𝕸𝖞 𝕯𝖊𝖒𝖔𝖓 𝕱𝖆𝖙𝖍𝖊𝖗 !¡

Story by SyeXie
PungudEvent💜
Obey me! © NTT Solmare Corp
.
.
.
.
! 𝗪 𝗔 𝗥 𝗡 𝗜 𝗡 𝗚 !
•𝗧𝘆𝗽𝗼 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻
•𝗢𝗢𝗖 4 𝗹𝗶𝗳𝗲
•𝗔𝗻𝗴𝘀𝘁(?)
•𝗣𝗹𝗼𝘁 𝗸𝗹𝗶𝘀𝗲
•𝗛𝘂𝗺𝗼𝗿 𝗴𝗮𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗿𝗲𝗻𝘆𝗲𝘀
•𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵, 𝗰𝗼𝗽𝗮𝘀 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘂!

•𝗘𝗻𝗷𝗼𝘆♡
.
.
.


⋆ ˚。⋆୨୧˚‼️˚୨୧⋆。˚ ⋆

"Plis ma.."

"Dah mama bilang engga, Xya."

Anak bersurai abu-kuning kepirang-pirangan tersebut mendengus. Dia ingin sekali mengunjungi ayahnya, tetapi ibunya tidak bisa melakukan keinginan tersebut.

"Tapi kenapa??? Aku dan Sytrus ingin bertemu Papa. Toh juga udah 4 bulan Papa ga balik."

Sye berbalik, menghadap anaknya. Ia tersenyum, "Mama tau kamu rindu Papa. Mama juga rindu Papa kok. Tapi Mama udah janji ke Papa dan paman-pamanmu untuk tidak mengunjungi Devildom dalam jangka waktu dekat. Tempat itu sekarang ini sedang dalam bahaya."

"Tapi Ma, aku dan Syt juga iblis! Kami bisa menjaga diri! Kami akan melindungi Mama juga!"

Xya ngotot, ingin melihat Papanya. Sye menggeleng, menepis jauh-jauh keinginan anaknya.

"Keputusan Mama udah bulat. Maafkan Mama, Xya.."

Remaja lelaki 15 tahun itu menatap iris mata ibunya. Sye balas dengan tatapan serius. Xya menunduk, disambut dengan anggukan lemah dari kepalanya.

Xya keluar dari kamar milik orang tuanya. Di depan pintu adik lelakinya, Sytrus, sekarang berumur 14 tahun, melihat Kakaknya dengan raut wajah yang sedih. Dia sedari tadi mendengarkan percakapan Sang Kakak dengan Ibu mereka.

"Xya.. Aku yakin kita bisa bertemu Papa nanti..."

Xya membuang wajah, "Terserah saja." Xya meninggalkan Sytrus yang masih berdiri di depan pintu kamar.

Sytrus melihat figur Xya yang menutup pintu depan rumah mereka. Sytrus juga mendengar helaan nafas Ibunya dari dalam kamar.

Sytrus memutuskan untuk mengambil jaket dan menyusul kakaknya. Ia meninggalkan surat di meja ruang keluarga agar Ibunya tau mereka berdua sedang keluar.

»»——🌧——««

Sytrus menemukan Xya di sebuah bangku taman yang kosong. Xya terlihat sedang menekuk dan memeluk lututnya.

2 menit Sytrus menatap Xya yang melihat datar ke depan pandangannya. Remaja lelaki besurai pirang keabu-abuan tersebut akhirnya duduk di sebelah Kakaknya.

Sytrus memandang langit biru yang berawan-awan. Cuaca sedang dingin, kemungkinan akan hujan sebentar lagi.

Sytrus menoleh ke arah Kakaknya. 'Pulang yuk, mau hujan', begitulah arti tatapannya.

Xya melihat Sytrus sekilas, lalu membalas dengan menggeleng. "Disini saja."

Sytrus menghela nafas. "Baiklah."

5 menit hening. Tidak ada satupun yang mau membuka percakapan. Xya, merasa bosan, akhirnya membuka percakapan.

"Menurutmu, apa yang terjadi di Devildom, Syt?"

Sytrus menutup mata, dan menjawab, "aku tidak tau, Xya."

"Tetapi apapun itu, jika Paman Lucifer juga berpendapat sama, berarti Devildom sedang dalam situasi serius." Ujarnya sembari memperbaiki posisi duduk.

