- K E R E -
Story by SsanofaaChi_
PungudEvent💜
Jibaku Shounen Hanako kun © Iro Aida
.
.
.
.
! 𝗪 𝗔 𝗥 𝗡 𝗜 𝗡 𝗚 !
•𝗧𝘆𝗽𝗼 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻
•𝗢𝗢𝗖 4 𝗹𝗶𝗳𝗲
•𝗔𝗻𝗴𝘀𝘁(?)
•𝗣𝗹𝗼𝘁 𝗸𝗹𝗶𝘀𝗲
•𝗛𝘂𝗺𝗼𝗿 𝗴𝗮𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗿𝗲𝗻𝘆𝗲𝘀
•𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵, 𝗰𝗼𝗽𝗮𝘀 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘂!
•𝗘𝗻𝗷𝗼𝘆♡
.
.
.
Seorang wanita berparas cantik cem dude herlino sedang duduk melamun di tepian ranjang kamar. Pikirannya semrawut tak karuan memikirkan masalah perekonomian yang tengah melanda keluarganya sekarang.
Wanita beranak dua berlaki lima.g itu menengadah keatas takkala merasa seseorang tengah memegang salah satu bahunya.
Manik indah sayunya itu menatap sesosok lelaki yang menurutnya sangat ganteng melebihi stepen wiliam alias boy yang saat ini tengah berdiri dihadapannya.
Dengan suara lirih wanita itu berucap,
"Tsu, beras kita habis"
Sang suami hanya bisa tersenyum sendu sembari mendudukkan dirinya disamping sang istri.
"Iya Se-chan, Tsu tau. Mau ngutang dulu biar kita bisa makan?"
Tsukasa memegang bahu istrinya lembut.
"Utang kita udah banyak di warung Amane. Itu aja belum bisa bayar"
"Gapapa, yang penting bisa makan kan? Kasihan Momo Mimi belum makan dari sore tadi"
"Tapi, aku malu ngutang kesana. Takut kena omel mak Rose"
"Ahahaha, Rose-chan emang garang si. Jadi nggak heran"
Seli menghembuskan nafas lelah, "Jadi gimana ni.. "
"Maaf ya Se-chan, gara-gara Tsu kita jadi kesusahan kaya gini"
Seketika manik Seli melotot tajam.
"Ya! Ini semua salah mu! Salah mu! Coba kamu lebih sabar lagi pas disuruh-suruh bersihin ini itu di tempat kerja! Pasti sampai sekarang keluarga kita masih bisa makan enak!"
Tsu mulai terisak, "Iya, tapi Tsu nggak mau disuruh-suruh"
"Lah? Gimana si!? Kan emang gitu kerjaan OB"
"Ya tapi Tsu gamau"
Seli tepok jidat, menglelah dengan kelakuan suami gobloknya.
"Tau gini gak usah nolak pas diajak kerja om Rampo di ADB. Pangkatmu bakalan naik gede disana! Kamu si malah milih jadi OB di kantornya Armin"
"Ya kan waktu itu Tsu gatau OB itu apa"
"Guoblok! Mangkanya sekolah. Jangan ngilang di rumah merah!"
"Iya iya, Se-chan udah ih.. Jangan marah-marah gitu"
"Buacot! Diem! Kamu goblok mangkanya aku marah!"
"Hiks iya... Maaf hiks"
Sementara itu di ambang pintu yang tidak tertutup rapat kamar TsukaSeli, terdapat sepasang kakak adik yang sedari tadi menyaksikan perdebatan antar orang tua mereka.
Keduanya menatap tak mengerti kedua orangtua yang entah tengah memperdebatkan apa disana.
Pasalnya memang suara yang terdengar dari dalam sangatlah remang-remang yang membuat kedua bocah itu tidak terlalu mendengar dengan jelas.
"Mimi, Mama serem banget ya, kasihan itu Papa sampe nangis"Celetuk sang bocah lelaki.
"Momo, Mama tu nggak serem. Dan papa nangis bukan gara-gara dimarahi Mama. Tapi Papa nangis gara-gara gak kuat lihat kecantikan Mama"Balas sang gadis dengan polosnya.
"Emang Mama cantik? Perasaan b aja"
"Lah emang Papa ganteng? Perasaan lebih gantengan paman Amane"
"Lah? Bukannya muka mereka samaan ya?"
"Enggak, paman Amane lebih putih giginya. Kalo Papa kuning"
"Oh, baru tau"
"Yaudah yuk balik ke kamar. Nanti kalo Mama tau bisa-bisa kita di gebukkin"
"Iya hayuk"
Mereka berdua pun kembali kekamar, dan sementara itu kita kembali kepada TsukaSeli.
"Yaudah Se-chan, jangan marah lagi ya.. Tsu kan udah minta maaf. Tsu besok cari kerja lagi deh. Sampe dapet, Tsu janji"
"Iya, maaf udah ngamok-ngamok kek Titan ke kamu"
"Gapapa kok, Se-chan titan pun Tsu tetep sayang"
"Ah gembel kamu"
"Gombal neng"
"Iya itu"
"Yaudah dari pada pusing-pusing gimana kalo kita refreshing badan aja?"
