ada yang bisa membawa ke pengadilan atau membayar para detektif untuk menyelidiki lebih jauh. dan polisi jelas tidak mau repot-repot.

setelah berbulan-bulan, hal itu kemudian sampai di telinga pemimpin utama dengan kedudukan paling atas dari bangsa serigala di negeri ini. tentu, mereka sudah keterlaluan dan melewati batas. sejak awal dalam perjanjian tertulis untuk tidak mengganggu manusia serta hewan ternak milik mereka. bukan hanya mengganggu, bangsa serigala di bawah pimpinan yesio juga sampai menerkam dan menewaskan banyak manusia.

bukankah media tv pada akhirnya memberitakan hal itu?

ini terjadi pada tahun 2008, yang mana saat itu televisi sudah menjadi barang utama untuk menyebarkan informasi dengan tayangan video sebagai bukti. sampai ketika salah satu media menyebutkan kembali soal cerita legenda manusia serigala, disaat itu lah situasi menjadi ricuh. masyarakat resah dan takut, bahkan sampai pemerintah negara memberitahukan untuk tidak keluar dari rumah saat malam hari.

yesio dibunuh karena melanggar perjanjian. namun, itu tidak menjadikan yang lain berhenti akan kebiasaan barunya.

"terus, kenapa bisa tau soal darah suci?"

sudah satu jam lebih mereka berbincang di rooftop gerai pancong yang terletak tak jauh dari kosan. hanya ada mereka. alkais sudah izin ke pemiliknya untuk menggunakan rooftop karena harus membicarakan hal privasi.

wisha menyadari bahwa alkais hanya menceritakan sejarah mengapa bisa terjadinya bangsa serigala yang terbagi menjadi dua kubu. bukankah yang wisha dan joyya ingin dengar adalah tentang bian?

"gue ngantuk nih denger lo cerita sejarah." joyya protes, lalu melahap kembali kue pancong rasa cokelat yang ia pesan.

"lah kan elo tadi yang ragu gue kubu jahat apa baik."

"lih kin li tidi ying rigi gii kibi jihit ipi biik."

"juy sini deketan."

"ngapain?"

"gemes gue," jawab alkais sambil tersenyum meledek. "mau gue cabik."

"atuuut." joyya bersandiwara ketakutan dan bersembunyi sedikit di balik lengan wisha. "eh tapi apaan dah lo manggil gue juy. sok akrab."

"joyya kebagusan buat lo."

"kampret."

wisha tertawa geli melihat pertengkaran dua orang di dekatnya yang terlihat seperti candaan. "udah, udah. is, lanjutin ceritanya."

alkais mengangguk dan melanjutkan ceritanya. cerita awal mula mengapa bangsa serigala dapat mengetahui siapa manusia yang memiliki darah suci. darah istimewa yang diincar oleh bangsa vampire. yang diidam-idamkan dan dipercaya memiliki banyak keutamaan, salah satunya membuat hidup mereka menjadi panjang, seperti kontrak yang diperbarui.

alkais tak terlalu ingat bagaimana sejarah pertama kalinya. yang ia ingat adalah ketika ibunya membawa pulang seorang gadis yang gemetar hebat. saat itu alkais masih berusia sepuluh tahun, masih belum memahami situasinya. belum menggunakan identitas asli meski sejak umur segitu alkais tau bahwa ia adalah manusia spesial dan berbeda.

"ibu, kakak itu kenapa?"

"bantu ibu jaga kakak ini, ya, kais. kakak ini punya darah istimewa yang diperebutkan oleh para manusia jahat di luar sana."

"lalu ayah di mana?"

"ayahmu ... jangan khawatir, kais. ayah bentar lagi pulang."

alkais terdiam sejenak. diamnya lelaki kulit tan itu membuat wisha dan joyya saling menoleh. saling bertanya dengan ekspresi wajah.

"lo gapapa?"

"itu," balas alkais yang tidak sesuai dengan pertanyaan khawatir dari wisha. "itu yang buat gue sama para sepupu gue berusaha lindungin manusia darah suci yang diincar vampire."

"karena ibu lo ngajarin dan minta lo jagain si kakak itu?"

"iya, itu salah satunya," jawab alkais. "tapi alasan kuatnya, karena ayah gue mati karena situasi itu."

lelaki itu tersenyum getir. kilasan balik saat ibunya menangis tersedu sambil mengatakan bahwa ayahnya telah pergi membuat matanya mulai berkaca. ayahnya terbunuh. salah satu vampire menusuknya dengan pedang berlapis perak murni tepat di jantung sang ayah. tidak lagi tertolong.

"sepuluh tahun yang lalu kejadiannya, waktu gue umur tujuh belas." alkais tertawa. "orang-orang beranggapan kalau di umur tujuh belas harusnya jadi umur terbaik, kan? tapi engga buat gue."

kemudian lelaki itu melanjutkan, "ayah meninggal setelah berhasil menyelamatkan nyawa belasan manusia yang memiliki darah suci. rela mempertaruhkan nyawa padahal sebenarnya, bangsa serigala gak ada urusan soal itu."

alkais berdeham, minum sedikit karena kerongkongannya terasa kering.

"tapi biar gimana pun, kita bukan serigala seutuhnya. separuh dari diri adalah manusia. dan manusia memiliki akal serta perasaan, kan?"

wisha mengangguk, merasa tidak enak karena alkais harus kembali mengingat masa-masa menyakitkan yang terjadi dalam hidupnya. sementara joyya menatap alkais penuh iba, bertekat tidak lagi adu debat dengan lelaki itu. takut lebih melukai perasaannya.

"jadi, gak ada yang perlu kalian curigain lagi dari gue, kan?" tanya alkais menatap wisha dan joyya bergantian.

"gue akan lindungi bian sama kayak ayah yang sampai mempertaruhkan nyawanya."















to be continue.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top