Xya menghela nafas. Adiknya tidak salah. Jika Lucifer, Saudara terkuat dari keluarga ayahnya juga waspada, sudah tidak bisa dipungkiri bahwa situasi di sana sangatlah serius.

Sytrus meletakkan tangannya di bahu sang Kakak, memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Xya memandang adik satu-satunya tersebut.  Sytrus tersenyum. Senyuman lembut yang diturunkan dari Sye menghiasi wajahnya, membuat Hati Xya menjadi hangat.

"Thanks, dek." Ujar Xya dengan diikuti senyuman.

Sytrus mengangkat alis, lalu tertawa kecil. "Sama-sama, kak."

»»——☄️——««

Kakak-beradik itu menghabiskan waktu seharian bersama. Karena cuaca yang tidak terlalu baik, mereka berdua pindah ke tempat duduk yang memiliki atap di atasnya.

Mereka berbicara tentang banyak hal, dari game yang sedang trending, rahasia-rahasia satu sama lain, hingga siapa paman favorit mereka.

Mereka sekarang sedang berjalan pulang dari taman. 2 remaja lelaki tersebut berbincang-bincang dan sesekali menyelipkan sebuah lelucon di dalamnya.

Saat berada di depan rumahnya, mereka membuka pintu.

Mereka disuguhi ruang tamu yang berantakan dan serpihan kaca dimana-mana.

"Mama?"

Si sulung berseru, berharap sang Ibu akan menjawab. Tapi ia tidak menjawab.

"Mama?"

Giliran si bungsu yang memanggil Ibu mereka. Tetap sama, tidak ada jawaban

Mereka berdua mulai panik. Xya mengisyaratkan adiknya untuk melihat-lihat lantai ini. Ia akan melihat ke lantai atas.

Kakak beradik tersebut menulusuri rumah mereka. Barang-barang berserakan di mana-mana, membuat Sytrus dan Xya gugup. Perasaan mereka tidak enak. Sesekali mereka juga menyerukan "Mama" berharap Ibu mereka menjawab.

Mereka mencari kemana-mana, kosong. Tidak ada tanda-tanda ibu mereka. Mereka bertemu di ruang keluarga.

"Ketemu Mama ga?"

"Engga, Syt. Aku bahkan ngecek loteng dan Mama tetap tidak ada di situ."

Sytrus menghela nafas berat. 20 menit terakhir mereka menelusuri rumah, dan tetap tidak membuahkan hasil.

Keheningan melanda. Hening. Terlalu hening. Xya menjadi siaga.

"Syt, tetap berjaga-jaga. Perasaan ku ga enak."

Mereka melihat ke segala arah. Kedua tubuh mereka tegang, tidak bergerak. Hanya kepala mereka yang bergerak.

"Xya... Perasaan aku aja atau emang rasanya makin panas di dalam sini?"

Xya menggeleng. Dia juga merasakannya. Suhu rumah ini meningkat beberapa derajat dan semakin meninggi.

Tanpa mereka sadari, wujud iblis mereka telah terlihat jelas. Tanduk dan ekor mereka tumbuh keluar, menampakkan diri.

Xya melihat ke belakang Sytrus dan menemukan sebuah bayangan yang ingin mengambil adiknya.

Xya menarik Sytrus ke belakang tubuhnya. Sytrus kaget dan reflek melihat ke belakang punggung Xya.

"Xya, menunduk!"

Sebuah gumpalan listrik melewati kepala mereka. Jika tidak menunduk, gumpalan itu akan telak mengenai kepala mereka.

Mereka berdua melihat sekitar, banyak sekali jumlah bayangan tersebut. Wujud bayangan tersebut merupakan manusia, bedanya mereka semua berwarna hitam. Mereka datang dari segala arah, masing-masing mempunyai sebuah gumpalan listrik di tengah-tengah perutnya.

Sytrus menarik tangan kakaknya, mengisyaratkan untuk segera pergi dari situ. Xya merespon dan balas mengenggam tangan sang adik.

Mereka berdua berlari ke pintu belakang, dengan Sytrus yang menuntun mereka. Sesekali ada bayangan yang menghalangi.

Iblis-iblis muda itu telah dilatih ayahnya dengan baik. Mereka terlihat lincah menghindari para musuh.