"Iya mau, tapi aku dibawah ya"
"Iya, Se-chan dibawah aja. Biar Tsu yang aktif"
"Oke"
Sementara itu dikamar Momo dan Mimi.
Momo sang kakak menutup pintu kamarnya yang terletak bersebelahan dengan kamar TsukaSeli.
Berjalan mendekat keatas ranjang dimana sudah ada Mimi sang adik yang sudah duduk anteng diatasnya..
Tapi sebelum itu manik ruby nya tak sengaja menangkap sebuah kalender yang bertengger dengan apik di dinding-dinding kamar.
Segeralah ia mendekat kearah sana.
"Ne Mimi, besok adalah hari ayah"
Celetuk Momo dibarengi dengan keberadaan sang adik yang kini sudah berdiri tegap disampingnya.
"Tapi tanggalan ini aneh. Masa iya hari ayah bulettannya banyak banget. Ada yang tgl 7, 1, bahkan akhir bulan pun ada. Ini tanggalan mau ngelawakin kita ya?"Balas Mimi akhirnya.
Memang benar apa yang dikatakan oleh gadis kecil itu, pasalnya tanggalan yang ia lihat sekarang lingkaran untuk memperingati hari raya sangatlah bejibun.
Membuat kedua bocah itu bingung dan heran sendiri.
"Tapi tgl 7 ada, dan itu besok"Momo ambil alih.
"Iya, kenapa? Mau ngasih kado Papa?"
"Tentu saja! Papa akhir-akhir ini jarang ada waktu buat kita. Dia selalu pergi pagi dan pulang malam seperti bang toyip. Dan pulang-pulang dia pasti kena omel Mama. Kira-kira Papa kenapa ya?"
"Mungkin cari Mama baru"
"Mama baru?"
"Ya, temenku pernah bilang, kalo kalian jarang lihat Papa kalian di dalam rumah, itu artinya Papa kalian nyari Mama baru"
"Hah? Mulut siapa itu?"
"Kakak titid"
"Oh, anaknya paman Amane?"
"Um! Jadi gimana besok? Jadi beri hadiah buat Papa?"
"Jadi dong, yaudah Mimi tidur sana. Momo mau ritual malam dulu"
"Okei~"
"Ahhh! T-tsuh-- y-yameteh!"
Seketika badan mereka berdua menegang. Mendengar jeritan sang Mama yang begitu histeris membuat bulu kuduk mereka seketika berdiri.
Bukannya takut, tapi suara sang Mama begitu sangat berbeda dari suara orang yang tengah kesakitan.
Melainkan lebih mirip dengan orang yang sedang sakaw.
"Pppsss T-tsuh-- d-dame dame dame nghhh"
Lihat? Benerkan? Seperti orang sakaw.
Sakawratul maut.y
"N-ne Mimi, a-apa yang Papa lakukan kepada Mama?"
"Bikin anak"
"Hah?!"
"Maksudku, Papa lagi balas dendam sama Mama. Papa ngasih pelajaran ke Mama karna habis bikin dia nangis"
"S-souka? Yaudah, kita tidur aja sekarang"
"E-eh? Ritual malammu?"
"Nggak jadi, besok aja"
"O-okei"
ΔΔΔΔΔ
09.00
"Papa!!"
Seru kedua bocah berparas sama yang tak lain adalah Momo Mimi.
Kebetulan sekali hari ini Tsu tidak pergi keluar, karena semalaman penuh tubuhnya ia gunakan untuk bertempur diatas ranjang yang mana hal itu mengakibatkan badannya keram dan pegel-pegel semua.
Ya gimana engga? Lawong si Selinya aja gak mau gantian kok. Egois dia mah, maunya dibawah terus dan gak mau ganti posisi.
Hooh, anak siapa si? Gak kenal aku. Cuih.
Sang Papa yang melihat kedua putra-putrinya tengah menghampiri pun segera merentangkan tangan berniat untuk memeluk tubuh mungil keduanya.
Merasa sang Papa nya sudah siap menyambut, Momo Mimi segera melompat kayang kearah Papanya yang mengakibatkan Tsukasa oleng kebelakang dan jatuh bangun aku gedebug.yeah
Membuat Seli yang sedang memasak didapur jadi terkaget-kaget dan langsung berlari kearah ruang tengah untuk melihat apa yang sedang terjadi disana.
"Oi oi ada apa?!"Teriak Seli kuat cem toak mushola.
"Yey!! Papa di rumah!"
Ucap mereka berdua serempak membuat Tsu tertawa senang.
"Ahahaha kalian ada apa? Kok kayaknya seneng banget gitu?"
"Seneng lah! Kan Papa dirumah, jadi kita bisa main jaran-jaranan!"Balas Momo bersemangat.