Xya memastikan mereka tidak diserang dari belakang. Sebaliknya, selain menuntun, Sytrus juga menjaga mereka dari depan.

Mereka memanjati pagar belakang bersama,   membantu satu sama lain ketika kesusahan.

Halaman belakang mereka langsung mengarah ke hutan, jadi mereka memilih untuk pergi ke hutan saja daripada pergi ke sisi kota.

Tidak lucu jika para tetangga mereka melihat bahwa sebenarnya anak² tetangga mereka itu adalah anak dari seorang iblis.

Mereka terus berlari jauh ke dalam hutan. Bayangan-bayangan tersebut masih mengejar mereka.

"Urusan mereka dengan kita apaan sih?!" Keluh Xya karena dia mulai kewalahan menjaga dari belakang.

Sytrus masih menarik tangan Xya, memaksanya berlari, "entahlah, tapi yang penting sekarang adalah meloloskan diri dari pandangan mereka dan mencari Mama!"

Pandangan ke depan makin berkabut. Banyak embun yang bermunculan di hutan tersebut. Sytrus memanfaatkannya untuk kabur dari bayangan-bayangan menyebalkan  itu.

Sytrus meningkatkan kecepatan, membuat kakaknya kaget. Setelah Sytrus pikir mereka sudah jauh di depan, ia menarik Xya ke samping kiri mereka dan terduduk di belakang pohon.

"Apa yang ka- mmph-"

"Shhh."

Sytrus membekap mulut Xya, menyuruhnya untuk tetap diam. Mereka melihat beberapa bayangan hitam melewati mereka.

5 menit berlalu, dan tidak terdengar apapun. Sunyi. Pemuda bersurai abu-kuning tersebut tidak lagi membekap mulut Kakaknya.

"Apakah mereka sudah pergi?"

Sytrus mengintip dari balik pohon. Tidak ada apa-apa.

Ia menghela nafas, "ok kita a-"

Sytrus menoleh dan kakaknya tidak lagi di sana. "Xya?" Sytrus keluar dari persembunyiannya.

"Xya-"

Seseorang membekap mulutnya. Ia mencoba melepaskan diri tetapi pandangannya sudah memudar.

Sytrus pingsan.

»»——🏴‍☠️——««

Situasi semakin menegangkan di Devildom.

Para Seven Deadly Sins sudah mati-matian melawan The Shadows, musuh terbesar para Iblis di Underworld.

Para pemuda iblis tersebut sekarang sedang berdiskusi di Kastil sang Pemimpin Iblis, ditemani Lord Diavolo dan pelayan setianya Barbatos.

"Kita harus tetap melindungi Devildom. Apapun caranya. Jangan sampai ada korban  yang gugur, mengerti?"

Perintah Diavolo dijawab anggukan dari semua Iblis di ruangan tersebut.

"Baiklah, segera pergi."

Mereka melakukan seperti apa yang diperintahkan. Mereka melawan para bayangan, menyerang habis-habisan, memastikan tidak ada di antara mereka yang menyakiti warga sekitar.

Setelah itu, mereka berkumpul di sebuah lapangan. Lucifer mengumpulkan mereka untuk memastikan mereka baik-baik saja.

"Apakah kalian semua baik-baik saja?"

"Ya, kami baik-baik saja, Lucifer."

"Ugh! Para Bayangan itu sangatlah menyebalkan! Aku tidak percaya mereka akan menyerang kita lagi!!!"

"Mereka bahkan lebih buruk dari All for One dari My Hero Academia. Dendam mereka tidak akan aku maafkan!"

"Aku capek... Kapan semua ini berakhir..?"

"Ayolah, Belphie! Lo harus berapi-api supaya nih masalah cepet selese!"

Di saat mereka sedang berdiskusi, Satan, telah hilang di dalam pikirannya. Ia memikirkan keluarganya.

Oh betapa ia merindukan mereka, Satan berjanji jika semua ini berakhir, ia akan melakukan sesuatu yang spesial untuk Sye dan Anak-anaknya.

Seketika sebuah portal gelap muncul di depan para Iblis tersebut. Mereka menjadi siaga.

Dari portal tersebut keluar bayangan-bayangan yang langsung berbaris rapi di depan portal itu. Mereka seperti mempersilahkan seseorang yang sangat penting untuk keluar dari portal tersebut.

Dan benar saja, dari dalamnya keluar seorang Bayangan yang bentuknya sedikit berbeda. Bayangan ini mempunyai wajah, tidak seperti yang lain. Bisa terlihat jelas bahwa dialah yang memimpin semua pasukan bayangan tersebut.

"Well, well, kita bertemu lagi, Iblis."

Lucifer melebarkan sayapnya. Yang lain pun semakin awas.

"Apa yang kau inginkan, To'ul."

Bayangan yang disebut To'ul itu menjawab, "ahaha~ Kau dingin sekali, Lucifer."

To'ul melipat tangannya. Lalu tersenyum licik, "kau tau apa yang kuinginkan Lucifer."

Lucifer menggeram. Tangannya mengepal. Semua bayangan itu menyebalkan, tapi yang ini selalu membuat Lucifer naik darah.

"Serahkan pusaka para Iblis padaku dan kalian akan bebas."

Mammon mengangkat tangannya, "LU KIRA KAMI BAKAL NYERAHIN BENDA BERHARGA KEK GITU KE LU?! MIMPI."

Senyuman To'ul tidak berganti, "oh? Bahkan jika aku..."

To'ul mengisyaratkan bayangan lain untuk mengeluarkan Sye dari portal tersebut. Para bayangan membuat wanita itu duduk di lututnya.

Para Iblis berseru tertahan. Sye, sekarang ada di depan mereka terikat dengan sebuah tali yang sudah dikutuk.

Kondisinya parah, dengan banyak luka dan lebam di sekujur tubuhnya. Banyak goresan yang menunjukkan bahwa ia telah mencoba untuk melawan, tetapi gagal total.

Sye masih sadar tentu saja, dia memandang To'ul dengan penuh kebencian dan setelah itu menoleh ke arah para Iblis dengan ekspresi suram.

Darah para Iblis langsung memanas. Satan, yang tidak bisa melihat istrinya diperlakukan seperti itu, lalu menggeram dengan marah.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ISTRIKU, BERENGSEK!!!!!"

Satan hampir merangsek ke depan jika Lucifer tidak menahannya. "Jangan, Satan."

Satan ingin marah, tetapi ia tau maksud Lucifer apa. Jika mereka melangkah dengan salah, masalah akan semakin besar.

To'ul tertawa, "lihatlah betapa menyedihkannya kondisi mu sekarang, Satan. Kau merasa tidak berguna bukan? Tidak bisa menyelamatkan istri tercintamu tanpa adanya konsekuensi? Sangat menyedihkan."

"Tutup mulutmu, orang tua."

Gadis itu kini sudah mengangkat suara. Ia kesal dengan bayangan itu. Bagaimana tidak? Ia memaksa masuk ke dalam rumahnya dan mulai menyerang tanpa aba-aba.

"Oh? Kau berani bicara sekarang?"

Sye tersenyum simpul, "Hm? Tentu saja. Kenapa aku harus takut dengan orang tua berengsek nan menyedihkan sepertimu? Ke panti jompo sana. Kau tidak cocok menjadi pemimpin pasukan."

To'ul menggeram. Ia berjalan ke arah Sye dan menendang perut perempuan itu, membuat Sye terbatuk dan mengerang kesakitan.

"JANGAN SENTUH DIA, BAJINGAN!!!"

Satan sudah beruap-uap. Ia ingin membunuh orang ini segera. Tetapi ia mengunci niatnya tersebut, karena menyerang hanya akan memperburuk situasi.

Asmodeus memegang pundak Satan, berusaha menenangkannya. Meskipun ia juga sudah hampir di batasnya.

"Mungkin kau akan belajar bertutur kata yang sopan jika kau melihat bukan kau saja yang aku tangkap."

Sye memandang ke arah To'ul. 2 orang prajurit keluar dari portal gelap tersebut. Matanya terbelalak. Diikat dengan tali yang sama merupakan anak-anaknya yang telah pingsan.

Para prajurit yang memegang Xya dan Sytrus kemudian melemparkan mereka berdua begitu saja di dekat ibunya.

"XYA!! SYTRUS!!"

Sye meronta ke anak-anaknya, duduk dengan susah payah di depan mereka.

Satan yang melihat kejadian ini terjadi, berseru tertahan. Para saudaranya pun terkejut.