"Haha oke oke! Boleh, apasi yang gak buat anak kesayangan~"
Tsu mengacak surai coklat Momo lembut.
"Mimi mau main Babi-babian! Papa yang jadi babi nya!"
"Boleh~ anjing pun boleh~"
"Yey!! Papa babi!! Papa anjing!!"
Hati Tsukasa miris mendengar ini.
Nampak Momo yang sepertinya berjalan kembali kedalam kamar untuk mencari entah apa. Tsukasa nampak mengernyitkan dahi atas tindakan anak sulungnya.
Dan saat kembali, Momo nampak seperti memegang sesuatu. Sebuah kotak yang dubalut kertas kado dan bertalikan pita merah.
"Papa lihat ya! Kami ada sesuatu untuk Papa!"
Oke jadi disini si Seli kayaknya terkacangi.
Tsukasa memiringkan matanya. Eh alisnya. Tak paham dengan ucapan sang bungsu Mimi.
"Hah? Apa itu?"
"Ini pa! Ini! Ini buat Papa! Selamat hari Papa!"Ucap Momo bersemangat seraya menyodorkan kotak berbalut pita merah tadi.
Tsukasa tercekat. Tubuhnya mematung sejenak saat mendapati kedua anaknya yang memperlakukannya seperti itu. Sebuah hal yang tak terduga.
"Papa adalah Papa yang terbaik! Aku sayang Papa! Selamat hari Papa!"Kali ini Mimi yang berucap.
"K-kalian.. T-terimakasih"
Tsukasa memeluk kedua tubuh mungil itu segera seraya menitikkan air mata.
"Gomen.. Papa belum bisa menjadi Papa yang baik buat kalian"
"Ie ie! Papa adalah Papa yang terbaik diseeluuuruh dunia!"
"Ah ahahaha kalian ini.."
"Kalo begitu buka kadonya Papa! Mimi Momo beli sendiri loh!"
"Ah okeii"
Tsukasa pun kemudian mulai membuka bahkan merobek kertas yang membalut kotak kecil itu. Seli yang merasa masakannya sudah siap walaupun separuh gosong karena sempat ia tinggal tadi pun mulai menghampiri keluarga kecilnya.
"Ada apa nih?"
Oke. Balutan sudah terlepas sempurna, sekarang tinggal membuka tutup kotak dan Tsukasa akan mengetahui apa yang sebenarnya berada dibalik kotak kecil itu.
1.
2.
3.
"Uwaa-- eh?"
"Hehe, baguskan Pa?"Ucap Mimi cengir kudai.
"Kok tisu? Tisu buat apa heh?"
"I-itu ini rencana Momo! Salahkan dia!"
"E-eh? Kok aku? Em, i-ini loh Pa, papa kan sering dibikin nangis Mama, nah Mimi Momo kasihan lihat Papa digituin, jadi kita kasih Papa tisu, buat ngelap air mata Papa, ehe ehehehehe"
"Mama tros"
"Oalah.. Astaga, kalian ini lucu banget si!"Tsukasa gemas dan akhirnya mencubit kedua pipi anaknya kuat.
Membuat kedua bocah itu meringis sakit.
"Tapi baiklah, Papa terima. Makasih yahh anak-anak baik Papa. Papa senang.. "
"Sama-sama Papa!!"
Tsukasa lagi-lagi memeluk kedua tubuh mungil itu kuat hingga membuat mereka kualahan bernafas. Melihat hal itu membuat Tsu seketika melepaskan pelukannya dan malah cengir cengir kek orang gila.
"Btw Momo suka gaya Papa"
"Eh? Maksudnya?"
"Ya, Papa gak tinggal diem kalo di bikin Mama nangis. Papa langsung balas Mama sampe buat Mama jerit-jerit kesakitan! Mana suara Mama kayak gimanaaaa gitu Awokwokwok"
Seketika TsukaSeli terkejut dengan penuturan anaknya. Mereka tahu betul yang dimaksud Momo adalah 'itu'. Tapi bocah itu salah tanggap dalam mengartikannya.
Mereka malu. Malu. Dan malu. Apa lagi Seli yang saat ini wajahnya sudah memerah layaknya buah naga.
Seli menatap sinis kearah Tsukasa seolah mengatakan "Ini semua salahmu".
Tsukasa yang melihat hal itu hanya bisa tertawa renyah dan merasa geram sekaligus gemas dengan lawakan yang diciptakan oleh keluarga kecilnya ini.
"Yah, Mama mu memang suka jerit-jerit kalo malam. Ahahaha~ dan itu selalu berhasil bikin Papa senang"
.
.
.
.
End
Seli note :
Awokwok gimana gimana? Aku udh berumah tangga sama tsukasa anjir, anakku namanya Momo Mimi bagus anjir bagus!!
Makasih yah yg udh vomet cerita cringe ku ini aww lupyu kalian ❤❤
Dah deh gitu aja..
Sekian terima budi ❤😍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top