Sye memandang To'ul galak, "apa yang kau lakukan kepada anak-anakku, berengsek."

To'ul mengangkat bahunya, lalu tersenyum licik, "jangan khawatir. Aku tidak melakukan apa-apa kepadanya. Mereka hanya pingsan. Sebentar lagi juga siuman."

Sye menghela nafas. Setidaknya mereka tidak melakukan hal yang lebih buruk dari itu.

Gadis itu memandang anak-anaknya. Rasanya ingin merangkul mereka berdua, tetapi tali yang mengikatnya tidak membiarkannya bergerak dengan leluasa.

Satan memandang keluarganya dengan pilu. Batinnya sudah berkecamuk sejak awal, tapi sekarang rasanya ia ingin menghancurkan seluruh Devildom.

To'ul tertawa terbahak-bahak. Dia menganggap bahwa semua ini hanyalah sebuah film komedi yang sedang dalam puncak komedinya.

Xya dan Sytrus mulai siuman. Sye yang melihat itu menjadi sangat lega dan senang. Kakak beradik tersebut kemudian melihat ke sekitar dan menyadari bahwa bahaya sedang melanda mereka

"Jadi? Apa keputusanmu, Iblis? Apa kau akan memberikan Pusaka tersebut kepada kami?"

Satan berteriak, emosinya sudah tidak bisa disembunyikan, "TIDAK MUNGKIN KAMI MEMBERIKAN PUSAKA ITU KEPADA SEORANG YANG RENDAH SEPERTI MU!!!"

Senyum To'ul terbalik. Ia tentu kesal dengan semua yang terjadi ini. "Baiklah. Jika itu maumu."

To'ul memberi isyarat kepada para prajuritnya. Para prajurit kemudian berjalan ke arah Sye, Xya dan Sytrus.

Dan di saat itu juga, mereka langsung menghajar mereka bertiga.

Mereka dijambak, dipukul, dilempar hingga babak belur.

Satan sudah tidak tahan lagi, dia ingin menghajar To'ul dan pasukannya.

Ia merangsek ke depan, tetapi Lucifer dan Mammon berhasil menahannya.

"AGGGHHHHHH!!! LEPASKAN!!!"

Satan sudah sangat marah. Seluruh saudaranya juga akhirnya ikut serta untuk menahannya. Dia bahkan lebih mengerikan daripada saat Lucifer marah besar. Bisakah kau bayangkan betapa mengerikannya itu?

"Berikan. Atau mereka akan habis."

Kondisi Xya dan Sytrus buruk, terutama Sye yang sudah babak belur tadinya. Sekarang kondisinya hampir kritis.

Sye berteriak dengan sisa tenaganya, "Jangan lakukan Lucifer! Jangan pernah serahkan Pusaka itu!"

To'ul menendang perut Sye, "tutup mulutmu!"

Gadis itu akhirnya tergeletak, tidak sadarkan diri. Xya yang masih dipukuli menghindar mereka dan bergegas ke arah ibunya.

"Mama?! Bangun! Ma!!!"

Sytrus ingin melihat ibunya, tetapi ia tidak bisa lepas dari tahanan para Prajurit bayangan tersebut.

Xya melihat ke arah ayahnya, matanya panas. Melihat ayahnya dengan ekspresi memohon. 'Tolong lakukan sesuatu..' Seperti itu.

Satan berkontak mata dengan anaknya. Bisa ia lihat bulir-bulir air mata anak sulungnya mengalir deras.

Ia juga melihat ke arah si bungsu. Para prajurit telah selesai menghajarnya. Ekspresinya kesakitan, dipukuli habis-habisan. Tetapi ketika menyadari ayahnya sedang memandangnya, ia tersenyum pilu. 'Tidak apa-apa..aku baik-baik saja.' itulah arti senyuman tersebut.

".....kan."

To'ul mengangkat alisnya dengan senyuman. "Apa yang kau bilang, Iblis bodoh?"

Satan memandang ke bawah, "Aku bilang..."

"HENTIKAN!!"

Satan berhasil lepas dari tahanan para saudaranya. Ia melesat ke depan dan menyerang To'ul. To'ul belum sempat bereaksi ketika sebuah pukulan keras telak mengenai tengkoraknya.

Si Pemimpin bayangan terpental ke dinding, mengenai beberapa prajurit di belakangnya. Satan lalu menghabisi seluruh pasukan yang berada di sekitar To'ul dalam sekejap.

Satan sudah benar-benar marah. Dan Asmodeus pernah bilang,

"Jika Satan sudah marah beneran, begitu saja. Dunia akan lenyap dalam hitungan menit!"

Ia menghancurkan semua yang ada di depannya, termasuk kepala-kepala para bayang-bayang hitam tersebut.

Saat semua ini terjadi, Saudara-saudaranya bergegas pergi mengambil Sye dan anak-anak. Mereka membawa mereka ke tempat yang aman.

Setelah semua prajurit habis ia pecahkan kepalanya, ia berbalik ke To'ul yang masih terjebak di dinding.

Satan mencekik leher To'ul, yang kepalanya sudah berdarah dari terhempas ke dinding.

"Dengarkan aku, bayangan tidak ada guna."

"Jika kau. menyentuh, atau MELIHAT keluarga ku lagi, aku akan membunuhmu untuk kedua kalinya."

Satan memperkuat cekikannya, membuat To'ul berteriak tertahan.

"Dan jangan pernah HARAP, kau akan mendapatkan SEDIKITPUN AMPUN."

To'ul meronta-ronta, berusaha keluar dari cekikan Satan, tetapi sudah terlambat. Ia sudah tidak bisa bernafas.

To'ul telah mati di tangan Satan.

Satan belum puas. Kepala dari mayatnya To'ul kemudian dihempaskan beberapa kali ke dinding, membuat dinding itu retak dan kepalanya pun pecah.

Satan melempar tubuhnya, lalu menginjaknya dengan keras. Kau bisa melihat semua organ dan darah hitam keluar dari tubuh To'ul yang tak bernyawa.

Sesudah selesai bermain dengan mayat To'ul, Satan menoleh ke arah dimana Saudara-saudaranya telah keluar dari persembunyian. Bersama dengan anak-anaknya, dan istrinya yang sedang digendong Beelzebub.

Satan mengusap wajahnya yang penuh darah korban penyiksaannya, lalu berjalan ke arah keluarganya.

Xya dan Sytrus berlari ke Satan dan memeluknya.

"Papa!!! Apakah kau baik-baik saja???"

Satan mengelus kepala kedua anaknya, "tentu aku baik-baik saja. Tetapi apakah kalian tidak apa-apa? "

Satan memeriksa kedua anaknya, dia khawatir luka mereka bisa terinfeksi.

"Tidak apa, Pa. Paman Asmo sudah membersihkannya dan Paman Lucifer melakukan beberapa mantra penyembuhan. Jadi kami sekarang tidak apa-apa."

Satan menghela nafas lega, lalu memeluk kedua anaknya. Ia memandang Lucifer dan Asmo, "terimakasih, Lucifer, Asmo."

Lucifer melakukan senyum khasnya, "sama-sama, Satan."

"Tentu saja, Satan~" Jawab Asmo.

Ia tersenyum, lalu menoleh ke Beel, "Bagaimana Sye, Beel?"

"Dia baik, tetapi masih tidak sadarkan diri dan beberapa tulangnya sudah remuk. Lucifer bilang Solomon bisa menyembuhkannya."

Satan tersenyum simpul, lalu melangkah ke istrinya.

Ia mengecup dahinya, dan berbisik "kau kuat sekali, Sye. Aku percaya padamu."

Satan kembali menghadap anaknya. Ia tersenyum hangat. Ia tidak lagi marah karena keluarganya ada di sini.

Xya lalu angkat suara, "Papa?"

"Hm?"

"Terima kasih. Kau memanglah Papa yang terbaik.

Sytrus mengangguk, "Papa adalah pahlawan kami." Sytrus tersenyum dengan senyuman ibunya.

Satan terkejut pada awalnya, tetapi akhirnya tersenyum dan mengangguk.

"Izinkan aku untuk menjaga kalian seumur hidupku."

‧͙⁺˚*・༓☾🍵☽༓・*˚⁺‧͙

___________________________

💚ʜᴀᴘᴘʏ ғᴀᴛʜᴇʀ's ᴅᴀʏ💚

___________________________
[ᴊᴜɴᴇ 𝟽ᴛʜ '𝟸𝟷]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top